Pengaruh Debt to Equity Ratio, Ukuran Perusahaan dan Momentum Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

(1)

SKRIPSI

PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO, UKURAN PERUSAHAAN DAN MOMENTUM TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

TAMMAM ABDUL HADI DALIMUNTHE 090503248

PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya

bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh debt to equity ratio, ukuran perusahaan dan momentum terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, atau yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin dan dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan penulisan etika ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi saya, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Agustus 2015 Yang membuat pernyataan

Tammam Abdul Hadi Dalimunthe NIM : 090503248


(3)

ABSTRAK

PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO, UKURAN PERUSAHAAN DAN MOMENTUM TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh debt to equity ratio, ukuran perusahaan dan momentum terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009 sampai dengan tahun 2011. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui tolak ukur mana yang mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap return saham. Data yang digunakan adalah laporan tahunan dari masing-masing perusahaan sampel, yang dipublikasikan melalui website www.idx.co.id.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah puposive sampling. Variabel penelitian ini terdiri dari pengaruh debt to equity ratio, ukuran perusahaandan momentum sebagai variabel independen, dan return saham sebagai variabel dependen dengan total sampel per tahun sebanyak 90 perusahaan.

Hasil penelitian ini adalah ada dua variabel independen berpengaruh terhadap return saham yaitu masing-masing ukuran perusahaan dan momentum secara parsial dan terdapat satu variabel independen yang tidak memiliki pengaruh terhadap return saham yaitu variabel debt to equity ratio. Lalu hasil penelitian secara simultan terdapat pengaruh secara signifikan terhadap return saham pada ketiga variabel independen nya yaitu debt to eqeuity ratio, ukuran perusahaandan momentum

Kata Kunci : Debt to equity ratio, ukuran perusahaan, momentum dan return saham.


(4)

ABSTRACT

THE EFFECT OF DEBT TO EQUITY RATIO, FIRM SIZE AND MOMENTUM ON THE MANUFACTURING COMPANIES THAT LISTED IN

INDONESIAN STOCK EXCHANGE.

The purpose of this research is to know the effect of debt to equity ratio, firm size and momentum on the manufacturing companies that listed in Indonesian Stock Exchange period 2009 up to 2011. This study was also intended to know which performance measures have the most significant effect to the stock return. Data that used in this research is annual report from each company, publized through website www.idx.co.id.

Analysis method that used in this research is quantitative method with multiple regression. Variables that used in this research are This result show that stock return which is proxied by debt to equity ratio, firm size and momentum as variable independent, and stock return as variable dependent consist of the 90 firms.

This research concludes that two of independent variables are firm size and momentum have influence toward stock return in parcial and in simultaneous the result is significantly influence to stock return on its three independent variable that debt to equity ratio, firm size and momentum.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh debt to equity ratio, ukuran perusahaan dan momentum terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)” Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi serta doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Teristimewa untuk kedua orang tua saya, Syahrial Dalimunthe dan Ellyza Chairina yang tidak pernah lelah memberikan kasih sayang, doa, nasehat serta semangat yang tulus hingga saat ini.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang tulus kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac,Ak,CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak. selaku Ketua Departemen dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M., Ak. selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak. selaku Ketua Program Studi S-1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak. selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Bapak Drs. Rasdianto, M.Si. selaku Penasehat Akademik yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan selama masa


(6)

4. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak. yang juga selaku Dosen Pembimbing saya yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga untuk memberikan bimbingan dan perbaikan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA selaku Pembaca Penilai yang telah memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi

6. Yang sangat saya kasihi kakak dan abang saya Nadia Chairinal Dalimunthe, S.Sos. dan Dzulfiqar Ammario Dalimunthe, SE. Dan untuk teman-teman angkatan 2009 teristimewa Aswin, Anjar, Ari, Ade, Azmi, Aqmal, Davy, Hafiz, Husein, Iwan, Mahmud, Marwan, Puji, Raja, Rizky dan Ari Andika yang memberikan masukan dan semangat selama proses pengerjaan. Serta semua keluarga dan pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan selama ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang membacanya


(7)

Medan, Agustus 2015 Penulis,

Tammam Abdul Hadi Dalimunthe NIM : 090503248


(8)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian... 7

1.3.1 Tujuan Penelitian………... ... 7

1.3.2 Manfaat Penelitian………... ... ..7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis... ... ...9

2.1.1 Saham... 9

2.1.2 Return Saham ... 10

2.1.3 Debt to Equity Ratio ... 12

2.1.4 Ukuran Perusahaan (firm sixe) ... 13

2.1.5 Momentum ... 14

2.2 Teori ... 15

2.2.1 Teori Keagenan (Agency Theory) ... 15

2.2.2 Trade Off Theory ... 16

2.2.3 Pecking Order Theory ... 16

2.2.4 Divident Theory (Teori Dividen)... 17

2.2.5 Signalling Theory ... 18

2.3 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 20

2.4 Kerangka Konseptual ... 21

2.5 Hipotesis ... 23

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 24

3.2 Jenis dan Sumber Data ... 24

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 25

3.4 Teknik Penyusunan Data ... 27

3.5 Definisi Operasi dan Pengukuran Variabel ... 27

3.5.1 Variabel Independen ... 27

3.5.2 Variabel Dependen ... 28

3.5.3 Indikator ... 28

3.6 Metode Analisis Data . ... 29


(9)

3.6.1.1 Uji Normalitas Data ... 30

3.6.1.2 Uji Multikolonearitas ... 32

3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas ... 32

3.6.1.4 Uji Autokolerasi ... 33

3.6.2 Pengujian Analisis Koefisien Korelasi Dan Determinasi ... 34

3.6.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 34

3.6.3.1 Metode Regresi Linear Berganda ... 34

3.6.3.2 Uji Signifikan Simultan... 35

3.6.3.3 Uji t Secara Parsial ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ... 37

4.2 Hasil Penelitian... 37

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif... 37

4.2.2 Asumsi Klasik ... 39

4.2.2.1 Uji Normalitas Data ... 39

4.2.2.2 Uji Multikolineritas ... 42

4.2.2.3 Uji Heterokedasitas...44

4.2.2.4 Uji Autokorelasi ... .45

4.3 Pengujian Analisis Regresi ... 46

4.3.1 Metode Regresi Linear Berganda ...46

4.4 Pengujian Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi... 48

4.5 Pengujian Hipotesis... 50

4.5.1 Uji Signifikan Simultan ... 50

4.5.2 Uji Secara Parsial ... 51

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 55

5.2 Keterbatasan Penelitian... 56

5.3 Saran... 56

DAFTAR PUSTAKA ...58


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Nama Judul Halaman

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu .... ………20

Tabel 3.1 Daftar Sampel Penelitian ... ……….26

Tabel 3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .. ………...28

Tabel 4.1 Analisis Deskriptif... 38

Tabel 4.2 Uji Normalitas Data ... 42

Tabel 4.3 Uji Multikolineritas ... 43

Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi ... 45

Tabel 4.5 Uji Regresi Data ...46

Tabel 4.6 Uji Korelasi Dan Determinasi ...48

Tabel 4.7 Hasil Uji F ...51


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Nama Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual... ... 21

Gambar 4.1 Grafik Histogram ... 39

Gambar 4.2 Grafik P-Plot ... 40


(12)

ABSTRAK

PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO, UKURAN PERUSAHAAN DAN MOMENTUM TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh debt to equity ratio, ukuran perusahaan dan momentum terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009 sampai dengan tahun 2011. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui tolak ukur mana yang mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap return saham. Data yang digunakan adalah laporan tahunan dari masing-masing perusahaan sampel, yang dipublikasikan melalui website www.idx.co.id.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah puposive sampling. Variabel penelitian ini terdiri dari pengaruh debt to equity ratio, ukuran perusahaandan momentum sebagai variabel independen, dan return saham sebagai variabel dependen dengan total sampel per tahun sebanyak 90 perusahaan.

Hasil penelitian ini adalah ada dua variabel independen berpengaruh terhadap return saham yaitu masing-masing ukuran perusahaan dan momentum secara parsial dan terdapat satu variabel independen yang tidak memiliki pengaruh terhadap return saham yaitu variabel debt to equity ratio. Lalu hasil penelitian secara simultan terdapat pengaruh secara signifikan terhadap return saham pada ketiga variabel independen nya yaitu debt to eqeuity ratio, ukuran perusahaandan momentum

Kata Kunci : Debt to equity ratio, ukuran perusahaan, momentum dan return saham.


