98
unit masing-masing bagian untuk memperoleh data penelitian. Perhitungan validitas dan reliabilitas dilakukan dengan manual
menggunakan microsof exel 2007 dan microsof office word 2007. Sebelum di analisis dilakukan uji persyaratan analisis meliputi normalitas
dan hohogenitas.
3.7.1 Pengujian Persyaratan Analisis
Pengujian persyaratan analisis data yang diperoleh dari instumen yang disebar meliputi uji normalitas data dan uji homogenitas data. Hasil ini
dipergunakan agar data yang di uji berdistribusi normal dan data berasal dari kelompok yang mempunyai varian yang sama atau homogen.
Uji normalitas dimaksudkan memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribrusi normal. Uji Normalitas menggunakan
SPSS versi 15.00 melalui Uji Kolmogorov - Smirnov Tes dengan kriteria jika Asymp sig 2 Tayled 0,05 maka berarti data berdistribusi normal
seperti pada lampiran IV. Rangkuman hasil uji coba seperti berikut. Tabel 3.10 Rangkuman Hasil Analisis Uji Normalitas dengan
Program SPSS
No Harga Y untuk
kelompok
Kolmogorov Smirnov Tes
Asymp sig 2
Tayled
Kesimpulan
1 Motivasi kerjaX
1
0,932 0,350
Normal 2
Kepemimpinan X
2
0,893 0,403
Normal 3
Penggunaan fasilitas jardiknas X
3
0,590 0,878
Normal 4
Kinerja pegawai Y 0,669
0,763 Normal
99
Hal ini menunjukan bahwa taraf L
tabel
dari empat data yang ada lebih besar Asymp sig 2 Tayled 0,05, ini menunjukan bahwa hipotesis nol dari
empat data diterima atau data berasal dari populasi berdistribusi normal. Pengujian homogenitas data dilakukan dengan output SPSS 15.00. Syarat
ini berkenaan dengan kesamaan varians variabel terikat Y yaitu Kinerja pegawai dengan Motivasi kerja X
1
, Kepemimpinan X
2
, dan Penggunaan fasilitas jardiknas X
3
. Sesuai dengan hipotesis di atas, maka kriteria yang digunakan adalah jika nilai tets homogenety of variances anova sig 0,05
berarti populasi homogen atau dapat dikatakan bahwa varian y atas x tersebut di atas homogen Pratisto,2001:100, Perhitungan secara lengkap
pada lampiran IV dengan rangkuman sebagai berikut. Tabel 3.11 Rangkuman Hasil Analisis Uji Homogenitas n = 60
No Variabel untuk
kelompok Y
tets homogenety of variances
anova sig 0,05
Kesimpulan
1 Motivasi kerja X
1
0,334 Homogen
2 KepemimpinanX
2
0,095 Homogen
3 Penggunaan fasilitas
jardiknas X
3
0,110 Homogen
3.7.2 Uji Korelasi
3.7.2.1 Uji Korelasi antarvariabel
Pengujian hipotesis menggunakan teknik korelasi. Uji korelasi antar variabel prediktor dengan variabel kriterium baik Y dengan X
1
, Y dengan X
2
, Y dengan X
3
, maupun antar variabel prediktor X
1
dengan X
2
, X
1
dengan X
3
, X
2
dengan X
3
dihitung dengan menggunakan rumus
100
korelasi Product Moment karena data yang dihasilkan adalah data yang berbentuk interval.
Hasil perhitungan r
xy
selanjutnya dapat diinterprestasikan dengan dua cara, yaitu: 1 membandingkan dengan tabel interprestasi koefisien
korelasi nilai r Riduwan, 2004: 136 atau dengan menggunakan rentang nilai korelasi menurut Young Basrowi dan Soenyono, 2007:
109, 2 mengkonsultasikan dengan nilai r pada Tabel Harga Kritik dari r Product Moment Arikunto, 1993: 149. Tabel interprestasi koefisien
korelasi nilai r dapat dilihat pada pada Tabel 3.12 di bawah ini. Tabel 3.12 Rentang Nilai Korelasi Young
Rentang Nilai Interprestasi
0,700-1,000 Baik positif maupun negatif menunjukan derajat hubungan yang tinggi atau sangat erat
0,400-0,700 Baik positif maupun negatif menunjukan derajat hubungan yang substansial atau erat
0,200-0,400 Baik positif maupun negatif menunjukan derajat hubungan yang rendah atau cukup erat
0,200 Baik positif maupun negatif menunjukan derajat hubungan yang dapat diabaikan
Basrowi dan Soenyono, 2007: 109,
3.7.2.2 Uji Korelasi Parsial Jenjang Pertama A First Order
Partial Correlation
Uji korelasi parsial jenjang pertama merupakan uji korelasi antara satu variabel prediktor dengan variabel kriterium yang dikendalikan dengan
satu variabel prediktor lainnya. Pengujian ini digunakan untuk mendapatkan angka indeks korelasi yang tidak terpengaruh oleh
variabel lain. Pengujian ini juga merupakan salah satu pengujian tahapan untuk mendapatkan angka indeks yang nantinya digunakan
dalam perhitungan pengujian korelasi ganda.
101
3.7.2.3 Uji Korelasi Jenjang Kedua A Second Order Partial Correlation
Uji korelasi jenjang kedua adalah uji korelasi antara variabel Y dengan salah satu variabel prediktor yang dikendalikan dengan dua variabel
prediktor lainnya, Dengan demikian terdapat tiga pengujian dalam korelasi jenjang kedua ini yaitu: 1 korelasi parsial antara variabel Y
dengan X1 yang dikendalikan oleh X
2
dan X
3
, 2 korelasi parsial antara variabel Y dengan X2 yang dikendalikan oleh Xi dan X
3
, dan 3 korelasi parsial antara variabel Y dengan X
3
yang dikendalikan oleh X1dan X2. Hasil perhitungan uji korelasi parsial j enjang kedua ini
digunakan juga untuk syarat perhitungan uji korelasi ganda.
3.7.2.4 Uji Korelasi Ganda
Perhitungan korelasi ganda dengan empat variabel tiga variabel prediktor dan satu variabel kriterium selain dibutuhkan nilai railing
korelasi antar variabel sebelumnya juga diperlukan r korelasi parsial antara variabel kriterium dengan variabel X
3
yang dikendalikan oleh variabel X
1
dan X
2
. Perhitungan uji korelasi parsial jenjang pertama dan kedua telah dilakukan sebelumnya sehingga data indeks korelasi
perolehan dari perhitungan tersebut dapat digunakan untuk menghitung korelasi ganda.
102
3.8 Hipotesis Statistik