Pengaruh Perputaran Kas dan Piutang Terhadap Likuiditas pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH PERPUTARAN KAS DAN PIUTANG TERHADAP

LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

NAMA : SRIWIMERTA

NIM : 060503205

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : ”Pengaruh Perputaran Kas dan Piutang Terhadap Likuiditas pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul ini belum pernah dimuat, dipublikasi atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program Strata-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 12 Juni 2010

Yang membuat pernyataan,

Nama : Sriwimerta NIM : 060503205


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kuasaNya yang senantiasa menyertai dan memberikan kemampuan serta kekuatan kepada saya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Perputaran Kas dan Piutang terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa doa, bimbingan, pengarahan, bantuan moril maupun materiil serta kerja sama semua pihak yang telah turut membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan juga sebagai Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dalam memberikan pengarahan sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.


(4)

4. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak selaku Dosen Penguji I dan Bapak Iskandar Muda, SE, M.Si, Ak selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan kritik dan saran kepada saya.

5. Ayahanda dan Ibunda tercinta, M. Rajagukguk, SH dan E.R Sitorus juga kakanda Johnri Dickson Rajagukguk, SP yang senantiasa melimpahkan kasih sayang, didikan dan dukungan kepada saya berupa doa, nasehat dan materi dalam penyelesaian skripsi ini.

Peneliti menyadari banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Tuhan memberkati. Amin.

Medan, 12 Juni 2010 Peneliti,

Sriwimerta NIM : 060503205


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh perputaran kas dan piutang terhadap likuiditas pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan bentuk hubungan kausal (sebab akibat), terdiri dari tiga variabel yaitu perputaran kas dan perputaran piutang sebagai variabel bebas serta likuiditas sebagai variabel terikat. Penelitian ini menggunakan 16 perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2006-2008 sehingga diperoleh 48 sampel. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Data yang digunakan adalah data sekunder, yang diperoleh dari situs yang telah dikumpulkan akan dianalisis dengan metode analisis data yang terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dengan uji t dan uji F.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, perputaran kas tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas. Perputaran piutang secara parsial berpengaruh signifikan terhadap likuiditas. Secara simultan, perputaran kas dan piutang tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Nilai R Square adalah 0,109 mengindikasikan bahwa 10,9% perubahan dalam likuiditas dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini. Sedangkan sisanya 89,1% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi. Kata Kunci : Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Likuiditas


(6)

ABSTRACT

This research has purposed to proof the influence of cash turnover and receivables turnover toward liquidity in automotive firm on Indonesia Stocks Exchange.

This research uses quantitative approach with causal type, that contains of three variable, such as Cash Turn Over (CTO) and Account Receivable Turnover (ARTO) as independent variable, Liquidity (CR) as dependent variable. This research uses 16 automotive company that listed in Indonesia Stocks Exchange during 2006 to 2008, so that got 48 samples. The sample selection using purposive sampling method. This research utilizes secondary data, those are taken from the website processed with classic assumption test before hypothesis test. Hypothesis test in this research use multiple linear regression, with t-test and F-test.

The result of this research show that partially cash turnover uninfluence significantly toward liquidity. Receivables turnover partially influence significantly toward liquidity. Simultaneously, cash turnover and receivable turnover uninfluence significantly toward liquidity. R Square that shows value 0,109 indicates that 10,9% turning in liquidity can be determined by the independent variable in this research, meanwhile, the residual value 89,1% determined by other factors which not include in this research.

Keywords : Cash Turn Over (CTO), Account Receivable Turn Over (ARTO), and Liquidity (CR).


(7)

DAFTAR ISI

Halaman PERNYATAAN ... KATA PENGANTAR ... ABSTRAK ... ABSTRACT ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ...

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian ... B. Perumusan Masalah ... C. Tujuan Penelitian ... D. Manfaat Penelitian ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kas ... 1. Pengertian Kas ... 2. Faktor – faktor yang mempengaruhi ketersediaan Kas ... 3. Perputaran Kas ... B. Piutang ...

I ii iv v vi ix x xi 1 4 4 5 6 6 6 7 8


(8)

1. Pengertian Piutang ... 2. Klasifikasi piutang ... 3. Faktor – faktor yang mempengaruhi investasi dalam

piutang ... 4. Perputaran Piutang ... C. Likuiditas ... D. Pengaruh Perputaran Kas dan Piutang Terhadap Likuiditas ... E. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... F. Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian ... B. Populasi dan Sampel Penelitian ... C. Jenis dan Sumber Data ... D. Teknik Pengumpulan Data ... E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... F. Metode Analisis Data ... G. Jadwal Penelitian ... BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data secara Statistik ... B. Hasil Analisis... 1. Pengujian Asumsi Klasik ... a. Uji Normalitas ... b. Uji Multikolinearitas ...

8 9 9 10 10 13 14 15 17 17 18 19 19 21 27 28 29 29 30 36


(9)

c. Uji Autokorelasi ... d. Uji Heteroskedastisitas ... 2. Analisis Regresi ... 3. Pengujian Hipotesis ... a. Uji-t ... b. Uji-F ... 4. Pembahasan Hasil Penelitian ... BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... B. Keterbatasan Penelitian ... C. Saran ...

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ...

38 39 41 42 44 47 48

50 51 51

53 53


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul

Tabel 2.1 Halaman Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10

Review Penelitian Terdahulu ... Definisi Operasional Variabel Penelitian ... Jadwal Penelitian ... Descriptive Statistic ... Hasil Uji Normalitas (1)

One-Sample Kolmogorov Smirnov Test ... Hasil Uji Normalitas (2)

One-Sample Kolmogorov Smirnov Test setelah transformasi dengan Logaritma Natural ... Hasil Uji Multikolinieritas (1) ... Hasil Uji Multikolinieritas (2) ... Hasil Uji Autokorelasi ... Hasil Analisis Regresi ... Koefisian determinasi (R square) ... Hasil Uji Statistik t ... Hasil Uji Statistik F ...

14 20 27 28 31 34 37 38 39 41 43 45 47


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul

Gambar 2.1

Halaman

Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3 Gambar 4.4 Gambar 4.5

Kerangka Konseptual ... Histogram ... Normal P-Plot Regression ... Histogram setelah transformasi ... Normal P-Plot Regression setelah transformasi ... Scatterplot ...

17 32 33 35 36 40


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Lampiran i

Halaman

Lampiran ii Lampiran iii

Daftar Populasi – Sampel Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di BEI selama Periode 2006 - 2008 ... Tabulasi Data Variabel Penelitian (Sebelum Transformasi) ... Tabulasi Data Variabel Penelitian (Sesudah Transformasi) ...

55 56 57


(13)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh perputaran kas dan piutang terhadap likuiditas pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan bentuk hubungan kausal (sebab akibat), terdiri dari tiga variabel yaitu perputaran kas dan perputaran piutang sebagai variabel bebas serta likuiditas sebagai variabel terikat. Penelitian ini menggunakan 16 perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2006-2008 sehingga diperoleh 48 sampel. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Data yang digunakan adalah data sekunder, yang diperoleh dari situs yang telah dikumpulkan akan dianalisis dengan metode analisis data yang terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dengan uji t dan uji F.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, perputaran kas tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas. Perputaran piutang secara parsial berpengaruh signifikan terhadap likuiditas. Secara simultan, perputaran kas dan piutang tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Nilai R Square adalah 0,109 mengindikasikan bahwa 10,9% perubahan dalam likuiditas dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini. Sedangkan sisanya 89,1% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi. Kata Kunci : Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Likuiditas


(14)

ABSTRACT

This research has purposed to proof the influence of cash turnover and receivables turnover toward liquidity in automotive firm on Indonesia Stocks Exchange.

This research uses quantitative approach with causal type, that contains of three variable, such as Cash Turn Over (CTO) and Account Receivable Turnover (ARTO) as independent variable, Liquidity (CR) as dependent variable. This research uses 16 automotive company that listed in Indonesia Stocks Exchange during 2006 to 2008, so that got 48 samples. The sample selection using purposive sampling method. This research utilizes secondary data, those are taken from the website processed with classic assumption test before hypothesis test. Hypothesis test in this research use multiple linear regression, with t-test and F-test.

The result of this research show that partially cash turnover uninfluence significantly toward liquidity. Receivables turnover partially influence significantly toward liquidity. Simultaneously, cash turnover and receivable turnover uninfluence significantly toward liquidity. R Square that shows value 0,109 indicates that 10,9% turning in liquidity can be determined by the independent variable in this research, meanwhile, the residual value 89,1% determined by other factors which not include in this research.

Keywords : Cash Turn Over (CTO), Account Receivable Turn Over (ARTO), and Liquidity (CR).


