31 kemasan ini biasanya dilapisi dengan
oriented polypropilen
OPP. Setelah dibungkus dengan kemasan primer kemudian dibungkus
dengan kotak karton sebagai kemasan sekunder yang mampu melindungi produk dari guncangan, tekanan, benda tajam, sinar
matahari sehingga kemasan lebih maksimal melindungi mi kering. Berdasarkan Departemen perindustrian RI dalam Astaman 1999,
mi kering harus dikemas dalam wadah yang tertutup rapat, tidak dipengaruhi atau mempengaruhi isi, aman selama masa penyimpanan
dan distribusi. Tujuan pengemasan adalah melindungi produk dan memperpanjang umur simpan produk. Sebelum dikemas, mi tersebut
disortir atau hanya dipilih mi yang rapi dan utuh.
K. Analisis Ekonomi
Analisis ekonomi bertujuan mengetahui apakah usaha yang dijalankan dapat memberikan keuntungan atau tidak. Analisis finansial
menitikberatkan kepada aspek keuangan berupa lalu lintas uang
cash flow
yang terjadi selama usaha dijalankan. Analisis ekonomi yang dilakukan meliputi perhitungan biaya produksi, harga pokok penjualan, harga
penjualan, perkiraan pendapatan rugi atau laba, serta kriteria kelayakan usaha. Kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh
dalam melaksanakan suatu usaha disebut dengan studi kelayakan bisnis. Pengertian layak dalam penilaian ini adalah kemungkinan dari usaha yang
akan dilaksanakan memberikan manfaat
benefit
baik dalam arti
financial benefit
maupun dalam arti
social benefit
. Proyek yang dinilai dari segi
financial benefit
pada umumnya proyek yang dilaksanakan oleh pengusaha secara individu yang menanamkan modalnya langsung dalam proyek
Ibrahim, 1998. 1. Biaya Produksi
Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan selama usaha dijalankan, yang dibedakan atas biaya tetap dan biaya tidak tetap.
a. Biaya Tetap
Fixed Cost
32 Biaya tetap adalah biaya yang tetap dikeluarkan meskipun
perusahaan tidak melakukan proses produksi. Biaya tetap terdiri atas biaya usaha, amortisasi, biaya penyusutan alat, pajak usaha dan dana
sosial. b.
Biaya Tidak TetapVariabel
Variabel Cost
Biaya variabel merupakan biaya yang dikeluarkan hanya jika melakukan proses produksi. Biaya variabel terdiri dari biaya tenaga
kerja, biaya bahan baku dan bahan pembantu, biaya bahan bakarenergi, biaya perawatan dan perbaikan.
2. Harga Pokok Penjualan Harga pokok penjualan adalah harga terendah dari produk yang tidak
mengakibatkan kerugian bagi produsen. Harga pokok penjualan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut
Harga Pokok Penjualan HPP = bln
Produksi Jumlah
bln Produksi
Biaya Total
3. Kriteria Kelayakan Usaha Kriteria kelayakan investasi yang digunakan diantaranya adalah
Net Present Value
NPV,
Internal Rate of Return
IRR,
Break Event Point
BEP,
Net Benefit Cost
Net BC. a.
Net Present Value
NPV Net Present Value adalah kriteria investasi yang banyak
digunakan dalam mengukur apakah suatu proyek
feasible
atau tidak. Secara singkat, formula untuk
Net Present Value
adalah sebagai berikut:
NPV =
å
=
+
n 1
i n
i 1
NBi
NB = Net Benefit = Benefit Cost
C = Biaya investasi + Biaya operasi
= Benefit yang telah di discount = Cost yang telah di discount
33 i
= Discount faktor n
= Tahun Apabila hasil perhitungan
Net Present Value
lebih besar dari nol dikatakan usahaproyek tersebut
feasible
untuk dilaksanakan dan jika lebih kecil dari nol tidak layak untuk dilaksanakan. Hasil perhitungan
Net Present Value
sama dengan nol ini berarti proyek tersebut berada dalam keadaan
Break Event Point
BEP dimana TR = TC dalam bentuk
present value
Ibrahim, 1998. b.
Internal Rate of Return
IRR IRR adalah suatu tingkat
discount rate
yang menghasilkan
Net Present Value
sama dengan nol. Dengan demikian apabila hasil perhitungan IRR lebih besar dari
Social Opportunity Cost of Capital
SOCC dikatakan proyek tersebut
feasible
, bila sama dengan SOCC berarti pulang pokok dan dibawah SOCC proyek tersebut tidak
feasible
. IRR =
i i
x NPV
NPV NPV
i
1 2
2 1
1 1
- +
+
Dimana i
1
= tingkat
discount rate
yang menghasilkan NPV
1
i
2
= tingkat
discount rate
yang menghasilkan NPV
2
Ibrahim, 1998. c.
