Pengaruh Variabel Interaksi antara Motivasi mengelaborasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 24 banyak tempat dan harga terjangkau. Oleh karena itu jika pangan organik dipersepsikan mudah dicari, tersedia pada banyak tempat dan harga terjangkau akan memungkinkan mendorong konsumen untuk beralih. Sebaliknya jika pangan organik dipersepsikan sulit dicari, tidak tersedia pada banyak tempat dan harga kurang terjangkau maka konsumen cenderung untuk tidak beralih. Hasil penelitian ini dengan demikian selaras dengan hasil penelitian terdahulu Wathne, et al ., 2001; Grace and O’cass, 2001; Gerrard and Cunningham, 2004; Anton, et al. ,2007. Dengan demikian hasil ke dua pengujian tersebut mengindikasikan terjadinya konsistensi dari pengaruh perbedaan ketidaknyamanan memperoleh produk pada sikap positif beralih ke produk pangan organik. Hasil ini memberi indikasi kepada pemasar untuk membuat stimulus yang mampu meminimalkan perbedaan persepsi ketidaknyamanan memperoleh pangan organik dari pangan konvensional, sehingga dengan stimulus tersebut mampu meningkatkan sikap positif terhadap pangan organik. Stimulus tersebut harus mencerminkan tidak ada perbedaan ketidaknyamanan memperoleh pangan organik dari pangan konvensional.

3. Pengaruh Variabel Interaksi antara Motivasi mengelaborasi

informasi dengan Persepsi Perbedaan Atribut Produk pada Sikap Beralih ke Pangan Organik Hipotesis yang menyatakan bahwa semakin tinggi motivasi konsumen mengelaborasi informasi semakin memperkuat pengaruh persepsi perbedaan atribut pangan pada sikap positif beralih konsumen ke pangan organik H3 didukung pada pengujian jenjang ked ua β = 0,0284; Nilai Z = 5,1669; p = 0,01. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi motivasi konsumen mengelaborasi informasi semakin memperkuat pengaruh persepsi perbedaan atribut pangan pada sikap positif beralih konsumen ke pangan organik. Kondisi yang dijelaskan adalah motivasi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 25 mengelaborasi informasi merupakan cue yang dipertimbangkan penting untuk memperkuat pengaruh perbedaan atribut produk pada sikap beralih ke pangan organik. Hal ini dapat terjadi kemungkinan dikarenakan oleh aspek keterlibatan tinggi high involment yang melekat pada produk pangan organik. Oleh karena pada konteks keterlibatan tinggi, individu termotivasi untuk mengelaborasi secara intensif terhadap informasi terkait dengan produk tersebut guna menghindari resiko Gurhan, Canli and Maheswaran, 1998. Hasil pengujian tersebut mendukung hipotesis H3 dan selaras dengan hasil penelitian terdahulu Cacioppo, et al ., 1994, Chiu and Chiu, 2012. Hal ini mengindikasikan bahwa motivasi mengelaborasi informasi memperkuat pengaruh perbedaan atribut pada sikap positif beralih konsumen ke pangan organik. Hasil ini menunjukkan bahwa motivasi mengelaborasi berperan sebagai moderator hubungan perbedaan atribut terhadap sikap positif beralih ke pangan organik. Dengan demikian temuan studi ini memberikan pemahaman kepada pemasar bahwa selain pentingnya memberikan informasi yang memadai tentang keunggulan atribut pangan organik juga pemasar perlu menciptakan stimulus yang dapat mendorong konsumen untuk mengelaborasi informasi tersebut, sehingga melalui stimulus tersebut diharapkan dapat meningkatkan sikap positif beralih konsumen ke pangan organik. Sebagai contoh pada penelitian ini pemberian voucher makan pangan sehat mampu menggerakkan konsumen untuk mengelaborasi informasi yang memuat tentang keunggulan atribut pangan organik dibanding pangan konvensional.

4. Pengaruh Variabel Interaksi antara Motivasi mengelaborasi