3 . Da ya Sa in g Ja n gk a P a n j a n g 4 . V isi I n d u st r i I n d onesia d a n Ra p im n a s Ka d in

Akibatnya, back- loading kegiatan menjadi semakin parah, dan penyelesaian proyek multi- year berjalan lambat. 2 2 . Bu r u k n y a k ua lit a s k e bij a k a n Kebijakan cenderung ad hoc karena payung kebijakan menyeluruh tidak dipersiapkan, mengakibatkan kredibilitas pemerintah yang rendah dan tidak meningkatkan iklim bisnis dan investasi. Contoh terakhir adalah respons terhadap kenaikan harga minyak bumi. Tidak adanya kebijakan energi yang komprehensif dan robust telah mengakibatkan pembahasan menjadi tidak konseptual, teknis dan berdimensi jangka pendek. 2 3 . Bu r u k n y a k e r a n gk a im ple m e nt a si k e bij a k a n lin t a s se k t or a l. Hal ini terutama berkaitan dengan wewenang yang tidakjelas dan anggaran lintas sektoral yang tidak ada terbatas bagi lead organizations yang diberi tugas.

B. 3 . Da ya Sa in g Ja n gk a P a n j a n g

Untuk memelihara dan meningkatkan daya saing dalam Jangka panjang, sekarang ini kita hendaknya menyusun: 2 4 . Ke bij a k a n da n I m ple m e n t a si lin t a s se k t or Kebijakan strategik dan kerangka implementasi lintas sektor yang robust. Setidaknya untuk beberapa masalah yang penting seperti kebijakan energi, perluasan kesempatan kerja, sunset and sunrise industries, integrasi teknologi, perencanaan tenaga kerja, pendidikan dan pelatihan untuk industri- industri tertentu. 2 5 . Re form a si Adm in ist r a si N e ga r a Pemerintah perlu membuat agenda besartentang reformasi administrasi negara. Reformasi ini hendaknya lebih dari sekedar kenaikan gaji dan perubahan job description. Reformasi proses kebijakan merupakan komponen yang sangat penting bagi negara modern yang senantiasa berhadapan dengan berbagai masalah lintas sektor, masalah complex emergencies, masalah tak terduga yang timbul dari proses globalises dan regionalisasi. Satu sama lain, hal- hal ini menuntut respons yang cepat dan memadai dari CEO pemerintah. Dalam pada itu, kemampuan kantor Kepresidenan dalam bidang kebijakan strategik sangat terbatas.

B. 4 . V isi I n d u st r i I n d onesia d a n Ra p im n a s Ka d in

Tentu saja pengelolaan dan pembangunan perekonomian tidak bisa berdasarkan pada suatu kondisi jangka pendek. Tetap diperlukan acuan perencanaan jangka panjang dan pelaksanaan jangka menengah dan pendek. Dalam kaitan dengan perencanaan jangka panjang, pada tahun 2004 telah berkembang wacana mengenai Visi I ndustri I ndonesia 2030 dan untuk jangka menengah perlu ada suatu peta- jalan pembangunan industri yang disebut roadmap industri 2010. Tahun 2008 adalah tahun keempat perencanaan jangka menengah tersebut. I ni merupakan momentum yang tepat decisive momentum untuk melakukan tinjauan atau review terhadap roadmap 2010 maupun terhadap Visi 2 030. Berdasarkan momentum itulah Rapat Pimpinan Nasional Rapimnas Kamar Dagang dan I ndustri Kadin 2008 diselenggarakan dengan tema Opt im a lisa si Re ra n Du n ia Usa ha da la m Pe r ce pa t a n Pe m ba n gu na n I n fr a st r u k t u r , Ke t e r se dia a n Ene r gi da n Ke t a h a n a n Pa n ga n Topik- topik pembahasan dalam persidangan Rapimnas Kadin 2007 difokuskan pada tema tersebut. I I KEBI JAKAN STRATEGI S DAN LANGKAH TAKTI S

A. U