variabel dependen dengan variabel independen selain mengukur kekuatan asosiasi hubungan.
Sedangkan untuk mencari koefisien korelasi antara variabel X1 dan Y, Variabel X2 dan Y, sebagai berikut:
rx y = n ∑ x y − ∑ x ∑ y
√[n ∑ x − ∑ x ][n ∑ y − ∑ y ]
rx y = n ∑ x y − ∑ x ∑ y
√[n ∑ x − ∑ x ][n ∑ y − ∑ y ]
Langkah-langkah perhitungan uji statistik dengan menggunakan analisis korelasi dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Koefisien korelasi parsial
Koefisien korelasi parsial antara X1 terhadap Y, bila X2 dianggap konstandapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
rx y = rx y − rx y rx x
√[ − rx y ][ − rx x ]
b. Koefisien korelasi parsial
Koefisien korelasi parsial antar X2 terhadap Y, apabila X1 dianggapkonstan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
rx y =
r −r
r √[ −r
][ −r ]
Keterangan: X
1
= Struktur Modal n
= Jumlah tahun X
2
= Perputaran Modal Y
= Profitabilitas
c. Koefisien korelasi secara simultan
Koefisien korelasi simultan antar X1 dan X2 terhadap Y dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
r y = √ry + ry − ry . ry . r
− r Besarnya koefisien korelasi adalah -
1≤ r ≤1 : a. Apabila - berarti terdapat hubungan negatif
b. Apabila + berarti terdapat hubungan positif. Interprestasi dari nilai koefisien korelasi :
c. Kalau r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara kedua variabel kuat dan mempunyai hubungan yang berlawanan jika X
naik maka Y turun atau sebaliknya. d. Kalau r = +1 atau mendekati +1, maka hubungan yang kuat antara
variabel X dan variabel Y dan hubungannya searah. Sedangkan nilai r akan digolongkan dengan tabel interprestasi nilai r
sebagai berikut :
Tabel 3.3 Pedoman untuk memberikan Interpretasi KoefisienKorelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat rendah 0,20
– 0,399 Rendah
0,40 – 0,599
Sedang 0,60
– 0,799 Kuat
0,80 – 1,000
Sangat Kuat Sumber : Sugiyono
2012:184
D. Koefisien Determinasi
Analisis determinasi yaitu analisis yang digunakan untuk mencari kontribusi variabel bebas X terhadap variabel terikat Y yang
dinyatakan dalam bentuk presentase.Besarnya koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan : Kd = Seberapa jauh perubahan variabel Y dipergunakan oleh variabel X
r² = Kuadrat koefisien korelasi
3.2.5.2 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahu korelasi dari ketiga variabel yang diteliti, dalam hal ini adalah korelasi antara Struktur Modal DER
dan Perputaran Modal WCT Profitabilitas ROA. Langkah-langkah dalam analisis sebagai berikut:
1. Hipotesis Penelitian
Pengujian secara parsial
Melakukan Uji-T, untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat hipotesis sebagai berikut :
Hipotesis parsial antara variabel bebas Struktur ModalDER terhadap variabel terikat Profitabilitas ROA
H0 : β
1
= 0 : Struktur Modal DER tidak berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas ROA.
� = ×
Ha : β
1
0 : Struktur Modal DER berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas ROA.
Hipotesis parsial antara variabel bebas Perputaran Modal Kerja WCT terhadap variabel terikat Profitabilitas ROA
o H0 : β
2
= 0: Perputaran Modal Kerja WCT tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat Profitabilitas
ROA Ha : β
2
0 : Perputaran Modal Kerja WCT berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas ROA
Pengujian secara simultan total uji uji-f
Untuk menguji secara simultan ada tidaknya hubungan variabel independen X terhadap variabel dependen Y, maka pengujian
dilakukan dengan menggunakan uji statistik F dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menentukan hipotesis secara keseluruhan antara variabel independen yaitu Struktur Modal, dan Perputaran Modal Kerja terhadap variabel
dependen yaitu Profitabilitas. Penetapan Hipotesis
H0 :
1
,
2
, 0
Struktur Modal dan Perputaran Modal Kerja berpengaruh yang tidak signifikan terhadap
Profitabilitas secara simultan.
