GAMBARAN DATA PAJAK RESTORAN

BAB III GAMBARAN DATA PAJAK RESTORAN

A. Defenisi Pajak

Sebelum membahas gambaran data pajak Restoran, maka kita harus terlebih dahulu mengetahui tentang defenisi pajak. Adapun defenisi pajak menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut : Menurut Rochmat Sumitro, Suandy, 1990 ; 5 pajak adalah iuran wajib rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapatkan jasa timbal balik kontraprestasi yang langsung dapat ditujukan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Menurut S.I. Djajadiningrat, Resmi. 2008 ; 1 Pajak adalah sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung. Dari pendapat diatas dapat dijelaskan pajak secara umum yaitu iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah Restoran atau rumah makan adalah tempat yang disediakan untuk menyantap makanan dan minuman dengan dipungut bayaran termasuk kedai nasi, kedai kopi, warung tempat jual makanan minuman, tempat berdiskotik dan berkaraoke kecuali usaha jasa catering dan usaha jasa boga. Universitas Sumatera Utara Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan dengan pembayaran direstoran.

B. Objek dan Subyek Pajak Restoran

Adapun yang menjadi objek dan subyek daripada pajak restoran ini, yaitu:

1. Objek Pajak Restoran

Objek Pajak Restoran adalah pelayanan yang disediakan restoran dengan pembayaran. Yang termasuk didalam objek pajak restoran adalah rumah makan, café, bar, dan sejenisnya, dan meliputi penjualanan makanan dan atau minuman direstoran rumah makan, termasuk penyediaan penjualan makanan minuman yang diantar pulang. Dikecualikan dari objek pajak restoran adalah : a. Pelayanan usaha jasa boga atau catering. b. Pelayanan yang disediakan oleh restoran atau rumah makan yang pendapatan brutonya tidak melebihi batas Rp. 600.000,- enam ratus ribu rupiah per bulan. c. Penjualanan makanan dan minuman ditempat yang disertai dengan fasilitas penyantapannya di Hotel.

2. Subyek Pajak Restoran

a. Subyek Pajak Restoran adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran kepada restoran. Yang termasuk kedalam subyek pajak restoran adalah konsumen yang menikmati dan membayar pelayanan yang diberikan oleh pengusaha restoran. b. Wajib Pajak Restoran adalah pengusaha restoran, yaitu orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaannya melakukan usaha dibidang rumah makan. Universitas Sumatera Utara

C. Dasar Pengenaan 1. Dasar Pengenaan Pajak Restoran

Dasar pengenaan pajak restoran adalah jumlah pembayaran yang dilakukan kepada restoran.

2. Tarif Pajak Restoran

Tarif pajak restoran ditetapkan paling tinggi sebesar 10 dan ditetapkan dengan kabupaten atau kota yang bersangkutan.

3. Perhitungan Pajak Restoran

Besarnya pokok pajak restoran yang terutang dengan cara mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak. Secara umum perhitungan pajak restoran adalah sesuai dengan rumus sebagai berikut : Pajak terutang = tarif x Dasar pengenaan pajak = tarif x jumlah pembayaran

D. Prosedur Pemungutan Pajak Restoran

Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data objek dan subyek pajak atau retribusi penentuan besarnya pajak atau retribusi yang terutang sampai kegiatan penagihan pajak atau retribusi kepada Wajib Pajak atau Wajib Retribusi serta pengawasan penyetorannya. Pelaksanaan pemungutan pajak restoran dilakukan dengan system official assessment dan self assessment. Sistem Self Assessment adalah system dimana wajib pajak dipercaya untuk melakukan pemungutan sendiri, perhitungan, membayar dan melaporkan sediri pajak yang terutagnya ke kas daerah, sedangkan Official Assessment adalah system dimana pemunutan pajak dilakukan oleh fiskus, menetapkan pajak Universitas Sumatera Utara terutang, melalui data atau dengan kata lain pajak yang terutang sudah dihitung dan ditetapkan oleh petugas pajak. Adapun Mekanisme Pemungutan Pajak Restoran, antara lain : 1. Pendaftaran dan pendataan 2. Penetapan 3. Kegiatan penyetoran 4. Penagihan

