102
3.8 Hipotesis Statistik
3.8.1 Rumusan Hipotesis Statistik
Hipotesis Statistik yang diuji dalam penelitian ini, dinotasikan dengan tanda berikut:
Hipotesis statistik pertama :
Ho : r
xl y
= 0 Hi
:
r
x1y
Hipotesis statistik kedua
Ho : r
x2 y
= 0 Hi
:
r
x2y
Hipotesis statistik ketiga
Ho : r
x3 y
= 0 Hi
:
r
x3y
Hipotesis statistik keempat
Ho
: rxl.x2.x3y =0
Hi
:
rxl.x2.x3y
3.8.2 Kriteria Uji
Kriteria uji yang digunakan dirumuskan seperti di bawah ini. Hipotesis statistik pertama:
1 ada korelasi antara X
1
dengan Y, jika nilai r
x1y
≠ 0. Artinya ada korelasi antara X
1
dengan Y, jika nilai r
hitung
Xi dan Y tidak sama dengan 0. Korelasi tersebut bisa bersifat positif atau negatif.
103
2 korelasi antara X
1
dengan Y negatif, jika nilai r
x
i
y
negatif. Artinya jika angka yang menunjukan r
hitung
berbentuk negatf -, maka menunjukan korelasi negatif.
3 korelasi antara X
1
dengan Y positif, jika nilai r
x1y
positif. Artinya jika angka yang menunjukan r
hitung
berbentuk positif +, maka menunjukan korelasi positif.
4 korelasi antara X
1
dengan Y erat, jika nilai r
x1y
0,600. Artinya jika angka r
hitung
menunjukan nilai sama dengan atau lebih besar dari 0,600 maka korelasi yang terjadi antara Xi dan Y adalah
korelasi yang erat.
5
korelasi antara X
1
dengan Y signifikan, jika r
hitung
r
tabel
pada taraf nyata 0,05. Artinya jika angka r
hitung
menunjukan nilai yang lebih besar dari 0,05 maka korelasi adalah signifikan
.
Penjelasan yang sama berlaku untuk hipotesis yang selanjutnya. Hipotesis statistik kedua:
1 ada korelasi antara X
2
dengan Y, jika nilai r
x2y
≠ 0 2
korelasi antara X
2
dengan Y negatif, jika nilai r
x2y
negatif 3
korelasi antara X
2
dengan Y positif, jika nilai r
x2y
positif 4
korelasi antara X
2
dengan Y erat, jika nilai r
x2y
≥ 0,600 5
korelasi antara X
2
dengan Y signifikan, jika r
hitung
≥ r
tabel
pada taraf nyata 0,05
104
Hipotesis statistik ketiga:
1
ada korelasi antara
X
3
dengan Y, jika nilai
r
x3y
≠ 0
2 korelasi antara
X
3
dengan Y negatif, jika nilai
r
x3y
negatif
3 korelasi antara X
3
dengan Y positif, jika nilai r
x3y
positif 4
korelasi antara X
3
dengan Y erat, jika nilai r
x3y
≥ 0,600 5
korelasi antara X
3
dengan Y signifikan, jika r
hitung
≥ r
tabel
pada taraf nyata 0,05
Hipotesis statistik keempat:
1
ada korelasi antara
X
123
dengan Y, jika nilai
r
x123y
≠ 0
2 korelasi antara
X
123
dengan Y negatif, jika nilai
r
x123y
negatif
3 korelasi antara X
123
dengan Y positif, jika nilai r
x123y
positif 4
korelasi antara X
123
dengan Y erat, jika nilai r
x123y
≥ 0,600 5
korelasi antara X
123
dengan Y signifikan, jika r
hitung
≥ r
tabel
pada taraf nyata 0,05
V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan temuan pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Kinerja Pegawai Y dapat ditingkatkan melalui peningkatan
Motivasi Kerja X
1
, Kepemimpinan X
2
, dan Penggunaan Fasilitas Jardiknas X
3
, simpulan ini berdasarkan temuan sebagai berikut: 1
Kinerja Pegawai dapat ditingkatkan melalui peningkatan Motivasi Kerja, besarnya kontribusi 55,801.
2 Kinerja
Pegawai dapat
ditingkatkan melalui
peningkatan Kepemimpinan, besarnya kontribusi 28,516.
3 Kinerja Pegawai dapat ditingkatkan melalui peningkatan Penggunaan
fasilitas Jardiknas, besarnya kontribusi 37,088. 4
Kinerja Pegawai dapat ditingkatkan melalui peningkatan Motivasi Kerja, Kepemimpinan, dan Penggunaan fasilitas Jardiknas secara bersama
sama, besarnya kontribusi 76,387.
Dari hasil analisis dan temuan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa: Pertama ada kecenderungan jika motivasi pegawai tinggi maka akan
memiliki kinerja tinggi pula. Berdasarkan hal tersebut perlu diupayakan langkah -langkah untuk membangun motivasi dengan berusaha memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada pegawai untuk berkreasi dan aspirasi, memberikan fasilitas dan sarana yang mendukung, memberikan pengawasan
dan bimbingan dari kepala unit masing-masing, pemberian evaluasi dan penghargaan.
140 Kedua, ada kecenderungan jika persepsi pegawai terhadap kepemimpinan
baikpositif maka kinerja pegawai tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin positif sikap terhadap kepemimpinan yang dimiliki pegawai maka
ada kecenderungan semakin baik pula kinerjanya, sehingga perlu upaya- upaya pegawai untuk menumbuhkan sikap yang positif terhadap
kepemimpinan misalnya pembinaan pimpinan terhadap bawahannya, mengikut sertakan bawahan dalam pengambilan keputusan, keterbukaan
dengan bawahan, penyusunan serta pembagian tugas yang jelas sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya, mengkomunikasikan gagasan kepada
bawahan, menciptakan perubahan secara efektif pada bawahannya, dan membangkitkan kepercayaan serta melaksanakan pengawasan kepada
bawahannya secara baik.
Ketiga, ada kecenderungan jika penggunaan fasilitas jardiknas dilakukan secara rutin maka kinerja pegawai tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin sering pegawai memanfaatan fasilitas jardiknas yang ada maka kecenderungan semakin baik pula kinerjanya. Upaya-upaya yang perlu
dilakukan adalah menumbuhkan pengetahuan umum pegawai tentang komputer dengan pengadaan pelatihan-pelatihan, pengusaan Sofware
aplikasi, memperbanyak jaringan komputer, pemutahiran jaringan internet, e-administrasi, e-learning dan menciptakan sistem infomasi manajemen
secara menyeluruh. Keempat, ada kecenderungan motivasi kerja, kepemimpinan dan
penggunaan fasilitas jardiknas secara bersama-sama tinggi, positif dan baik,
141 dilakukan secara rutin maka kinerja pegawai tinggi. Hal ini menunjukkan
semakin tinggi motivasi pegawai, semakin positif sikap terhadap kepemimpinan dan semakin sering penggunaan fasilitas jardiknas, maka ada
kecenderungan semakin baik kinerja pegawainya.
5.2. Implikasi