9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Pustaka
Kajian pustaka yang terkait dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:
2.1.1 Tenaga Kerja Asing di Jepang
Permasalahan mengenai tenaga kerja asing atau migran merupakan kajian yang banyak dikaji di Jepang karena Jepang menghadapi berbagai permasalahan
terkait dengan tenaga kerja migran, seperti tingginya angka tenaga kerja asing ilegal hingga persoalan diskriminasi terhadap tenaga kerja asing. Salah satu kajian
mengenai tenaga kerja migran di Jepang telah dilakukan oleh Koyama Kaoru dan Okamoto Masataka 2010 dalam artikelnya yang berjudul
Migrants, Migrants Worker, Refugees, and Japan
’
s Immigration Policy
yang membahas mengenai semakin meningkatnya tenaga kerja migran di Jepang.
Pada tahun 2008 diperkirakan terdapat 925.000 orang tenaga kerja migran dari berbagai negara yang bekerja di Jepang. Tingginya angka tenaga kerja migran
menimbulkan berbagai macam permasalahan karena tidak semuan tenaga kerja migran ini bekerja di Jepang secara legal. Untuk mengatasi permasalahan ini
berbagai kebijakan diambil oleh pemerintah Jepang, seperti memberikan hukuman penjara hingga 3 tahun dan denda hingga 2 juta yen kepada majikan yang
diketahui mempekerjakan tenaga kerja asing ilegal. Selain itu, tenaga kerja migran yang bekerja di Jepang secara ilegal akan mendapatkan ancaman hukuman mulai
dari denda hingga ancaman deportasi.
2.1.2 Tenaga Kerja Indonesia di Jepang
Tenaga kerja asal Indonesia juga telah lama turut mengisi bursa tenaga kerja asing di Jepang. Kajian mengenai tipologi tenaga kerja migran asal
Indonesia yang bekerja di Jepang telah dilakukan oleh Romdiati 2003. Para pekerja migran Indonesia di Jepang dapat dikategorikan ke dalam empat
kelompok, yaitu: 1.
Para pekerja
fulltime
dengan dengan dokumen kerja yang legal 2.
Peserta magangpelatihan
10
3. Mahasiswa yang bekerja paruh waktu
4. Pekerja ilegal.
Tenaga kerja Indonesia yang bekerja secara legal di Jepang pada umumnya bekerja d restoran,
pubs
,
café
sebagai juru masak, manajer, staf administrasi, atau staf pelayanan internasional. Sebagai tenaga kerja
fulltime
yang legal mereka menerima gaji dan bonus serta mendapatkan asuransi kesehatan dan
pensiunan. Ada juga tenaga kerja Indonesia yang legal dengan keahlian yang rendah, biasanya mereka adalah suami atau istri dari warganegara Jepang yang
bekerja secara paruh waktu. Status mereka yang memiliki pasangan warganegara Jepang memberikan kemudahan dan fleksibilitas untuk bekerja. Mereka biasanya
mengerjakan pekerjaan kasar pada perusahaan skala kecil dan menengah. Tenaga kerja Indonesia yang legal dengan keahlian yang rendah pada umumnya
terkonsentrasi di daerah industri Osaka dan wilayah Shizuoka dan Nagoya. Dengan rata-rata pendapatan per-jam 1.700 yen. Terdapat juga tenaga kerja
Indonesia yang bekerja di restoran,
karaoke bar
, dan
pubs
. Para tenaga kerja yang bekerja di bidang hiburan ini masuk ke Jepang dengan visa budaya yang berlaku
selama enam bulan dan setelah enam bulan berikutnya mereka akan digantikan oleh kelompok yang baru. Mereka menerima gaji, asuransi kesehatan, dan garansi
biaya pesawat ke Indonesia. Selain pekerja tetap, terdapat juga pekerja magang asal Indonesia yang
pada umumnya magang di wilayah Osaka, Nagano, dan Kanto. Para peserta magang asal Indonesia rata-rata berusia 20 tahun hingga awal 30 tahun, dengan
tingkat pendidikan minimal SMA, dan berjenis kelamin laki-laki. Para peserta magang pada umumnya bekerja di sektor manufaktur. Tenaga kerja asal Indonesia
yang bekerja secara ilegal di Jepang diperkiran jumlahnya juga cukup tinggi walaupun tidak ada data yang spesifik. Tenaga kerja ilegal asal Indonesia dapat
dikelompokan menjadi tiga, yaitu: 1.
Pekerja yang masuk ke Jepang dengan menggunakan visa turis atau budaya tetapi melanggar ketentuan visa mereka dengan bekerja.
2. Pekerja yang izin kerjanya telah berakhir tetapi tetap bekerja di
Jepang.
11
3. Peserta magang yang meninggalkan tempat kerja mereka dan bekerja
di pabrik dengan gaji dan kondisi kerja yang lebih baik. Kajian mengenai tenaga kerja Indonesia yang bekerja di Jepang juga telah
dilakukan oleh Hamzali 2011 dalam artikel yang berjudul
The Concern and Motivation of Indonesian Nurses and Care Workers in Japan in the Frame of IJ -
EPA Indonesian-Japan Economic Partnership Agreement
. Kajian ini lebih memfokuskan kepada tenaga kerja Indonesia yang bekerja magang di Jepang
sebagai perawat dan
care workers
dalam kerangka
Indonesian-Japan Economic Partnership Agreement
IJ-EPA. Faktor pendorong tenaga kerja perawat dan
care workers
asal Indonesia bekerja di Jepang adalah 1 standar hidup Indonesia yang lebih rendah dibandingkan dengan Jepang dan 2 kesempatan kerja di
Indonesia yang rendah. Faktor penarik tenaga kerja perawat dan
care workers
asal Indonesia bekerja di Jepang adalah 1 standar dan kualitas hidup di Jepang yang
lebih tinggi; 2 citra Jepang sebagai negara yang maju, modern, dan memiliki teknologi yang canggih; dan 3 peluang kerja yang lebih baik di Jepang.
2.1.3 Kebijakan Keimigrasian dan Ketenagakerjaan di Jepang