(13)

ABSTRACT

THE EFFECT OF DEBT TO EQUITY RATIO, FIRM SIZE AND MOMENTUM ON THE MANUFACTURING COMPANIES THAT LISTED IN

INDONESIAN STOCK EXCHANGE.

The purpose of this research is to know the effect of debt to equity ratio, firm size and momentum on the manufacturing companies that listed in Indonesian Stock Exchange period 2009 up to 2011. This study was also intended to know which performance measures have the most significant effect to the stock return. Data that used in this research is annual report from each company, publized through website www.idx.co.id.

Analysis method that used in this research is quantitative method with multiple regression. Variables that used in this research are This result show that stock return which is proxied by debt to equity ratio, firm size and momentum as variable independent, and stock return as variable dependent consist of the 90 firms.

This research concludes that two of independent variables are firm size and momentum have influence toward stock return in parcial and in simultaneous the result is significantly influence to stock return on its three independent variable that debt to equity ratio, firm size and momentum.


(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Investasi atau penanaman modal adalah suatu penanaman modal yang diberikan oleh perseorangan atau perusahaan atau organisasi baik dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu juga penanaman modal atau investasi adalah penanaman sejumlah uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. Hasil atau keuntunganyang diperoleh dari investasi disebut return.Properti investasi berdasarkan SAK 13 adalah

properti (tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau kedua-duanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lesse/penyewa melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya, dan tidak untuk:

a. Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif; atau

b. Dijual dalam kegiatan utama sehari-hari

Ada beberapa bentuk investasi yang dapat dilakukan oleh masyarakat, salah satunya adalah investasi dalam bentuk penyertaan modal atau biasa dikenal dengan investasi saham.

Saham merupakan instrumen yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik.Investor dapat menggunakan dua macam strategi untuk mendapatkan return, yaitu strategi kontrarian dan strategi investasi momentum.Strategi investasi kontrarian adalah membeli saham dengan harga rendah kemudian menjualnya ketika harga saham naik pada titik tertentu untuk memperoleh capital gain. Strategi membeli saham pemenang (winner) pada periode yang lalu kemudian menjualnya di periode


(15)

mendatang ketika harga sahamnya meningkat disebut strategi momentum, kedua strategi tersebut sama-sama menggunakan informasi sebagai acuan dalam mengambil keputusan dalam perdagangan saham.

Pasar modal merupakan sarana untuk melakukan investasi yaitu memungkinkan para pemodal (investor) untuk melakukan diversifikasi investasi, membentuk portofolio sesuai dengan resiko yang bersedia mereka tanggung dengan singkat ketentuan yang diharapkan.Investasi pada sekuritas juga bersifat likuid (mudah dirubah). Sangat penting bagi perusahaan untuk selalu memperhatikan kepentingan para pemilik modal dengan jalan memaksimalkan nilai perusahaan, karena nilai perusahaan merupakan ukuran keberhasilan atas pelaksanaan fungsi-fungsi keuangannya. Motif pemilik modal atau investor menanamkan dananya pada sekuritas adalah mendapatkan return (tingkat pengembalian) yang maksimal dengan resiko tertentu atau memperoleh return tertentu pada resiko yang minimal.

Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Pada dasarnya, dalam melakukan investasi, investor akan mempertimbangkan return total yang akan diperoleh. Return total merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode yang tertentu. Return total terdiri dari capital gain (loss) dan yield. Menurut Jogiyanto (2003) capital gain atau capital loss merupakan “selisih dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu”. Dalam investasi saham capital gain (loss) dapat terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Jika harga saham sekarang


(16)

lebih tinggi dari harga saham periode lalu maka investor dapat dikatakan memperoleh keuntungan modal (capital gain), sebaliknya jika harga saham sekarang lebih rendah dari harga saham periode lalu maka investor mengalami kerugian modal (capital loss). Selain capital gain yang merupakan keuntungan dari apresiasi harga investasi, investor juga memperoleh yield yang merupakan presentase penerimaan periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi. Untuk investasi saham, yield adalah persentase dividen terhadap harga saham periode sebalumnya.

Fama dan French (1992) berpendapat bahwa “perusahaan terbagi berdasarkan ukurannya (firm size) yaitu besar (big) dan kecil (small) serta berdasarkan perbandingan nilai buku terhadap nilai pasar perusahaan (book to market rasio) yaitu tinggi (high) dan rendah (low). Investor sering menggunakan firm size sebagai indikator apakah mampu menghadapi krisis dalam menjalankan usahanya, hal ini berkaitan dengan kemungkinan terjadinya kebangkrutan bagi suatu perusahaan, dimana perusahaan dengan ukuran lebih besar dipandang lebih tahan krisis sehingga akan mempermudah perusahaan dengan ukuran lebih besar untuk memperoleh pinjaman atau dana eksternal. Perusahaan besar dinilai kurang memberikan laba yang besar tetapi memiliki kepastian dalam hal perolehan keuntungan.

Firm size atau ukuran suatu perusahaan dapat dinilai dari beberapa aspek seperti total aset dan kapitalisasi pasar (market capitalization). Market capitalization mencerminkan nilai kekayaan perusahaan saat ini. Market


(17)

capitalization merupakan suatu pengukuran terhadap firm size yang didasarkan atas jumlah saham yang beredar dan harga per lembar saham tersebut.

Penelitian tentang strategi momentum mula-mula diperkenalkan oleh Jegadeesh dan Titman (1993). Mereka menemukan “pembelian saham pemenang (winners) periode yang lalu dan menjual saham pecundang (losers) pada periode yang lalu memperoleh abnormal return yang signifikan”. Abnormal return sendiri disebabkan perubahan harga saham yang sangat drastis. Penelitian mereka pun menyimpulkan keuntungan momentum tidak didorong hanya pada jangka pendek tetapi dengan mengambil return masa lalu yang tinggi untuk mengalahkan pertumbuhan indeks pasar telah menghasilkan return jangka panjang pembelian terus menerus.

Strategi momentum secara sederhana menurut Kowanda dan Pasaribu

(2012:1) adalah “strategi investasi yang membeli saham pemenang dan menjual saham pecundang berdasarkan data masa lalu yang karena dibangun sedemikian rupa hingga dapat memanfaatkan pergerakan harga yang sedang berlangsung dari saham”. Intuisi di balik strategi ini sangat sederhana, karena secara logika sederhana menyimpulkan bahwa saham yang telah menghasilkan kinerja yang baik di masa lalu pasti juga akan melakukannya dengan baik di masa depan. Jika memang harga saham masa lalu adalah indikasi tentang bagaimana saham akan tampil di masa depan, bukankah hal ini melanggar asumsi yang sangat inti dari teori keuangan klasik yang diajarkan di sekolah-sekolah bisnis di seluruh dunia.

Keberadaan momentum harga di sisi lain meski telah terbukti secara empiris terdapat di banyak pasar saham di berbagai negara, masih banyak juga


(18)

pihak yang menyatakan eksistensinya itu tak lebih dari sekedar anomali pasar belaka, namun perlahan tetapi pasti hal ini telah menunjukkan permintaan yang besar perihal alternatif atas kinerja teori-teori keuangan tradisional tersebut.

Di Indonesia investor dapat melakukan investasi saham dengan cara membeli saham-saham perusahaan (emiten) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dikelompokkan berdasarkan sektor usaha yang dilakukan, salah satunya adalah sektor manufaktur. Sektor manufaktur merupakan kelompok emiten yang terbesar dibandingkan sektor lain. Perusahaan-perusahaan pada sektor manufaktur juga merupakan emiten yang sahamnya paling aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Sebelum memutuskan membeli atau menjual saham, para investor tentunya sangat memerlukan tersedianya informasi. Informasi-informasi tersebut diperlukan untuk dapat memprediksi besarnya return saham yang akan diterima dari investasi yang dilakukan. Informasi yang dimaksudkan terkait dengan faktor-faktor yang berhubungan dan memiliki pengaruh terhadap return saham. Sebagaimana yang telah diuraikan di atas, distress risk, firm size dan book to market ratio adalah beberapa faktor yang diduga memiliki hubungan dengan return saham yang dihasilkan.

Selain book to market ratio, ada ratio pasar lain yang digunakan investor, yaitu debt to equity ratio. Debt to Equity Ratio merupakan indikator struktur modal dan risiko finansial, yang merupakan perbandingan antara hutang dan modal sendiri.


