ii. Infeksi parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan, seperti Otitis Media Akut OMA, Tonsilofaringitis, Bronkopneumonia,
Ensefalitis dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pad bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun.
b. Faktor malabsorpsi i. Malabsorbsi karbohidrat disakarida intoleransi laktosa, maltosa dan
sukrosa, monosakarida intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa. Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering adalah intoleransi laktosa.
ii. Malabsorbsi lemak iii. Malabsorbsi protein
c. Faktor makanan: makanan basi, beracun, dan alergi terhadap makanan. d. Faktor psikologis: rasa takut dan cemas. Walaupun jarang dapat menimbulkan
diare terutama pada anak yang lebih besar Hasan dan Alatas, 2005.
2.2.4 Patogenesis Diare
Mekanisme yang menyebabkan timbulnya diare ialah gangguan osmotik, gangguan sekretorik, dan gangguan motilitas usus Suraaatmaja, 2007. Pada diare
akut, jasad renik masuk ke dalam usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung. Jasad renik tersebut berkembang biak di dalam usus halus dan
mengeluarkan toksin toksin diaregenik sehingga mengakibatkan hipersekresi dan selanjutnya akan menimbulkan diare Hasan dan Alatas, 2005.
2.3 Dehidrasi
Dehidrasi terjadi akibat kehilangan air dan elektrolit yang melebihi pemasukannya. Kehilangan cairan akibat diare akut menyebabkan dehidrasi yang
bersifat ringan, sedang, atau berat Suharyono, 2007.
Volume cairan yang hilang melalui tinja dalam 24 jam bervariasi dari 5 mlkg BB mendekati normal sampai 200 mlkg BB, atau lebih.
Konsentrasi dan jumlah elektrolit yang hilang juga bervariasi. Total kehilangan natrium tubuh pada anak-anak dengan dehidrasi berat akibat diare biasanya sekitar
70-110 milimol per liter air yang hilang. Hilangnya kalium dan klorida berada dalam kisaran yang sama WHO, 2005.
Hilangnya cairan 5-10 berat badan mengkibatkan dehidrasi sedang yang ditandai dengan rasa haus, sedangkan hilangnya cairan 10 atau lebih akan terjadi
dehidrasi berat dan penderita mungkin akan sangat haus. Hilangnya cairan dalam rongga ekstrasel mengakibatkan turgor kulit berkurang, ubun-ubun dan mata
Universitas Sumatera Utara
cekung, dan mukosa kering Suharyono, 2007. Adapun cara menilai derajat dehidrasi dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2
Cara menilai derajat dehidrasi
Penilian A
B C
a. Lihat: Keadaan umum
Mata Haus
Baik, sadar
Normal Dapat minum, tidak
haus Gelisah
Cekung Haus, dan ingin
minum banyak Lesu lunglai dan
tidak sadar Sangat cekung
Malas minum atau tidak bisa minum
b. Periksa turgor kulit Kembali cepat
Kembali lambat Kembali sangat
lambat c. derajat dehidrasi
Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan-
sedang Bila ada 1 tanda
ditambah 1 atau lebih tanda lain
Dehidrasi berat Bila ada 1 tanda
ditambah 1 atau lebih tanda lain
Terapi Rencana terapi A
Rencana terapi B Rencana terapi C
WHO, 2005
2.4 Pengelolaan Diare
Menurut WHO 2005 tujuan pengobatan diare akut secara objektif
adalah:
a. mencegah dehidrasi, jika tidak ada tanda-tanda dehidrasi; b. mengobati dehidrasi, jika ada;
c. mencegah kerusakan nutrisi, dengan memberi makanan selama dan setelah
dehidrasi; dan d. mengurangi durasi dan keparahan diare, dan timbulnya pada episode
mendatang, dengan memberikan suplemen zinc.
