18 Analisis “Tabuhan Telu Kagitaan” komposisi musik program dalam format
gamelan dan combo band dibagi menjadi tiga bagian dan dipaparkan sebagai berikut :
1. Bagian Pertama “Pagi”
Pada bagian ini berbentuk ABA’CDB’, menggunakan sukat 44, dalam tonalitas Bes mayor, dan bertempo moderato. Menceritakan suasana pagi hari yang
belum terlalu banyak aktivitas menuju hiruk pikuk pagi yang dilakukan masyarakat Yogyakarta.
Bagian introduksi dimulai birama 1-22 menggunakan progresi akord I-IV yang menceritakan suasana pagi di 0 kilometer Yogyakarta masih sepi, hanya
beberapa masyarakat yang berlalu-lalang.
Gambar 3.1. birama 1-11
Introduksi awal, birama 1-11 diawali instrumen drum, gitar 1, gitar bas, dan syntheziser dengan memainkan pola ritmis. Menggambarkan suasana pagi yang
masih sepi.
19 Gambar 3.2. birama 12-23
Birama 12-23, instrumen piano dan gitar 2 memainkan melodi sederhana secara unisono
2
. Birama 15 instrumen gitar bas memainkan leitmotif. Pada birama ini menggambarkan sudah mulai ada beberapa aktivitas di pagi hari.
Birama 16-23 bagian A memiliki tema utama dan leitmotif dengan pola melodi yang diulang-ulang. Birama 24-31 ada perkembangan bagian A.
Gambar 3.3. birama 16-23
Birama 24-31 leitmotif dimainkan instrumen gitar bas. Instrumen saron, demung, dan bonang mulai memainkan birama ini. Instrumen bonang memainkan
dengan teknik imbalan Jawa dan pola melodi dimainkan secara berulang-ulang
2
Unisono : memainkan nada dalam satu suara.
20 untuk menambah kesan suasana pagi di Titik Nol Kilometer Yogyakarta yang
masih sepi namun ada beberapa aktivitas seperti para penyuplai kebutuhan pasar yang telah selesai melakukan aktivitasnya, pedagang asongan yang akan kembali
ke rumah, anak-anak muda yang melakukan aktivitas di sekitar 0 kilometer Yogyakarta.
Gambar 3.4. birama 24-31 Birama 32-39 merupakan transisi bagian A ke B, dengan pola melodi
sederhana yang dimainkan instrumen saron dan demung. Transisi ini menggambarkan antara aktivitas sebelumnya ke aktivitas berikutya, seperti, para
pedagang koran yang mulai menjajakan dagangannya, masyarakat yang menuju ke pasar, beberapa anak yang akan berangkat ke sekolah.
Bagian B memiliki leitmotif dengan dua pola melodi yang berbeda dan dimainkan secara bersamaan, mulai dari birama 40-55. Bagian ini menggambarkan
aktivitas pagi yang sudah mulai ramai. Progresi akord yang digunakan pada bagian ini IV Vi V.
21 Gambar 3.5. birama 40-55
Birama 56-63 merupakan A’ pengulangan dari bagian A. Leitmotif pada bagian ini dimainkan instrumen gitar. Bagian A’ berfungsi sebagai interlude dalam
komposisi ini. Bagian C menggambarkan suasana pagi di Titik Nol Kilometer Yogyakarta
semakin ramai. Bagian C dimulai dari birama 64-87, leitmotif dimainkan
22 instrumen piano dengan menggunakan pola melodi yang mengadopsi instrumen
sape Dayak Kalimantan.
Gambar 3.6. birama 64-87
Bagian D menggambarkan puncak aktivitas pagi di Titik Nol Kilometer Yogyakarta. Keriuhan pagi hari digambarkan dalam birama 88-107, instrumen
gitar bas memainkan leitmotif dengan teknik tapping
3
, drum memainkan irama salsa, saron dan demung memainkan leitmotif dengan pola melodi yang sederhana.
3
Tapping adalah salah satu teknik permainan gitar atau gitar bas yang menggabungkan tangan kanan dan kiri dengan menggunakan teknik hammer on.
23 Gambar 3.7. birama 88-107
Birama 108-124 adalah bentuk B’ bagian pengulangan dari bagian B, walaupun bersifat pengulangan, leitmotif bagian B’ ini pola melodi dimainkan
secara bergantian oleh gitar bas dan piano. Birama 116-124 terdapat unisono pada instrumen piano dan gitar. Bagian B’ menggambarkan aktivitas di pagi hari di
Titik Nol Kilometer Yogyakarta yang kembali sepi, meski masih tetap ada aktivitas.
24 Gambar 3.8. birama 108-124
2. Bagian Kedua “Siang”