BAB II PERATURAN YANG BERKAITAN DENGAN PORNOGRAFI
DALAM HUKUM POSITIF DI INDONESIA SEBELUM LAHIRNYA UU NO. 44 TAHUN 2008 TENTANG PORNOGRAFI
A. Menurut Peraturan Sebelum Lahirnya UU No. 44 Tahun 2008
1. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP Di dalam
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP terdapat beberapa pasal yang mengatur tentang kejahatan pornografi yaitu pada Pasal 281,
Pasal 282, Pasal 283, dan Pasal 533 KUHP. Kejahatan pornografi yang dimaksud menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP termasuk dengan
kejahatan terhadap kesopanan. Dalam hal ini akan diuraikan pasal per pasal pengaturan yang
mengatur tentang kejahatan dalam pornografi, antara lain: 1. Pasal 281 KUHP dimana dinyatakan: dihukum penjara selama-
lamanya dua tahun delapan bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp 4.500,- empat ribu lima ratus rupiah, dalam hal:
a. barang siapa sengaja merusak kesopanan dimuka umum; b. barang siapa sengaja merusak kesopanan dimuka orang lain, yang
hadir tidak dengan kemauannya sendiri. Dalam hal ini maksud sengaja merusak kesopanan dimuka umum
dan dimuka orang lain artinya dimana perbuatan itu merupakan perbuatan yang sengaja dilakukan ditempat yang dapat dilihat atau
didatangi orang banyak ,seperti di pinngir jalan, di pasar, ataupun
di tempat-tempat umum lainnnya yang memungkinkan orang banyak dapat melihatnya.
2. Pasal 282 KUHP dimana dinyatakan: a. barang siapa menyiarkan, mempertontonkan atau menempelkan
dengan berterang-terangan suatu tulisan yang diketahui isinya, atau suatu gambar atau barang yang dikenalnya yang melanggar
perasaan kesopanan, maupun membuat, membawa masuk, mengirimkan langsung, membawa keluar atau menyediakan
tulisan, gambar atau barang itu untuk disiarkan, dipertontonkan atau ditempelkan sehingga kelihatan oleh orang banyak, ataupun
dengan berterang-terangan atau dengan dengan menyiarkan sesuatu surat, ataupun dengan berterang-terangan diminta atau
menunjukkan bahwa tulisan, gambar atau barang itu boleh di dapat, dihukum penjara selama-lamanya 1 tahun 4 bulan atau
denda sebanyak-banyaknya Rp 45.000,- empat puluh lima ribu rupiah;
b. barang siapa menyiarkan, mempertontonkan atau menempelkan dengan berterang-terangan suatu tulisan, atau suatu gambar atau
barang yang dikenalnya yang melanggar perasaan kesopanan, maupun membawa masuk, mengirimkan terus, membawa keluar
atau menyediakan surat, gambar atau barang itu untuk disiarkan, dipertontonkan atau ditempelkan, sehingga kelihatan oleh orang
banyak ataupun dengan berterang-terangan atau dengan
menyiarkan sesuatu tulisan menawarkan dengan tidak diminta atau menunjukkan, bahwa tulisan, gambar atau barang itu boleh di
dapat, di hukumj penjara selama-lamanya 9 bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp 45.000,- empat puluh lima ribu rupiah;
c. melakukan kejahatan yang diterangkan dalam ayat pertama dijadikan suatu pencaharian atau kebiasaan, oleh tersangka dapat
dijatuhkan hukuman penjara selama-lamanya 2 tahun 8 bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp 75.000,- tujuh puluh lima ribu
rupiah. Perbuatan yang dimaksud berupa menyiarkan, mempertontonkan,
atau menempelkan dengan terang-terangan di tempat umum yang dapat dilihat oleh orang banyak dimana tulisan itu melanggar
perasaan kesopanan atau kesusilaan, seperti buku yang isinya terdapat kata-kata atau gambar-gambar yang cabul, patung atau
gambar yang bersifat cabul yang berada di tempat umum atau film yang isinya bersifat cabul.
