3. MATERI DAN METODE
3.1 Tumbuhan yang diuji
Daun sirsak telah dikumpulkan dari Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Pemkab Badung, Bali pada Bulan Juli 2015. Pembuatan ekstrak daun sirsak dilakukan sesuai metode
Christy and Norris -42362, England dari Departement Pharmacognosy Obafemi Awolowo University, Ile Ife, yang dikembangkan oleh Adeyemi et,al 2009. Daun sirsak dikeringkan
pada suhu ruangan selama 4 minggu. Setelah kering, daun sirsak diblender sampai terbentuk tepung. Sebanyak 600 gram tepung daun sirsak direndam dalam 5 liter Methanol 70 selama 72
jam pada suhu kamar. Campuran tersebut kemudian disaring dan filtratnya dievaporasi pada suhu 60 menggunakan vacuum rotary evaporator. Sisa sisa yang masih basah disimpan dalam
freezer dan siap digunakan.
3.2 Hewan Model
Hewan model dalam penelitian DM type 2 adalah tikus. Tiga puluh ekor tikus berat badan berkisar antara 200- 250 gram digunakan sebagai hewan model dalam penelitian ini. Tikus
dipelihara di kandang penelitian FK Unud. Tikus diberi makan sesuai strandar yaitu pakan ayam petelur dan diberi minum secara Add libitum. Ternak model tersebut dibagi menjadi 3 kelompok
yaitu A, B dan C masing-masing 10 ekor. Kelompok A tikus kontrol yang tidak mengalami diabetes, kelompok B adalah tikus yang diinduksi
menjadi diabetes tanpa diobati ekstrak methanol daun sirsak dan kelompok C adalah tikus yang dinduksi menjadi diabetes dan diobati
ekstrak methanol daun sirsak.
3.3 Alur Penelitian
Tikus yang termasuk dalam kelompok B dan Kelompok C dibuat menderita DM type 2 dengan menyuntikkan streptozotosin Sigma St, Louis, USA yang dilarutkan dalam sodium
citrate 0,1 M buffer Ph 6,3 dengan dosis tunggal pada tikus sebesar 80 mgkg berat badan secara intraperitonial Adeyemi,2009 . Kelompok A diinjeksi dengan sodium citrate buffer
sebanyak volume sodium citrate buffer yang diberikan pada kelompok B dan kelompok C. Kadar glukosa darah diukur setiap minggu selama 4 minggu. Setelah 4 minggu, tikus kelompok C
diinjeksi ekstrak methanol daun sirsak yang dilarutkan dalam aquadest steril 100 mgkg berat badan intraperitonial setiap hari selama 2 minggu. Kemudian kadar glukosa darah diukur setiap
minggu selama 4 minggu.
3.4 Pengukuran Berat Badan dan Kadar Glukosa Darah
Berat badan tikus ditimbang menggunakan timbangan khusus tikus. Untuk pemeriksaan kadar glukosa darah puasa, tikus dipuasakan selama 16 jam. Pengambilan darah tikus dilakukan
pada vena orbitalis mata dan kadar glukosa darah puasa diukur dalam mgdl menggunakan alat glukometer Roche.
3.5 Analisis Statistik
Data dianalisis secara deskriptif dan statistik inferensial. Semua nilai ditunjukkan dengan nilai rata rata ± standar deviasi untuk 10 ekor tikus dari ketiga kelompok tersebut. Untuk
mengetahui pengaruh perlakuan, digunakan uji Anova, dan bila terdapat perbedaan yang nyata maka dilanjutkan dengan uji Duncan untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan Stell and
Torrhie, 1988.
3.6 Biaya Penelitian 1. Honor