(19)

Berdasarkan latar belakang tersebut saya tertarik untuk melakukan replikasi dalam penelitian ini dengan judul “Pengaruh Debt to equity ratio (DER), Ukuran perusahaan dan momentum terhadap return saham pada perusahaan Property dan Real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”.

1.2. Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas terlihat bahwa terdapat reseach gap dari beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan. Terjadi ketidak konsistenan hasil mengenai hubungan antara debt to qequity ratio (DER),ukuran perusahaan, momentumdan returnsaham. Dari uraian latar belakang juga terlihat bahwa pada saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tidak terdapat pola hubungan yang konsisten antaradebt to equity ratio,ukuran perusahaan, momentum dan returnsaham. Berdasarkan masalah penelitian tersebut, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian (research gap) sebagai berikut :

1. Apakah Debt to equity ratio berpengaruh secara signifikan terhadap Return saham?

2. Apakah Ukuran perusahaanberpengaruh secara signifikan terhadap Return saham.

3. Apakah Momentumberpengaruh secara signifikan terhadap Return saham 4. Apakah debt to equity ratio, Ukuran perusahaan dan momentum secara


(20)

1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1.Tujuan Penelitian

Sebagaimana uraian dari rumusan masalah yang telah dikemukaan di atas, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk :

1. Menguji dan menganalisis hubungan antara debt to equity ratio (DER) terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

2. Menguji dan menganalisis hubungan antara ukuran perusahaan (firm size) terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

3. Menguji dan menganalisis hubungan antara momentum terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

4. Menguji dan menganalisis hubungan antara debt to equity ratio (DER), ukuran perusahaan dan momentum secara simultan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

1.3.2.Manfaat Penelitian 1. Bagi investor

Hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan dalam menerapkan strategi di pasar modal khususnya saham.


(21)

2. Bagi emiten

Hasil penelitian ini dapat menjadi pengetahuan dalam pasar modal untuk memaksimalkan capitalization market dan kebijakan harga saham. 3. Bagi akademisi

Hasil penelitian ini dapat menambah temuan dalam penelitian serupa yang nantinya dapat dikaji ulang sehingga tercapainya kesempurnaan baik teori dan hasil penelitian sebelummya.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis

2.1.1.Saham

Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling populasi.Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham:

a. Deviden

Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan.Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS.

b. Capital Gain

Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual.Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.


(23)

2.1.2.Return Saham

Return (kembalian) adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya. Investor tentunya tidak akan melakukan investasi jika tanpa adanya harapan akan return yang diperoleh di masa yang akan datang. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi.Dalam melakukan investasi terdapat beberapa metode pengurkuran return, salah satunya adalah return total. Return total merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode yang tertentu. Jogiyanto (2003) menjelaskan return total dinyatakan sebagai berikut ini :

Returnsaham=

� � ℎ � �– � � ℎ � � � −

� � ℎ � � �

Keterangan :

Pt =Harga saham pada periode sekarang. Pt-1 =Harga saham pada periode sebelumnya.

Menurut Jogiyanto (1998: 109),“return saham dibedakan menjadi dua yaitu return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return).

Return realisasi merupakan return yang sudah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi ini penting dalam mengukur kinerja perusahaan dan sebagai dasar penentuan return dan risiko dimasa mendatang.  Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan di masa mendatang dan masih bersifat tidak pasti. Dalam melakukan investasi investor dihadapkan


(24)

pada ketidakpastian (uncertainty) antara return yang akan diperoleh dengan risiko yang akan dihadapinya. Semakin besar return yang diharapkan akan diperoleh dari investasi, semakin besar pula risikonya, sehingga dikatakan bahwa return ekspektasi memiliki hubungan positif dengan risiko.

Tujuan memperoleh return dapat dinyatakan dalam keuntungan dengan presentasi relative dan absolute tetapi tujuan tersebut memiliki tujuan bersifat umum, yaitu :

1. Capital Preservation

Capital Preservation (Pemeliharaan Modal) dilakukan investor untuk menjaga investasinya agar return yang didapat tidak lebih kecil dari inflasi yang terjadi. Umumnya, strategi ini dilakukan oleh strongly risk-averse investors atau investor penghindar risiko secara penuh. Mereka mendapatkan return untuk tujuan jangka pendek.

2. Capital Appreciation

Capital Appreciation atau peningkatan modal adalah tujuan investor untuk memperoleh pertumbuhan modal dari waktu ke waktu. Pertumbuhan modal diperoleh dari capital gain. Strategi ini dilakukan oleh investor agresif yang bersedia menerima risiko untuk memenuhi tujuan mereka.

3. Current Income

Investor memperoleh return dari portofolio yang akan digunakannya untuk memenuhi biaya hidup mereka. Investor yang menerapkan strategi ini berkonsentrasi untuk meningkatkan pendapatan mereka dari pada capital gain.


(25)

4. Total Return

Tujuan strategi total return hampir sama dengan capital appreciation, yaitu meningkatkan nilai portofolio dengan capital gain dan menginvestasikannya kembali. Risiko strategi ini terletak diantara risiko strategi current income dan capital appreciation.

Ang (1997)menyatakan bahwa “tanpa adanya keuntungan yang dapat dinikmati dari suatu investasi tentunya investor tidak mau berinvestasi jika pada akhirnya tidak ada hasil”. Lebih lanjut setiap investasi baik jangka panjang maupun jangka pendek mempunyai tujuan untuk mendapatkan keuntungan.

2.1.3.Debt to Equity Ratio

DER (Debt Equity Ratio) merupakan rasio yang mengukur besarnya hutang yang ditanggung melalui modal sendiri yang dimiliki perusahaan. DER (Debt Equity Ratio) adalah instrumen untuk mengetahui kemampuan ekuitas atau aktiva bersih suatu perusahaan untuk melunasi seluruh kewajibannya. Darsono (2005 : 54) berpendapat bahwa “dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang”. Hal sebaliknya akan terjadi rasio DER (Debt Equity Ratio) yang tinggi menunjukan semakin tinggi resiko perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang. Hal tersebut berpengaruh buruk terhadap nilai


(26)

perusahaan sehingga ini akan menurunkan return saham. Perhitungan DER (Debt Equity Ratio) dapat dirumuskan sebagai berikut :

= ��

2.1.4.Ukuran Perusahaan (firm size)

Ukuran Perusahaan adalah ukuran sebuah perusahaan diukur dengan menggunakan logaritma natural dari total aset perusahaan yang menjadi sampel didalam penelitian ini. Bentuk logaritma digunakan karena pada umumnya nilai aset perusahaan sangat besar, sehingga untuk menyeragamkan nilai dengan variabel lainnya nilai aset sampel diubah kedalam bentuk logaritma terlebih dahulu.

Menurut Riyanto (1995:313)“besar kecilnya perusahaan dilihat dari nilai equity, nilai penjualan atau nilai total aktiva”. Selain itu, ukuran perusahaan yang didasarkan pada total assets yang dimiliki oleh perusahaan diatur dengan ketentuan Badan Pengawasan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK, 1997) yang menyatakan bahwa“perusahaan menengah atau kecil adalah perusahaan yang memiliki jumlah kekayaan (total assets) tidak lebih dari 100 milyar rupiah”.

Ukuran perusahaan dapat dilihat dari total aktiva yang dimiliki perusahaan, karena total aktiva perusahaan bernilai milyaran rupiah, maka hal ini dapat disederhanakan dengan mentransformasikannya ke dalam logaritma natural.Ukuran perusahaan juga dapat di hitung dengan :


(27)

�� = log .total asset

2.1.5.Momentum

Momentum adalah harga saham yang meningkat akan tetap meningkat dan saham yang harganya menurun akan tetap menurun.

Dalam investopedia, momentum diartikan sebagai tingkat laju harga atau volume sekuritas yang merupakan kelanjutan dari tren. Investor akan membeli saham ketika harga terus naik, dan menjual sahamnya ketika pergerakan naiknya telah melemah dan berbalik arah. Indikator yang digunakan adalah nilai penutupan periodesaat ini terhadap nilai penutupan periode sebelumnya. Jika indikator tersebut bernilai positif, berarti telah terjadi kenaikan (tren naik). Investor yang mengacu pada momentum menggunakan pergerakan bursa untuk membeli dan menjual saham di bursa. Jika saham diperkirakan akan mengalami kenaikan (bullish), investor akan membeli saham dan menjualnya ketika bursa akan mengalami penurunan (bearish). Perkiraan saham akan mengalami kenaikan atau penurunan dilihat berdasarkan pada kinerja saham tersebut di masa lalu. Perilaku ini disebut juga dengan market timing investment strategy.

