Teori Migrasi Ekonomi Teori Motivasi Teori Konflik

13 yang biasanya dihindari oleh para pekerja Jepang. Pekerjaan semacam ini biasanya memiliki gaji yang rendah tanpa perlindungan asuransi kerja.

2.2 Kerangka Teori

Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

2.2.1 Teori Migrasi Ekonomi

Untuk mengkaji motivasi tenaga kerja wanita asal Bali bekerja di Jepang digunakan teori migrasi, khususnya teori migrasi tenaga kerja. Teori migrasi paling awal dikemukan oleh Ernest Ravenstein yang menyebutkan bahwa migrasi terkait erat dengan faktor penarik dan faktor pendorong. Salah satu dasar orang untuk melakukan migrasi adalah untuk mendapatkan kesempatan ekonomi yang lebih baik. Salah satu teori yang menjelaskan migrasi internasional, khususnya migrasi tenaga kerja adalah teori ekonomi neoklasik yang menyebutkan bahwa Harris J.R. dan Todaro M.P., 1970 : 1. Penyebab utama migrasi tenaga kerja adalah adanya perbedaan upah antara negara pengirim tenaga kerja dengan negara penerima tenaga kerja. 2. Migrasi tenaga kerja internasional dipengaruhi oleh mekanisme pasar tenaga kerja. 3. Migrasi tenaga kerja internasional dapat dikontrol oleh pemerintah melalui regulasi pasar tenaga kerja, baik oleh negara pengirim maupun penerima tenaga kerja.

2.2.2 Teori Motivasi

Selain teori migrasi, untuk mengkaji motivasi tenaga kerja wanita asal Bali bekerja di Jepang digunakan teori motivasi dari Abraham H. Maslow. Manusia bekerja pada dasarnya adalah untuk memenuhi beragam kebutuhan. Maslow mengambarkan hirarki kebutuhan manusia ke dalam piramida yang terdiri dari lima tingkat yang terdiri dari 1 kebutuhan fisiologis; 2 kebutuhan akan rasa aman; 3 kebutuhan sosial; 4 kebutuhan akan penghargaan; dan 5 kebutuhan akan aktualiasi diri Miller, F.P., et al . 2009:19. 14

2.2.3 Teori Konflik

Untuk mengkaji mengenai tantangan yang dihadapi tenaga kerja wanita asal Bali yang bekerja di Jepang digunakan teori konflik. Salah satu teori konflik dikemukan oleh Randall Collins. Teori konflik yang dikemukan oleh Collins bersifat interegatif karena berorientasi mikro. Dalam teorinya Collins memusatkan kepada stratifikasi sosial karena stratifikasi sosial menyentuh berbagai cirri kehidupan. Individu dipandang memiliki sifat sosial tetapi sangat mudah berkonflik dalam hubungan sosial mereka. Setiap individu berupaya untuk memaksimalkan status subjektif mereka dan hal itu dapat menimbulkan konflik karena kepentingan yang saling bertentangan. Pendekatan konflik terhadap stratifikasi dapat dilihat melalui prinsip Ritzer, G. dan Goodman, D.J. 2011: 160- 164: 1. Setiap individu hidup di dalam dunia subjektif yang dibangun sendiri. 2. Individu lain mempunyai kekuasaan untuk mempengaruhi atau mengontrol pengalaman subjektif seorang individu. 3. Individu lain berupaya untuk mengontrol individu yang menentang meraka 15 BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1 Tujuan Penelitian