4.2 Pajak Konsumsi Pemikul beban pajak berahkir pada konsumen ahkir.
4.3 PPN bersifat Netral Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai PPN didasarkan pada “destination
principle” dan hanya dikenakan atas nilai tambahnya saja. 4.4 Pajak Pertambahan Nilai PPN dipungut di tempat barang atau jasa tersebut
dikonsumsi. 4.5 Pajak Objektif
Pajak Pertambahan Nilai PPN hanya dikenakan bila terdapat faktor objektif, yaitu : kedaaan, peristiwa atau perbuatan hukum yang dapat dikenai
pajak. 4.6 Pajak Pertambahan Nilai PPN akan mendahulukan Objek, lalu kemudian
mencari Subjeknya. 4.7 Sistem Faktur
Setiap penyerahan Barang Kenak Pajak danatau Jasa Kenak Pajak yang dilakukan olehPengusaha Kenak Pajak PKP harus dibuatkan Faktur Pajak.
5. Restitusi
Direktorat Jenderal Pajak setelah melakukan pemeriksaan atas permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak selain permohonan
pengembalian kelebihan pembayaran pajak dari Wajib Pajak dengan kriteria tertentu harus menerbitkan surat keterangan paling lambat 12 dua belas bulan
Universitas Sumatera Utara
sejak surat permohonan diterima, kecuali untuk kegiatan tertentu yang ditetapkan dengan Keputusan Dirjen Pajak Pasal 17B Undang – Undang Ketentuan Umum
dan Tatacara Perpajakan. Apabila setelah lewat jangka waktu 12 bulan Dirjen Pajak tidak memberi suatu keputusan permohonan pengembalian kelebihan
pembayaran pajak dianggap dikabulkan dan SKPLB harus diterbitkan dalam jangka waktu 1 bulan setelah 12 bulan tersebut jangka waktu berahkir Pasal
17B ayat 2. Pengajuan restitusi dapat dilakukan dengan cara mengisi SPT Lebih Bayar
dan memilih kolom atau kotak restitusi Pasal 17B atau mengajukan restitusi secara tertulis setelah menerima SKPLB, KPP akan menerbitkan SPMKP Surat
Perintah Membayar Kelebihan Pembayaran Pajak dan SKPKPP Surat Keputusan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak dalam jangka waktu 1
bulan sejak diterimanya permohonan Wajib Pajak atau sejak diterbitkannya SKPLB berdasarkan Pasal 17B Bila Wajib Pajak mempunyai utang pajak maka
akan dilakukan kompensasi terlebih dahulu. Tatacara Penghitungan dan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak
diatur dalam Nomor 72PMK.032010 Tanggal 31 Maret 2010, Nomor Per- 63Pj2010 Tanggal 22 Desember 2010, Nomor 76PMK.032010 Tanggal 31
Maret, yang mengatur tentang kelebihan pembayaran pajak
Universitas Sumatera Utara
6. Dasar Hukum Restitusi Pajak Pertambahan Nilai PPN
Menurut Undang – Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai PPN pada pasal 9 ayat 4, ayat 4a, ayat 4b, ayat 4c, ayat
4d, dan ayat 4f, pajak masukan dalam suatu masa pajak dikreditkan dengan pajak keluaran dalam masa pajak yang sama. Pajak masukan yang dikreditkan
harus menggunakan faktur pajak yang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat 5 dan ayat 9 Undang – Undang.
Berdasarkan hal tersebut, apabila dalam suatu masa pajak, pajak keluaran lebih besar daripada pajak masukan, selisihnya merupakan Pajak Pertambahan
Nilai PPN yang harus disetor oleh pengusaha kenak pajak. Apabila dalam suatu masa pajak, pajak masukan yang dapat dikreditkan lebih besar daripada pajak
keluaran, selisihnya merupakan kelebihan pajak yang dikompensasikan ke masa pajak berikutnya, hal ini yang mendasari restitusi.
Pengembalian kelebihan pembayaran pajak restitusi terjadi apabila jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar lebih besar daripada jumlah
pajak yang terutang atau telah dilakukan pembayaran pajak yang tidak seharusnya terutang, dengan catatan wajib pajak tidak punya hutang pajak lain. Ketentuan
restitusi diatur lebih lanjut di dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 72PMK.032010 tentang Tatacara Pengembalian Kelebihan PPN.
Universitas Sumatera Utara
7. Restitusi Pajak Pertambahan Nilai PPN