Penelitian Jagadesh dan Titman (1993) menunjukkan bahwa “terdapat asosiasi antara momentum terhadap kinerja saham dimasa lalu”. Saham-saham yang berkinerja baik (winner) atau buruk (loser) selama tiga bulan hingga satu tahun cenderung tidak mengalami perubahan yang signifikan untuk periode selanjutnya.Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa


(28)

dengan menggunakan strategi membeli saham-saham yang menunjukkan kinerja yang baik (winner) pada 3, 6, 9, dan 12 bulan sebelumnya dan menjual saham-saham yang memberi kinerja yang buruk (loser) mampu menghasilkan return positif pada masa 12 bulan setelahnya. Dengan kata lain terjadi persistensi yang positif pada harga saham di masa lalu hingga 12 bulan kemudian.Investor akan cenderung merespon positif pada saham-saham yang telah terbukti menunjukkan kinerja yang baik di masa lalu yang ditandai dengan adanya aktivitas beli pada saham yang menunjukkan return positif tersebut, dengan harapan return positif tersebut akan terus berlanjut. Sebaliknya, investor akan cenderung memberikan respon yang negatif terhadap saham yang memiliki return yang negatif di masa lalu.

Sehinga dengan demikian, momentum menurut Darusman (2012:31) dapat juga dinyatakan sebagai berikut ini:

“Momentum = CP – CN Keterangan :

CP = Close price pada periode saat ini.

CN = Close price pada periode sebelumnya yang di tentukan”

2.2. Teori

2.2.1. Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori keagenan adalah teori yang menjelaskan hubungan antara pihak pemberi weweenang yaitu investor dengan pihak yang menerima wewenang (agensi) yaitu manajer.


(29)

Hubungan keagenan dapat dijelaskan dimana satu orang atau lebih (prinsipal) memerintah orang lain (agen) untuk melakukan suatu jasa atas nama prinsipal serta memberi wewenang kepada agen membuat keputusan yang terbaik bagi prinsipal. Jika kedua belah pihak tersebut mempunyai tujuan yang sama untuk memaksimumkan nilai perusahaan, maka diyakini agen akan bertindak dengan cara yang sesuai dengan kepentingan prinsipal.

2.2.2. Trade Off Theory

Trade off theory adalah teori yang menjelaskan hubungan antara manfaat (benefit) dengan pengorbanan (risk) yang timbul sebagai akibat penggunaan utang perusahaan.

Tradeoff theory mempunyai implikasi bahwa manajer akan berpikir dalam kerangka tradeoff antara penghematan pajak dan biaya kesulitan keuangan dalam penentuan struktur modal. Perusahaan-perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi tentu akan berusaha mengurangi pajaknya dengan cara meningkatkan rasio hutangnya, sehingga tambahan hutang tersebut akan mengurangi pajak. Dalam kenyataannya jarang manajer keuangan yang berpikir demikian.

2.2.3. Pecking Order Theory

Pecking order theory adalah teori yang menjelaskan dalam pencarian dana perusahaan lebih memilih menggunakan pendanaan internal daripada mencari investor dari luar.


(30)

Pecking order theory juga menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi justru tingkat hutangnya rendah, dikarenakan perusahaan yang profitabilitasnya tinggi memiliki sumber dana internal yang berlimpah.

2.2.4. Divident Theory (Teori Dividen)

Teori dividen adalah teori yang menjeleaskan hubungan antara dividen dengan nilai perusahaan. Adapun beberapa teori kebijakan dividen antara lain:

1. Teori dividen tidak relevan

Teori ini beranggapan bahwakebijakandividentidak berpengaruhterhadap harga saham (nilai perusahaan) maupun terhadap biaya modalnya. Pendukung utama teori ketidakrelevan ini adalah Miller dan Modiglani. Namun beberapa ahli menentang pendapat Modigliani dan Miller mengenai dividen tidak relevan dengan menunjukkan bahwa adanya: biaya emisi saham baru akan mempengaruhi nilai perusahaan. Perusahaan lebih suka menggunakan laba ditahan daripada menerbitkan saham baru.Ada kemungkinan laba ditahan tidak cukup besar sehingga perusahaan harus menerbitkan saham baru. Semakin besar target laba ditahan, semakin kecil kemungkinan perusahaan menerbitkan saham baru. Karena biaya modal sendiri ditentukan oleh besarkecilnya laba ditahan yang ditentukan dividen.


(31)

2. Teori the bird in the hand

Teori ini dapat dijelaskan bahwa sesungguhnya investor jauh lebih menghargai pendapatan yang diharapkan dari dividen dibandingkan dengan pendapatan yang diharapkan dari keuntungan modal karena komponen hasil dividen risikonya lebih kecil dari komponen keuntungan modal (capital gain). 3. Teori perbedaan pajak

Teori ini diajukan oleh Litzenberger dan Ramaswamy. Karena adanya pajak terhadap dividen dan capital gain, para investor lebih menyukai capital gain karena dapat menunda pembayaran pajak

2.2.5. Signalling Theory

Signalling theory merupakan teori yang menjelaskan hubungan informasi yang dikeluarkan perusahaan terhadap keputusan pihak investor.Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi.

Dari penjelasan beberapa teori di atas maka penulis memutuskan menggunakan signalling theory dengan penjelasan sebagai berikut.

Para investor tentu dapat membedakan apakah perusahaan tersebut memiliki kinerja yang bagus atau sebaliknya. Hal ini dengan melihat struktur modal melalui Debt to Equity Ratio (DER) perusahaan dan biasanya investor akan memberikan nilai yang lebih tinggi apabila porsi hutang suatu perusahaan lebih besar. Informasi tentang penerbitan hutang merupakan


(32)

sinyal bagus karena manajer memiliki keyakinan akan kinerja perusahaan dimasa depan sehingga dapat meningkatkan return saham melalui pengumuman kenaikan hutang. Sementara disisi lain penerbitan saham dianggap sebagai sinyal buruk karena adanya kemungkinan turunnya pendapatan dimasa depan sehingga dapat menurunkan return saham.

Ukuran perusahaan menunjukkan besar kecilnya suatu perusahaan. Informasi mengenai ukuran perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan tepatnya pada laporan posisi keuangan (neraca). Perusahaan besar membutuhkan dana besar untuk membiayai aktivitas perusahaan. Semakin besar ukuran suatu perusahaan akan semakin meningkatkan minat investor dalam berinvestasi pada perusahaan tersebut untuk mendapatkan hasil baik berupa dividen ataupun return saham perusahaan tersebut.

Momentum diartikan sebagai tingkat laju harga atau volume sekuritas yang merupaka kelanjutan dari tren suatu perusahaan. Investor akan mendapatkan sinyal dari perusahaan tersebut dengan melihat pergerakan di bursa saham untuk membeli ataupun menjual saham suatu perusahaan.


(33)

2.3. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Hasil Penelitian

1 Dery Darusman (2012)

Analisis Pengaruh Firms size, Book to Market Ratio ,Price Earning Ratio dan

Momentum terhadap Return Portofolio Saham.

Portofolio saham dengan Book To Market Ratio yang tinggi menghasilkan return yang lebih tinggi dari portofolio saham dengan Book To Market Ratio rendah. Portofolio saham pemenang akan tetap meningkat return sahamnya dan portofolio saham pecundang akan tetap menurun return sahamnya. Portofolio saham dengan Firm Size kecil

menghasilkan return yang lebih tinggi dibandingkan portofolio saham dengan Firm Size besar.

2 Ika R. Fitriati (2010)

Analisis Hubungan Distress Risk, Firm Size dan Book to Market RatioDengan Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Hubungan negatif antara distress riskdengan return saham. Hubungan negatif antara firm size dengan return saham. Hubungan positif antara book to market ratio dengan return saham.


(34)

Return

Saham

(Y)

3 Wahyu Dwi

Satrio (2013)

Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Ukuran Perusahaan, Book to Market Ratio dan Momentun

Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Price earning ratio secara individual tidak berpengaruh terhadap return saham. Risiko yang diukur dari variable beta berpengaruh positif dan signifikan. Pengaruh per dan risiko secara

bersama-sama sangat kecil terhadap return saham.

