Ibu Luh Sudarmi beserta keluarga mempunyai pelayanan berobat gratis atau keringanan biaya dengan menunjukkan Kartu Indonesia Sehat.
3. Biaya Sosial
Biaya sosial mencangkup biaya iuran di banjar dan uang suka dukadi desa Sangsit. Apabila ada pengeluaran mendadak yang berkaitan dengan keperluan
sosial di lingkungan adat, maka semua biaya tersebut disesuaikan dengan kondisi keuangan keluarga saat itu dan sesuai dengan kemampuan ekonomi
keluarga Ibu Luh Sudarmi. 4.
Biaya Listrik dan Air
Keluarga Ibu Luh Sudarmi hanya cukup untuk menghidupkan tv, lampu dan untuk mengaktifkan sumur bor. Untuk biaya listrik pada keluarga Ibu Luh
Seniasih kurang lebih membayar listrik Rp 80.000bulan. Air untuk kebutuhan MCK dan memasak Ibu Luh Sudarmi diperoleh dari air sumur yang berada
disebelah rumah.
5. Biaya Kerohanian
Pengeluaran Luh Sudarmi di bidang rohani tidak dihitung, karena mata pencaharian dari Ibu Luh Sudarmi sendiri merupakan penjual sarana
persembahyangan banten. Jadi, untuk biaya kerohanian sudah menjadi satu di buat sendiri oleh beliau dan ini merupakan sedikit penghematan dalam
pengeluaran biaya.
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
2.1 Permasalahan Keluarga
Pengidentifikasian permasalahan yang dihadapi oleh keluarga dampingan direalisasikan melalui pendekatan secara langsung melalui wawancara dengan
keluarga dampingan dan melalui pengamatan.Setelah beberapa kali mengadakan kunjungan ke rumah keluarga dampingan, ditemukan beberapa masalah yang
dihadapi oleh keluarga Ibu Luh Sudarmi. Maslaah pertama yang menjadi dominan yaitu masalah pendapatan.Masalah pertama yang dihadapi oleh keluarga Ibu Luh
Sudarmiadalah pendapatan keluarga yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga
setiap harinya.Berdasarkan
hasil wawancara
dengan Ibu
Luh Sudarmimengatakan bahwasuami Ibu Luh Seniasih telah lama meninggal sejak tahun
2002 sehingga beliau harus menggantikan suaminya menjadi kepala keluarga. Kejadian itu sangat membuat Ibu Luh Sudarmi merasa terpuruk dan snagat berat
ditinggal oleh suaminya. Kondisi pada saat itu anak-anak dari beiau masih dalam jenjang pendidikan dan mengharuskan Ibu Luh Sudarmi lebih tekun lagi dalam
menghasilakn pendapatan demi masa depan anak-anaknya yang masih bernaung dijenjang pendidikan. Mengatur keuangan untuk kebutuhan sehari-hari dan
kebutuhan sekolah sangat dikeluarkan secara berhati-hati. Karena kebutuhan sekolah selalu mendesak dan mengakibatkan minimnya kebutuhan untuk kehidupan sehar-
hari. Masalah kedua yaitu kurangnya perilaku hidup sehat. Kamar mandi yang sudah
selayaknya untuk dibersihkan dengan pembersih lantai kamar mandi hanya dibersihkan dengan menggunakan air biasa, pembelian bahan-bahan seperti ini sangat
diperhitungkan oleh Ibu Luh Sudarmi karena kurangnya pendapatan yang mengharuskannya menggunakan cara yang kurang efektif dalam membersihkan
kamar mandi. Selain itu juga terkadang cucunya sering sakit dan deman, hal ini juga dikarenakan kurang mengertinya menjaga pola hidup bersih dan sehat. Dari Ibu Luh