Uji Multikolinearitas Uji Heteroskedastisitas

commit to user 63

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linier yang pas diantara variabel yang menjelaskan, dapat dilakukan berbagai cara pengujian. Gejala Multikolinearitas adalah pada saat R ² sangat tinggi, namun tidak ada satupun dari koefisien regresi yang signifikan secara statistik melalui uji-t. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas Ghozali, 2005. Pedoman yang digunakan adalah, jika nilai R²a R² regresi awal lebih besar dari R² pada regresi antar variabel bebas, maka dalam model tersebut tidak terdapat multikolinearitas. Tabel 4.13. Pengujian Multikolinieritas dengan Korelasi Parsial Sumber : Lampiran 1 diolah Hasil dari analisis korelasi parsial pada tabel diatas diperoleh koefisien determinasi diantara variabel bebas tidak terkena gejala multikolinieritas. Jadi dengan demikian estimasi model yang digunakan mengindikasikan bahwa variabel penjelas tidak terdapat gejala multikolinieritas. Variabel Independen R 2 Tanda R 2 Awal Kesimpulan Jumlah Pedagang Adegan 0,4431 0,9501 Tidak Ada Multikolinieritas Jumlah Pedagang Kios 0,6628 0,9501 Tidak Ada Multikolinieritas Jumlah Pedagang Los 0,8077 0,9501 Tidak Ada Multikolinieritas Hari Aktifitas 0,7465 0,9501 Tidak Ada Multikolinieritas commit to user 64

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variansi dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain. Jika variansi dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas. Deteksi adanya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji White Heteroskedasticity Test pada tabel 4.14 berikut ini: Tabel 4.14 Hasil Uji White Heteroskedasticity No Cross Term White Heteroskedasticity Test: F-statistic 1,0457 Prob. F8,41 0,4188 ObsR-squared 8,4733 Prob. Chi-Square8 0,3886 Sumber :Lampiran 1 diolah Model regresi dikatakan terbebas dari heteroskedastisitas apabila nilai observasi xR 2 lebih kecil dari nilai X 2 tabel. Tingkat α = 5 dengan derajat kebebasan sebesar 8 maka diperoleh nilai X 2 tabel 15,507. Hal ini digunakan untuk menguji dengan metode no cross term. Karena hasil uji senilai 8,4733 15,507 maka dapat disimpulkan bahwa model estimasi dalam penelitian ini tidak terdapat gejala heterokedastisitas. commit to user 65 Tabel 4.15 Hasil Uji White Heteroskedasticity Cross Term White Heteroskedasticity Test: F-statistic 1,3922 Prob. F14,35 0,2083 ObsR-squared 17,8849 Prob. Chi-Square14 0,2120 Sumber : Lampiran 1 diolah Pengujian menggunakan metode cross term diperoleh nilai X 2 tabel dengan derajat kebebasan 14, tingkat α = 5 yaitu sebesar 23,685. Hasil uji White Heteroskedasticity Test dengan metode cross term diperoleh nilai observasi xR 2 senilai 17,8849. Karena hasil uji senilai 17,8849 23,685 maka disimpulkan bahwa model estimasi dalam penelitian ini tidak terdapat gejala heterokedastisitas.

d. Uji Autokorelasi