16
Pemahaman stakeholder mengenai metode design build ini dikatagorikan menjadi dua grup yaitu konsep metode design build dan keuntungan design
buildrancang bangun. Tabel 4.1 Pemahaman Mengenai Definisi Metode Design Build Rancang
Bangun
Pemahaman mengenai Konsep DB Mean
Median Mode
SD Rating
Definisi
1 Klien langsung mengadakan perjanjian
dengan kontraktor untuk menyelesaikan perencanaan dan tahap
konstruksi 5.10 6.00 6.00 1.518
Tinggi 2
Penyedia jasa mempunyai satu tanggung jawab untuk perencanaan dan
konstruksi 5.20 5.00 5.00 1.152
3 Penyedia jasa merencanakan sekaligus
melaksanakan pekerjaan konstruksi 5.05 5.00 6.00 1.317
4 Proyek dikerjalan oleh satu badan
usaha 4.65 5.00 5.00 1.137
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa hampir semua stakeholder mempunyai tingkat persetujuan yang tinggi mengenai definisi metode design build atau rancang
bangun dengan . Hal ini terlihat dari nilai nilai median 6 dan 5. Tabel 4.2 Pemahaman Mengenai Karakteristik Kontrak dan Procurement Metode
Design Build Rancang Bangun
Pemahaman mengenai Konsep DB Mean
Median Mode
SD Rating
Karakteristik Kontrak dan Procurement 1
Mengintegrasikan pekerjaan perencanaan dan konstruksi dalam satu
kontrak 5.10 5.00 5.00 1.210
Tinggi 2
Perencanaan dan Konstruksi dalam satu pengadaan procurement
5.00 5.00 5.00 1.214 3
Menggunakan kontrak lumpsum fixed price
4.50 5.00 5.00 1.192 4
Menggunakan metode tender terbatas 4.40
5.00 5.00
1.429 5
Perencanaan dan Konstruksi dibayar 4.40
5.00 5.00
1.188
17
dalam satu transaksi keuanagan 6
Termasuk juga kontrak EPC enggiering procurement contract
4.35 4.50 5.00 1.040 MSedang
Sementara itu Tabel 4.2 menunjukkan tingkat persetujuan yang tinggi dari stakeholder mengenai karakteristik kontrak dan procurement design build atau
rancang bangun, kecuali pada sub indikator 6 yaitu metode design build atau rancang bangun merupakan kontrak EPC. Indikator tersebut menunjukkan tingkat
persetujuan yang sedang. Tabel 4.3 Pemahaman Mengenai Karakteristik Proyek Metode Design Build
Rancang Bangun
Pemahaman mengenai Konsep DB Mean
Median Mode
SD Rating
Karakteristik 1
Scope pekerjaan yang bervariasi 5.20
5.00 5.00
0.696
High 2
Membutuhkan koordinasi. Kontrol dan monitor yang efisien dari awal sampai
akhir proyek. 5.05 5.00 5.00 0.686
3 Membutuhkan expert spesialist dalam
scope pekerjaanya 4.55 5.00 5.00 1.050
4 Memerlukan teknologi yang canggih
4.50 5.00
5.00 1.051
5 Digunakan untuk proyek yang
mempunyai risiko tinggi, dan dapat membahayakan keamanan, kehidupan.
