commit to user
pengiriman barang yang statusnya LCL, lain halnya dengan barang yang statusnya FCL nama consignee biasanya di isi dengan nama asli
perusahaan pemilik barang. Dalam kegiatan impor yang status barangnya LCL pada Master Bill of
Lading MBL nama consignee yang di gunakan biasanya adalah nama freight forwarder yang di tunjuk oleh agennya yang berada di luar negeri
dalam kasus ini PT. Indotrans Armada Buana sebagai consignee. Di karenakan dalam kegiatan impor barang yang statusnya LCL tidak hanya
terdapat satu nama consignee dalam satu container. PT. Indotrans Armada Buana juga di tunjuk sebagai pihak notify
party yang di tunjuk oleh agennya yang berada di luar negeri, selain mendapatkan fee dari kegiatan tersebut dari agennya, perusahaan juga
mendapatkan keuntungan dari pengurusan dokumen.
2. Biaya yang timbul dari kegiatan impor LCL pada PT. Indotrans
Armada Buana.
Biaya yang timbul dari kegiatan impor yang di lakukan oleh PT. Indotrans Armada Buana, yaitu tentang freight atau ongkos angkut barang
dari luar negeri. Ongkos angkut atau Freight tersebut apakah menggunakan term pembayarannya di muka Freight Prepaid atau di
bayarkan di belakang Freight Collect. Apabila term yang di gunakan adalah Freight Prepaid maka PT. Indotrans Armada Buana yang di tunjuk
sebagai consignee dalam Bill of Lading, Freightnya tersebut tidak di
commit to user
bayarkan oleh PT. Indotrans Armada Buana yang berada di Indonesia karena pembayaran ongkos angkutnya telah di bayarkan pada saat barang
di kapalkan di Negara eksportir. Sebaliknya apabila term yang di gunakan adalah Freight Collect maka perusahaan PT. Indotrans Armada Buana
harus membayarkan terlebih dahulu freight atau ongkos angkut barang kepada MCC Transport. Untuk pembayaran ongkos angkut barang tersebut
biasanya di konsultasikan kepada pemilik barang. Apakah di bayarakan oleh PT. Indotrans Armada Buana atau pemilik barang tersebut. Untuk
barang yang statusnya LCL biasanya di bayarkan langsung oleh PT. Indotrans Armada Buana Ongkos angkut tersebut menjadi salah satu
biaya yang timbul selain dari pengurusan dokumen yang di lakukan oleh importir, agar importir dapat mengambil barangnya dipelabuhan.
Biaya lain yang timbul dari kegiatan impor yang di lakukan oleh PT. Indotrans Armada Buana adalah biaya bongkar muat barang di pelabuhan,
serta biaya administrasi lain. Dalam penanganan kegiatan impor yang statusnya LCL biaya yang timbul lebih banyak dari biaya penanganan
barang yang statusnya FCL. Dalam penanganan barang yang statusnya FCL tidak banyak terkena biaya, lain halnya dengan penanganan barang
yang statusnya LCL. Dalam proses penanganan untuk barang yang statusnya LCL biaya akan lebih besar karena proses konsolidasi harus di
lakasanakan di dalam gudang, dan membutuhkan alat-alat untuk membongkar barang yang disebabkan pemilik barang dalam satu
container tidak hanya satu orang atau perusahaan.
commit to user
Biaya konsolidasi barang yang statusnya LCL akan di bayarkan kepada PT. Mentari Freight Service selaku konsolidator barang setelah menerima
pembayaran dari pemilik barang kepada PT. Indotrans Armada Buana. Konsolidasi barang tersebut di lakukan di gudang PT. Mentari Freight
Service, serta untuk pengambilan barang langsung di ambil di gudang PT. Mentari Freight Service.
Semua biaya yang dikenakan oleh PT. Indotrans Armada Buana kepada si pemilik barang di buat dalam satu dokumen yang di sebut letter
of invoice atau debit note. Di dalam dokumen tersebut terdapat semua biaya yang timbul dari kegiatan impor yang dilakukan. Mulai dari biaya
freight sampai dengan pembuatan dokumen yang di gunakan untuk pengeluaran barang. Untuk status barang yang LCL biaya yang di kenakan
akan lebih besar dari pada barang yang statusnya FCL, di karenakan membutuhkan tempat gudang untuk proses konsolidasi barang.
3. Kendala yang di hadapi oleh PT. Indotrans Armada Buana pada saat