2.4.Kerangka Konseptual

Berdasarkan pada kajian teori dan hasil penelitian terdahulu mengenai hubungan antara ukuran perusahaan, momentum, debt to equity ratiodan return saham, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat digambarkan dengan kerangka konseptual sebagai berikut :

H1

H2 H4

H3

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Debt to Equity Ratio ( X1)

Ukuran Perusahaan ( X2)


(35)

Menurut Ang (1997) Return (kembalian) adalah “tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukan”. Dapat dikatakan para pemodal (investor) melakukan investasi untuk mendapatkan return. Husnan (1994) juga menyatakan bahwa “return saham merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi”. Investasi harus benar-benar menyadari bahwa di samping akan memperoleh keuntungan tidak menutup kemungkinan mereka akan mengalami kerugian. Keuntungan atau kerugian tersebut sangat di pengaruhi oleh kemampuan investor menganalisis keadaan harga saham merupakan penilaian sesaat yang di pengaruhi oleh banyak factor termasuk diantaranya kondisi (Performance)dari perusahaan, kendala-kendala eksternal, kekuatan penawaran dan permintaan saham di pasar, serta kemampuan investor dalam menganalisis investasi saham.

Ukuran Perusahaan menggambarkan nilai asset perusahaan yang di peroleh dari investasi. Ukuran sebuah perusahaan diukur dengan menggunakan logaritma natural dari total aset perusahaan yang menjadi sampel didalam penelitian ini. Bentuk logaritma digunakan karena pada umumnya nilai aset perusahaan sangat besar, sehingga untuk menyeragamkan nilai dengan variabel lainnya nilai aset sampel diubah kedalam bentuk logaritma terlebih dahulu.

Momentum merupakan sebagai tingkat laju harga atau volume sekuritas yang merupakan kelanjutan dari tren. Indikator yang digunakan adalah nilai penutupan hari ini terhadap nilai penutupan hari sebelumnya. Jika indikator tersebut bernilai positif, berarti telah terjadi kenaikan (tren naik). Investor yang


(36)

mengacu pada momentum menggunakan pergerakan bursa untuk membeli dan menjual saham di bursa untuk mendapatkan return.

DER (Debt Equity Ratio) merupakan rasio yang mengukur besarnya hutang yang ditanggung melalui modal sendiri yang dimiliki perusahaan. DER (Debt Equity Ratio) adalah instrumen untuk mengetahui kemampuan ekuitas atau aktiva bersih suatu perusahaan untuk melunasi seluruh kewajibannya.

2.5.Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu, maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

H1 :Debt to equity ratio berpengaruh terhadap Return saham. H2 :Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap Return saham. H3 :Momentum berpengaruh terhadap Return saham.

H4 :Debt to equity ratio, ukuran perusahaan dan momentum berpengaruh secara simultan terhadap Return saham.


(37)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1.Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian dengan metode asosiatif dengan hubungan kausal, karena tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan hubungan sebab akibat dalam bentuk pengaruh antara variabel melalui pengujian hipotesis. Menurut Sugiyono (2005:1) penelitian asosiatif adalah “penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel ataupun lebih”. Dengan penelitian ini maka dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.

3.2.Jenis dan Sumber Data

Penelitian menggunakan data sekunder dalam penelitian ini. Menurut Umar (2001 : 69) data sekunder merupakan “data primer yang telah dikelola lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer maupun oleh pihak lain”. Data yang diperolah adalah data time series yaitu data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dari beberapa interval waktu tertentu misalnya dalam waktu mingguan, bulanan, dan tahunan. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara mendowload melalui situs www.idx.co.id dan ICMD ( Indonesian Capital Market Directory).


(38)

3.3.Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2005: 267), populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI sebanyak 30 perusahaan.

Sugiyono (2005 : 267) juga menyampaikan sampel adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut”. Jogiyanto (2003 : 9)

juga berpendapat bahwa “metode pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu dengan pertimbangan tertentujudgment sampling”.

Adapun yang menjadi kriteria dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009, 2010 dan 2011.

2. Perusahaan yang tidak delisting dalam jangka waktu tiga tahun berturut-turut.

3. Perusahaan yang dijadikan sampel penelitian memiliki kelengkapan data yang meliputiasset,liabilities,market capital dan close price yang valid sepanjang tahun pengamatan yaitu 2009, 2010 dan 2011.


(39)

Setelah melakukan uji purposive sampling, maka perusahaan yang lolos uji adalah:

Tabel 3.1

Daftar Sampel Penelitian

No Kode Nama Perusahaan Sub Sektor

1 ASII Astra Internasional Tbk. Otomotif & Komponen 2 AUTO Astra Otoparts Tbk. Otomotif & Komponen

3 BATA Sepatu Bata Tbk. Alas Kaki

4 BRAM Indo Kordsa Tbk. Otomotif & Komponen

5 BRNA Berlina Tbk. Kimia

6 BUDI Budi Acid Jaya Tbk. Makanan & Minuman 7 DLTA Delta Djakarta Tbk. Makanan & Minuman 8 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk. Farmasi

9 GDYR Goodyear Indonesia Tbk. Otomotif & Komponen

10 GGRM Gudang Garam Tbk. Rokok

11 HMSP HM Sampoerna Tbk. Rokok

12 IKBI Sumi Indo Kabel Tbk. Kabel

13 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk. Makanan & Minuman 14 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk. Semen

15 KAEF Kimia Farma Tbk. Farmasi

16 KLBF Kalbe Farma Tbk. Farmasi

17 LION Lion Metal Works Tbk. Logam & Sejenisnya 18 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk. Makanan & Minuman 19 MRAT Mustika Ratu Tbk. Kosmetik & Barang R. T. 20 FAST Fast Food Indonesia Tbk. Kabel

21 SMGR Semen Gresik Tbk. Semen

22 SMSM Selamat Sempurna Tbk. Otomotif & Komponen 23 TCID Mandom Indonesia Tbk. Kosmetik & Barang R. T. 24 TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. Pulp & Kertas

25 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk. Farmasi

26 TURI Tunas Ridean Tbk. Otomotif & Komponen 27 UNTR United Tractors Tbk. Otomotif & Komponen 28 UNVR Unilever Indonesia Tbk. Kosmetik & Barang R. T 29 INDS Indospring Tbk Otomotif & Komponen 30 GJTL Gajah Tunggal Tbk. Otomotif & Komponen


(40)

3.4.Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui dua tahap, yaitu studi pustaka dan studi dokumentasi.

1. Metode dokumentasi

Metode dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data yang penyelidikannya ditujukan pada penguraian dan penjelasan apa yang telah lalu, melalui sumber-sumber dokumen. Dari metode ini diharapkan akan diperoleh catatan mengenai data-data yang ada hubunganya dengan penelitian ini yaitu laporan keuangan.

2. Metode studi kepustakaan

Metode telaah kepustakaan dilakukan dengan mengumpulkan data yang bersifat teoritis mengenai permasalahan yang berkaitan dengan penelitian ini. Metode ini dilakukan untuk menunjang kelengkapan data dengan menggunakan buku-buku literatur yang berhubungan dengan return portofolio saham.

3.5.Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.5.1.Variabel Independen

Menurut Umar (2003 : 50) variabel independen merupakan

“variabel yang mempengaruhi variabel lain”. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ukuran perusahaan, momentum, dan Debt to equityratio Variabel independen disimbolkan dengan “ X1” (Debt to equity ratio), “X2” (Ukuran perusahaan), “X3” (Momentum).


(41)

3.5.2.Variabel Dependen

Menurut Umar (2003 : 50) “variabel dependen merupakan variabel yang dijelaskan atau yang dipengaruhui oleh independen”. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah return saham, dimana variabel

dependen disimbolkan dengan “Y”.

3.5.3.Indikator

Indikator adalah variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu.

Tabel 3.2

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Definisi Variabel Indikator Skala Debt to Equity

Ratio (X1)

Indikator struktur modal dan risiko finansial, yang merupakan

perbandingan antara hutang dan modal sendiri. Bertambah besarnya Debt to Equity Ratio suatu perusahaan

menunjukkan risiko distribusi laba usaha perusahaan akan semakin besar terserap untuk melunasi

kewajiban perusahaan

total kewajiban �


(42)

Ukuran Perusahaan (X2) Ukuran sebuah perusahaan diukur dengan menggunakan logaritma natural dari total aset perusahaan

Log n.total asset Rasio

Momentum (X3)

Indikator yang digunakan dengan melihat selisih nilai penutupan pada periode yang ditentukan terhadap nilai penutupan pada periode sebelumnya yang ditentukan.

Close price pada periode saat ini – Close price pada periode

sebelumnya yang di tentukan

Rasio

Return Saham (Y)

Return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode yang tertentu.

Harga saham pada periode sekarang dan harga saham pada periode sebelumnya

Rasio

3.6.Metode Analisis Data

Keseluruhan data yang telah dikumpul dianalisis untuk dapat memberikan jawaban dari masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan program SPSS. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik.

3.6.1.Pengujian Asumsi Klasik

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dalah metode analisis statistik dengan menggunakan persamaan regresi sederhana. Analisis data dilakukan dengan bantuan SPSS. Peneliti melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu sebelum melakukan pengujian


(43)

hipotesis yaitu Uji Normalitas, Uji Multikolonearitas, Uji Heterokeditas, dan Uji Autokolerasi.

3.6.1.1.Uji Normalitas Data

Menurut Erlina (2007:103)tujuan uji normalitas adalah “ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau

residual memiliki distribusi normal”. Pengujian ini diperlukan

karena untuk melakukan uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distibusi normal.

Jika asumsi ini dilanggar atau tidak dipenuhi maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Untuk melakukan uji, penulis mendasarkan pada uji grafik dan uji statistik.

a.Uji Grafik

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residu adalah dengan melihat grafik histrogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun demikian dengan melihat histrogram hal ini dapat menyebabkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil.

Metode yang lebih handal adalah dengan melihat norma probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dandata ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka


(44)

garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

Pada sumbu diagonal atau grafik atau dengan melihat histrogram residulanya. Dasar pengambilan keputusan:

 Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histrogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

 Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histrogramnya tidak menunjukan pola distibusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas

b.Uji Statistik

Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, pada hal secra statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik nonparametik. Kolomogrov-Smirnov. Jika nilai Asymp.sig > nilai signifikansi (0,05) maka data berdistribusi normal.


(45)

3.6.1.2 Uji Multikolonearitas

Uji ini betujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen karena akan mengurangi keyakinan dalam pengujian signifikan.

Ghozali (2005 : 92) menyatakan bahwa “untuk mendeteksi ada atau tidaknya gejala multikolonearitas didalam model regresi ini dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF), nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonearitas adalah nilai VIF > 10. Apabila nilai VIF < 10 berarti tidak terjadi multikolonearitas”.

3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan yang lain. Menurut Ghozali (2005) “jika varians dari residual satu pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas serta titik - titik yang menyebar maka tidak tejadi heteroskedastisitas”.

Model regresi yang baik adalah terjadi heterokedastisitas. Uji heterokedastisitas dalam penelitian ini dengan cara melihat grafik plot.


(46)

a.Melihat Grafik Scatterplot

Dasar analisis heteroskedasitas adalah sebagai berikut:

 Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka terjadi heteroskedastisitas.

 Jika tidak ada pola yang jelas atau titik-titk menyebar diatas dan dibawah angka nol pola sumbu Y, maka tidak terjadi. 3.6.1.4 Uji Autokolerasi

Uji Autokolerasi bertujuan menguji apakah suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi menurut Santoso (2002:218) dengan cara melihat besaran Durbin-Waston ( D-W ) sebagai berikut:

 “Angka D-W dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif.  Angka D-W diantara -2 sampai +2 berati tidak ada

autokorelasi.


(47)

3.6.2 PengujianAnalisis Koefisien Korelasi dan koefisien Determinasi Koefisien determinasi ( R2 ) menunjukkan seberapa besarvariable independen menjelaskan variable independennya. Nilai R2 adalah nol sampai dengan satu. Apabila nilai R2 semakin mendekati satu, maka variable-variabel indepedant member ikan semua informasi yangdibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya jika nilai R2 semakin kecil, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen semakin terbatas.Nilai R2 memiliki kelemahan yaitu nilai R2 akan meningkat setiap ada penambahan satu varibel independen meskipun varibel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

3.6.3 Pengujian Hipotesis Penelitian

3.6.3.1 Metode Regresi Linear berganda

Menurut Situmorang (2008 : 109) “regresi linear berganda ditujukan untuk menemukan hubungan linear antar bebrapa variabel bebas yang biasa disebut X1,X2,X3 dan seterusnya dengan variabel terikat yang disebut Y”. Model persamaannya adalah sebagian berikut:


(48)

Keterangan:

Y = Return Saham

Α =Konstanta

X1 = Debt to equity ratio X2 = Ukuran perusahaan X3 = Momentum

β1, β2, β3 = Koefisien Regresi

e = error ( pengganggu )

3.6.3.2 Uji Signifikan Simultan ( Uji- F )

Menurut Ghozali (2005:84) “uji statistik F dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimaksud dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen”.

Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F-test. Uji F digunakan untuk menunjukan apakah semua variabel independen yang dimaksudkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

Bentuk pengujian adalah Ho: bi = b2 = ... = bk = 0, artinya semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan atau tidak memiliki pengaruh terhadap variabel

dependen dan Ha: b1 ≠ b2 ≠ ... ≠ b3 = 0, artinya semua variabel


(49)

dependen atau dengan kata lain semua variabel independen tersebut memiliki pengaruh terhadap variabel dependen.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi F hitung dengan ketentuan jika signifikan < 0,05 maka Ha diterima dan jika signifikansi > 0,05 maka Ha ditolak. Serta membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan F menurut tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka Ha diterima dan sebaliknya.

3.6.3.3 Uji t ( uji secara parsial )

Uji secara parsial menurut Ghozali (2005) adalah “untuk menguji apakah setiap variabel bebas atau independen memilki pengaruh atau tidak terhadap variabel dependen”. Bentuk pengujiannya adalah Ho: bi = 0, artinya suatu variabel independen merupakan penjelasan yang signifikan terhadap variabel dependen atau dengan kata lain variabel independen tersebut memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Cara melakukan uji t adalah dengan membandingkan siginifikansi t hitung dengan ketentuan: Jika Signifikansi < 0,05 maka Ha diterima dan Jika signifikansi > 0,05 maka Ha ditolak serta dengan membandingkan nilai statistic t dengan t tabel, apabila nilai statistik t > t tabel maka Ha diterima sedangkan nilai statistic t < t tabel maka Ha ditolak.


(50)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

Di dalam bab ini disajikan analisis terhadap data yang telah diperoleh selama pelaksanaan penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Perusahaan yang dijadikan sampel berjumlah 30 perusahaan. Berdasarkan 30 perusahaan manufaktur tersebut, kemudian dilakukan pengujian-pengujian meliputi statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan uji hipotesis penelitian. Daftar perusahaan yang telah ditentukan dapat dilihat pada lampiran.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif

Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang di peroleh dari www.idx.co.id berupa data keuangan perusahaan manufaktur dari tahun 2009-2011 yang dijabarkan dalam bentuk statistik. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah debt to equity ratio, ukuran perusahaan dan momentum sebagai variabel independen sertareturn saham sebagai variabel dependennya. Statistik deskriptif dari variabel tersebut dari sampel perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di BEI selama 2009 hingga 2011 disajikan dalam tabel dibawah ini:


(51)

Tabel 4.1 Analisis Dekriptif

Sumber: SPSS 17, data diolah 2015

Berikut ini adalah perincian deskriptif dari data yang telah diolah:

1. Variabel return saham memiliki nilai minimum -3.37, nilai maksimum 3.55, rata-rata -0.4864 dan standard deviasi 1.40988 dengan jumlah sampel 90.

2. Variabel debt to equity ratio memiliki nilai minimum -2.30, nilai maksimum 2.20 dan rata-rata -0.5043 dan standard deviasi 0.96366 dengan jumlah sampel 90.

3. Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai minimum -0.37, nilai maksimum2.48 dan rata-rata 0.63970dan standard deviasi 0.63970 dengan jumlah sampel 90.

4. Variabel momentum perusahaan mempunya nilai minimum 3.00, nilai maksimum 12.06, nilai rata-rata 7.7870, dan standar deviasi 1.83959 dengan jumlah sampel 90.

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation ReturnSaham 90 -3.37 3.55 -.4864 1.40988 Deb to Equity

Ratio

90 -2.30 2.20 -.5043 .96366 Ukuran

Perusahaan

90 -.37 2.48 1.6709 .63970

Momentum 90 3.00 12.06 7.7870 1.83959

Valid N (listwise)


(52)

4.2.2 Asumsi Klasik

4.2.2.1 Uji Normalitas Data 1. Uji Grafik

Pengujian dengan grafik histogram dengan kriteria pola distribusi yang tidak menceng ke kiri dan kekanan maka dapat dinyatakan bahwa distribusi data berasal dari populasi yang terdistribusi normal. Pengujian normalitas menggunakan P-P Plot, dengan kriteria, apabila titik-titik pada P-P Plot berada pada garis lurus, maka dapat dinyatakan bahwa distribusi data berasal dari populasi yang terdistribusi normal.

Gambar 4.1 Grafik Histogram


(53)

Dari gambar grafik tersebut terlihat bahwa grafik Histogram menandakan adanya kenormalan data.

Gambar 4.2 Grafik P-Plot

Berdasarkan hasil histogram dan diagram P-P Plot diatas dapat diketahui bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang normal dan titik-titik menyebar di sekitar garis lurus, seperti tampak pada gambar p-plot di atas, hal ini berarti bahwa data penelitian ini telah diambil dari populasi yang terdistribusi normal.


(54)

2. Uji Statistik

Untuk mendeteksi normalitas data, dapat pula dilakukan melalui analisis statistik Kolmogorov-Smirnov Test (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis :

H0 = Data residual terdistribusi normal. H1 = Data residual tidak terdistribusi normal.

Dasar pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah sebagai berikut:

a) Apabila probabilitas nilai Z uji K-S signifikan secara statistik ditolak, yang berarti data terdistribusi tidak normal. b) Apabila probabilitas nilai Z uji K-S tidak signifikan secara statik maka H0 diterima, yang berarti data terdistribusi normal.


(55)

Tabel 4.2 Uji Normalitas Data

Dari hasil pengolahan data tersebut, besar nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0.885 dan signifikansi pada 0.414 maka disimpulkan data terdistribusi secara normal karena p=0,414>0,05 yang menunjukkan Ho diterima. Hal ini sejalan dengan hasil yang didapatkan dari uji grafik normal diagram dan plot data.

4.2.2.2Uji Multikolineritas

Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk membuktikan apakah variabel bebas pada penelitian ini dapat diasumsikan tidak saling berintervensi ketika dibuat pemodelan dengan variabel terikat. Kriteria dinyatakan bahwa variabel bebas tidak saling One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 90

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.12562185 Most Extreme

Differences

Absolute .093

Positive .093

Negative -.048

Kolmogorov-Smirnov Z .885

Asymp. Sig. (2-tailed) .414

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(56)

1. Jika nilai tolerance >10 persen dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

2. Jika nilai tolerance < 10 persen dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan bahwa ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

Pengujian multikoleniaritas dapat ditunjukkan sebagai berikut: Tabel 4.3

Uji Multikolinearitas

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)

Debt to Equity Ratio

.980 1.020 Ukuran

Perusahaan

.994 1.006 Momentum .982 1.018 a. Dependent variable: Return Saham Sumber: SPSS 17, data diolah 2015

Pada tabel rangkuman hasil uji multikolinearitas di atas, diperoleh harga VIF tidak ada yang melebihi dari nilai 10 dan Tolerance < 0, 10, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut tidak terdapat masalah multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi.


(57)

4.2.2.3 Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah residu pada model regresi bersifat heterogen atau homogen. Apabila bersifat heterogen, akan menyebabkan model regresi tidak mampu meramalkan dengan akurat, karena memiliki residu yang tidak teratur. Pada penelitian ini untuk mengatahui ada atau tidaknya problem heteroskedastisitas digunakan scatter plot. Kriterianya adalah apabila titik-titik pada scatter plot atau diagram pencar tidak membentuk pola tertentu, maka dapat dinyatakan bahwa model regresi tidak terkendala heteroskedastisitas.

Gambar 4.3 Uji HeterokedasitasData


(58)

Berdasarkan grafik scatter plot tersebut dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terkendala heteroskedastisitas, karena diagram pencar tidak membentuk pola tertentu.

4.2.2.4 Uji Autokorelasi

Masalah autokorelasi biasanya terjadi ketika penelitian memiliki data yang terkait dengan unsur waktu (times series). Data pada penelitian ini memiliki unsur waktu karena didapatkan antara tahun 2009-2011, sehingga perlu mengetahui apakah model regresi akan terganggu oleh autokorelasi atau tidak.

Untuk mendeteksi masalah autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson. Mengacu kepada pendapat Sunyoto (2009:91), Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:

a. Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

b. Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi c. Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

Tabel 4.4

Hasil Uji Autokerelasi

T

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .602a .363 .340 1.14509 1.217

a. Predictors: (Constant), X3= Momentum, X2= Ukuran Perusahaan, X1= Debt to Equity Ratio

a. Dependent Variable: Y= ReturnSaham Sumber: SPSS 17, data diolah 2015


(59)

abel 4.4 memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 1,847 Angka ini terletak di antara -2 sampai +2, dari pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi dalam penelitian ini.

4.3 Pengujian Analisis Regresi

4.3.1 Metode Regresi Linear Berganda

Penelitian ini menggunakan regresi linear, dilakukan dengan menggunakan metode enter, dimana semua variabel dimasukkan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen melalui meregresikan. Dari pengujian asumsi klasik dapat disimpulkan bahwa model regresi dapat digunakan dalam pengolahan data. Untuk menguji hipotesis digunakan uji regresi berganda. Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan SPSS 17, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.5 Uji Regresi Data

Sumber: SPSS 17, data diolah 2015 Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -1.869 .644 -2.901 .005

Debt to Equity Ratio

.044 .127 .030 .346 .730 Ukuran

Perusahaan

-.806 .190 -.366 -4.237 .000 Momentum .353 .067 .461 5.309 .000


(60)

Berdasarkan tabel tersebut diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: RS = -1.869+ 0.044DER - 0.806UP + 0.353MP

Dari persamaan diatas dapat disimpulkan bahwa :

1. Konstanta sebesar -1.869 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variableindependen (X1, X2 dan X3 = 0) maka return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun penelitian 2009-2011 bernilai negatif sebesar -1.869 satuan.

2. Koefisien regresi debt to equity ratio sebesar 0.044 mempunyaiarti setiapkenaikan rasio ukuran perusahaan sebesar 1 satuan akan berpengaruh positifterhadap return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahunpenelitian 2009-2011 sebesar 0.044 satuan.

3. Koefisien regresi ukuran perusahaansebesar -0.806 mempunyai arti setiap kenaikan rasio ukuran perusahaan sebesar 1 satuan akan berpengaruh negatif terhadap return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun penelitian 2009-2011 sebesar -0.806 satuan. 4. Koefisien regresi momentum sebesar 0.353 mempunya arti setiap kenaikan rasiomomentum sebesar 1 satuan akan berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun penelitian 2009-2011 sebesar 0.353 satuan


(61)

4.4 Pengujian Analisis Koefisien Korelasi dan koefisien Determinasi

Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat jika nilai R berada diatas 0.5 dan mendekati 1. Koefisien determinasi ( ) menun jukkan seberapa besar variable independen menjelaskan variable independennya. Nilai adalah nol sampai dengan satu. Apabila nilai semakin mendekati satu, maka variable-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya jika nilai semakin kecil, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen semakin terbatas.

Nilai memiliki kelemahan yaitu nilai akan meningkat setiap ada penambahan satu varibel independen meskipun varibel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Tabel 4.6

Uji Korelasi Dan Determinasi Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .602a .363 .340 1.14509 1.217

a. Predictors: (Constant), Momentum, Size, DER b. Dependent Variable: ReturnSaham


(62)

Dari hasil pengolahan regresi berganda pada tabel 4.6, dapat diketahui bahwa nilai R adalah 0.602 atau 60.2% yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara variabel return saham dengan menggunakan variabel debt to equity ratio, ukuran perusahaan dan momentumadalah kuat. Definisi korelasi ini kuat didasarkan pada nilai R yang berada di atas atau lebih besar dari 0.6

Koefisien determinasi ( �) menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya.Nilai R Square ( )berada diantara 0 dan 1. Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menerangkan variasi variabel independen sangat terbatas, sedangkan apabila nilai semakin mendekati satu, maka variabel - variabel independen dapat memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Dari hasil pengolahan regresi berganda pada tabel 4.6 dapat diketahui bahwa nilai R Square adalah 0.363 atau 36.3% yang berarti kemampuan variabel independen dalam menerangkan variasi variabel dependen dan sisanya 63.7% dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Tabel diatas juga memperlihatkan bahwa angka adjusted R Square atau koefisien determinasi bernilai 0.340. Angka ini mengindikasikan bahwa 34.0%variasi return saham dapat dijelaskan oleh debt to equity ratio, ukuran perusahaan dan momentum, sedangkan sisanya 66.0% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. Standard error of estimate(SEE) menunjukkan angka sebesar 1.14509, semakin besar SEE akan membuat model regresi kurang tepat dalam memprediksi variabel dependen.