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Globalisasi perekonomian dunia menyebabkan peningkatan perkembangan dunia usaha di Indonesia. Perkembangan ini menimbulkan persaingan yang ketat, khususnya antarperusahaan sejenis. Kondisi demikian menuntut perusahaan untuk selalu memperbaiki dan menyempurnakan bidang usahanya agar dapat mencapai tujuan perusahaan dan mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) secara berkelanjutan. Pengelola perusahaan juga dituntut agar mampu mengkoordinasikan penggunaan sumber daya yang dimiliki perusahaan secara efektif dan efisien sehingga keputusan yang dihasilkan adalah tepat. Investor perlu melakukan analisis dalam proses pengambilan keputusan dan memerlukan beberapa tolok ukur untuk menilai prestasi dan keuangan perusahaan.

Salah satu komponen untuk menilai keuangan perusahaan adalah rasio likuiditas (liquidity ratios). Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo. Jika perusahaan mampu melakukan pembayaran artinya perusahaan dalam keadaan likuid, sedangkan jika perusahaan berada dalam keadaan tidak memiliki kemampuan membayar kewajiban jangka pendek artinya perusahaan tersebut dalam keadaan illikuid. Perusahaan yang tidak dapat mengendalikan tingkat likuiditasnya akan mengakibatkan hilangnya kepercayaan dari pihak luar perusahaan (kreditur) dan dapat menurunkan kemampuan perusahaan untuk mengembangkan usahanya.


(16)

Perusahaan yang dalam keadaan illikuid akan menghambat aktivitas operasi dan mengurangi efektivitas perusahaan. Secara umum, semakin tinggi likuiditas, maka semakin rendah resiko kegagalan perusahaan. Likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar yaitu aktiva yang mudah diubah menjadi kas (meliputi kas, piutang, surat berharga, persediaan).

Riyanto (2002 : 94) mengemukakan ”Kas merupakan aktiva lancar yang paling tinggi tingkat likuiditasnya, artinya dengan ketersediaan kas yang cukup maka perusahaan tidak akan kesulitan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya”. Dengan kata lain, semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan semakin tinggi pula likuiditasnya. Menilai ketersediaan kas dapat dihitung dari perputaran kas. Tingkat perputaran kas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia. Suatu perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi karena adanya kas dalam jumlah besar berarti tingkat perputaran kas tersebut rendah dan mencerminkan adanya kelebihan kas. Sebaliknya apabila jumlah kas relatif kecil berarti perputaran kas tinggi sehingga perusahaan akan atau dapat berada dalam keadaan illikuid.

Aktiva lancar lain yang likuid adalah piutang. Menurut Gitosudarmo (2002:81) piutang merupakan aktiva lancar perusahaan yang timbul sebagai akibat dilaksanakannya praktik penjualan kredit. Piutang memerlukan waktu yang lebih pendek untuk diubah menjadi kas. Posisi piutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut. Tingkat perputaran piutang adalah rasio yang memperlihatkan lamanya


(17)

untuk mengubah piutang menjadi kas. Perputaran piutang dihitung dengan membagi penjualan bersih dengan saldo rata-rata piutang. Saldo rata-rata piutang dihitung dengan menjumlahkan saldo awal dan saldo akhir dan kemudian membaginya menjadi dua. Semakin tinggi tingkat perputaran piutang maka semakin cepat pula menjadi kas dan apabila piutang telah menjadi kas berarti kas dapat digunakan kembali dalam operasional perusahaan serta resiko kerugian piutang dapat diminimalkan sehingga perusahaan akan dikategorikan perusahaan likuid. Sebaliknya, apabila tingkat perputaran piutang rendah, maka akan terjadi kelebihan piutang dan perusahaan akan mengalami keadaan illikuid.

Berbeda dengan kenyataannya, di beberapa perusahaan tak jarang terjadi likuiditas perusahaan yang semakin rendah ketika perputaran kas semakin rendah pula, hal ini disebabkan terjadinya penjualan yang relatif tinggi tetapi ketersediaan aktiva lancar yaitu kas relatif kecil. Demikian juga dengan piutang, walaupun perputaran piutang semakin tinggi, likuiditas perusahaan pun malah semakin rendah sebagai akibat adanya penjualan yang relatif tinggi namun ketersediaan piutang kecil, ini berarti tidak sesuai dengan teori yang dipaparkan di atas.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang telah dilakukan Simamora (2008). Perbedaan dengan penelitian terdahulu adalah pada penelitian terdahulu hanya menggunakan satu variabel independen yaitu perputaran piutang dengan variabel dependennya adalah likuiditas, sedangkan pada penelitian ini, terdapat dua variabel independen yaitu perputaran kas dan piutang dan untuk variabel dependen adalah likuiditas. Kemudian pada penelitian terdahulu, objek penelitiannya hanya pada satu perusahaan, sedangkan pada penelitian ini, peneliti


(18)

mengambil sampel dari perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Peneliti menggunakan perusahaan otomotif karena sebagian besar perusahaan tersebut melakukan penjualan secara kredit. Penjualan kredit menimbulkan piutang dan terkait dengan ketersediaan kas sehingga dapat mengukur likuiditas perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti apakah perputaran kas dan perputaran piutang mempengaruhi likuiditas perusahaan dalam sebuah skripsi dengan judul ”Pengaruh Perputaran Kas dan Piutang terhadap Likuiditas pada Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian mengenai latar belakang penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka penulis mencoba untuk merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: Apakah perputaran kas dan perputaran piutang berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap likuiditas pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini oleh peneliti adalah : untuk mengetahui adakah pengaruh perputaran kas dan perputaran piutang berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap likuiditas pada perusahaan otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(19)

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi penulis, untuk memperluas wawasan penulis di dalam bidang akuntansi mengenai perputaran kas, perputaran piutang dan likuiditas perusahaan,

b. Bagi praktisi, sebagai masukan dan pertimbangan untuk pengambilan keputusan jangka pendek dan mempertahankan likuiditas perusahaan.

c. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini menjadi bahan referensi dan dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan pengaruh perputaran kas dan piutang terhadap likuiditas perusahaan.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kas

1. Pengertian Kas

Menurut Martono dan Harjito (2002 : 116) ”Kas merupakan salah satu bagian dari aktiva yang memiliki sifat paling lancar (paling likuid) dan paling mudah berpindah tangan dalam suatu transaksi”. Transaksi tersebut misalnya untuk pembayaran gaji atau upah pekerja, membeli aktiva tetap, membayar hutang, membayar deviden dan transaksi lain yang diperlukan perusahaan.

Menurut Harahap (2004 : 258) pengertian kas adalah sebagai berikut: Kas adalah uang dan surat berharga lainnya yang dapat diuangkan setiap

saat serta surat berharga lainnya yang sangat lancar yang memenuhi syarat sebagai berikut,

(1) setiap saat dapat ditukar menjadi kas, (2) tanggal jatuh temponya sangat dekat,

(3) kecil resiko perubahan nilai yang disebabkan perubahan tingkat harga. Kas sangat berperan dalam menentukan kelancaran kegiatan perusahaan. Ikatan Akuntan Indonesia mengemukakan (2007 : 21) definisi kas yaitu ”Kas adalah mata uang kertas dan logam baik rupiah maupun valuta asing yang masih berlaku sebagai alat pembayaran yang sah, termasuk pula dalam kas adalah mata uang rupiah yang ditarik dari peredaran dan masih dalam masa tenggang untuk penukarannya ke Bank Indonesia”.

2. Faktor – faktor yang mempengaruhi ketersediaan kas


(21)

penerimaan dan pengeluaran kas. Menurut Riyanto (2001 : 289), perubahan yang efeknya menambah dan mengurangi kas dan dikatakan sebagai sumber-sumber penerimaan dan pengeluaran kas adalah sebagai berikut:

1. Berkurang dan bertambahnya aktiva lancar selain kas

Berkurangnya aktiva lancar selain kas berarti bertambahnya dana atau kas, hal ini dapat terjadi karena terjualnya barang tersebut, dan hasil penjualan tersebut merupakan sumber dana atau kas bagi perusahaan itu. Bertambahnya aktiva lancar dapat terjadi karena pembelian barang, dan pembelian barang membutuhkan dana.

2. Berkurang dan bertambahnya aktiva tetap

Berkurangnya aktiva tetap berarti bahwa sebagian dari aktiva tetap itu dijual dan hasil penjualannya merupakan sumber dana dan menambah kas perusahaan. Bertambahnya aktiva tetap dapat terjadi karena adanya pembelian aktiva tetap dengan menggunakan kas. Penggunaan kas tersebut mengurangi jumlah kas perusahaan.

