Uji Heteroskedastisitas Uji Hipotesis Untuk Variabel X

Tabel 4.9 Uji Multikolinearitas Berdasarkan tabel output SPSS di atas, diketahui nilai Tolerance yang diperoleh untuk kedua variabel independen 0,10 dan nilai VIF 10. 1. Nilai Tolerance untuk Perputaran Kas, 0,994 0,1 2. Nilai Tolerance untuk Leverage, 0,994 0,1 Sedangkan : 3. Nilai VIF Untuk Perputaran Kas, 1,00610 4. Nilai untuk Leverage, 1,00610 Hasil tersebut menunjukan bahwa model regresi yang akan dibentuk terbebas dari masalah multikolinearitas, sehingga model memenuhi salah satu asumsi untuk dilakukan pengujian regresi.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika bebeda disebut heteroskedastisitas.Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji Glejser. Dasar pengambilan keputusan uji heteroskedastisitas melalui uji Glejser dilakukan sebagai berikut: 1. Apabila koefisien parameter beta dari persamaan regresi signifikan statistik, yang berarti data empiris yang diestimasi terdapat heteroskedastisitas. 2. Apabila probabilitas nilai test tidak signifikan statistik, maka berarti data empiris yang diestimasi tidak terdapat heteroskedastisitas. Berdasarkan Pengolahan SPSS maka diperoleh hasil sebagai berikut : Table 4.10 Uji Glejser Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai sig. yang diperoleh oleh Perputaran Kas dan Leverage lebih besar dari 0,05 tidak signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedaktisitas pada model regresi.

d. Uji Autokorelasi

Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi linier terdapat kesalahan pengganggu pada periode tertentu berkorelasi dengan kesalahan pengganggu pada periode lainnya. Akibat dari adanya autokorelasi dalam model regresi, koefisien regresi yang diperoleh menjadi tidak efisien, artinya tingkat kesalahannya menjadi sangat besar dan koefisien regresi menjadi tidak stabil. Salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin-Watson DW Test. Kriteria uji: bandingkan nilai D-W dengan nilai d dari tabel Durbin-Watson: 1. Jika D-W dL atau D-W 4 – dL, kesimpulannya pada data terdapat autokorelasi. 2. Jika dU D-W 4 – dU, kesimpulannya pada data tidak terdapat autokorelasi. 3. Tidak ada kesimpulan jika dL ≤ D-W ≤dU atau 4 – dU ≤ D-W ≤ 4-dL. Berdasarkan pengolahan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut: Table 4.11 Uji Autokorelasi Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat perolehan nilai statistik dw = 1,977 jika nilai tersebut digambarkan berdasarkan kriteria uji maka akan tampak sebagai berikut : Gambar 4.7 Kurva Uji Autokorelasi Dari tabel diatas diperoleh nilai dw sebesar 1,977. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan nilai d L dan d U pada tabel Durbin-Watson. Untuk α = 0,05, k = 2 dan n = 30, diperoleh d L =1,284 dan d U = 1,567. Karena d U 1,567 dw 4- d U 2,433, maka disimpulkan bahwa model tidak terdapat autokorelasi.

4.3.3 Analisis Korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui derajat asosiasi kekuatan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Dalam hal ini untuk mengetahui hubungan antara Perputaran Kas dan Leverage dengan Profitabilitas secara parsial. Untuk mengetahui bagaimana tingkat keeratan hubungan antara variable bebas dengan variable terikat, digunakan kriteria keeratan korelasi sebagai berikut : Tidak terdapat autokorelasi Ragu-ragu Autokorelasi positif d L = 1,284 4-d L = 2,716 d = 1,977 d U = 1,567 4-d U = 2,433 Autokorelasi negatif Ragu-ragu Tabel 4.12 Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00-0,199 Sangat Rendah 0,20-0,399 Rendah 0,40-0,599 Sedang 0,60-0,799 Kuat 0,80-1,000 Sangat Kuat Sumber:Statistika untuk ekonomi dan Bisnis, Andi Supangat, 2006 Hasil perhitungan korelasi antara variable terikat dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

4.3.3.1 Korelasi Parsial antara Perputaran Kas dengan Profitabilitas

Tabel 4.13 Korelasi Parsial X 1 dengan Y Dari tabel output SPSS di atas, diketahui nilai korelasi antara Perputaran Kas dengan Profitabilitas adalah sebesar -0,263 dan termasuk dalam kategori hubungan yang “rendah” ada pada interval 0,20–0,399. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara parsial terdapat hubungan yang rendah antara Perputaran Kas dengan Profitabilitas.

4.3.3.2 Korelasi Parsial antara Leverage dengan Profitabilitas Tabel 4.14

Korelasi Parsial X 2 dengan Y Dari tabel output SPSS di atas, diketahui nilai korelasi antara Leverage dengan Profitabilitas adalah sebesar 0,306 dan termasuk dalam kategori hubungan yang “rendah” ada pada interval 0,20–0,399. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara parsial terdapat hubungan yang rendah antara Leverage dengan Profitabilitas.