4.50 5.00 5.00 1.147
6 Digunakan untuk proyek yang
membahayakan lingkungan 4.45 5.00 5.00 1.050
7 Digunakan untuk proyek yang daapt
menyebabkan kecelakaan 4.40 5.00 5.00 1.188
8 Digunakan untuk proyek yang bisa
membahayakan pekerja pada lokasi kerja
4.25 5.00 5.00 1.517
9 Mmerlukan ketelitian tentang
bagaimana proyek akan dilaksanakan 4.00 4.50 5.00 1.376
Sedang 10
Proyek bersifat rumit dan berbelit belit 4.15
4.00 3.00
1.040 11
Digunakan untuk proyek dengan dana diatasRp 100 M
4.10 4.00 5.00 0.968
18
Pemahaman mengenai Konsep DB Mean
Median Mode
SD Rating
Karakteristik 12
Digunakan untuk proyek dengan ukuran menengah dan kecil
4.10 4.00 4.00 0.852
13 Mempunyai sejumlah sistem atau
elemen yang berbeda yang perlu dikoordinasikan anatar sistemelemen
tersebut 3.65 3.50 3.00 1.137
Rendah 14
Biasanya mengalami sejumlah revisi pekerjaan dan memerlukan hubungan
antara setiap pekerjaan 3.70 3.00 3.00 1.261
15 Meliputi pekerjaan konstruksi yang
dibatasi kesulitan akses dan membutuhkan pekerjaan untuk
dikerjakan berdekatan pada waktu yang bersamaan
3.45 3.00 3.00 0.887
Untuk karakteristik proyek design build atau rancang bangunstakeholder mempunyai tingkat persetujuan yang tinggi pada karakteristik proyek design build
atau rancang bangun dalam hal sope pekerjaan, koordinasi, perlunya tenaga expert, perlunya teknologi canggih dan untuk proyek yang kompleks dan
mempunyai risiko yang tinggi. Tabel 4.4 Pemahaman Mengenai Keuntungan Metode Design Build Rancang
Bangun dari Aspek Durasi.
Pemahaman mengenai Keuntungan DB Mean
Median Mode
SD Rating
Durasi yang lebih pendek 1
Kontrak yang bersamaan antara perencanaan dan konstruksi
5.20 5.00 5.00 0.696
Tinggi 2
Tahap perencanaan dan konstruksi yang bersamaanoverlap
5.00 5.00 5.00 0.725
3 Item kuci dari material dan
komponene ditentukan lebih awal sebelum penentuan spesifikasi
4.85 5.00 5.00 0.933
4 Penggunaan pengetahuan dan
pengalaman yang optimum dari 4.25 5.00 5.00 1.209
19
Pemahaman mengenai Keuntungan DB Mean
Median Mode
SD Rating
penyedia jasa
Tabel 4.4 menunjukkan tingkat persetujuan yang tinggi dari para stakeholder mengenai keuntungan metode design build atau rancang bangun dari aspek waktu.
Tabel 4.5 Pemahaman Mengenai Keuntungan Metode Design Build Rancang Bangun dari Aspek Biaya
Pemahaman mengenai Keuntungan DB Mean
Median Mode
SD Rating
Biaya yang lebih rendah 1
Perencana dan Konstruktur berada dalam satu tim
5.15 5.00 5.00 0.745
Tinggi 2
Kepastian harga yang lebih awal 5.00
5.00 5.00
0.973 3
Peneyelesaian pekerjaan yang lebih awal
4.85 5.00 5.00 1.04
4 Penggunaan pengetahuan
constructability dan pengalaman yang optimum dari penyedia jasa
4.50 5.00 5.00 1.1
Tingkat persetujuan yang tinggi ditunjukkan pada Tabel 4.5, dimana tingkat persetujuan dari aspek biaya mempunyai nilai modus dan median sebesar 5.
Tabel 4.6 Pemahaman Mengenai Keuntungan Metode Design Build Rancang Bangun dari Aspek Kualitas.
Pemahaman mengenai Keuntungan DB Mean
Median Mode
SD Rating
Kualitas lebih baik
1 Penggunaan pengetahuan
constructability dan pengalaman yang optimum dari penyedia jasa
4.95 5.00 5.00 0.887 Tinggi
2 Dibolehkannya metode best value
untuk menilai kualitas perencanaan 4.90 5.00 5.00 0.788
3 Dibolehkannya metode best value
untuk menilai kualitas penyedia jasa 4.70 5.00 5.00 0.865
20
Tabel 4.6 menunjukkan tingkat pesetujuan yang tinggi pada keuntungan metode design build atau rancang bangun dari segi kulaitas. Hal ini ditunjukkan dari nilai
modus dan median sebesar 5. Tabel 4.7 Pemahaman Mengenai Keuntungan Metode Design Build Rancang
Bangun dari Aspek Diijinkannya inovasi.