Break Event Point
BEP BEP dipakai untuk menentukan besarnya volume penjualan di
mana perusahaan tersebut sudah dapat menutup semua biaya-biaya tanpa mengalami kerugian maupun keuntungan.
BEP adalah suatu titik kesinambungan dimana pada titik tersebut jumlah hasil penjualan sama dengan jumlah biaya yang
dikeluarkan atau perusahaan tersebut tidak mengalami laba atau rugi. Jika penjualan berjumlah kurang dari pada jumlah yang ditunjukkan
oleh titik ini, maka akan diperoleh kerugian bersih Ibrahim, 1998. Perhitungan rumus BEP atas dasar unit produksi adalah sebagai
berikut:
34 Q
BEP
unit =
÷÷ ø
ö çç
è æ
- bln
Kapasitas Tetap
Tidak Biaya
jual Harga
Tetap Biaya
Perhitungan rumus BEP atas dasar unit rupiah adalah sebagai berikut:
P
BEP
Rp =
÷÷ ø
ö çç
è æ
- bln
produksi Kapasitas
x jual
Harga Tetap
Tidak Biaya
1 Tetap
Biaya
d.
Payback Period
PP Metode
Payback Period
PP adalah periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi
initial cash investment
dengan menggunakan arus kas. Dengan kata lain,
payback period
merupakan rasio antara
initial cash investment
dan
cash inflow
-nya yang hasilnya merupakan satuan waktu. Selanjutnya nilai rasio ini
dibandingkan dengan maksimum
payback period
yang dapat diterima.
Payback Periode
merupakan jangka waktu yang dibutuhkan untuk pengembalian modal yang ditanam pada proyek. Nilai tersebut dapat
berupa prosentase maupun waktu baik tahun maupun bulan.
Payback periode
tersebut harus lebih dari nilai ekonomis proyek. Untuk industri pertanian diharapkan nilai tersebut lebih kecil 10 tahun atau
sedapat mungkin kurang dari lima tahun Susanto, 1994. e.
ROI Return On Investment
Return
On Investment ROI
adalah perbandingan antara besarnya laba per tahun dengan besarnya modal, yang dinyatakan
persen per tahun. laba
modal ROI dapat dihitung berdasarkan laba kotor yaitu selisih antara
hasil penjualan dengan biaya produksi keseluruhan belum dikurangi pajak pendapatan atau berdasarkan laba bersih yaitu laba dikurangi
pajak pendapatan. Demikian juga dengan besarnya modal dapat ROI =
x 100
35 dinyatakan sebagai modal tetap atau modal keseluruhan modal tetap
dan modal kerja Astawan, 1999. f.
Net Benefit Cost Net
BC
Benefit Cos
t
Ratio
digunakan untuk mengkaji kelayakan proses sering digunakan pula kriteria yang disebut benefit cost ratio-BCR.
Penggunaannya amat dikenal dalam mengevaluasi proyek-proyek untuk kepentingan umum atau sektor publik. Meskipun penekananya
ditujukan kepada manfaat
benefit
bagi kepentingan umum dan bukan keuntungan finansial perusahaan, namun bukan berarti perusahaan
swasta mengabaikan kriteria ini.
Benefit Cost Ratio
BCR adalah nilai perbandingan antara pendapatan dan biaya. Jika nilai BC lebih besar
dari 1 maka perusahaan memenuhi salah satu kriteria untuk dikatakan layak. Jika nilai BC lebih kecil dari 1 maka perusahaan tidak layak
berdiri rugi. Jika nilai BC = 1 maka perusahaan berada dalam keadaan impas Ibrahim, 1998.
BC Ratio =
Produksi Biaya
Keuntungan
36
BAB III METODE PELAKSANAAN
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Pelaksanaan praktek produksi ini dilaksanakan mulai bulan Maret- Juli 2012.
Tempat yang digunakan adalah Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian,
Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
B. Alat, Bahan dan Cara Kerja
1. Alat
a. Timbangan
b. Baskom
c. Cabinet Dryer
d. Blender
e. Mesin pencetak mi pasta
f. Kompor
g. Panci
h. Loyang
i. Sendok
j. Pisau
k. Sealer
l. Ayakan ukuran 80 mesh
m. Alat Pengukus
Steamer