3.Pasal 283 KUHP dimana dinyatakan: a. dengan hukuman penjara selama-lamanya 9 bulan atau denda
sebanyak-banyaknya Rp 9.000,- sembilan ribu rupiah, dihukum barang siapa menawarkan, menyerahkan buat selama-lamanya atau
buat sementara waktu, menyampaikan di tangan atau mempertunjukkan kepada orang yang belum dewasa yang
diketahuinya atau patut diketahuinya atau patut disangkanya bahwa
oarang itu belum cukup umurnya 17 tahun sesuatu tulisan, sesuatu gambar, atau sesuatu barang yang menyinggung perasaan
kesopanan, atau sesuatu cara yang dipergunakan untuk mencegah atau mengganggu hamil, jika isi surat itu diketahuinya atau jika
gambar, barang dan cara itu diketahuinya. b. dengan hukuman penjara selama-lamanya 4 bulan atau kurungan
selama-lamanya 3 bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp 9.000,- sembilan ribu supiah, dihukum barang siapa menawarkan,
menyerahkan buat selama-lamanya atau buat sementara waktu, menyampaikan di tangan atau mempertunjukkan kepada orang
yang belum dewasa sebagai tersebut pada ayat pertama, sesuatu surat tulisan, sesuatu gambar, atau sesuatu barang yang
menyinggung perasaan kesopanan, demikian pula memperdengarkan dihadapan seorang yang belum dewasa sebagai
tersebut pada ayat pertama, isi surat yang menyinggung perasaan kesopanan, jika ia ada alasan yang cukup untuk menyangka, bahwa
tulisan, gambar atau barang itu melanggar kesopanan atau cara itu merupakan cara untuk mencegah atau mengganggu hamil.
Perbuatan yang dimaksud adalah perbuatan menawarkan, menyerahkan, mempertunjukkan sesuatu baik itu berupa barang,
gambar atau tulisan yang bersifat cabul kepada orang yang belum dewasa belum cukup umur 17 tahun.
4. Pasal 533 KUHP dimana dinyatakan: dengan hukuman kurungan selama-lamanya 2 bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp
3.000,- tiga ribu rupiah, yang termasuk perbuatan itu antara lain: a mempertunjukkan atau menempelkan sesuatu tulisan yang
namanya kepalanya, sampulnya kulitnya, atau isinya yang terbaca itu dapat menimbulkan nafsu birahi anak-anak muda,
ataupun mempertunjukkan atau menempelkan sesuatu gambar atau benda, yang dapat menimbulkan nafsu birahi anak-anak muda.
b memperdengarkan isi tulisan, yang dapat menimbulkan nafsu birahi anak-anak muda.
c menawarkan sesuatu tulisan, gambar atau benda yang dapat menimbulkan nafsu birahi anak-anak muda, atau dengan terang-
terangan atau dengan menyiarkan tulisan dengan diminta, menunjukkan bahwa tulisan, gambar atau benda itu dapat
diperoleh. d menawarkan, memberikan buat selama-lamanya atau buat
sementara waktu, menyerahkan atau memperlihatkan sesuatu tulisan, gambar atau benda demikian kepada seseorang yang
belum dewasa dibawah umur 17 tahun. e memperdengarkan isi tulisan dimuka seseorangyang belum
dewasa dibawah umur 17 tahun. Perbuatan yang dimaksud adalah perbuatan berupa
mempertunjukkan, menempelkan, menawarkan, memperdengarkan
sesuatu baik itu berupa gambar, tulisan yang mana diletakkan di tempat-tempat yang kelihatan oleh umum yang mana anak-anak
juga mungkin berada di tempat itu sehingga perbuatan itu dapat menimbulkan nafsu birahi anak-anak muda.
2. Undang-Undang Penyiaran Di dalam Undang–Undang Penyiaran No. 32 Tahun 2002 ada di atur
mengenai pornografi. Hal ini terdapat di dalam Pasal 57 jo Pasal 36 ayat 5, Pasal 57 jo Pasal 36 ayat 6, Pasal 58 jo Pasal 46 ayat 3.
Dalam hal ini akan diuraikan pasal per pasal pengaturan yang mengatur tentang kejahatan dalam pornografi, antara lain:
1. Pasal 57 jo Pasal 36 ayat 5 dimana dinyatakan: mengancam pidana terhadap siaran yang menonjolkan unsur cabul.
2. Pasal 57 jo Pasal 36 ayat 6 dimana dinyatakan: mengancam pidana terhadap siaran yang memperolokkan, merendahkan, melecehkan
danatau mengabaikan nilai-nilai agama, martabat manusia
Indonesia.