Pemahaman mengenai Keuntungan DB Mean
Median Mode
SD Rating
Diijinkannya inovasi
1 DB mendorong inovasi dalam
manajemen seperti meningkatkan transparasi dan komunikasi yang
terbuka diantara anggota tin 5.30 5.00 5.00 0.657
Tinggi 2
DB mengijinkan kontraktor menggunakan material apa saja sejauh
bisa memenuhi kriteria 5.2 5.00 5.00 0.616
3 DB memungkinkan kontraktor untuk
mempunyai kebebasan dan keleluasaan dalam teknik
5.15 5.00 5.00 0.745
4 DB mengijinkan kontraktor
menggunakan peralatan apa saja sejauh hasil sesuai dengan kriteria
kualitas dan tujuan 5.10 5.00 5.00 0.718
5 DB mendorong inovasi dengan
memanfatkan kekuatan penyedia jasa dalam merencanakan disain baru dan
teknik 5.10 5.00 5.00 0.788
Tabel 4.7 menunjukkan stakeholder mempunyai tingkat persetujuan yang tinggi terhadap metode ini daro aspek diijinkannya inovasi yang dapat dilihat dari nilai
modus dan median sebesar 5. Tabel 4.8 Pemahaman Mengenai Keuntungan Metode Design Build Rancang
Bangun dari Aspek manajemen
Pemahaman mengenai Keuntungan DB Mean
Median Mode
SD Rating
Manajemen yang lebih baik
1 Tanggung jawab tunggal dapat
meminimalkan konflik dan 5.10 5.00 5.00
0.718 High
21
Pemahaman mengenai Keuntungan DB Mean
Median Mode
SD Rating
perselisihan
2 jawab tunggal dapat mempercepat
koordinasi antara tim perencanaan dan konstruksi
5.00 5.00 5.00 0.858
3 Tanggung jaab tunggal dapat
mengurangi hambatan 5.00 5.00 5.00
0.973
4 Tanggung jawab tunggal dapat
mendamaikan perbedaan antara perencanaan dna
4.90 5.00 5.00 0.788
5 Tanggung jawab tunggal dapat
menghindari kompleksitas dari kontrak yang
4.50 5.00 5.00 1.147
6 Tanggung jawab tunggal dapat
menghindari persaingan antara partai 4.4 5 5
1.188
Tabel 4.8 menunjukkan tingkat persetujuan yang tinggi dari pihak stakeholder mengenai keuntungan design build atau rancang bangun dari aspek manajemen
yang lebih baik. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai modus dan median yaitu 5.
4.2.2 Delphi Putaran ke 2
Setelah survei Delphi putaran pertama dianalisis maka dilanjutkan dengan putaran yang kedua yang bertujuan untuk mempertimbangkan kembali tingkat
persetujuan para stakeholder mengenai konsep dan keuntungan metode design build rancang bangun dengan cara memberikan kembali kuisioner dengan topik
yang sama hanya dengan kalimat yang diirubah. Para responden diminta mengisi dan mempertimbangkan kemabali rating penilaian mereka.
Table 4.9 Pemahaman Mengenai Definisi Metode Design Build Rancang
Bangun
No. Rating
Konsep DB
IQD SD
Definisi DB
1 Tinggi
Klien langsung mengadakan perjanjian 100
22
dengan kontraktor untuk menyelesaikan perencanaan dan tahap konstruksi
2 Penyedia jasa mempunyai satu tanggung
jawab untuk perencanaan dan konstruksi 100
3 Penyedia jasa merencanakan sekaligus
melaksanakan pekerjaan konstruksi 100
4 Proyek dikerjalan oleh satu badan usaha
100
Tabel diatas menunjukkan para responden sangat setuju dengan definisi design build metode rancang bangun. Hal ini ditunjukkan dengan nilai frekwensi 100.