2.4.1 Rencana Terapi A: terapi di rumah untuk mencegah dehidrasi dan malnutrisi
Universitas Sumatera Utara
Anak tanpa tanda-tanda dehidrasi memerlukan tambahan cairan dan garam untuk mengganti kehilangan cairan dan elektrolit akibat diare. Jika ini tidak
diberikan tanda-tanda dehidrasi akan terjadi. Ibu harus diajarkan cara mencegah dehidrasi di rumah dengan memberikan anak lebih banyak cairan dari biasanya,
bagaimana mencegah kekurangan gizi dengan terus memberi makan anak dan mengapa tindakan-tindakan ini penting. Ibu juga harus mengetahui tanda-tanda
yang mengindikasikan anak harus dibawa ke petugas kesehatan. Langkah-langkah tersebut dirangkum dalam 4 aturan Rencana Terapi A WHO, 2005.
Aturan 1: beri anak lebih banyak cairan dari biasanya untuk mencegah dehidrasi
Cairan yang diberikan adalah cairan yang mengandung garam seperti oralit, minuman bergaram air beras bergaram, minuman yoghurt bergaram, dan
buah atau sup yang bergaram dan diberikan pula air bersih yang matang.
Adapun jumlah cairan yang harus diberikan sesuai umur menurut WHO 2005 dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Jumlah cairan yang diberikan pada Rencana Terapi A
Umur tahun Jumlah cairan yang harus diberiakan
2 50-100 ml
2-10 100-200 ml
10 200 ml atau sebanyak yang mereka mau
Aturan 2: berikan zinc 10-20 mg, setiap hari selama 10-14 hari
Zinc dapat diberikan dalam bentuk sediaan sirup atau tablet. Dengan memberikan zinc segera setelah diare mulai, durasi dan tingkat keparahan diare
serta risiko dehidrasi akan berkurang. Dengan pemberian zinc selama 10 sampai 14 hari, zinc yang hilang selama diare dapat diganti sepenuhnya, dan risiko anak
mengalami diare dalam 2 sampai 3 bulan ke depan dapat berkurang WHO, 2005. Aturan 3: beri anak makanan untuk mencegah kurang gizi
Makanan tidak boleh dibatasi dan makanan biasa tidak boleh diencerkan. Pemberian ASI harus dilanjutkan. Pada anak yang dibatasi makannya dan
makanannya diencerkan, dapat menurunkan berat badan, menyebabkan diare dan pemulihan fungsi usus lebih lama. Secara umum, makanan yang sesuai untuk
anak dengan diare adalah sama dengan yang diperlukan oleh anak-anak sehat. Bayi semua usia yang menyusui harus tetap menyusui sesering dan selama
mereka inginkan. Bayi yang menyusu lebih dari biasanya harus didukung. Bayi yang tidak disusui harus diberikan susu formula sekurang-kurangnya setiap tiga
jam WHO, 2005.
Universitas Sumatera Utara
Makanan hendaknya diberikan setiap tiga atau empat jam enam kali sehari. Makan dalam porsi kecil tetapi sering diberikan, lebih baik dari makan
banyak tetapi jarang. Setelah diare berhenti, makanan dapat terus diberikan dengan energi yang sama dan berikan tambahan makanan lainnya setiap hari
selama dua minggu WHO, 2005.
Aturan 4: bawa anak ke petugas kesehatan kesehatan jika ada tanda-tanda dehidrasi atau masalah lainnya
Ibu harus membawa anaknya ke petugas kesehatan jika anak buang air
besar yang cair sering terjadi, muntah berulang-ulang, sangat haus, makan atau minum sedikit, demam, tinja berdarah, dan anak tidak membaik dalam tiga hari
WHO, 2005.
2.4.2 Rencana Terapi B: terapi rehidrasi oral untuk anak-anak dengan dehidrasi ringan-sedang
Jika berat badan anak diketahui, maka jumlah larutan ditentukan berdasarkan berat badan kg dikalikan 75 ml. Jika berat badan anak tidak
diketahui maka penentuan jumlah larutan berdasarkan usia anak Tabel 2.4.
