2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus DM adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan
terjadinya hiperglikemi yang disebabkan oleh gangguan sekresi insulin dan atau kerja insulin,sehingga
terjadi abormalitas metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Komplikasi DM meliputi aspek metabolik dan vaskuler yaitu hiperglikemia puasa atau sewaktu, aterosklerotik dan penyakit
vaskuler mikroangiopati, Harris 2004;Heuvel el.al.2012 DM berhubungan dengan peningkatan resiko terjadinya thrombosis, atherosclerosis dan penyakit cardiovascular Adeyemi, et.al.2009.
Definisi DM menurut WHO 2005 adalah kadar glukosa darah puasa
≥ 126 mgdl, kadar
glukosa darah 2 jam post prandial 200 mgdl dan kadar glukosa darah sewaktu
≥ 200 mgdl,
kadar glukosa darah antara 100
–
125 mgdl 6,1-7,0 mmolL pre diabetes. Klasifikasi DM antara lain DM tipe 1 dan DM tipe 2. DM tipe 2 dapat diterapi dengan
menghambat kerja enzim α –
glucosidase sebagai enzim kunci dalam metabolisme karbohidrat yang berada dipermukaan membrane sel usus. Obat yang berkhasiat sebagai Inhibitor
α –
glucosidase akan menghalangi aktivitas enzim tersebut sehingga jenis jenis karbohidrat seperti oligosakarida dan disakarida yang dipecah menjadi monosakarida seperti glukosa akan dibatasi
Malathi et al.,2010.
2.2 Kadar Glukosa darah
Glukosa dalam darah akan dapat masuk ke dalam sel hati atau otot dengan bantuan insulin, yang diawali dengan ikatan insulin dengan reseptor yang terdapat dalam permukaan
membran sel, kemudian menghasilkan signal intraseluler. Signal ini mengakibatkan translokasi transpoter glukosa GLUT 4 yang berada pada pool membrane mikrosomal intraseluler bergerak
menuju membrane plasma sel otot membentuk saluran tempat glukosa masuk ke dalam sel. Selanjutnya glukosa dikatabolisme menghasilkan energi untuk proses lebih lanjut.
Pada anjing penderita DM, glukosa tidak dapat dikatabolisme karena glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel, akibat kekurangan atau tidak ada insulin dalam darah sehingga glukosa
tidak dapat diubah menjadi glikogen atau lipid, dan kadar glukosa dalam darah .menjadi tinggi
atau hiperglikemik Bush,1993. Kondisi hiperglikemik pada anjing ditunjukkan dengan kadar glukosa dalam darah 150 mgdl satu jam setelah makan dan kadar ini menurun secara lambat.
Pada hewan lain seperti tikus, kondisi hiperglikemik ditunjukkan oleh glukosa darah puasa 127 mgdl. Sedangkan pada babi kadar glukosa puasa berkisar 15
–
20 mmoll. Rendahnya insulin dalam darah dapat disebabkan oleh disfungsi sel
β pulau l
angerhan pancreas. Kondisi ini bisa dibuat dengan pemberian diabetogenik seperti streptozotocin Adeyemi et.al.,2009 atau aloksan.
2.3 Streptozotosin