Tabel 4.10 Pemahaman Mengenai Karakteristik Kontrak dan Procurement Metode Design Build Rancang Bangun
No. Rating
Konsep DB IQD
SD Karakteristik Kontrak dan Procuremen
1
Tinggi Mengintegrasikan pekerjaan perencanaan dan
konstruksi dalam satu kontrak 100 0 0
2 Perencanaan dan Konstruksi dalam satu
pengadaan procurement 100 0 0
3 Menggunakan kontrak lumpsum fixed price
94.4 0236
4 Menggunakan metode tender terbatas
77.8 0.25
0.428 5
Perencanaan dan Konstruksi dibayar dalam satu transaksi keuanagan
94.4 0 0.236
6 Sedang
Termasuk juga kontrak EPC enggiering procurement contract
77.8 0.25 0.428
Tabel 4.10 menunjukkan persetujuan yang tinggi karakteristik kontrak dan procurement dengan metode design build atau rancang bangun.
Tabel 4.11 Pemahaman Mengenai Karakteristik Proyek Metode Design Build Rancang Bangun
No. Rating
Konsep DB
IQD SD
23
Karakteristik Proyek
1
Tinggi Scope pekerjaan yang bervariasi
94.4 1
0.236 2
Membutuhkan koordinasi. Kontrol dan monitor yang efisien dari awal sampai akhir
proyek 83.3
1 0.383
3 Membutuhkan expert spesialist dalam scope
pekerjaanya 94.4
1 0.236
4 Memerlukan teknologi yang canggih
88.9 1
0.323 5
Digunakan untuk proyek yang mempunyai risiko tinggi, dan dapat membahayakan
keamanan, kehidupan. 100
1
6 Digunakan untuk proyek yang
membahayakan lingkungan 88.9
1 0.323
7 Digunakan untuk proyek yang daapt
menyebabkan kecelakaan 94.4
1 0.236
8 Digunakan untuk proyek yang bisa
membahayakan pekerja pada lokasi kerja 88.9
1 0.323
9
Sedang Mmerlukan ketelitian tentang bagaimana
proyek akan dilaksanakan 88.8
1 0.323
10 Proyek bersifat rumit dan berbelit belit
94.4 1
0.236 11
Digunakan untuk proyek dengan dana diatasRp 100 M
88.9 1
0.323 12
Digunakan untuk proyek dengan ukuran menengah dan kecil
94.4 1
0.236
13
Rendah Mempunyai sejumlah sistem atau elemen
yang berbeda yang perlu dikoordinasikan anatar sistemelemen tersebut
94.4 1
0.236
14 Biasanya mengalami sejumlah revisi
pekerjaan dan memerlukan hubungan antara setiap pekerjaan
77.8 0.25
0.428
15 Meliputi pekerjaan konstruksi yang dibatasi
kesulitan akses dan membutuhkan pekerjaan untuk dikerjakan berdekatan pada waktu yang
bersamaan 77.8
0.25 0.428
Proposed Concept
1 Tinggi
Orang yang bekerja memerlukan keahlian khusus
94.4 0.236
24
2 Proyek
dapat dikerjakan dengan berbagai metode
94.4 0.236
Tabel 4.11 menunjukkan para stakeholder tetap setuju dengan karakteristik kontrak dan procurement dengan metode design build atau rancang bangun. Hal
ini ditunjukkna dengan nilai frekwensi diatas 65. Tabel 4.12 Pemahaman Mengenai Keuntungan Metode Design Build Rancang
Bangun dari Aspek Biaya.
No. Rating
Keuntungan DB
IQD SD
Durasi yang lebih pendek
1
Tinggi Kontrak yang bersamaan antara
perencanaan dan konstruksi 100
2 Tahap perencanaan dan konstruksi
yang bersamaanoverlap 100
3 Item kuci dari material dan
komponene ditentukan lebih awal sebelum penentuan spesifikasi
88.9 0.323
4 Penggunaan pengetahuan dan
pengalaman yang optimum dari penyedia jasa
100 Proposed
Advantage
1 Tinggi
Pengadaan dilakukan sekali
100
Pada tabel 4.12 para stakeholder setuju dengan kuntungan design build yang ditunjukkan dengan frekwensi diatas 65
Tabel 4.13 Pemahaman Mengenai Biaya Lebih Redah dari Metode Design Build Rancang Bangun
No. Rating
Keuntungan DB
IQD SD
Biaya lebih rendah
1 High
Perencana dan Konstruktur berada dalam satu tim
100 2
Kepastian harga yang lebih awal 88.9
0.323
25
3 Peneyelesaian pekerjaan yang lebih
awal 94.4
0.236
4 Penggunaan pengetahuan
constructability dan pengalaman yang optimum dari penyedia jasa
100
Persetujuan yang tinggi kembali didapat sesuai dengan Tabel 4.13 mengenai keuntungan metode design build atau rancang bangun dari aspek biaya.
Tabel 4.14 Pemahaman Mengenai Keuntungan Metode Design Build Rancang Bangun dari Aspek Kualitas.
No. Rating
Keuntungan DB
IQD SD
Kualitas lebih baik
1 Tinggi
Penggunaan pengetahuan constructability dan pengalaman
yang optimum dari penyedia jasa 100
2 Dibolehkannya metode best value
untuk menilai kualitas perencanaan 94.4
0.236
3 Dibolehkannya metode best value
untuk menilai kualitas penyedia jasa 88.9
0.323 Proposed
Advantages 1
Tinggi Pekerjaan
ulang dapat dihindari 88.9
0.323 2
Perbedaan interpretasi dari
perencanaan dapat dihindari
88.9 0323
3 Kemungkinan
proyek gagal dapat dihindari
88.3 0.383
Tabel 4.14 menunjukkan tingkat pesetujuan yang tinggi pada keuntungan metode design build atau rancang bangun dari segi kulaitas. Hal ini ditunjukkan dari nilai
modus dan median sebesar nilai frekwensi diatas 65 Tabel 4.15 Pemahaman Mengenai Keuntungan Metode Design Build Rancang
Bangun dari Aspek Diijinkannya inovasi.
No. Rating
Keuntungan DB
IQD SD
26
Diijinkannya inovasi
1
Tinggi DB mendorong inovasi dalam
manajemen seperti meningkatkan transparasi dan komunikasi yang
terbuka diantara anggota tin 100
2 DB mengijinkan kontraktor
menggunakan material apa saja sejauh bisa memenuhi kriteria
88.9 0.323
3 DB memungkinkan kontraktor
untuk mempunyai kebebasan dan keleluasaan dalam teknik
94.4 0.236
4 DB mengijinkan kontraktor
menggunakan peralatan apa saja sejauh hasil sesuai dengan kriteria
kualitas dan tujuan 100
5 DB mendorong inovasi dengan
memanfatkan kekuatan penyedia jasa dalam merencanakan disain
baru dan teknik 100
Proposed Advantage
1 Tinggi
DB memungkinkan menggunakan
inovasi teknik yang modern
100
Tabel 4.15 menunjukkan stakeholder mempunyai tingkat persetujuan yang tinggi terhadap metode ini daro aspek diijinkannya inovasi yang dapat dilihat dari nilai
frekwensi diatas 65
Tabel 4.16 Pemahaman Mengenai Keuntungan Metode Design Build Rancang Bangun dari Aspek manajemen
No. Rating
Keuntungan DB
IQD SD
Manajemen yang lebih baik
1 Tanggung jawab tunggal dapat
meminimalkan konflik dan perselisihan
88.9 0.323
27
2
Tinggi jawab tunggal dapat mempercepat
koordinasi antara tim perencanaan dan konstruksi
100
3 Tanggung jaab tunggal dapat
mengurangi hambatan 88.9
0.323
4 Tanggung jawab tunggal dapat
mendamaikan perbedaan antara perencanaan dna
94.4 0.236
5 Tanggung jawab tunggal dapat
menghindari kompleksitas dari kontrak yang
88.9 0.323
6 Tanggung jawab tunggal dapat
menghindari persaingan antara partai 83.3
0.383
Tabel 4.16 menunjukkan tingkat persetujuan yang tinggi dari pihak stakeholder mengenai keuntungan design build atau rancang bangun dari aspek manajemen
yang lebih baik. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai frekwensi diatas 65.