(63)

4.5 Pengujian Hipotesis

4.5.1 Uji Signifikan Simultan

Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F-test. Uji F digunakan untuk menunjukan apakah semua variabel independen yang dimaksudkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

Bentuk pengujian adalah Ho: bi = b2 = ... = bk = 0, artinya semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan atau tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen dan Ha: b1 ≠ b2 ≠ ... ≠ b3 = 0, artinya semua variabel independen merupakan penjelas yang signifikan terhadapvariabel dependen atau dengan kata lain semua variabel independen tersebut memiliki pengaruh terhadap variabel dependen.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi F hitung dengan ketentuan jika signifikan < 0,05 maka Ha diterima dan jika signifikansi > 0,05 maka Ha ditolak Serta membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan F menurut tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka Ha diterima dan sebaliknya.


(64)

Tabel 4.7 Hasil Uji F ANOVAb

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig. 1 Regression 64.147 3 21.382 16.307 .000a

Residual 112.765 86 1.311

Total 176.912 89

a. Predictors: (Constant), Momentum, Size, DER b. Dependent Variable: ReturnSaham

Sumber: SPSS 17, data diolah 2015

Tabel diatas mengungkapkan bahwa nilai F hitung lebih besar dari F table, dengan nilai F tabel sebesar 2.71 dan nilai F hitung sebesar 16.307 menandakan adanya pengaruh debt to equity ratio, ukuran perusahaan dan momentum terhadap return saham, dengan nilai sigifikan 0.000 lebih kecil dari 0,05 maka debt to equity ratio, ukuran perusahaan danmomentum secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap return saham.

4.5.2 Uji Secara Parsial

Uji secara parsial adalah untuk menguji apakah setiap variabel bebas atau independen memilki pengaruh atau tidak terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya adalah Ho: bi = 0, artinya suatu variabel independen merupakan penjelasan yang signifikan terhadap variabel dependen atau dengan kata lain variabel independen tersebut memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Cara melakukan uji t adalah dengan membandingkan siginifikansi t hitung dengan ketentuan jika Signifikansi <


(65)

0,05 maka Ha diterima dan Jika signifikansi > 0,05 maka Ha ditolak serta dengan membandingkan nilai statistic t dengan t tabel, apabila nilai statistik t > t tabel maka Ha diterima sedangkan nilai statistic t < t tabel maka Ha ditolak.

Tabel 4.8 Hasil Uji t

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -1.869 .644 -2.901 .005

Ln_DER .044 .127 .030 .346 .730

Ln_Size -.806 .190 -.366 -4.237 .000

Ln_Momentu m

.353 .067 .461 5.309 .000

Sumber: SPSS 17, data diolah 2015

Berdasarkan output tabel diatas diketahui bahwaDebt to equity ratio tidak mempengaruhui signifikan terhadap return saham, hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0.73 lebih besar dari 0,05. Nilai t-hitung Debt to equity ratiojuga menunjukkan ketidak berpengaruhan terhadap return saham dimana nilai t-hitung 0.346 lebih kecil dari nilai t-tabel 1.98761.

Y = -1.869 + 0.044 (X1)

Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap return saham, hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0.00 lebih kecil dari 0,05. Perbandingan nilai t-hitung dengan t-tabel juga menujukkan bahwa ukuran


(66)

perusahaan berpenagruh terhadap return saham dimana nilai t-hitung 4.237 lebih besar dari nilai t-tabel 1.98761.

Y = -1.869 – 0.806 (X2)

Momentum juga berpengaruh signifikan terhadap return saham, hal ini terlihat dari nilai signifikan 0.00 lebih kecil 0,05. Perbandingan nilai t-hitung dengan t-tabel juga menunjukkan bahwa momentumberpengaruh terhadap return saham dimana nilai t-hitungan 5.309 lebih besar dari nilai t-tabel 1.98761.

Y = -1.869 + 0.353 (X3)

4.6Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan output Tabel 4.8 perbandingan nilai t-hitung dengan t-tabel, dimana dengan melihat nilai pada t-tabel apakah lebih kecil dari pada t-hitung,jika keadaan nilai t-tabel seperti itu, maka pengujian yang dilakukan pada perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel pada Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun penelitian 2009 - 2011 memiliki pengaruh dan begitu sebaliknya. Pada tabel 4.8 dapat juga menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpenagruh terhadap return saham dimana nilai t-hitung 4.237 lebih besar dari nilai t-tabel 1.98761, sedangkan pada Debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap return saham dimana nilai t-hitung 0.346 lebih kecil dari nilai t-tabel 1.98793. Perbandingan nilai t-hitung dengan t-tabel juga menunjukkan bahwa momentumberpengaruh terhadap return saham dimana nilai t-hitungan 5.309 lebih besar dari nilai t-tabel 1.98761.Penentuan apakah pengujian berpengaruh secara signifikan atau tidak


(1)

28

UNVR

Unilever Indonesia Tbk.

0.416666667

0.49321267

0.139394

29

INDS

Indospring Tbk

0.041666667

7.4

-0.66667

30

GJTL

Gajah Tunggal Tbk.

1.125

4.411764706

0.304348


(2)

LAMPIRAN F

HASIL PENGOLAHAN SPSS

Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Ln_ReturnSaham 90 -3.37 3.55 -.4864 1.40988

Ln_DER 90 -2.30 2.20 -.5043 .96366

Ln_Size 90 -.37 2.48 1.6709 .63970

Ln_Momentum 90 3.00 12.06 7.7870 1.83959

Valid N (listwise) 90

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 90

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.12562185

Most Extreme Differences Absolute .093

Positive .093

Negative -.048

Kolmogorov-Smirnov Z .885

Asymp. Sig. (2-tailed) .414

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(3)

(4)

(5)

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -1.869 .644 -2.901 .005

Ln_DER .044 .127 .030 .346 .730 .980 1.020

Ln_Size -.806 .190 -.366 -4.237 .000 .994 1.006

Ln_Momentum .353 .067 .461 5.309 .000 .982 1.018

a. Dependent Variable: Ln_ReturnSaham


(6)

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .602a .363 .340 1.14509 1.217

a. Predictors: (Constant), Ln_Momentum, Ln_Size, Ln_DER b. Dependent Variable: Ln_ReturnSaham

Hasil Uji Hipotesis (Uji T)

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error Beta

1 (Constant)

-1.869

.644

-2.901

.005

Ln_DER

.044

.127

.030

.346

.730

Ln_Size

-.806

.190

-.366 -4.237

.000

Ln_Momentu

m

.353

.067

.461

5.309

.000

Hasil Uji F

ANOVA

b

Model

Sum of

Squares

df

Mean

Square

F

Sig.

1 Regression

64.147

3

21.382 16.307

.000

a

Residual

112.765

86

1.311

Total

176.912

89

a. Predictors: (Constant), Momentum, Size, DER

b.

Dependent Variable: Return Saham


Dokumen yang terkait

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Momentum dan Price Earning Ratio Terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

1 37 85

Pengaruh Debt To Equity Ratio (DER), Ukuran Perusahaan, Book To Market Ratio dan Momentum Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 3 81

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Ukuran Perusahaan dan Momentum Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 11

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Ukuran Perusahaan dan Momentum Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 2

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Ukuran Perusahaan dan Momentum Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 8

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Ukuran Perusahaan dan Momentum Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 15

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Ukuran Perusahaan dan Momentum Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 2

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Ukuran Perusahaan dan Momentum Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 11

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Momentum dan Price Earning Ratio Terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 10

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Momentum dan Price Earning Ratio Terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 12