4.3.4 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi merupakan nilai yang menunjukan besar kontribusi pengaruh yang diberikan oleh variabel independen terhadap variabel dependen yang dinyatakan dalam bentuk persentase , dalam hal ini untuk mengetahui besarnya pengaruh yang diberikan oleh Perputaran Kas dan Leverage terhadap Profitabilitas baik secara simultan maupun secara parsial. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan program SPSS, diperoleh hasil uji sebagai berikut : Tabel 4.15 Koefisien Determinasi Simultan X 1 dan X 2 Terhadap Y Dari tabel output SPSS di atas, terlihat nilai R Square yang diperoleh adalah sebesar 0,176 17,6. Hasil tersebut menunjukan bahwa secara simultan Perputaran Kas dan Leverage memberikan kontribusi pengaruh sebesar 17,6 terhadap Profitabilitas, sedangkan sebanyak 1-R 2 82,4 sisanya merupakan besar kontribusi pengaruh dari faktor lain yang tidak diteliti. Menurut Kusnendi 2005:17, untuk mengetahui besar kontribusi pengaruh secara parsial, diperoleh dari hasil perkalian antara nilai Beta dengan Zero-Order. Beta merupakan koefisien regresi yang sudah tersetandarkan unstandardized coefficients sedangkan Zero-Order merupakan korelasi dari masing-masing variabel independen dengan variabel dependen. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS, diperoleh hail sebagai berikut : Tabel 4.16 Koefisien Determinasi Parsial Model Standardized Coefficients Correlations KD Parsial Beta Zero-order 1 Perputaran Kas X1 -0,288 -0,263 7,6 2 Leverage X2 0,329 0,306 10,1 Total Pengaruh 17,6 Dari tabel di atas, diperoleh informasi bahwa secara parsial variabel Perputaran Kas memberikan pengaruh terhadap Profitabilitas sebesar 7,6 dan variabel Leverage memberikan pengaruh sebesar 10,1, sehingga total pengaruh yang diberikan kedua variabel bebas adalah sebesar 17,6. Seedangkan 82,4 nya dipengaruhi oleh variable lain yang tidak diteliti seperti perputaran persediaan , perputaran piutang , harga saham dan lain-lain.

4.3.5 Uji Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban suatu teori sementara yang sebenarnya masih memerlukan pengujian. Pengujian hipotesis dilakukan secara parsial terhadap koefesien regresi dengan menggunakan uji t, untuk menguji pengaruh masing- masing variable bebas terhadap variable terikat.

a. Uji Hipotesis Untuk Variabel X

1 Perputaran Kas Rumusan hipotesis parsial yang akan diuji adalah sebagai berikut : Ho : β 1 = 0 Secara parsial Perputaran Kas tidak berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas. Ha : β 1 ≠ 0 Secara parsial Perputaran Kas berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas. Taraf signifikansi α yang digunakan dalam pengujian ini sebesar 0,05. Kriteria pengujian hipotesis : a. Tolak Ho dan terima Ha jika nilai t hitung t tabel b. Terima Ho dan tolak Ha jika nilai t hitung t tabel Mengacu pada tabel distribusi t dengan α sebesar 0,05 dan df n30-k2-1 = 27 untuk pengujian 2 pihak diperoleh nilai t tabel sebesar 2,052 atau -2,052. Dengan menggunakan bantuan program SPSS, diperoleh hasil uji sebagai berikut : Tabel 4.17 Uji t Parsial X 1 Terhadap Y Berdasarkan tabel di atas, terlihat nilai t hitung untuk variabel Perputaran Kas adalah sebesar -1,645 t tabel 0,05 -2,052 sehingga sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis adalah menerima Ho dan menolak Ha, artinya secara parsial Perputaran Kas tidak berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas. Gambar 4.8 Kurva Uji Hipotesis Parsial X 1 Terhadap Y Penelitian ini sejalan dengan penelitian Nina Sufiana, tahun 2010. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana UNUD,Bali dalam penelitiannya menyatakan bahwa Perputaran kas tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

b. Uji Hipotesis Untuk Variabel X

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas (ROA) Perusahaan (Studi Pada: Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2010-2013)

15 212 73

Pengaruh Modal Kerja dan Leverage Terhadap Profitabilitas Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

5 97 94

Pengaruh Perputaran Kas dan Piutang Terhadap Likuiditas pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

90 511 71

Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 52 78

Pengaruh Perputaran Modal Kerja dan Leverage Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Konstruksi dan Bangunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014

0 2 1

Pengaruh Perputaran Kas dan Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur Sektor Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014

4 68 55

PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2008-2012

0 12 50

PENGARUH PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PIUTANG, DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP LABA USAHA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

3 7 126

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PIUTANG, DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP PROFITABILITAS (ROA) PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA TAHUN 2010 SAMPAI 2013

0 0 10

PENGARUH PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PIUTANG, DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP LABA USAHA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 20