E. Tata Cara Pembayaran Pajak Restoran

Tata cara pembayaran pajak restoran menurut peraturan yang berlaku adalah sebagai berikut : 1. Pembayaran pajak restoran dilakukan di Kas Daerah atau tempat lain yang ditunjuk oleh Kepala Daerah dalam waktu 30 tiga puluh hari setelah diterimanya SPTPD, SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, dan STPD. 2. Apabila pembayaran pajak dilaukukan ditempat lain yang ditunjuk oleh kepala daerah, hasil penerimaan pajak harus disetor ke Kas Daerah selambat – lambatnya 1 x 24 jam atau dalam waktu yang ditentukan oleh Kepala Daerah. 3. Semua jenis pembayaran pajak harus dilakukan dengan menggunakan SSPD. 4. Pembayaran pajak dengan system membayar sendiri, dilakukan di Kas Daerah atau ditempat lain yang ditunjuk oleh Kepala Daerah pada tanggal tertentu berdasarkan SPTPD atau pajak yang telah dipungut dalam masa pajak, bilamana tanggal tesebut jatuh pada hari libur maka jadwal pembayaran dimundurkan pada tanggal berikutnya. Kegiatan pembayaran atau penyetoran pajak daerah yang terutang ke kas daerah atau tempat lain yang ditunjuk oleh kepala daerah. Kegiatan pembayaran yang Universitas Sumatera Utara dilakukan di DPKAD Kabupaten Mandailing Natal melalui Bendaharawan khusus penerimaan BKP . Kegiatan pembayaran terdiri dari : 1. BKP menerima setoran disertai Surat Ketetapan Pajak Daerah dengan media SSPD. 2. Selanjutnya SSPD tersebut divalidasi atau dicap, aslinya disertai SKPD dikembalikan ke wajib pajak yang bersangkutan. 3. Berdasarkan SSPD yang telah divalidasi dengan register atau dicap dicatat dan dijumlahkan dalam Buku Pembantu Penerimaan Sejenisnya melalui BKP dan selanjutnya dibukukan dalam Buku Kas Umum. 4. BKP menyetorkan uang ke Kas Daerah secara harian yang disertai Bukti Setoran Bank. 5. BKP secara periodikal bulanan menyiapkan Laporan Realisasi Penerimaan dan Penyetoran Uang yang ditanda tangani oleh Kepala Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. 6. BKP mendistribusikan : a. Media setoran yang telah divalidasi ke Unit Kerja Pembukuan dan Pelaporan. b. Buku PembantuPenerimaan Sejenisnya ke Unit Kerja Pembukuan dan Unit Kerja Penagihan serta Unit Kerja Pendataan. c. Laporan Realisasi Penerimaan dan Penyetoran Uang kepada Kepala Daerah, Kepala Dinas Pngelolaan Keuangan dan Aset Daerah, Unit Kerja Perencanaan dan Pengendalian Operasional. Universitas Sumatera Utara

F. Tata Cara Penagihan

1. Surat Teguran atau Surat Peringatan atau Surat Lain yang sejenisnya sebagai awal tindak pelaksanaan penagihan pajak dikeluarkan 7 tujuh hari sejak saat jatuh tempo pembayaran. 2. Dalam jangka waktu 7 tujuh hari setelah tanggal Surat Teguran atau Surat Peringatan atau Surat Lain yang sejenisnya, wajib pajak harus melunasi pajak yang terutang. 3. Surat Teguran atau Surat Peringatan atau Surat Lain yang sejenisnya dikeluarkan oleh pejabat. 4. Apabila jumlah pajak yang masih harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana telah ditentukan dalam Surat Teguran atau Surat Peringatan atau Surat Lain yang sejenisnya, jumlah pajak yang harus dibayar ditagih dengan Surat Paksa. 5. Pejabat menerbitkan Surat Paksa segera setelah lewat 21 dua puluh satuhari sejak tanggal Surat Teguran atau Surat Peringatan atau Surat Lain yang sejenisnya. 6. Apabila pajak yang harus dibayar tidak dlunasi dalam jangka waktu 2 x 24 jam sesudah tanggal pemberitahuan Surat Paksa, pejabat segera menerbitkan Surat Perintah Melaksanaan Penyitaan. 7. Setelah dilakukan penyitaan dan wajib pajak belum juga melunasi utang pajaknya, setelah lewat 10 sepuluh hari sejak tanggal pelaksanaan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, Pejabat mengajukan permintan penetapan tanggal pelelangan kepada Kantor Lelang Negara. Universitas Sumatera Utara 8. Setelah Kantor Lelang Negara menetapkan hari tanggal, jam, dan tempat lelang, juru sita memberitahukan dengan segera secara tertulis kepada Wajib Pajak. 9. Bentuk, jenis dan isi formulir yang digunakan untuk pelaksanaan penagihan pajak daerah ditetapkan oleh Kepala Daerah. Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI