1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era globalisasi, perempuan dan laki-laki yang memiliki pandangan modern tidak lagi mempermasalahkan perbedaan jenis kelamin dalam hal pekerjaan.
Hal ini tentu saja membuka peluang yang luas bagi perempuan untuk berjuang dan menyatakan diri dalam berbagai posisi di industri pariwisata. Walaupun penelitian-
penelitian terdahulu masih mengungkapkan keterlibatan dan peran perempuan di bidang pembangunan pariwisata masih belum optimal dimana peluang-peluang kerja
yang diperoleh dari pembangunan pariwisata sebatas pada sektor informal sehingga perempuan dikategorikan sebagai
low skill employement
daripada kaum laki-laki. Namun sekarang ini perempuan memiliki kesempatan yang sama dengan laki-
laki, perempuan dapat bekerja dan juga mengenyam pendidikan yang sama. Keaadaan ini sejalan dengan tuntutan ekonomi yang juga mengharuskan perempuan
untuk ikut bekerja dalam memenuhi kebutuhan hidup sehingga mencapai suatu kualitas hidup yang di inginkan. Kebanyakan perempuan memilih menjadi pekerja
pada industri pariwisata khususnya di Bali tetapi tidak sedikit juga perempuan yang telah berhasil menjadi pioner dalam industri pariwisata. Putra 2013 menambahkan
perempuan bali semakin inovatif dan kreatif dalam mengembangkan industri pariwisata yang terkait dengan karakteristik kegiatan perempuan secara tradisional,
dan sukses menjadi pioner dalam industri pariwisata.
2
Peluang yang tersedia bagi perempuan dalam partisipasi di bidang pariwisata cukup beragam antara lain membuka jasa akomodasi penginapan berupa
homestay
di desa-desa tujuan wisata, mengemas hasil pertanian menjadi paket oleh-oleh khas, membudidayakan tanaman hias untuk dijadikan oleh-oleh wisatawan, menyajikan
hasil pertanian sebagai produk makanan khas, membuka warung makan, membuat cendera mata, membuka kios cendera mata, menyediakan jasa pemanduan wisata,
membentuk kelompok seni pertunjukan yang melibatkan perempuan, membuka jasa katering
,
dan lain-lain. Perkembangan industri pariwisata telah memperbesar kesempatan perempuan untuk tidak hanya menjadi pekerja di sektor-sektor pariwisata
tetapi juga memberikan kesempatan bagi perempuan untuk menjadi pengusaha serta memberdayakan perempuan lainnya untuk bekerja di sektor pariwisata Astuti,et al
2008:2. Bali sebagai the best destination in the world, tidak cukup memanjakan
wisatawan dengan banyak pilihan wisata, namun semakin lengkap dengan wisata Spa yang tidak hanya digemari wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.
Spa telah berkembang menjadi industri yang sangat menjanjikan seiring dengan berkembangnya bisnis pariwisata dan industri Spa telah menjadi bagian dari gaya
hidup masyarakat dunia. Industri Spa tumbuh pesat dan menopang pariwisata, baik di hotel berbintang maupun kawasan destinasi wisata.
3
Bali menjadi salah satu destinasi wisata utama Spa dengan beragam jenis pusat spa dan perawatan kesehatan yang telah berkembang sejak lama dan tidak ditemukan
di negara lainnya. Meirina 2012 Seorang pengelola Padmastana Spa Training Center Jeni Widiyah dalam Antara
News mengungkapkan saat ini bisnis spa berkembang pesat di Bali mulai dari layanan sederhana hingga resort-resort mewah yang memposisikan diri sebagai resort
spa. Spa saat ini bukan sekedar trend, tapi telah menjadi kebutuhan sehari-hari karena semakin tingginya tuntutan pekerjaan yang berpeluang meningkatkan stres seseorang,
maka semakin tinggi pula tingkat kebutuhan relaksasinya. Gaya hidup dan faktor lain seperti meningkatnya kesibukan kerja membuat tingkat stres ikut pula meningkat.
Pilihan fasilitas Spa mulai sederhana dengan struktur kayu hingga resort spa internasional, serta Spa yang mengangkat produk herbal seperti rempah-rempah serta
teknik spa lokal warisan tradisi leluhur Meirina dalam Antara News 2012 Selain jenis pelayanan dan produk spa yang dihasilkan bali, therapis spa Bali
pun menjadi keunggulan, hal ini menjadi fenomenal karena meningkatnya kebutuhan tenaga kerja sebagai Spa therapis. Wayan pageh BP3TKI balai pelayanan
penempatan dan perlindungan tenaga kerja indonesia menyampaikan setiap tahunnya khususnya tenaga therapis spa bali permintaannya meningkat terutama ke luar negri.
Masyarakat Bali menjadi semakin antusias bekerja di luar negeri sebagai tenaga kerja Spa therapis Indonesia yang bekerja pada hotel berbintang empat ke atas, kapal pesiar
4
asing dan perusahaan asing yang berbadan hukum tetap LHS dalam Antara news 2012
Berdasarkan data BP3TKI Denpasar, penempatan tenaga kerja Spa Indonesia tahun 2010 sebanyak 177 orang. Jumlah ini meningkat pada tahun 2011 menjadi
1.697 orang. Sementara itu, hingga Mei 2012 terhitung sebanyak 686 tenaga Spa asal Bali yang telah berangkat ke luar negeri. Totalnya tenaga Spa asal Pulau Dewata
mencapai 2.560 orang yang tersebar di 49 negara dan terbanyak tersebar di Uni Emirat Arab, Rusia, Turki dan Prancis. Permintaan atas tenaga kerja Spa asal Bali
semakin meningkat, yakni pada tahun 2012 terdapat lebih dari 4.000 permintaan atau lowongan kerja sehingga para penyedia tenaga kerja Spa profesional di Bali kerap
kewalahan memenuhi permintaan tersebut DWA dalam Antara News 2012 Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kadisnakertransos Kota
Denpasar, Made Erwin Suryadarma Sena, pada artikel Bisnis Online Bali menyebutkan permintaan terapis spa dari Bali sangat tinggi dan belum mampu
dipenuhi. TKI asal Bali itu dinilai memiliki keunggulan kompetensi dan kejujuran serta bertanggung jawab terhadap pekerjaan,” dan perkembangannya para therapis
spa kini telah banyak yang merambah level lebih tinggi. Seperti menjadi instruktur spa bahkan manajer spa Aya,2012. Hal ini pun sama diungkapkan oleh Eni Cipta
2012seorang pemilik spa di kawasan kuta yang menyatakan tidak sedikit perempuan yang dulunya bekerja sebagai therapis spa di luar negri mencoba
peruntungan dengan membuka spa dan memberdayakan perempuan lainnya sebagai
5
pekerja pada usaha spa yang mereka dirikan. Fenomena ini sangat menarik untuk dikaji dalam perkembangan industri pariwisata yang mana tidak sedikit perempuan
Bali berkecimpung di industri pariwisata spa baik sebagai pekerja atau bahkan pencipta lapangan pekerjaan untuk perempuan lainnya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana perempuan Bali dalam industri spa?
2. Bagaimanakah kualitas hidup perempuan Bali yang bekerja pada industri spa?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran
mengenai perempuan Bali dalam industri spa dan kualitas hidup perempuan dalam industri spa di Bali
1.3.2 Tujuan Khusus dari penelitian sebagai berikut:
a. Untuk memberikan gambaran mengenai perempuan Bali dalam industri
spa b.
Untuk mengetahui kualitas hidup perempuan Bali yang bekerja pada industry spa
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoristis Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan pemikiran-
pemikiran yang dapat menambah dan memperdalam secara teoritis mengenai studi perempuan terutama yang berkaitan dengan perempuan dalam industri pariwisata
khususnya spa serta kualitas hidup perempuan Bali pada khususnya.
6
1.4.2 Manfaat Praktis
Dominasi perempuan khususnya perempuan Bali dalam industri spa saat ini memegang peranan penting baik sebagai pengelola, pemilik dan therapis spa sehingga
secara praktis penelitian ini diharapkan bermanfaat terhadap kehidupan perempuan Bali yang terlibat dalam perkembangan industri pariwisata spa.
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA