Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

commit to user 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pesatnya perkembangan di bidang teknologi, komunikasi dan informasi saat ini, mengakibatkan semakin cepatnya laju arus globalisasi. Sebagai contoh adalah kesepakatan ACFTA Asean – China Free Trade Area yang mulai diberlakukan awal tahun 2010, dimana berisi mengenai pemberlakukan tarif bea-masuk barang – barang dari ASEAN ke China maupun sebaliknya menjadi sebesar 0. Hal inilah yang kini memiliki implikasi yang luar biasa di dalam negeri. Seperti yang dikatakan oleh pengamat ekonomi Faisal Bakri sebelumnya, “ Kondisi itu, akan mengancam industri kita karena produk China yang terkenal murah akan menjadi saingan terberat produk kita”. Liputan6.com, Jakarta: 11012010 15:15. Sehingga perubahan dalam berbagai bidang kehidupan telah terjadi. Di Indonesia sendiri telah banyak didirikan sektor – sektor industri yang membuka diri terhadap pasar Internasional. Julukan negara produsen dikejar demi perbaikan ekonomi Indonesia, dan persaingannya di dalam dunia Internasional. Oleh karena itu, Indonesia dituntut untuk mampu lebih cepat dalam memperbaiki Sumber Daya Manusia SDM nya. Sumber Daya Manusia SDM yang ada dilatih dalam berbagai keahlian, salah satunya yang paling penting adalah kemampuan dalam berbahasa asing. 1 commit to user 2 Bahasa Inggris adalah bahasa Internasional yang dapat dikatakan wajib untuk dikuasai oleh setiap orang. Namun seiring dengan perkembangan dari sisi ekonomi, teknologi, dan sosial budaya, China perlu mendapatkan perhatian yang lebih. Laju perekonomian China yang cepat, dan banyak munculnya inovasi – inovasi diberbagai bidang, telah mambawa negara ini duduk di dalam peringkat pertama perekonomian dunia pada tahun 2008 lalu. Hal inilah yang menjadikan bahasa China menjadi bahasa yang diakui oleh dunia sebagai bahasa perantara ke-2 setelah bahasa Inggris. Namun kenyataannya di Indonesia, Sumber Daya Manusia SDM yang menguasai bahasa yang kini menjadi salah satu bahasa yang digunakan dalam Perserikatan Bangsa – Bangsa PBB tersebut, masih sangat sedikit. Sehingga peran penerjemah menjadi sangat vital dalam hal ini. Komunikasi yang lancar diharapkan mampu membangun dan mempertahankan hubungan kerjasama yang baik. Seperti halnya yang terjadi di salah satu perusahaan yang terdapat di Karanganyar, dimana untuk mengembangkan usahanya, dibutuhkan suatu inovasi di dalam teknologi produksi. Namun kekurangan di dalam negeri untuk memproduksi mesin – mesin yang dibutuhkan, membuat investor di Indonesia perlu melirik ke luar, yang salah satunya adalah pada negeri tirai bambu, China. Sehingga berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengangkat judul “ PERAN PENERJEMAH BAHASA CHINA SEBAGAI MEDIATOR KEGIATAN PADA INDUSTRI PLASTIK DI PT. SOLO MULTIPACK “, sebagai laporan Tugas Akhir TA. commit to user 3

B. Perumusan Masalah