4.3 Kendala dalam Menerapkan Metode Design Build
Kendala dalam menerapkan metode design build atau rancang bangun akan diuraikan dalm sub bab dibawah ini.
4.3.1 Delphi Putaran Pertama
Survei putaran pertama ini ditujukan untuk mencari opini para expert mengenai kendala dalam penerapan metode design build atau rancang bangun.
Adapun hasilnya dapat dilihat dalam tabel selanjutnya. Tabel 4. 17 .Kendala Metode Design Build atau Rancang Bangun dari Aspek
Regulasi
No. Kendala
Mean Median
Mode SD
Rating Regulasi
1 Kurangnya aturan detail mengenai
karakteristik proyek DB 4.7 5
5 0.923 Tinggi
28
No. Kendala
Mean Median
Mode SD
Rating
2 Kurangnya aturan detail mengenai
proses tender 4.65 5
5 0.933
3 Kurangnya aturan detail mengenai
pengaturan kontrak 4.65 5
5 1.089
4 Kurangnnya pendekatan manajemen
risiko 4.4 5
5 1.188
Tabel 4. 18.Kendala Metode Design Build atau Rancang Bangun dari Aspek Kapabilitas Klien
No Kendala
Mean Median
Mode SD
Rating Kapabilitas Klien
1 Kurangnya pengalaman
4.95 5 5
1.099
Tinggi 2 Kurangnya
keahlian 4.85 5
5 1.089
3 Kurangnya pengetahuan
4.8 5 5
1.005 4
Kurangnya pemahaman dari staf 4.7
5 5
0.923 5
Kurangnya jumlah staf yang mampu 4.65
5 5
0.587 6
Kurangnya usaha untuk mengimplementasikan DB
4.65 5 5
0.933
Tabel 4. 19.Kendala Metode Design Build atau Rancang Bangun dari Aspek Kapabilitas Stakeholder lain
No. Kendala
Mean Median
Mode SD
Rating Kapabilitas Stakeholder lain
1 Sedikit jumlah stakeholder yang
berpengalaman dan terampil 4.8 5
5 1.005 Tinggi
2 Kurang expert DB
4.65 5
5 0.933
3 Kurangnya kapabilitas dalam
merencanakan proyek DB 4.65 5
5 0.988
Tabel 4. 20.Kendala Metode Design Build atau Rancang Bangun dari Aspek Adaptasi
No. Kendala
Mean Median
Mode SD
Rating Adaptasi
1 Klien lebih memilih metode
tradisional 4.8 5 5
1.005 Tinggi
29
No. Kendala
Mean Median
Mode SD
Rating
2 Kurangnya dukungan untuk DB
4.7 5
5 0.979
3 Resisten mengadopsi metode baru
4.7 5
5 1.129
4 Klien tidak percaya diri mengelola
proyek DB 4.5 5 5
1.000 5
Klien tidak sadar akan keuntungan DB 4.4
5 5
0.940 6
Kurang perhatian dari klien 4.4
5 5
1.046 7
Klien cemas terhadap metode baru 4.4
5 5
1.046 8
Klien terbatas pengetahuannya untuk metode tradisional
4.15 4.5 5 1.040
Sedang
Tabel 4.17 samapai dengan Tabel 4.20 menunjukkan bahwa kendala dari penerapan metode design build atau rancang bangun adalah sangat tinggi baik
dari aspek regulasi, kapabilitas klien dan partai lain yang terlibat dan aspek adaptasi, dimana hal tersebut ditunjukkna dengan nilai median dan modus sebesar
5.