3. Bertambah dan berkurangnya setiap jenis hutang

Bertambahnya hutang, baik hutang lancar maupun hutang jangka panjang berarti adanya tambahan kas yang diterima oleh perusahaan. Berkurangnya hutang, baik hutang lancar maupun hutang jangka panjang dapat terjadi karena perusahaan telah melunasi atau mengangsur hutangnya dengan menggunakan kas sehingga mengurangi jumlah kas. 4. Bertambahnya modal

Bertambahnya modal dapat menambah kas misalnya disebabkan karena adanya emisi saham baru, dan hasil penjualan saham baru. Berkurangnya modal dengan menggunakan kas dapat terjadi karena pemilik perusahaan mengambil kembali atau mengurangi modal yang tertanam dalam perusahaan sehingga jumlah kas berkurang.

5. Adanya keuntungan dan kerugian dari operasi perusahaan

Apabila perusahaan mendapatkan keuntungan dari operasinya berarti terjadi penambahan kas bagi perusahaan yang bersangkutan sehingga penerimaan kas perusahaan pun bertambah. Timbulnya kerugian selama periode tertentu dapat menyebabkan ketersediaan kas berkurang karena perusahaan memerlukan kas untuk menutup kerugian. Dengan kata lain, pengeluaran kas bertambah sehingga ketersediaan kas menjadi berkurang.

3. Perputaran Kas

Menurut Riyanto (2001 : 95) ”Perputaran kas adalah perbandingan antara penjualan dengan jumlah kas rata-rata”. Tingkat perputaran kas merupakan


(22)

ukuran efisiensi penggunaan kas yang dilakukan oleh perusahaan. Karena tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas yang telah ditanamkan di dalam modal kerja. Dalam mengukur tingkat perputaran kas, sumber masuknya kas yang telah tertanam dalam modal kerja adalah berasal dari aktivitas operasional perusahaan.

Menurut Wild, Subramanyan dan Haley (2005 : 42), perputaran kas dalam satu periode dapat dihitung dengan rumus:

Penjualan Bersih Perputaran Kas =

Rata – rata Kas dan Setara Kas

Semakin tinggi tingkat perputaran kas berarti semakin cepat kembalinya kas masuk pada perusahaan. Dengan demikian kas akan dapat dipergunakan kembali untuk membiayai kegiatan operasional sehingga tidak mengganggu kondisi keuangan perusahaan.

B. Piutang

1. Pengertian Piutang

Ikatan Akuntan Indonesia (2007 : 64) mengemukakan ”Piutang adalah hak atau klaim terhadap pelanggan atau pihak lain atas uang, barang dan jasa”.

Menurut Warren, Reeve dan Fees ( 2005 : 392) piutang didefinisikan sebagai berikut “Piutang meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan, atau organisasi lainnya”. Berdasarkan definisi-definisi yang ada dapat disimpulkan bahwa piutang adalah hak penagihan kepada pihak lain atas uang, barang atau jasa yang timbul karena adanya


(23)

penjualan barang dan jasa secara kredit dalam jangka waktu satu tahun atau dalam siklus normal perusahaan.

2. Klasifikasi Piutang

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, (2007 : 65-67) Piutang dapat diklasifikasikan menjadi:

1. Piutang Dagang dan Piutang Non Dagang (trade and nontrade receivable) Piutang dagang adalah piutang terbuka yang tidak dijamin yang seringkali hanya disebut sebagai piutang usaha. Piutang non dagang timbul akibat transaksi seperti: penjualan sekuritas, pembayaran di muka atas pembelian, piutang dividen dan bunga dan sebagainya.

2. Piutang Lancar dengan Piutang Tak Lancar

Piutang lancar mencakup semua piutang yang diidentifikasikan dapat tertagih dalam jangka waktu satu tahun atau satu siklus operasi normal, sedangkan piutang tak lancar merupakan piutang yang diidentifikasikan dapat tertagih dalam jangka waktu yang lebih dari satu tahun.

3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Investasi Dalam Piutang

Menurut Gitosudarmo (2002 : 82), beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya investasi dalam piutang adalah sebagai berikut:

a. Volume penjualan kredit

Semakin besar jumlah penjualan kredit dari keseluruhan penjualan akan memperbesar jumlah piutang dan sebaliknya semakin kecil jumlah penjualan kredit dari keseluruhan piutang akan memperkecil jumlah piutang.

b. Syarat pembayaran bagi penjualan kredit

Semakin panjang batas waktu pembayaran kredit berarti semakin besar jumlah piutangnnya dan semakin pendek batas waktu pembayaran kredit berarti semakin kecil besarnya jumlah piutang. c. Ketentuan tentang batas volume penjualan kredit

Apabila batas maksimal volume penjualan kredit ditetapkan dalam jumlah yang relatif besar maka besarnya piutang juga semakin besar. d. Kebijakan membayar para pelanggan kredit

Apabila kebiasaan membayar para pelanggan dari penjualan kredit mundur dari waktu yang dipersyaratkan maka besarnya jumlah


(24)

Penjualan Bersih Perputaran Piutang =

Rata – rata Piutang piutang semakin besar.

e. Kegiatan penagihan piutang dari pihak perusahaan bersifat aktif dan pelanggan melunasinya maka besarnya jumlah piutang relatif kecil, tetapi apabila kegiatan penagihan piutang bersifat pasif, maka besarnya jumlah piutang relatif besar.

4. Perputaran Piutang

Menilai berhasil tidaknya kebijakan penjualan kredit suatu perusahaan apat dilakukan dengan cara melihat tingkat perputaran piutang. Menurut Warren, Reeve dan Fees (2005 : 407) ”Perputaran piutang adalah usaha untuk mengukur seberapa sering piutang usaha berubah menjadi kas dalam setahun”.

Perputaran piutang menurut Warren, Reeve dan Fees dapat dirumuskan sebagai berikut:

Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa rasio perputaran piutang yang tinggi mencerminkan kualitas piutang yang semakin baik. Tinggi rendahnya perputaran piutang tergantung pada besar kecilnya modal yang diinvestasikan dalam piutang. Semakin cepat perputaran piutang berarti semakin cepat modal kembali. Tingkat perputaran piutang suatu perusahaan dapat menggambarkan tingkat efisiensi modal perusahaan yang ditanamkan dalam piutang, sehingga semakin tinggi perputaran piutang berarti semakin efisien modal yang digunakan.

C. Likuiditas

Menurut Syamsuddin (2002:41) “Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial


(25)

jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia”.

Munawir (2002 : 31) mengemukakan definisi likuiditas sebagai berikut: “Likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih”.

Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan likuiditas perusahaan yaitu:

1. Besarnya investasi pada aktiva tetap dibandingkan dengan seluruh dana jangka panjang.

Pemakaian dana untuk pembelian aktiva tetap adalah salah satu sebab utama dari keadaan tidak likuid. Apabila makin banyak dana perusahaan yang dipergunakan untuk aktiva tetap, maka sifatnya untuk membiayai kebutuhan jangka pendek tinggal sedikit. Oleh sebab itu, rasio likuiditas menurun. Kemerosotan tersebut hanya dapat dicegah dengan menambah dana jangka panjang untuk menutup kebutuhan aktiva tetap yang meningkat.

2. Volume kegiatan perusahaan.

Peningkatan volume kegiatan perusahaan akan menambah kebutuhan dana untuk membiayai aktiva lancar. Sebagian dari kebutuhan tersebut dipenuhi dengan meningkatkan hutang-hutang, tetapi jika hal-hal lain tetap, investasi dana jangka panjang untuk membiayai tambahan kebutuhan modal kerja sangat diperlukan agar rasio dapat dipertahankan.


(26)

Apabila pengendalian yang kurang baik terhadap besarnya investasi dalam piutang dan persediaan menyebabkan adanya investasi yang melebihi daripada yang seharusnya, maka sekali lagi rasio akan turun dengan tajam, kecuali apabila disediakan lebih banyak dana jangka panjang.

Dalam menentukan tingkat likuiditas perusahaan dapat dilihat dari rasio likuiditasnya. Menurut Hanafi dan Halim (2005 : 79) ”Rasio likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap hutang lancarnya (hutang dalam hal ini merupakan kewajiban perusahaan)”. Rasio – rasio likuiditas banyak sekali macamnya karena rasio dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisa. Rasio – rasio likuiditas yang banyak dan sering digunakan antara lain, seperti yang dikemukakan oleh Van Horne dan Wachowicz (2005: 206).

1. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar menunjukkan kemampuan perusahan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar. Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Aktiva Lan car

Rasio Lan car = x 10 0 %

Utan g Lan car

2. Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Test Ratio)

Rasio cepat menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva yang paling likuid (cepat). Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:


(27)

Aktiva Lan car - Persediaan

Rasio Cepat = x 10 0 % Utan g Lan car

3. Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio kas mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan dapat segera diuangkan. Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Kas + Efek

Rasio Kas = x 10 0 %

Utan g Lan car

D. Pengaruh Perputaran Kas dan Piutang Terhadap Likuiditas

Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban lancar pada saat jatuh tempo. Likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar yaitu aktiva yang mudah untuk diubah menjadi kas yang meliputi kas, piutang, surat berharga dan persediaan. Kas merupakan aktiva lancar yang paling likuid dari seluruh aktiva lancar. Tingkat perputaran kas yang semakin tinggi maka akan semakin likuid perusahaan tersebut.