Tabel 2.4 Jumlah cairan yang diberikan pada Rencana Terapi B
Jumlah cairan yang harus diberikan dalam 4 jam pertama
Usia
a
Kurang dari 4 bulan
4-11 bulan 12-13 bulan
2-4 tahun 5-14 tahun
15 tahun Berat badan Kurang dari
5 kg 5-7,9 kg
8-10,9 kg 11-15,9 kg
16-29,9 kg 30 tahun
Jumlah ml 200-400
400-600 600-800
800-1200 1200-2200
2200-4000
a
Digunakan apabila berat badan pasien tidak diketahui
Edema bengkak kelopak mata adalah tanda over-hidrasi. Jika hal ini terjadi, hentikan penggunaan oralit, tapi dapat diberi ASI atau air putih, dan
makanan. Bila edema telah hilang, pemberian oralit dilanjutkan sesuai dengan Rencana Terapi A WHO, 2005.
Jika anak masih memiliki tanda-tanda yang menunjukkan dehidrasi ringan-sedang, teruskan terapi rehidrasi oral dengan mengulangi Rencana Terapi
B. Pada saat yang sama, mulai pemberian makanan, susu dan cairan lain, seperti yang dijelaskan dalam Rencana Terapi A, dan terus evaluasi kembali anak. Jika
Universitas Sumatera Utara
tanda-tanda dehidrasi telah hilang turgor kulit normal, tidak haus, anak berkemih, dan anak menjadi tenang dan tidur maka disimpulkan rehidrasi telah tercapai.
Jika tanda-tanda dehidrasi berat muncul, terapi intravena harus dimulai sesuai Rencana Terapi C. Anak-anak tersebut harus diberikan larutan oralit
melalui selang nasogastrik atau larutan ringer laktat intravena 75 mlkg4jam, biasanya dilakukan di rumah sakit WHO, 2005.
Pemberian zinc pada Rencana Terapi B dapat diberikan sesuai dengan Rencana terapi A. Kecuali ASI, makanan tidak boleh diberikan selama empat jam
pertama periode rehidrasi. Namun, anak-anak yang terus dalam Rencana Terapi B lebih dari empat jam harus diberikan makanan setiap 3-4 jam seperti yang
dijelaskan dalam Rencana terapi A WHO, 2005.
2.4.3 Renacana Terapi C: untuk pasien dengan dehidrasi berat
Pengobatan bagi anak-anak dengan dehidrasi berat adalah rehidrasi intravena. Jumlah cairan rehidrasi intravena dapat dilihat pada Tabel 2.5.
Tabel 2.5 Jumlah cairan secara intravena pada Rencana Terapi C
Anak-anak yang masih dapat minum, walaupun sedikit, harus diberikan oralit per oral sampai infus berjalan. Setelah anak dapat minum tanpa kesulitan,
semua anak harus menerima oralit 5 mlkgjam dalam waktu 3-4 jam untuk bayi atau 1-2 jam untuk pasien yang lebih tua WHO, 2005.
Pasien harus dinilai ulang setiap 15-30 menit sampai denyut arteri radialis teraba kuat. Setelah itu, pasien harus dievaluasi ulang setiap 1 jam untuk
memastikan bahwa hidrasi meningkat. Jika tidak, maka infus harus diberikan lebih cepat. Setelah 6 jam bayi atau 3 jam anak, evaluasi penderita
mengunakan tabel pernilaian Tabel 2.2, kemudian pilihlah rencana terapi yang sesuai A, B atau C untuk melanjutkan terapi WHO, 2005.
Umur Pemberian pertama
30 mlkg selama:
Pemberian selanjutnya 70 mlkg
selama:
12 bulan 1 jam
5 jam 12 bulan
30 menit 2 ½ jam
Universitas Sumatera Utara
Depkes RI 2011 menyusus sebuah panduan yang dikenal dengan istilah LINTAS DIARE, yaitu lima langkah tuntaskan diare terdiri dari:
a. berikan oralit b. berikan tablet zinc selama 10 hari berturut-turut
c. teruskan ASI dan makan. d. berikan antibiotik secara selektif
e. berikan nasihat kepada ibukeluarga.
2.5 Rekam Medis