4.3.2 Delphi Putaran Kedua
Survey Delphi putaran kedua, ditujukan agar para responden mempertimbangkan kembali opini mereka mengenai kendala dalam menerapka
metode design build atau rancang bangun. Adapun hasil dari putaran kedua ini adalah sebagai berikut
Tabel 4. 21 .Kendala Metode Design Build atau Rancang Bangun dari Aspek Regulasi
No. Rating
Kendala IQD
SD Regulasi
1
High Kurangnya aturan detail mengenai karakteristik
proyek DB 94.4 0 0.236
2 Kurangnya aturan detail mengenai proses
tender 94.4 0 0.236
3 Kurangnya aturan detail mengenai pengaturan
kontrak 94.4 0 0.236
4 Kurangnnya pendekatan manajemen risiko
100 0 0
30
Tabel 4. 22 .Kendala Metode Design Build atau Rancang Bangun dari Aspek Kapabilitas Klien
No. Rating
Kendala IQD
SD Kapabilitas Klien
1
High Kurangnya pengalaman
88.9 0.323
2 Kurangnya keahlian
94.4 0 0.236
3 Kurangnya pengetahuan
88.9 0.323
4 Kurangnya usaha untuk
mengimplementasikan DB 94.4 0
0.236 5
Kurangnya pemahaman dari staf 83.3
0.383 6
Kurangnya jumlah staf yang mampu 94.4
0.236
Tabel 4. 23 .Kendala Metode Design Build atau Rancang Bangun dari Aspek Kapabilitas stakeholder lain
No. Rating
Kendala IQD
SD Kapabilitas stakeholder lain
1 High
Sedikit jumlah stakeholder yang berpengalaman dan terampil
77.8 0.25 0.428
2 Kurang expert DB
83.3 0 0.383
3 Kurangnya kapabilitas dalam merencanakan
proyek DB 77.8 0.25
0.428
Tabel 4. 24 .Kendala Metode Design Build atau Rancang Bangun dari Aspek Regulasi
No. Rating
Kendala IQD
SD Adaptasi
1
High Klien lebih memilih metode tradisional
83.3 0 0.383
2 Kurangnya dukungan untuk DB
77.8 0.25 0.428
3 Resisten mengadopsi metode baru
94.4 0 0.236
4 Klien tidak percaya diri mengelola proyek DB
83.3 0 0.383
5 Klien tidak sadar akan keuntungan DB
83.3 0 0.383
6 Kurang perhatian dari klien
88.9 0 0.323
7 Klien cemas terhadap metode baru
88.9 0 0.323
31
8 Medium
Klien terbatas pengetahuannya untuk metode tradisional
94.4 0 0.236
Tabel 4.20 samapai 4.24 menunjukkan bahwa para expert mencapai kesepakatan bahwa kendala dalam menerapkan metode design build atau rancang bangun
adalah dari aspek regulasi, kapabilitas klien dan partai lain yang terlibat serta adaptasi. Hal ini ditunjukkan dari nilai frekwensi diatas 65.
4.4 Faktor Sukses Penerapan Metode Design Build
Setelah didapat kendala kendala dalam menerapkan metode design build atau rancang bangun maka perlu dicari faktor faktor sukses dalam menerapkan
metode ini. Kendala dalam menerapkan metode design build atau rancang bangun
adalah: 1.
Regulasi 2.
Kapabilitas klien 3.
Kapabilitas stakeholder atau partai lain yang terlibat 4.
Adaptasi Faktor sukses dalam menerapkan metode rancang bangun ini tentunya nanti
diharapkan bisa mengatasi kendala dalam penerapan metode ini. Adapun faktor sukses dalam penerapan metode ini dapat dikatagorikan
sebagai berikut: 1.