Piutang juga merupakan aktiva lancar yang paling likuid setelah kas. Bagi sebagian perusahaan, piutang merupakan pos yang penting karena merupakan bagian aktiva lancar perusahaan yang jumlahnya cukup besar. Keadaan perputaran piutang yang tinggi menunjukkan bahwa semakin efisien dan efektif perusahaan mengelola piutang, hal ini berarti likuiditas perusahaan pun dapat dipertahankan.


(28)

E. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan perputaran kas, perputaran piutang dan likuiditas dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.1

Review Penelitian Terdahulu No. Nama

peneliti dan tahun

Judul penelitian

Variabel

penelitian Hasil penelitian 1 J. Imelda

Simamora (2007) Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Likuiditas pada PT. Pertani (Persero) Wilayah Sumbagut. Variabel independen adalah: perputaran piutang variabel dependen adalah: likuiditas (rasio lancar) menunjukkan bahwa secara parsial, perputaran piutang memiliki

pengaruh positif dan kuat terhadap likuiditas.

2 Mohammad Nur (2008) Pengaruh Perputaran Piutang dan Pengumpulan Piutang terhadap Likuiditas perusahaan pada CV. Bumi Sarana Jaya. Variabel independen adalah : perputaran piutang dan pengumpulan piutang, variabel dependen adalah likuiditas. menunjukkan bahwa secara parsial, perputaran piutang dan pengumpulan piutang memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas. Secara simultan, perputaran piutang dan pengumpulan piutang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas.

3 Syarifa Elwiyana (2007) Pengaruh Perputaran Kas Dan Piutang Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada KPRI di Kabupaten Jepara”. Variabel independennya adalah perputaran kas dan perputaran piutang variable dependen adalah Rentabilitas Ekonomi menunjukkan bahwa secara parsial, perputaran kas dan piutang memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap rentabilitas ekonomi. Secara simultan, perputaran kas dan piutang memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap rentabilitas ekonomi. Sumber : Peneliti, 2010


(29)

H1 F. Kerangka Konseptual dan Hipotesis

Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian yaitu varibel bebas dengan varibel terikat. Kas merupakan bagian dari aktiva lancar yang likuid dan dapat dipergunakan segera untuk memenuhi kewajiban perusahaan. Kas juga merupakan uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan. Apabila perputaran kas semakin tinggi maka akan semakin likuid perusahaan tersebut.

Piutang juga merupakan aktiva lancar yang paling likuid. Piutang merupakan pos yang penting bagi sebagian perusahaan karena jumlahnya yang cukup besar. Keadaan perputaran piutang yang tinggi menunjukkan bahwa semakin efisien dan efektif perusahaan mengelola piutang sehingga dapat dikonversikan menjadi kas, hal ini berarti likuiditas perusahaan pun dapat dipertahankan.

Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan teoritis yang telah diuraikan pada BAB I maka kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada skema gambar di bawah ini :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Perputaran Kas

(X1)

Perputaran Piutang (X2)

Likuiditas (Y)


(30)

Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya atas suatu penelitian yang dilakukan agar dapat mempermudah dalam menganalisis.

Berdasarkan tinjauan teoritis, rumusan masalah dan tinjauan penelitian terdahulu yang telah dikemukakan di awal maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: perputaran kas dan perputaran piutang berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan otomotif dan komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara parsial dan simultan.


(31)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Erlina dan Mulyani (2007 : 61) menyatakan bahwa “desain penelitian adalah cetak biru yang memberi garis besar dari setiap prosedur mulai dari hipotesis sampai analisis data”. Penelitian ini menggunakan desain kausal. Menurut Umar (2007 : 30) “desain kausal berguna untuk mengukur hubungan – hubungan antar variabel riset atau bertujuan untuk menganalisis bagaimana satu variabel mempengaruhi variabel lain”. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perputaran kas dan perputaran piutang sebagai variabel bebas dan likuiditas sebagai variabel terikat.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006 : 55). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI yaitu selama tahun 2006 – 2008 yaitu 18 perusahaan.

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut (Sugiyono, 2006 : 56). Penelitian ini menggunakan sampel yang ditentukan melalui teknik pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling), yaitu teknik pengambilan sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu.


(32)

Kriteria yang digunakan dapat berdasarkan pertimbangan (judgement) dan jatah (quota) tertentu (Jogiyanto, 2004:79). Menurut Erlina dan Mulyani (2007 : 74) “sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif atau mewakili. Jika sample kurang representative maka mengakibatkan nilai yang dihitung dari sampel tidak cukup tepat untuk menduga nilai populasi sesungguhnya”.

Kriteria pengambilan sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan manufaktur di bidang industri automotive and allied products yang terdaftar di BEI dan tidak keluar (delisting) pada tahun 2006-2008,

2. Perusahaan memiliki laporan keuangan yang lengkap dan audited selama tahun 2006-2008.

3. Data yang dimiliki perusahaan lengkap dan sesuai dengan variabel yang diteliti.

Berdasarkan karateristik penarikan sampel diatas, maka perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 16 perusahaan dari total 18 perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2006 – 2008, sehingga jumlah sampel adalah 48 sampel. (Lampiran i).

C. Jenis dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik (Kuncoro, 2003 : 124). Menurut jenisnya, data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik,


(33)

diagram, gambar dan sebagainya, sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain. (Umar, 2003 : 60). Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari situs

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini adalah studi dokumentas yaitu dengan mengumpulkan data – data yang berasal dari jurnal penelitian atau buku – buku serta laporan keuangan maupun informasi lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Data yang berisi laporan keuangan perusahaan otomotif di BEI diperoleh dari situs Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2008.

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Menurut Jogiyanto (2004 : 62), “Definisi operasional adalah menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam elemen – elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalisasikan di dalam riset.” Dilihat dari sudut pandang hubungannya, variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen, sedangkan variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya variabel bebas ( Sugiyono, 2006 : 3). Variabel independen dalam penelitian ini adalah perputaran kas dan perputaran piutang, sedangkan variabel dependennya adalah likuiditas yang diukur dengan Current Ratio.


(34)

Berikut adalah tabel yang menyajikan konsep dan operasionalisasi dari variabel yang diteliti, baik variabel independen maupun variabel dependen.

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel Konsep Variabel Indikator Skala

Perputaran Kas (CTO) Cash Turn Over Kemampuan perusahan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia

Ratio Perputaran Piutang (ARTO) Account Receivable Turn Over kemampuan perusahaan dalam mengukur seberapa sering piutang usaha berubah menjadi kas dalam setahun

Ratio Likuiditas Rasio Lancar (CR) Current Ratio Kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban lancar pada saat jatuh

tempo. kemampuan perusahan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar Ratio

Sumber : Peneliti, 2010

recevaible Account Average Sales Net ARTO= Cash Average Sales Net CTO = s Liabilitie Current Asset Current CR =


(35)

F. Metode Analisis Data

Seluruh data penelitian yang telah dikumpulkan untuk diolah, kemudian akan dianalisis untuk memperoleh jawaban atas permasalahan yang timbul dalam penelitian ini Dalam menganalsis data, peneliti menggunakan program software SPSS versi 16. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik. Metode dan teknik analisis dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah metode statistika yang digunakan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan data yang telah dikumpulkan menjadi sebuah informasi. (Suharyadi, 2007 : 10)

2. Pengujian Asumsi Klasik

Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi-asumsi klasik. Adapun pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolinieritas, heterokedastisitas, dan autokorelasi. a. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas menurut Ghozali (2005 : 111) adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk melihat normalitas data dalam penelitian ini yaitu :

1. Uji Kolmogorov-Smirnov


(36)

pedoman pengambilan keputusan rentang data mendekati atau merupakan distribusi normal”. Dalam uji ini pedoman yang digunakan dalam pengambilan keputusan yaitu:

a. Jika nilai signifikan < 0.05 maka distribusi data tidak normal b. Jika nilai signifikan > 0.05 maka distribusi data normal Hipotesis yang digunakan :

•Ho : Data residual berdistribusi normal

•Ha : Data residual tidak berdistribusi normal

2. Histogram, yaitu pengujian dengan menggunakan ketentuan bahwa data normal menyerupai bentuk lonceng (Bell shaped) yang hampir sempurna. Data yang baik adalah data yang memiliki pola distribusi normal. Data dikatakan normal jika bentuk kurva kemiringan yang cenderung imbang, baik dari sisi kiri maupun kanan.

