4. Writing Activities seperti menulis cerita, karangan, laporan, tes, angket,
menyalin. 5.
Drawing Activities seperti menggambar, membuat grafik, peta, diagram, pola.
6. Motor Activities seperti melakukan percobaan, membuat kontruksi,
model, mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang. 7.
Mental Activities seperti mengingat, menanggap, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan,.
8. Emotional Activities seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira,
berani, tenang, gugup.
Kegiatan-kegiatan tersebut tidak terpisah satu sama lain. Dalam suatu kegiatan motoris terkandung kegiatan mental dan disertai oleh perasaan
tertentu, dan sebagainya. Dalam tiap pelajaran dapat dilakukan bermacam- macam kegiatan atau aktivitas siswa sesuai dengan karakteristiknya.
Kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran akan berdampak baik pada hasil belajarnya. Seperti yang
dikemukakan oleh Djamarah, 2000: 67 bahwa: “Belajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan yang
dapat didapatkan oleh anak didik lebih tahan lama tersimpan didalam benak anak didik”.
Dilihat dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa pembelajaran adalah
melakukan aktifitas akan menghasilkan banyak pengetahuan dan akan tersimpan lebih banyak didalam benak anak didik.
Sedangkan menurut John dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006: 44 mengemukakan bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan
siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari siswa sendiri,
guru sekedar pembimbing dan pengarah. Sedangkan menurut Hamalik, 2001: 171 mengatakan bahwa pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang
menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Belajar adalah kegiatan yang dilakukan siswa itu sendiri, kemudian inisiatif
akan datang dengan sendirinya dan guru hanya memberikan membimbing serta guru hanya menyediakan kesempatan belajar bagi siswa.
D. Prestasi Belajar
Pada dasarnya dengan belajar diharapkan kemampuan siswa bisa meningkat. Ranah kognitif, afektif dan psikomotor siswa semakin berfungsi. Dimyati dan
Mudjiono 2006: 22 memberikan ilustrasi bahwa ranah kognitif, siswa dapat memiliki pengetahuan, pemahaman, dapat menerapkan, melakukan analisis,
sintesis, dan mengevaluasi. Pada ranah afektif, siswa dapat melakukan penerimaan, partisipasi, menentukan sikap, mengorganisasi dan membentuk
pola hidup. Pada ranah psikomotor, siswa dapat mempersepsi, bersiap diri, membuat gerakan-gerakan sederhana dan kompleks, membuat penyesuaian
pola gerak dan menciptakan gerakan-gerakan baru.
Berdasarkan uraian di atas maka yang dimaksud dengan prestasi belajar pada penelitian ini adalah jelas bahwa suatu proses pembelajaran akan
menghasilkan kemampuan manusia berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Perubahan kemampuan
merupakan indikator
untuk menunjukkan hasil belajar siswa. Perubahan perilaku yang harus dicapai
tertuang dalam tujuan pembelajaran dan dapat diukur dengan menggunakan tes dan non-tes.
Prestasi belajar kemampuan seorang dalam pencapaian berfikir yang tinggi. Prestasi belajar harus memiliki tiga aspek, yaitu kognitif, affektif dan
psikomotor. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya pada seorang anak dalam pendidikan baik yang dikerjakan atau bidang
keilmuan. Prestasi belajar dari siswa adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa yang didapat dari proses pembelajaran. Prestasi belajar adalah hasil
pencapaian maksimal menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap sesuatu yang dikerjakan, dipelajari, difahami dan diterapkan.
Sedangkan dari sisi guru prestasi belajar merupakan suatu pencapaian tujuan pengajaran.
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok Djamarah dalam Wijiriyanto
2012:1. Sedangkan menurut Dahar dalam Wijiriyanto 2012 :1 bahwa
prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.
Dari pengertian yang dikemukakan tersebut di atas dapat dipahami bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan,
yang menyenangkan hati, yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara individual maupun secara kelompok dalam bidang kegiatan tertentu.
Dengan demikian prestasi belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau pikiran yang mana hal tersebut dinyatakan
dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu,
penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu
perubahan tingkah laku secara kuantitatif.
E. Teori Belajar dan Pembelajaran
1.
Teori Belajar
Seseorang dikatakan belajar jika adanya perubahan tingkah laku. Sebagaimana dinyatakan Arsyad 2011: 4
–5 belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada orang itu yang mungkin disebabkan oleh
terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, sikap dan keterampilan. Schwartz Hernawan, dkk., 2007: 2 belajar merupakan perubahan
perilaku yang menetap, yang tidak berhubungan dengan kematangan, obat-obatan, atau keadaan fisiologis, melainkan merupakan hasil
pengalaman dan sering kali dipengaruhi oleh latihan. Adapun pengertian
lain menurut Winkel Angkowo Kosasih, 2007: 48 bahwa belajar berarti perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan,
misalnya membaca, mengamati, mendengarkan dan menirukan. Kemudian Hamalik 2008: 27 menyatakan bahwa belajar adalah suatu kegiatan dan
bukan suatu hasil atau tujuan.