Regulasi, dimana perlunya aturan yang detail dan penyesuaian aturan yang ada dalam menerapkan metode ini seperti aturan mengenai karakteristik
proyek, metode kontrak dan procurementnya, bagaimana risikonya. 2.
Kapabilitas Klien dan Partai lain perlu ditingkatkan, seperti adanya training, workshop, seminar mengenai metode ini dan perlunya pilot
project. 3.
Adaptasi, yaitu perlunya dukungan sosialisasi dari pemerintah dan stakeholder lain mengenai keuntungan dari metode ini.
32
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Hal hal yang dapat disimpulkan dari penelitian ini adalah: 1.
Bahwa sebenarnya sudah ada tingkat persetujuan yang tinggi dari para stakeholder mengenai metode design dan build atau rancang bangun ini.
2. Kendala dalam menerapkan metode ini adalah berasal dari aspek regulasi,
kapabilitas klien dan stakeholder lain dan adaptasi
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan adalah: Tahap pertama aga kendala dapat diatasi dalam menrapkan metode design
build ini adalah melakukan penyesuaian aturan mengenai metode rancang bangun ini sehingga industri jasa konstruksi tidak lagi ragu ragu dalam menerapkannya.
33
DAFTAR PUSTAKA
Abi-Karam, T. 2002. Risk Management in Design Build. Proceedings of the First International Conference on Construction in the 21st Century:
Chalenges and Opportunities in Management and Technology, Miami, Florida.
Akintoye, A., Fitzgerald, E. 1995. Design and Build: A survey of Architectsviews. Journal Engineering, Construction and Architectural
Management. Anumba, C. J., Evbuomwan, N. F. O. 1997. Concurrent engineering in
design-build projects. Construction Management and Economics, 153, 271 - 281.
Arditi, D., Lee, D.-E. 2003. Assessing the corporate service quality performance of design-build contractors using quality function
deployment. Construction Management and Economics, 212, 175 - 185. Chan, A. P. C., Scott, D., Lam, E. W. M. 2002. Framework of Success
Criteria for DesignBuild Projects. Journal of Management in Engineering, 183, 120-128.
del Puerto, C. L., Gransberg, D. D., Shane, J. S. 2008. Comparative Analysis of Owner Goals for DesignBuild Projects. Journal of Management in
Engineering, 241, 32-39. Design Build Institute of America. 2009. What is Design-Build.
FHWA, U. 2006. Design and Effectiveness Study. Friedlander, M. 1998. FEATURE: DesignBuild Solutions. Journal of
Management in Engineering, 146, 59-64. Georgia State Financing and Investment Commission. 2003. Project Delivery
Options. Gransberg, D. D., Koch, J. E., Molenaar, K. R. 2006. Preparing for Design-
Build Projects A Primer for Owners, Engineers, and Contractors. Virginia: American Society of Civil Engineers.
Masterman, J. W. E. 2002. An Introduction to Building Procurement Systems. New York: Spoon Press.
Ministry of Public Works. 2011. Kaleidoskop Kementrian Pekerjaan Umum from
http:www.pu.go.idkaleidoskop Palaneeswaran, E., Kumaraswamy, M. M. 2001. Reinforcing Design Build
Contractor Selection: A Hong Kong Perspective, Transaction, The Hong Kong Institution of Engineer.
Park, M., Ji, S.-H., Lee, H.-S., Kim, W. 2009. Strategies for Design-Build in Korea Using System Dynamics Modeling. Journal of Construction
Engineering and Management, 13511, 1125-1137. Rowlinson, S. 1997. Procurement System: The View from Hong Kong Paper
presented at the CIB W 92 Procurement - a Key to Innovative. , University de Montreal.
Songer, A. D., Molenaar, K. R. 1997. Project Characteristics for Successful Public-Sector Design-Build. Journal of Construction Engineering and
Management, 1231, 34-40. Swan, R. 1987. Design and Build Contract.