3. Grafik Normality Probability Plot, ketentuan yang digunakan adalah :

• Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regesi memenuhi asumsi normalitas

• Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Jika terjadi korelasi, berarti terjadi masalah multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak


(37)

terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendteksi ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi dilihat dari nilai Tolerence dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel indepenen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih dan tidak dijelaskan oleh variabel lainnya. Batasan yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerence < 0,10 atau sama dengan VIF > 10 (Ghozali, 2005 : 91).

c. Uji Autokorelasi

Ghozali (2005 : 95) menyatakan bahwa:

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun satu dengan lainnya. Hal ini sering ditemukan pada time series. Pada data crossection, masalah autokorelasi relatif tidak terjadi.

Uji yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dapat dilihat dengan menggunakan uji Durbin-Watson.

Uji Durbin-Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada varibel lagi diantara variabel dependen. Hipotesis yang akan diuji adalah :

Ho : tidak ada autokorelasi (r = 0) Ha : ada autokorelasi ( r ≠ 0)


(38)

a. Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan (4-du), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi. b. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound (dl), maka

koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada autokorelasi positif. c. Bila nilai DW lebih besar daripada (4-dl), maka koefisien autokorelasi lebih

kecil daripada nol, berarti ada autokorelasi negatif.

d. Bila nilai DW terletak diantara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau DW terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

d. Uji Heterokedastisitas

Menurut Erlina dan Mulyani (2007 : 108),

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk melihat apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homokedastisitas, dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik yaitu homokedastisitas.

Pengujian dilakukaan dengan Scatter-Plot dengan menggunakan SRESID dan ZPRED pada software SPSS. Menurut Ghozali (2005 : 105) dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas atau terjadi homokedastisitas.


(39)

2. Analisis Regresi Berganda

Analisa data dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda, di mana pada penelitian ini terdapat dua variabel independen, yaitu perputaran kas dan perputaran piutang dan satu variabel dependen, yaitu likuiditas perusahaan yang mempunyai hubungan saling mempengaruhi antara kedua variabel tersebut. Analisis regresi dengan menggunakan SPSS. Persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut:

Y = a+b1X1+b2X2+e Keterangan :

Y : Variabel dependen (Likuiditas Perusahaan) a : Konstanta atau harga Y bila X = 0

b1 : Koefisien regresi perputaran kas b2 : Koefisien regresi perputaran piutang X1 : Variabel independen (Perputaran Kas) X2 : Variabel independen (Perputaran Piutang) e : Faktor lain diluar model

3. Pengujian Hipotesis

a) Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model regresi dalam menjelaskna variasi variabel dependen Y. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (0< R2<1). Nilai R2 yang kecil


(40)

berarti kemampuan variabel independen X menjelaskan variabel dependen Y amat terbatas. Nilai R2 yang mendekati satu berarti variabel independen X memberikan hampir seluruh informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi dependen Y. Untuk mendukung kebenaran nilai R2, peneliti juga memperhatikan nilai adjusted R2 mengingat adanya kelemahan mendasar dari penggunaan koefisien determinasi yang sering bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi.

b) Uji t

Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel independen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel dengan ketentuan sebagai berikut :

Ho diterima jika t hitung < t tabel untuk α = 5 % Ha diterima jika t hitung > t tabel untuk α = 5 % c) Uji F

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh terhadap variabel tidak bebas. Pembuktian dilakukan dengan cara membandingkan nilai kritis, F(tabel) dengan F(hitung) yang terdapat pada tabel analisis df variance.

Ho diterima jika F hitung < F tabel untuk α = 5 % Ha diterima jika F hitung > F tabel untuk α = 5 %


(41)

G. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian yang direncanakan adalah sebagai berikut : Tabel 3.2

Jadwal penelitian Tahapan

Penelitian

Des ‘09 Jan ‘10 Feb ‘10 Mar ’10 Apr ‘10 Pengajuan Judul

Penyelesaian Proposal Bimbingan Proposal

Seminar Proposal Pengumpulan Data Pengolahan Data Penyampaian Hasil Penelitian


(42)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data secara Statistik

Objek penelitian ini adalah perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2006-2008. Setelah dilakukan pemilihan sampel dengan teknik purposive sampling diperoleh 16 perusahaan dari 18 perusahaan (Lampiran i). Periode penelitian dimulai dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 sehingga data penelitian secara keseluruhan berjumlah 48 sampel ( 16x3).

Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), nilai standar deviasi data yang digunakan dalam penelitian. Berikut merupakan data statistik secara umum dari seluruh data yang digunakan :

Tabel 4.1 Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

Perputaran Kas (CTO) 48 6.18 131.20 33.6306 31.68365

Perputaran Piutang (ARTO) 48 1.97 24.50 7.7023 4.78014

Likuiditas (CR) 48 .56 17.00 2.2229 2.74196

Valid N (listwise) 48

Sumber : Output SPSS, diolah Peneliti, 2010


(43)

a. Variabel perputaran kas (x1) memiliki sampel (N) sebanyak 48, dengan nilai minimum (terkecil) 6,18, nilai maksimum (terbesar) 131,20 dan mean (nilai rata-rata) 33,6306. Standar Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 31,68365.

b. Variabel perputaran piutang (x2) memiliki sampel (N) sebanyak 48, dengan nilai minimum (terkecil) 1,97, nilai maksimum (terbesar) 24,50 dan mean (nilai rata-rata) 7,7023. Standar Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 4,78014.

c. Variabel likuiditas (Y) memiliki sampel (N) sebanyak 48, dengan nilai minimum (terkecil) 0,56 nilai maksimum (terbesar) 17,00 dan mean (nilai rata-rata) 2,2229. Standar Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 2,74196.

d. Jumlah sampel sebanyak 48 sampel.

B. Hasil Analisis

1. Pengujian Asumsi Klasik

Salah satu satu syarat yang menjadi dasar penggunaan model regresi berganda dengan metode estimasi Ordinary Least Square (OLS) adalah dipenuhinya semua asumsi klasik, agar hasil pengujian bersifat tidak bias dan efisien (Best Linear Unbiased Estimator). Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program statistik. Menurut Ghozali (2005:123), asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah :


(44)

Non-Multikolinearitas, artinya antara variabel independen dalam model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna ataupun mendekati sempurna.

Non-Autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model regresi tidak saling berkorelasi.

Non-Heterokedastisitas, artinya variance variabel independen dari satu pengamatan ke pengamatan lain adalah konstan atau sama.

a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui apakah data sudah terdistribusi secara normal atau tidak. Ghozali (2005 : 115), memberikan pedoman pengambilan keputusan rentang data mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov- Smirnov yang dapat dilihat dari: a. Jika nilai signifikan < 0.05 maka distribusi data tidak normal

b. Jika nilai signifikan > 0.05 maka distribusi data normal Hipotesis yang digunakan :

• Ho : Data residual berdistribusi normal

• Ha : Data residual tidak berdistribusi normal

Hasil uji normalitas dengan menggunakan model Kolmogorov-Smirnov adalah seperti yang ditampilkan berikut ini :


(45)

Tabel 4.2

Hasil Uji Normalitas (1)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

CTO ARTO CR

N 48 48 48

Normal Parametersa Mean 33.6306 7.7023 2.2229

Std. Deviation 31.68365 4.78014 2.74196

Most Extreme Differences

Absolute .246 .179 .294

Positive .246 .179 .294

Negative -.193 -.115 -.279

Kolmogorov-Smirnov Z 1.701 1.242 2.034

Asymp. Sig. (2-tailed) .006 .092 .001

a. Test distribution is Normal.

Sumber : Output SPSS, diolah Peneliti, 2010

Berdasarkan hasil uji statistik dengan model Kolmogorov-Smirnov seperti yang terdapat dalam tabel 4.2 dapat diketahui bahwa :

• Nilai K-S untuk variabel CTO adalah 1,701 dengan probabilitas signifikan Asymp.Sig.(2-tailed) 0,06. Nilai tersebut di atas α = 0,05 karena Asymp. Sis

(2-tailed) > α/2 (0,025). Hal ini berarti bahwa variabel CTO terdistribusi

secara normal. Ho diterima dan Ha ditolak.

• Nilai K-S untuk variabel ARTO adalah 1,242 dengan probabilitas signifikan Asymp.Sig.(2-tailed) 0,92. Nilai tersebut di atas α = 0,05 karena Asymp. Sis

(2-tailed) > α/2 (0,025). Hal ini berarti bahwa variabel ARTO terdistribusi

secara normal. Ho diterima dan Ha ditolak.

• Nilai K-S untuk variabel CR adalah 2,034 dengan probabilitas signifikan Asymp.Sig.(2-tailed) 0,01. Nilai tersebut di bawah α = 0,05 karena Asymp.


(46)

Sis (2-tailed) < α/2 (0,025). Hal ini berarti bahwa variabel CR terdistribusi secara tidak normal. Ha diterima dan Ho ditolak.

