dalam korelasi Pearson, data harus berdistribusi normal. Korelasi dapat menghasilkan angka positif + dan negatif -. Jika angka korelasi positif
berarti hubungan bersifat searah. Searah artinya jika variabel bebas besar, variabel tergantung semakin besar. Jika menghasilkan angka negatif berarti
hubungan bersifat tidak searah. Tidak searah artinya jika nilai variabel bebas besar, variabel tergantung semakin kecil. angka korelasi berkisar antara 0-1.
Korelasi pearson memiliki formulasi sebagai berikut :
Dimana : - 1 ≤ r ≤ + 1
r = koefisien korelasi x = laba akuntansi,
Debt to Equity Ratio DER
y = dividen kas n = jumlah responden
Ketentuan untuk melihat tingkat keeratan korelasi digunakan acuan pada tabel 3.4 di bawah ini :
Tabel 3.4 Tingkat Keeratan Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,20
Sangat rendah hampir tidak ada hubungan
0,21 – 0,40
Korelasi yang lemah 0,41
– 0,60 Korelasi sedang
0,61 – 0,80
Cukup tinggi 0,81
– 1 Korelasi tinggi
Sumber : Syahri Alhusin dalam Umi Narimawati, 2010:50 c. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara variabel bebas laba akuntansi, dan Debt to Equity Ratio DER
terhadap Dividen Kas , maka rumus yang digunakan dalam koefisien determinasi adalah :
Keterangan : Kd = Koefisien determinasi
r = Koefisien korelasi Nilai thitung selanjutnya dibandingkan dengan nilai ttabel dengan tingkat
signifikansi 5 dengan derajat kebebasan = N - 2. Keputusan terjadi atau tidak terjadinya heteroskedastisitas ditentukan dengan kriteria sebagai
berikut: Jika thitung ttabel = terjadi heteroskedastisitas
jika thitung ttabel = tidak terjadi heteroskedastisitas. Kd = r² x 100
3.6.2 Pengujian Hipotesa
3.6.2.1 Hipotesis Penelitian
Pengertian Hipotesis Penelitian Menurut Sugiyono 2009: 96 “hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan
sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori. Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang merupakan jawaban sementara atas
masalah yang dirumuskan ”. Dari kerangka pemikiran dalam penelitian ini, dapat di
ambil hipotesis yasebagai berikut : “Laba akuntansi dan Debt to Equity Ratio DER berpengaruh terhadap Dividen
Kas ”. Dari paparan hipotesis sementara penelitian ini maka peneliti merumuskan
masalah penelitian dengan menggunakan hipotesis asosiatif. Menurut pendapat Sugiyono 2005 : 86 mengatakan bahwa “Hipotesa asosiatif adalah suatu
pernyataanjawaban sementara yang menunjukan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih”.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Hipotesis nol Ho dan menggunakan Hipotesis alternative Ha, penjelasan kedua hipotesis tersebut adalah
sebagai berikut : Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Laba Akuntansi dan Debt
to Equity Ratio terhadap Dividen Kas. Ha :
Terdapat pengaruh yang signifikan antara Laba Akuntansi dan Debt to
Equity Ratio terhadap Dividen Kas.
3.6.2.2 Hipotesis Statistik
Pengujian hipotesis ditujukan untuk melihat pengaruh secara bersama- sama laba akuntansi, dan Debt to Equity Ratio DER terhadap Dividen kas.
Hipotesis yang ditetapkan yaitu Hipotesis nol Ho dan Hipotesis Alternatif Ha. Ho adalah penetapan dugaan tidak ada hubungan antara variabel X terhadap
variabel Y, sedangkan Ha adalah penetapan dugaan ada hubungan antara variabel X terhadap variabel Y .
Hipotesis statistik dinyatakan sebagai berikut:
1. Pengaruh Laba Akuntansi Terhadap Dividen kas
2. Pengaruh Debt to Equity Ratio DER Terhadap Dividen kas
Ho
2
: ρ = 0, Debt to Equity Ratio DER tidak berpengaruh terhadap Dividen kas.
Ha
2
: ρ ≠0, Debt to Equity Ratio DER berpengaruh terhadap Dividen kas.
3.6.2.3 Penetapan tingkat Signifikansi
Dalam penetapan tingkat signifikansi dari koefisien korelasi, maka penulis menggunakan statistik uji t student dengan rumus sebagai berikut :
ℎ� ��
= rxy
n −k−1
1 −rx y
2
Ho
1
: ρ = 0, Laba akuntansi tidak berpengaruh terhadap Dividen kas.
Ha
1
: ρ ≠0, Laba akuntansi berpengaruh terhadap Dividen kas.
Keterangan : t
hitung
= nilai uji t r
= nilai koefisien korelasi n
= jumlah sampel koefisien korelasi dapat diketahui signifikantidak signifikan maka hasil
perhitungan dari statistik uji t t
hitung
tersebut selanjutnya dibandingkan dengan t
tabel
. Tingkat signifikannya yaitu 5 α = 0,05 dengan uji dua pihak dan derajat
kebebasannya dk = n-2, artinya jika hipotesis nol ditolak dengan taraf kepercayaan 95, maka kemungkinan bahwa hasil dari penarikan kesimpulan
mempunyai kebenaran 95 dan hal ini menunjukan adanya hubungan korelasi yang meyakinkan signifikan antara dua variabel tersebut.
Untuk mengetahui ditolak atau tidaknya dinyatakan dengan kriteria sebagai berikut :
Jika t
hitung
≥ t
table
maka H ada di daerah penolakan, berarti Ha
diterima artinya antara variabel X dan variabel Y ada hubungannya.
Jika t
hitung
≤ t
table
maka H ada di daerah penerimaan, berarti Ha
ditolak artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada
hubungannya.