Diare .1 Definisi Diare TINJAUAN PUSTAKA

Dosis terlalu rendah a. Pasien menjadi sulit disembuhkan dengan terapi obat yang digunakan b. Pasien menerima kombinasi produk yag tidak perlu dimana single drug dapat memberikan pengobatan yang tepat c. Pasien alergi d. Dosis yang digunakan terlalu rendah untuk menimbulkan respon e. Konsentrasi obat dalam serum pasien di bawah range terapeutik yang diharapkan f. Waktu prophylaksis preoperasi antibiotik diberikan terlalucepat g. Dosis dan fleksibilitas tidak cukup untuk pasien h. Terapi obat berubah sebelum terapetik percobaan cukupuntuk pasien i. Pemberian obat terlalu cepat Reaksi obat merugikan a. Pasien dengan faktor resiko yang berbahaya bila obat digunakan b. Ketersediaan dari obat dapat menyebabkan interaksi dengan obat lain atau makanan pasien c. Efek dari obat dapat diubah oleh substansi makanan pasien d. Efek dari obat diubah enzym inhibitor atau induktor dari obatlain e. Efek dari obat diubah dengan pemindahan obat dari bindingsite oleh obat lain f. Hasil laboratorium dapat berubah karena gangguan obat lain Dosis telalu tinggi a. Dosis terlalu tiggi b. Konsentrasi obat dalam serum pasien di atas range terapi obat yang diharapkan c. Dosis obat meningkat terlalu cepat d. Obat, dosis, rute, perubahan formulasi yang tidak tepat. e. Dosis dan interval flexibility tidak tepat Ketidakpatuhan pasien a. Pasien tidak menerima aturan pemkaian obat yang tepat penulisan, obat, pemberian, pemakaian b. Pasien tidak menuruti ketaatan rekomendasi yang diberikan untuk pengobatan c. Pasien tidak mengambil obat yang diresepkan karena harganya mahal d. Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan karena kurang mengerti e. Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan secara konsisten karena merasa sudah sehat Cipolle, et al., 2004 2.2 Diare 2.2.1 Definisi Diare Menurut WHO 2005 diare adalah buang air besar yang sering dan cair, biasanya paling tidak tiga kali dalam 24 jam. Namun, lebih penting konsistensi tinja dari pada jumlah. Seringkali, buang air besar yang berbentuk bukanlah diare. Hanya bayi yang diberi ASI sering buang air besar, buang air besar yang “pucat” juga bukan diare. Universitas Sumatera Utara Menurut Suraatmaja 2010 diare merupakan penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya 3 kalihari disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair, dengantanpa darahatau lendir. Hippocrates mendefinisikan diare sebagai pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair. Di Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUIRSCM, diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Anak dikatakan diare bila frekuensinya lebih dari 3 kali Hassan dan Alatas, 2005. Sedangkan Garna H., dkk 2005 diare merupakan buang air besar dengan konsistensi lebih encercair dari biasanya, ≥3 kali per hari, dapattidak disertai dengan lendirdarah yang timbul secara mendadak atau berlangsung kurang dari 2 minggu.

2.2.2 Klasifikasi Diare

Menurut WHO 2005 diare terdiri dari beberapa jenis yang dibagi secara klinis yaitu: a. Diare cair akut termasuk kolera, berlangsung selama beberapa jam atau hari, mempunyai bahaya utama yaitu dehidrasi dan penurunan berat badan juga dapat terjadi jika makanan tidak dilanjutkan. b. Diare akut berdarah, yang disebut disentri, mempunyai bahaya utama yaitu kerusakan mukosa usus, sepsis dan gizi buruk, mempunyai komplikasi seperti dehidrasi. c. Diare persisten, yaitu berlangsung selama 14 hari atau lebih, bahaya utama adalah malnutrisi dan infeksi non-usus serius dan dehidrasi. d. Diare dengan malnutrisi berat marasmus atau kwashiorkor mempunyai bahaya utama adalah infeksi sistemik yang parah, dehidrasi, gagal jantung dan kekurangan vitamin dan mineral.

2.2.3. Etiologi Diare

Etiologi Diare dapat dibagi mejadi beberapa faktor, yaitu: a. Faktor infeksi: i. Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak, yang meliputi infeksi bakteri Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, Champylobacter, Yersinia, dan Aeromonas; infeksi virus Enteroovirus Virus ECHO, Coxsackie, Poliomyelitis, Adenovirus, Rotavirus, dan Astrovirus; infeksi parasit cacing Ascaris, Trichiuris, Oxyuris, Strongyloides, Protozoa Entemoeba histolytica, Giardia lambia, Tricomonas hominis, dan jamur Candida albicans. Universitas Sumatera Utara ii. Infeksi parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan, seperti Otitis Media Akut OMA, Tonsilofaringitis, Bronkopneumonia, Ensefalitis dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pad bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun. b. Faktor malabsorpsi i. Malabsorbsi karbohidrat disakarida intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa, monosakarida intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa. Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering adalah intoleransi laktosa. ii. Malabsorbsi lemak iii. Malabsorbsi protein c. Faktor makanan: makanan basi, beracun, dan alergi terhadap makanan. d. Faktor psikologis: rasa takut dan cemas. Walaupun jarang dapat menimbulkan diare terutama pada anak yang lebih besar Hasan dan Alatas, 2005.

2.2.4 Patogenesis Diare

Mekanisme yang menyebabkan timbulnya diare ialah gangguan osmotik, gangguan sekretorik, dan gangguan motilitas usus Suraaatmaja, 2007. Pada diare akut, jasad renik masuk ke dalam usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung. Jasad renik tersebut berkembang biak di dalam usus halus dan mengeluarkan toksin toksin diaregenik sehingga mengakibatkan hipersekresi dan selanjutnya akan menimbulkan diare Hasan dan Alatas, 2005.

2.3 Dehidrasi