Motivasi Positif Motivasi Negatif, di mana pemimpin memotivasi bawahannya dengan

2. Teori Sasaran goal, didasarkan pada kepercayaan bahwa sasaran seseorang ditentukan oleh cara mereka berperilaku dalam pekerjaan mereka dan jumlah upaya yang mereka gunakan. Ada indikasi bahwa memiliki sasaran yang benar-benar jelas memang membantu mendorong minat seseorang, dalam hal itu cenderung untuk mendorong organisasi berupaya mengembangkan rencana kinerja manajemen yang lengkap. 3. Teori Perlambang atribution, menyatakan bahwa motivasi tergantung pada faktor-faktor internal, seperti atribut pribadi seseorang dan faktor-faktor luar yang mungkin berupa kebijakan organisasi, derajat kesulitan pekerjaan yang ditangani, dan sebagainya.

3.1.4. Jenis-jenis Motivasi

Menurut Hook 2006:20, Jenis-jenis motivasi yaitu :

a. Motivasi Positif

, merupakan bagian dari teka-teki manajemen. Kemampuan menggerakkan orang untuk berusaha lebih dari tuntutan pekerjaan merupakan sebuah kekuatan besar. Motivasi positif artinya berusaha “lebih dari yang diharuskan”. Dalam lingkungan Fakultas Ekonomi USU yang merupakan lembaga pendidikan negeri, hal seperti memberikan tugas lebih dari yang diharuskan memang tidak umum dilakukan. Karena Fakultas Ekonomi merupakan lembaga non-profit yang pegawainya kebanyakan adalah pegawai negeri sipil, sehingga pekerjaan-pekerjaannya sudah ditetapkan Universitas Sumatera Utara dari atas. Motivasi positif ini dapat dilakukan dengan mendorong pegawai untuk melakukan tugas yang telah diberikan kepadanya dengan sebaik mungkin.

b. Motivasi Negatif, di mana pemimpin memotivasi bawahannya dengan

memaksa, menggertak, ataupun mengintimidasi pegawainya untuk bekerja lebih keras lebih dari rata-rata orang lain, namun hal itu hanya dapat berlangsung sebentar saja. Motivasi negatif, tidak peduli dimana kita mendapatkannya, memicu amarah, kekacauan dan perasaan dendam. Hukuman dan ancaman akan memperbaiki kinerja dengan cepat, namun tidak pernah menghasilkan penyelesaian yang tahan lama. Dalam lingkungan Fakultas Ekonomi USU, motivasi negatif ini dapat dilihat pada ruang absensi pegawai yang berada di bagian Kepegawaian. Apabila telah lewat jam 08.00 WIB absen langsung diserahkan kepada Pembantu Dekan II sehingga pegawai yang terlambat akan langsung berhadapan dengan Pembantu Dekan II. Sehingga diharapkan pegawai yang bersangkutan tidak akan terlambat lagi di kemudian hari. Hal ini dilakukan agar para pegawai disiplin dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Motivasi positif dan motivasi negatif yang dilakukan di instansi pemerintah seperti Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara memang dilakukan tidak seperti yang dilakukan di perusahaan lain. Tetapi di atur dalam kebijakan-kebijakan yang memang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Kebijakan pada Fakultas Ekonomi antara lain: Universitas Sumatera Utara a. Sistem gaji Pada Fakultas Ekonomi, gaji tidak termasuk dalam memotivasi pegawai secara langsung karena sistem gaji sudah ditetapkan berdasarkan pangkat atau golongan jabatan pada pegawai masing- masing. b. Cuti Cuti merupakan kebijakan pemerintah yang telah ditetapkan oleh peraturan pusat tentang kepegawaian. Cuti dapat ditunda dalam jangka waktu tertentu apabila berdasarkan pada kepentingan dinas yang mendesak. Jenis-jenis cuti : 1. Cuti tahunan. 2. Cuti besar. 3. Cuti sakit. 4. Cuti bersalin. 5. Cuti karena alasan penting. c. Uang Pensiun Uang pensiun ini diberikan bagi pegawai yang telah berakhir masa kerjanya. Uang pensiun merupakan tabungan pegawai selama bekerja, dimana setiap penerimaan gaji ada pemotongan untuk iuran pensiun. Universitas Sumatera Utara

3.1.5. Peranan Motivasi terhadap Semangat Kerja

Motivasi mempengaruhi jenis penyesuaian yang dilakukan oleh para karyawan terhadap suatu organisasi. Manfaat motivasi yang paling utama adalah menciptakan semangat kerja. Dengan terciptanya semangat kerja, maka akan menghasilkan produktivitas yang tinggi. Dalam banyak hal, tugas pihak manajemen adalah menyalurkan motif-motif para karyawan mereka secara efektif ke arah tujuan-tujuan keorganisasian. Agar organisasi menjadi efektif, maka organisasi tersebut perlu menangani masalah-masalah motivasional dengan menstimulasi keputusan-keputusan untuk turut serta dengan organisasi yang bersangkutan dan keputusan untuk berproduksi pada tempat kerja. 3.2. Komunikasi Efektif 3.2.1. Pengertian Komunikasi