Untuk menguji apakah data grafik variabel CTO, ARTO dan CR memiliki distribusi normal atau tidak, dapat dilakukan dengan menggambarkan kurva histogram dan grafik Normality Probability Plot yaitu sebagai berikut.

Gambar 4.1. Histogram

Sumber : Output SPSS, diolah Peneliti, 2010

Dari hasil tampilan kurva histogram di atas dapat terlihat bahwa kemiringan kurva cenderung ke kanan, hal ini menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi dengan normal.


(47)

Gambar 4.2 Normal P-Plot Regression

Sumber : Output SPSS, diolah Peneliti, 2010

Dari hasil grafik Normal P-Plot Regression di atas dapat dilihat titik – titik menyebar jauh dari garis diagonal yang menunjukkan data tidak terdistribusi dengan normal.

Menurut Erlina dan Mulyani (2007 : 106) ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal yaitu :

a. lakukan transformasi data ke bentuk lainnya, b. lakukan trimming, yaitu membuang data outlier,

c. lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu nilai tertentu.


(48)

Untuk mengubah nilai residual agar berdistribusi normal, peneliti melakukan transformasi data ke model logaritma natural (Ln). Setelah itu, data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas. Berikut ini adalah hasil pengujian dengan Kolmogorov - Smirnov setelah dilakukan transformasi:

Tabel 4.3

Hasil Uji Normalitas (2)

Setelah Transformasi Dengan Logaritma Natural One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

LN_CTO LN_ARTO LN_CR

N 48 48 48

Normal Parametersa Mean 3.2008 1.8771 .5127

Std. Deviation .75451 .57855 .63627

Most Extreme Differences Absolute .142 .083 .154

Positive .142 .083 .154

Negative -.091 -.064 -.122

Kolmogorov-Smirnov Z .981 .578 1.064

Asymp. Sig. (2-tailed) .291 .892 .207

a. Test distribution is Normal.

Sumber : Output SPSS, diolah Peneliti, 2010

Berdasarkan tabel 4.3 diatas, dapat disimpulkan bahwa setelah ketiga variabel yaitu CTO, ARTO dan CR ditransformasi, maka data dalam penelitian ini telah terdistribusi secara normal dengan nilai signifikansi masing variabel yaitu CTO (0,291), ARTO (0,892) dan CR (0,207) berada di atas 0,05. Dengan demikian maka Ho diterima yang berarti bahwa data terdistribusi dengan normal. Hasil pengujian normalitas dengan histogram dan Normal P-Plot Regression Standardized Residual juga dapat dilihat pada gambar berikut:


(49)

Gambar 4.3

Histogram setelah transformasi

Sumber : Output SPSS, diolah Peneliti, 2010

Berdasarkan kurva histogram di atas, dapat dilihat bahwa kurva menyerupai bentuk lonceng yang hampir sempurna dengan kemiringan yang cenderung imbang baik dari sisi kiri maupun dari sisi kanan, hal ini menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal.

Menurut Ghozali (2005 : 112), pendeteksian normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik (Grafik

Normal P-P Plot of Regression), yaitu jika data (titik) menyebar di sekitar garis

diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, hal ini menunjukkan data yang telah terdistribusi normal.


(50)

Gambar 4.4

Normal P-P Plot of Regression setelah transformasi

Sumber : Output SPSS, diolah Peneliti, 2010

Grafik Normal P-P Plot of Regression di atas memperlihatkan titik – titik menyebar berhimpitan di sekitar diagonal dan ini menunjukkan data dalam model regresi berdistribusi normal. Karena secara keseluruhan data telah terdistribusi secara normal, maka dapat dilakukan pengujian asumsi klasik lainnya.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Akibat dari terjadinya korelasi antar variabel bebas ini adalah koefisien – koefisien regresi menjadi tidak


(51)

dapat ditaksir dan nilai standar error bagi setiap koefisien menjadi tidak terhingga. Hasil uji multikolinearitas disajikan dalam tabel 4.4 dan tabel 4.5.

Tabel 4.4

Hasil Uji Multikolinearitas (1) Coefficient Correlationsa

Model LN_ARTO LN_CTO

1 Correlations LN_ARTO 1.000 .041

LN_CTO .041 1.000

Covariances LN_ARTO .024 .001

LN_CTO .001 .014

a. Dependent Variable: LN_CR

Sumber : Output SPSS, diolah Peneliti, 2010

Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa hasil besaran korelasi antar variabel bebas adalah 0,041 atau sekitar 4,1 %. Karena korelasi ini masih di bawah 95% maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi multikolinearitas yang serius.

Menurut Ghozali (2005 : 91) untuk melihat ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi dapat dilihat dari :

1) nilai tolerance dan lawannya, 2) Variance Inflatin Factor (VIF).

Jadi, nilai Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya mutikolineritas adalah nilai Tolerance < 0,10 atau sama dengan VIF > 10.

Dari hasil pengujian tabel 4.5 di bawah, dapat dilihat bahwa angka tolerance perputaran kas dan perputaran piutang > 0,10 yaitu 0,998 dan VIFnya < 10 yaitu 1,002. Ini mengindikasikan bahwa tidak terjadi multikolinieritas diantara variabel independen dalam penelitian.


(52)

Tabel 4.5

Hasil Uji Multikolinearitas (2) Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1.566 .496 3.157 .003

LN_CTO -.141 .119 -.168 -1.191 .240 .998 1.002

LN_ARTO -.320 .155 -.291 -2.064 .045 .998 1.002

a. Dependent Variable: LN_CR

Sumber : Output SPSS, diolah Peneliti, 2010

c. Uji Autokorelasi

Ghozali (2005 : 95) menyatakan bahwa,

“Uji autokorelasi ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series).” Hasil uji aurokorelasi dengan menggunakan Uji Durbin-Watson dapat dilihat pada tabel berikut :

Negatif No Positif

Autocorelation Autocorelation Autocorelation

0 dl du 2 2,076 4-du 4-dl 4 1,448 1,626 2,374 2,552


(53)

Tabel 4.6

Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .330a .109 .069 .61390 2.076

a. Predictors: (Constant), LN_ARTO, LN_CTO b. Dependent Variable: LN_CR

Sumber : Output SPSS, diolah Peneliti, 2010

Berdasarkan uji tabel 4.6 diatas tampak bahwa nilai Durbin Watson hitung 2,076. Dengan jumlah variabel bebas (k) = 2, dengan jumlah sampel (n) = 48, maka dl = 1,448 dan du = 1,626. Nilai Durbin Watson hitung terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan (4-du) yaitu 2,374, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi linier berganda terbebas dari asumsi klasik statistik autokorelasi.

d. Uji Heterokedastisitas

Menurut Ghozali (2005 : 105) “Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.” Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heterokedasitas dapat dilakukan dengan Pengujian melalui Scatter-Plot yang menggunakan SRESID dan ZPRED pada software SPSS. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap


(54)

maka disebut homokedastisitas, dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik yaitu homokedastisitas.

Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi gejala heterokedastisitas atau tidak dengan cara mengamati penyebaran titik-titik pada grafik.

Gambar 4.5

Scatterplot

Sumber : Output SPSS, diolah Peneliti, 2010

Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dengan tidak adanya pola yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas, sehingga model ini layak dipakai untuk memprediksi likuiditas


(55)

perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berdasarkan masukan variabel independen yaitu perputaran kas dan perputaran piutang.

3. Analisis Regresi

Berdasarkan hasil uji asumsi klasik yang telah dilakukan di atas, dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Best Linear Unbiased Estimator (BLUE) dan layak untuk dilakukan analisis statistik selanjutnya, yaitu melakukan pengujian hipotesis. Adapun hasil pengolahan data dengan analisis regresi dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1.566 .496 3.157 .003

LN_CTO -.141 .119 -.168 -1.191 .240 .998 1.002

LN_ARTO -.320 .155 -.291 -2.064 .045 .998 1.002

a. Dependent Variable: LN_CR

Sumber : Output SPSS, diolah Peneliti, 2010

Berdasarkan tabel 4.7 pada kolom Unstandardized Coefficients bagian B diperoleh model persamaan regresi linier berganda yaitu :


(56)

Dimana :

Y = Likuiditas

X1 = Perputaran Kas (Cash Turnover )

X2 = Perputaran Piutang (Receivable Turnover) e = Tingkat kesalahan pengganggu

Penjelasan dari nilai a, b1, b2 dan b3 pada Unstandardized Coefficients tersebut dapat dijelaskan dibawah ini.

Nilai B Constant (a) = 1,566 = konstanta

Nilai konstanta ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada nilai variabel bebas yaitu perputaran kas dan perputaran piutang, maka perubahan nilai likuiditas yang dilihat dari nilai Y tetap sebesar 1,566.

Nilai B LN_CTO (b1) = - 0,141 = perputaran kas

Koefisisen regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan perputaran kas sebesar 1 satuan, maka likuiditas akan menurun sebesar 0,141 satuan atau 14,1% dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.

