Ki Prawira Struktur Drama “Syeh Jangkung Andum Waris”

60 Sarini : “Boten...boten Pak Lurah. Saya tidak mau jadi istrinya Pak Lurah, senajan kula bakal urip ijen kaliyan Momok teteb badhe kula tampi.” Sarini : “Mau apa Pak Lurah?” Lurah : “Ya harus mau jadi istriku.” Sarini : “Tidak...tidak Pak Lurah. Saya tidak mau menjadi istrinya Pak Lurah, meskipun saya hidup sendiri dengan Momok tetap saya jalani.” RC Andum waris Disc 3 Side B. Kutipan tersebut menerangkan bahwa Sarini dipaksa oleh Lurah Miyono untuk dijadikan istri. Namun Sarini dengan tegas menolak kemauan Lurah Miyono meskipun akan dicukupi segala kebutuhannya. Tokoh Sarini rela hidup menderita daripada harus menghianati suaminya. Tokoh Sarini merupakan seorang perempuan yang tidak gila harta, meskipun pada kenyataannya kehidupan yang dia alami saat ini serba kekurangan dan penuh dengan penderitaan.

4.2.3 Ki Prawira

Tokoh antagonis dalam ketoprak lakon Syeh Jangkung Andum Waris ini adalah Ki Prawira atau lebih dikenal dengan Ki Branjung. Ki Branjung digambarkan seorang yang angkuh dan sombong. Ki Branjung merupakan tokoh yang semena-mena pada orang lain. Dia merasa paling terkaya di desanya. Dia selalu memanfaatkan orang-orang miskin untuk dijadikan korban renteiner. Karena setiap ada orang meminjam uang pada dirinya, Ki Branjung selalu melipatgandakan hutang tersebut. Ki Branjung adalah kakak ipar dari Saridin. Hidupnya yang penuh dengan kecukupan membuat dirinya menjadi sombong. Ki Branjung adalah seorang laki- laki yang penuh dengan perhitungan, karena segala sesuatunya menurutnya dapat 61 diukur dengan harta. Bahkan dia memperlakukan hal tersebut pada adik iparnya sendiri, dia tidak mau membantu kesulitan ekonomi yang dialami oleh Saridin. Ki Brajung selalu bersikap sombong dan angkuh pada orang lain. Ki Branjung : “Weh...enak-enakan teka-teka kari nyekek kari mbadog, angger mrene kari nyekek kari mbadog, angger mrene kok mesthi ngrepoti, apa kowe ngrumangsa nitip beras apa ngrumangsa ngekeki blanja mbakyumu, wong utang beras utang dhuwit urung bayar kok” Ki Branjung : “Wah enak-enakan ya datang tinggal makan, setiap ke sini pasti merepotkan, apa kamu merasa menitipkan beras, apa memberikan belanja pada kakakmu, berhutang beras, hutang uang saja belum bayar” RC Andum Waris Disc 2 Side B. Kutipan di atas dinyatakan bahwa sikap tokoh yang penuh dengan kesombongan dan keangkuhan menghina adik ipar sendiri. Sikap Ki Branjung yang tidak akan boleh jika barang atau makanannya disentuh oleh orang lain, bahkan itu saudaranya sendiri. Sikapnya yang penuh dengan perhitungan, membuat tokoh berbuat pelit dengan semua orang. Nasi sepiring menurut tokoh di atas sangat mahal, karena mencari uang sangatlah sulit membutuhkan kerja keras. Sikap yang diperlihatkan tokoh Ki Branjung seperti itu merupakan sikap yang angkuh dan sombong, tidak pernah mau membantu dengan ikhlas dalam menolong orang lain.

4.2.4 Nyi Branjung