3. Pasal 58 jo Pasal 46 ayat 3 dimana dinyatakan: mengancam pidana terhadap siaran iklan niaga yang di dalamnya memuat antara lain:
- hal-hal yang bertentangan dengan kesusilaan masyarakat dan nilai- nilai agama; danatau
- eksploitasi anak di bawah umur 18 tahun. Pada Undang-undang ini disebutkan bahwa isi daripada penyiaran itu
haruslah wajib mengandung informasi, pendidikan, hiburan, dan
manfaat untuk pembentukan intelektualitas, watak, moral, kemajuan, kekuatan bangsa, menjaga persatuan dan kesatuan, serta
mengamalkan nilai-nilai agama dan budaya Indonesia. Sehingga apabila isi penyiaran itu mengandung adanya unsur cabul,
melecehkan nilai-nilai agama dan martabat manusia kesusilaan masyarakat serta adanya siaran yang terdapat eksploitasi anak di
bawah umur 18 tahun maka perbuatan itu dapat dipidana. 3. Undang-Undang Perfilman
Di dalam Undang–Undang Perfilman No. 8 Tahun 1992 ada diatur mengenai pornografi walaupun tidak secara jelas disebutkan. Hal ini terdapat di
dalam Pasal 40 jo Pasal 33 ayat 1, Pasal 40 jo Pasal 33 ayat 6. Dalam hal ini akan diuraikan pasal per pasal pengaturan yang
mengatur tentang kejahatan dalam pornografi, antara lain: 1. Pasal 40 jo Pasal 33 ayat 1 dimana dinyatakan: mengancam pidana
terhadap perbuatan yang dengan sengaja mengedarkan,
mengekspor, mempertunjukkan danatau menayangkan film danatau reklame film yang ditolak oleh lembaga sensor film
Indonesia. 2. Pasal 40 jo Pasal 33 ayat 6 dimana dinyatakan: mengancam pidana
terhadap perbuatan yang dengan sengaja mengedarkan, mengekspor, mempertunjukkan danatau menayangkan potongan film danatau
suara tertentu yang ditolak oleh lembaga sensor film Indonesia. Maksudnya adalah perbuatan yang mempertunjukkan danatau
menayangkan film atau reklame yang telah ditolak oleh lembaga sensor film Indonesia yang mana semua film danatau reklame yang
akan ditayangkan terlebih dahulu harus mendapat izin dari lembaga sensor film Indonesia, perbuatan yang mana juga menayangkan atau
mempertunjukkan potongan film ataupun suara yang telah ditolak oleh lembaga sensor film Indonesia juga dapat dipidana
4. Undang-Undang Pers Di dalam Undang–Undang Pers No. 40 Tahun 1999 ada diatur
mengeai pornografi walaupun tidak secara jelas disebutkan. Hal ini terdapat di dalam Pasal 18 jo Pasal 5 ayat 1, Pasal 18 jo Pasal 13 ayat 1.
Dalam hal ini akan diuraikan pasal per pasal pengaturan yang mengatur tentang kejahatan dalam pornografi, antara lain:
1. Pasal 18 jo Pasal 5 ayat 1 dimana dinyatakan: mengancam perbuatan yang memberitakan peristiwa dan opini yang melanggar
norma-norma agama dan kesusilaan. Pers nasional berkewajiban memberitakan peristiwa dan opini
dengan menghormati norma-norma agama dan rasa kesusilaan masyarakat serta asas praduga tak bersalah, bilamana perbuatan itu
dilanggar makan dapat dipidana.
2.Pasal 18 jo Pasal 13 ayat 1 dimana dinyatakan: mengancam perbuatan perusahaan pers yang memuat iklan yang bertentangan
dengan rasa kesusilaan masyarakat.