Nilai B LN_ARTO (b2) = - 0,320 = perputaran piutang

Koefisisen regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan perputaran piutang sebesar 1 satuan, maka likuiditas akan menurun sebesar 0,320 satuan atau 32% dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.

4. Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini hipotesis diuji dengan menggunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program statistik,


(57)

maka diperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel 4.8 Tabel 4.8

Koefisian determinasi (R square) Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .330a .109 .069 .61390 2.076

a. Predictors: (Constant), LN_ARTO, LN_CTO b. Dependent Variable: LN_CR

Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2010

Nilai koefisien korelasi R menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0,5 dan mendekati 1. Koefisian determinasi (R square) menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah 0 sampai dengan 1. Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen semakin terbatas. Nilai R square memiliki kelemahan yaitu nilai R square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Pada model summary diatas di atas, angka R sebesar 0,330 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara likuiditas (Y) dengan perputaran kas (X1) dengan perputaran piutang (X2) mempunyai hubungan yang rendah karena < 0,5


(58)

(50%) yaitu 33 %. Angka adjusted R Square atau koefisien determinasi adalah 0,069 atau 6,9%. Angka ini mengindikasikan bahwa variasi dari kedua variabel independennya hanya mampu menjelaskan variasi variabel dependen sebesar 6,9% dan sisanya 93,1% (100% - 6,9%) dijelaskan oleh faktor-faktor lain tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. Kemudian standard error of the estimate adalah sebesar 0,61390, di mana semakin kecil angka ini akan membuat model regresi semakin kurang tepat untuk memprediksi CR.

Untuk mengetahui apakah masing – masing variabel yaitu CTO dan ARTO yang dianggap secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap CR, dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis secara statistik dilakukan dengan menggunakan uji t dan uji F.

a. Uji t (t-test)

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dari setiap variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Dalam uji t digunakan hipotesis seperti yang terlihat berikut ini.

Ho : b1,b2,b3 = 0, artinya perputaran kas dan piutang tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas secara parsial pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Ha : b1,b2,b3 ≠ 0, artinya perputaran kas dan piutang berpengaruh signifikan terhadap likuiditas secara parsial pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kriteria :


(59)

Ho diterima dan Ha ditolak jika t hitung < t tabeluntuk α = 5% Ha diterima dan Ho ditolak jika t hitung > t tabeluntuk α = 5% Untuk koefisien negatif :

Ho diterima dan Ha ditolak jika t hitung > t tabel untuk α = 5% Ha diterima dan Ho ditolak jika t hitung < t tabeluntuk α = 5%

Tabel 4.9 Hasil Uji Statistik t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 1.566 .496 3.157 .003

LN_CTO -.141 .119 -.168 -1.191 .240

LN_ARTO -.320 .155 -.291 -2.064 .045

a. Dependent Variable: LN_CR

Sumber : Output SPSS, diolah Peneliti, 2010

Tabel 4.9 menunjukkan hasil pengujian statistik t sehingga dapat menjelaskan pengaruh variabel independen secara parsial.

1) Pengaruh kas terhadap likuiditas

a. Nilai signifikansi sebesar 0,240 menunjukkan bahwa nilai Sig. untuk uji t individual (parsial) lebih besar dari 0,05. Hal ini sesuai dengan hasil pengujian statistik yang membandingkan antara t hitung dengan t tabel yaitu


(60)

perputaran kas secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas pada tingkat kepercayaan 95%.

b. Variabel perputaran kas memiliki t hitung -1,191 dengan nilai signifikansi 0,240 (lebih kecil dari 0,05). Dengan menggunakan tabel t, diperoleh t tabel sebesar -2,013. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung sebesar -1,191 lebih besar dari t tabel sebesar -2,013 sehingga Ho diterima dan Ha ditolak artinya, perputaran kas tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas secara parsial pada perusahaan otomotif di Bursa Efek Indonesia .

2) pengaruh perputaran piutang terhadap likuiditas.

a. Nilai signifikansi = 0,045 menunjukkan bahwa nilai Sig. untuk uji t individual (parsial) lebih kecil dari 0,05. Hal ini sesuai dengan hasil pengujian statistik yang membandingkan antara t hitung dengan t tabel yaitu perputaran piutang mempunyai pengaruh terhadap tingkat likuiditas secara parsial pada tingkat kepercayaan 95%.

b. Variabel perputaran piutang memiliki t hitung -2,064 dengan nilai signifikansi 0,045 lebih besar dari 0,05. Dengan menggunakan tabel t, diperoleh t tabel sebesar -2,013. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung sebesar -2,064 lebih kecil dari t tabel sebesar -2,013 sehingga Ha diterima dan Ho ditolak dimana artinya, perputaran piutang mempunyai pengaruh terhadap likuiditas secara parsial pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(61)

b. Uji F ( ANOVA )

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh terhadap variabel tidak bebas. Pembuktian dilakukan dengan cara membandingkan nilai kritis, F(tabel) dengan F(hitung) yang terdapat pada tabel analisis df variance.

Dalam uji F digunakan hipotesis yang disebutkan dibawah ini :

Ho: b1,b2,b3 = 0, artinya perputaran kas dan piutang tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas secara simultan pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Ha : b1,b2,b3 ≠ 0, artinya perputaran kas dan piutang berpengaruh signifikan terhadap likuiditas secara simultan pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kriteria:

Ho diterima dan Ha ditolak jika F hitung < F tabeluntuk α = 5% Ha diterima dan Ho ditolak jika F hitung > F tabeluntuk α = 5%

Tabel 4.10 Hasil Uji Statistik F

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 2.068 2 1.034 2.744 .075a

Residual 16.960 45 .377

Total 19.028 47

a. Predictors: (Constant), LN_RTO, LN_CTO b. Dependent Variable: LN_CR


(62)

Hasil uji F yang ditampilkan dalam tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai F hitung adalah 2,744 dengan tingkat signifikansi 0,075 yang lebih besar dari 0,05. Dengan menggunakan tabel F diperoleh nilai F tabel sebesar 3,21. Hal tersebut menunjukkan bahwa F hitung sebesar 2,744 lebih kecil dari F tabel sebesar 3,21 sehingga Ho diterima dan Ha ditolak, artinya variabel bebas yaitu perputaran kas dan piutang tidak berpengaruh signifikan secara simultan terhadap likuiditas pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

5. Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil pengujian variabel penelitian secara parsial, didapati bahwa variabel independen yaitu perputaran kas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu likuiditas. Hal ini sesuai dengan nilai signifikansi t sebesar 0,24 yang lebih besar dari 0,05.

Dari hasil pengujian variabel penelitian secara parsial, didapati bahwa variabel independen yaitu perputaran piutang berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu likuiditas. Hal ini sesuai dengan nilai signifikansi t sebesar 0,045 yang lebih kecil dari 0,05. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Simamora (2007) yang menemukan bahwa perputaran piutang mempunyai pengaruh terhadap likuiditas.

Dari hasil pengujian variabel penelitian secara simultan, perputaran kas dan piutang tidak terdapat hubungan yang signifikan terhadap likuiditas yang ditunjukkan oleh signifikansi F 0.075 > 0,05. Nilai adjusted R square atau koefisien determinasi menunjukkan angka 0,069 yang mengindikasikan bahwa


(63)

hanya 6,9% variasi atau perubahan dalam likuditas dapat dijelaskan oleh variasi variabel-variabel perputaran kas dan piutang sedangkan sisanya sebesar 93,1% dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.

Perputaran kas memiliki koefisien regresi bertanda negatif sebesar 0,141, hal ini mengandung arti bahwa apabila nilai koefisien regresi variabel lainnya tetap (tidak berubah) maka perubahan variabel perputaran kas sebesar 1 akan menurunkan likuiditas sebesar 14,1%. Perputaran piutang memiliki koefisien regresi bertanda negatif sebesar 0,320, hal ini mengandung arti bahwa apabila nilai koefisien regresi variabel lainnya tetap (tidak berubah) maka perubahan variabel perputaran piutang sebesar 1 akan menurunkan likuiditas sebesar 32%.


(1)

sehingga diketahui pengaruh perputaran kas dan piutang terhadap likuiditas apabila diterapkan pada perusahaan yang berbeda.

3. Selain perluasan sampel penelitian, kepada para peneliti lanjutan juga diharapkan dapat melakukan penelitian selanjutnya dengan menggunakan data time series yang up to date / terbaru, sehingga hasilnya juga akan semakin akurat.


(2)

Daftar pustaka

Elwiyana, Syarifa, 2007. “Pengaruh Perputaran Kas dan Piutang Terhadap Rentabilitas Ekonomi pada KPRI di Kabupaten Jepara”, Skripsi Akuntansi. UNES.

Erlina dan Sri Mulyani, 2007. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, USU Press, Medan.

Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Gitosudarmo, Indriyo, 2002, Manajemen Keuangan, BPFE, Yogyakarta.

Hanafi M. Muhammad dan Abdul Halim, 2005. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Yogyakarta : UUP AMP YKPN.

Harahap, Sofyan Syahfri, 2007, Analisa Kritis atas Laporan Keuangan, Edisi Keenam, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2007. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.

Institute for Economic and Financial Research, 2008. Indonesia Capital Market Directory, Jakarta.

Jogiyanto, 2004. Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2004. Buku

Petunjuk Teknis Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi, Medan.

Kuncoro, Mudrajat, 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Erlangga, Jakarta.

Martono dan D. Agus Harjito, 2002. Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Kedua, Penerbit Ekonisia, Yogyakarta.

Munawir, S., 2002, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Cetakan Ketigabelas, Penerbit Liberty, Yogyakarta.

Nur, Mohammad, 2008, “Pengaruh Perputaran Piutang dan Pengumpulan Piutang Terhadap Likuiditas perusahaan pada CV. Bumi Sarana Jaya”, Skripsi Akuntansi. Universitas Muhammadiyah Gresik.


(3)

Riyanto, Bambang, 2001, Dasar – Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, Cetakan Ketujuh, YBPFE UGM, Yogyakarta.

Simamora, J. Imelda, 2007. “Pengaruh Tingkat Perputaran Piutang Terhadap Likuiditas pada PT. Pertani (Persero) Wilayah Sumatera Bagian Utara”, Skripsi Akuntansi. USU.

Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kesepuluh, Alfabeta, Bandung.

Suharyadi dan Purnomo, 2007. Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, Salemba Empat, Jakarta.

Umar, Husein, 2003. Metode Riset Akuntansi Terapan, Edisi 1, Cetakan Ketiga, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Syamsuddin, Lukman, 2002, Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi Baru, Cetakan Ketujuh, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Van Horne, James C., dan John M. Wachowics JR, 2005. Prinsip – Prinsip Manajemen Keuangan, Edisi Keduabelas, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta

Warren, Carl S., James M. Reeve, dan Philip E. Fees, 2005. Pengantar Akuntansi, Edisi Kedua Puluh Satu, Salemba Empat, Jakarta.

Wild, John J., K.R. Subramanyam, dan Robert E. Haley, Alih Bahasa: Yanivi S. Bachtiar, SE, Ak., S. Nurwahyu Harahap, SE, Ak. MBA., 2005. Financial Statement Analysis (Analisis Laporan Keuangan), Edisi Kedelapan, Buku Kedua, Salemba Empat, Jakarta.


(4)

Lampiran i Daftar Populasi – Sampel Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di BEI

selama Periode 2006 – 2008

No. Nama Perusahaan Kriteria Sampel

1 2 3 4

1. PT Astra International Tbk. √ √ √ √ 1

2. PT Astra Otoparts Tbk. √ √ √ √ 2

3. PT Gajah Tunggal Tbk. √ √ √ √ 3

4. PT Goodyear Indonesia Tbk. √ √ √ √ 4

5. PT Hexindo Adiperkasa Tbk. √ √ √ √ 5

6. PT Indo Kordsa Tbk. √ √ √ √ 6

7. PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. √ √ - - -

8. PT Indospring Tbk. √ √ √ √ 7

9. PT Intraco Penta Tbk. √ √ √ √ 8

10. PT Multi Prima Sejahtera Tbk. √ √ - - - 11. PT Multistrada Arah Sarana Tbk. √ √ √ √ 9

12. PT Nipress Tbk. √ √ √ √ 10

13. PT Polychem Indonesia Tbk. √ √ √ √ 11

14. PT Prima Alloy Tbk. √ √ √ √ 12

15. PT Selamat Sempurna Tbk √ √ √ √ 13

16. PT Sugi Samapersada Tbk. √ √ √ √ 14

17. PT Tunas Ridean Tbk √ √ √ √ 15

18. PT United Tractor Tbk √ √ √ √ 16


(5)

Lampiran ii

Tabulasi Data Variabel Penelitian ( Sebelum Transformasi )

No Kode

Perputaran Kas (CTO)

Perputaran Piutang (ARTO)

Likuiditas (CR) 2006 2007 2008 2006 2007 2008 2006 2007 2008

1 ADMG 32,33 65,23 32,01 8,71 9,20 9,33 3,10 2,41 0,99 2 ASII 12,85 12,77 12,90 12,70 14,35 16,33 0,78 0,91 1,32 3 AUTO 15,68 14,12 11,95 5,69 6,55 8,40 1,75 1,50 2,13 4 BRAM 11,36 7,50 6,18 5,73 6,17 6,32 3,93 4,98 2,19 5 GDYR 14,09 15,73 11,06 8,97 9,14 11,45 2,15 1,17 1,49 6 GJTL 21,18 16,38 21,45 8,81 10,12 12,74 1,94 2,21 1,47 7 HEXA 22,96 20,35 29,94 6,82 6,72 7,74 1,11 1,15 1,40 8 INDS 35,28 48,05 62,91 6,64 7,68 7,76 0,98 1,07 1,07 9 INTA 21,30 21,12 15,38 2,94 3,35 4,72 3,37 2,57 2,15 10 MASA 86,19 78,82 27,74 24,54 21,47 17,70 0,56 1,32 0,89 11 NIPS 42,38 24,00 22,31 5,33 5,20 4,68 1,08 1,10 1,04 12 PRAS 90,96 129,75 16,50 2,33 2,30 1,97 1,08 1,05 1,01 13 SMSM 40,47 131,22 120,19 4,78 5,20 6,01 1,99 17,01 1,82 14 SUGI 12,27 16,97 10,55 2,32 4,55 3,42 3,02 2,93 11,59 15 TURI 29,72 55,93 16,75 3,23 3,40 4,46 1,15 1,15 1,41


(6)

Lampiran iii

Tabulasi Data Variabel Penelitian ( Setelah Transformasi )

No Kode

Logaritma Natural Perputaran Kas (LN_CTO)

Logaritma Natural Perputaran

Piutang (LN_ARTO)

Logaritma Natural Likuiditas

(LN_CR) 2006 2007 2008 2006 2007 2008 2006 2007 2008

1 ADMG 3,48 4,18 3,47 2,16 2,22 2,23 1,13 0,88 -0,01 2 ASII 2,55 2,55 2,56 2,54 2,66 2,79 -0,24 -0,09 0,28 3 AUTO 2,75 2,65 2,48 1,74 1,88 2,13 0,56 0,40 0,76 4 BRAM 2,43 2,01 1,82 1,75 1,82 1,84 1,37 1,60 0,79 5 GDYR 2,65 2,76 2,40 2,19 2,21 2,44 0,77 0,16 0,40 6 GJTL 3,05 2,80 3,07 2,18 2,31 2,54 0,66 0,79 0,39 7 HEXA 3,13 3,01 3,40 1,92 1,90 2,05 0,11 0,14 0,34 8 INDS 3,56 3,87 4,14 1,89 2,04 2,05 -0,02 0,07 0,07 9 INTA 3,06 3,05 2,73 1,08 1,21 1,55 1,22 0,94 0,76 10 MASA 4,46 4,37 3,32 3,20 3,07 2,87 -0,58 0,28 -0,11 11 NIPS 3,75 3,18 3,10 1,67 1,65 1,54 0,08 0,10 0,03 12 PRAS 4,51 4,87 2,80 0,85 0,83 0,68 0,08 0,05 0,01 13 SMSM 3,70 4,88 4,79 1,56 1,65 1,79 0,69 2,83 0,60 14 SUGI 2,51 2,83 2,36 0,84 1,52 1,23 1,10 1,08 2,45 15 TURI 3,39 4,02 2,82 1,17 1,22 1,49 0,14 0,14 0,34 16 UNTR 2,90 2,92 2,55 1,83 1,97 2,15 0,29 0,29 0,49


Dokumen yang terkait

Pengaruh Perputaran Kas, Net Profit Margin, dan Perputaran Piutang Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

10 140 99

Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap Likuiditas pada Perusahaan Pulp dan Kertas yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

34 222 89

Analisis Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas (ROA) Perusahaan (Studi Pada: Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2010-2013)

15 212 73

PENGARUH PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PIUTANG, DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP LABA USAHA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

3 7 126

PENGARUH MODAL KERJA, PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP RENTABILITAS EKONOMI PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

4 3 106

PENGARUH PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP LABA USAHA PADA PERUSAHAAN DAGANG YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

10 68 112

Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap Likuiditas pada Perusahaan Pulp dan Kertas yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 2 10

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PIUTANG, DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP PROFITABILITAS (ROA) PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA TAHUN 2010 SAMPAI 2013

0 0 10

PENGARUH PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP LABA USAHA PADA PERUSAHAAN DAGANG YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 1 22

PENGARUH PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PIUTANG, DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP LABA USAHA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 20