Dalam hal perbuatan perusahaan yang memuat iklan yang bertentangan dengan rasa kesusilaan di dalam masyarakat maka hal
itu dapat dipidana. 5. Undang-Undang Telekomunikasi
Di dalam Undang–Undang Telekomunikasi No. 36 Tahun 1999 mengenai pornografi tidak ada diatur secara jelas, dimana pornografi yang
dimaksud dalam hal ini termasuk ke dalam perbuatan kesusilaan yang mana ada di atur di dalam Pasal 45 jo Pasal 21. Dimana disebutkan di dalam Pasal 45 jo Pasal
21 yaitu diancam sanksi administrasi terhadap penyelenggara telekomunikasi yang melakukan kegiatan usaha penyelenggaraan telekomunikasi yang
bertentangan dengan kepentingan umum, kesusilaan, keamanan, atau ketertiban umum.
Maksud dari menyelenggarakan telekomunikasi yang bertentangan dengan kepentingan umum, kesusilaan, keamanan, atau ketertiban
umum, sehingga perbuatan itu dapat dipidana. Sehingga jika terbukti terdapat perbutan tersebut maka kegiatan usaha penyelenggaraan
telekomunikasi itu dapat dilakukan penghentian oleh pemerintah. 6. Undang-Undang ITE
Di dalam Undang–Undang Informasi dan Transaksi Elektronik ITE No.11 Tahun 2008, mengenai pornografi tindak pidana kesusilaan ada diatur di
dalam Pasal 45 jo Pasal 27 ayat 1, Pasal 50 jo 34 ayat 1, Pasal 52 ayat 1, ayat 4.
Dalam hal ini akan diuraikan pasal per pasal pengaturan yang mengatur tentang kejahatan dalam pornografi, antara lain:
1.Pasal 45 jo Pasal 27 ayat 1 dimana dinyatakan: mengancam pidana terhadap perbuatan yang mendistribusikan danatau mentransmisikan
danatau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik danatau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar
kesusilaan. Perbuatan yang dimaksud pada pasal ini adalah perbuatan yang
mendistribusikan danatau mentransmisikan danatau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik danatau Dokumen Elektronik yang
memiliki muatan yang melanggar kesusilaan, yang mana bila perbuatan ini dilakukan maka akan diancam pidana dengan pidana
penjara paling lama 6 enam tahun danatau denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 satu miliar rupiah.
2.Pasal 50 jo Pasal 34 ayat 1 dimana dinyatakan: mengancam pidana terhadap perbuatan yang memproduksi, menjual, mengadakan untuk
digunakan, mengimpor, mendistribusikan, menyediakan, atau memiliki perangkat keras atau perangkat lunak komputer yang
dirancang atau secara khusus dikembangkan untuk memfasilitasi perbuatan yang melanggar kesusilaan.
Perbuatan yang dimaksud pada pasal ini adalah perbuatan yang mendukung Pasal 27 dimana perbuatan ini berupa memproduksi,
menjual, mengadakan, menyediakan perangkat keras atau lunak
komputer yang khusus dirancang untuk memfasilitasi perbuatan yang melanggar kesusilaan, maka perbuatan ini dapat dipidana
dengan pidana penjara paling lama 10 sepuluh tahun danatau denda paling banyak Rp10.000.000.000,00 sepuluh miliar rupiah.
3.Pasal 52 ayat 1 dimana dinyatakan: mengancam pidana terhadap perbuatan yang menyangkut kesusilaan atau eksploitasi seksual
terhadap anak. Perbuatan yang dimaksud pada pasal ini adalah perbuatan yang
mendistribusikan danatau mentransmisikan danatau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik danatau Dokumen Elektronik yang
memiliki muatan yang menyangkut kesusilaan atau eksploitasi seksual terhadap anak, maka dapat dikenakan pemberatan
sepertiganya dari pidana pokok. 4.Pasal 52 ayat 4 dimana dinyatakan: mengancam pidana terhadap
korporasi yang melakukan pelanggaran terhadap kesusilaan. Perbuatan yang dimaksud pada pasal ini adalah perbuatan yang ada
di atur pada Pasal 27 sampai dengan Pasal 37 yang mana perbuatan itu dilakukan oleh korporasi, maka dapat diancam dengan hukuman
dipidana dengan pidana pokok ditambah dua pertiga.
B. Menurut UU No. 48 Tahun 2008 Tentang Pornografi