Ha :
1
,
2
, 0
Struktur Modal dan Perputaran Modal Kerja berpengaruh yang signifikan terhadap Profitabilitas
secara simultan.
2. Menentukan Tingkat Signifikan
Ditentukan dengan 5 dari derajat bebas dk = n – k – l, untuk
menentukan ttabel sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan hipotesis. Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05 atau 5 karena
dinilai cukup untuk mewakili hubungan variabel – variabel yang diteliti
dan merupakan tingkat signifikasi yang umum digunakan dalam suatu penelitian.
a. Menghitung nilai thitung dengan mengetahui apakah variabel koefisien korelasi signifikan atau tidak dengan rumus :
Dimana : r = Korelasi parsial yang ditentukan
n = Jumlah sampel t = t hitung
b. Selanjutnya menghitung nilai F hitung sebagai berikut : c.
� =
⁄ −
− − ⁄
Dimana: R = koefisien kolerasi ganda
K = jumlah variabel independen n = jumlah anggota sampel
3. Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan t = r
x y
√ n – k -
-r
x y
Untuk menggambar daerah penerimaan atau penolakan maka digunakan kriteria sebagai berikut :
Hasil thitung dibandingkan dengan ttabel dengan kriteria : a. Jika thitung ttabel atau thitung -ttabel maka Ho ada di daerah
penolakan, berarti Ha diterima artinya antara variabel X dan variabel Y ada pengaruhnya.
b. Jika - t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel maka Ho ada di daerah
penerimaan, berarti Ha ditolak artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada pengaruhnya.
c. t hitung; dicari dengan rumus perhitungan t hitung, dan d. t tabel; dicari di dalam tabel distribusi t student dengan ketentuan
s ebagai berikut, α = 0,05 dan dk = n-k-1 atau 24-2-1=21
Hasil Fhitung dibandingkan dengan Ftabel dengan kriteria : a Tolak ho jika Fhitung Ftabel pada alpha5 untuk koefisien
positif. b Tolak Ho jika Fhitung Ftabel pada alpha 5 untuk koefisien
negatif. c Tolak Ho jika nilai F-sign 0,05.
Gambar 3.2 Uji daerah penerimaan dan penolakan hipotesis simultan
Gambar 3.3 Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis
1. Penarikan kesimpulan
Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan, dan berlaku sebaliknya.Jika thitung dan Fhitung jatuh di daerah penolakan
penerimaan, maka
Ho ditolak
diterima dan
Ha diterima
ditolak.Artinya koefisian regresisignifikan tidak signifikan. Kesimpulannya, Struktur Modal DER dan Perputaran Modal
KerjaWCT berpengaruh tidak berpengaruh terhadap Profitabilitas ROA. Tingkat signifikannya yaitu 5 α = 0,05, artinya jika hipotesis
nol ditolak diterima dengan taraf kepercayaan 95 , maka kemungkinan bahwa hasil dari penarikan kesimpulan mempunyai kebenaran 95 dan
hal ini menunjukan adanya tidak adanya pengaruh yang meyakinkan signifikan
antara dua
variabel tersebut
83
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Perusahaan
Perkembangan teknologi seluler yang semakin hari semakin pesat seakan menjadi fenomena menghebohkan belakangan ini, seiring dengan inovasi dan
kebutuhan akan kemudahan yang ditawarkannya. Tak bisa di pungkiri bahwa perkembangan teknologi seluler ini sedikit banyak telah berpengaruh terhadap
segala aspek di dalam kehidupan baik dari segi sosial, ekonomi bahkan politik. Di Indonesia sendiri jumlah pengguna handphone telah mengalami
peningkatan dari Tahun keTahun, perkembangan handphone di Indonesia memiliki dampak pengaruh yang cukup signifikan terhadap penggunaan teknologi
seluler di Indonesia. Gadget berupa genggaman ini telah masuk ke Indonesia sejak Tahun 1984. Kemunculan pertamanya memang tidak memiliki harapan yang
cukup baik, selain bentuknya yang tidak nyaman untuk diselipkan, harga unit satuannya pun mahal, diatas 10 juta rupiah pada saat itu. Namun sekarang,
penggunaan ponsel di Indonesia terus meningkat. Tanpa data pun bisa terlihat secara kasar seberapa besar penetrasi handphone di Indonesia dengan tidak
memandang kelas, pekerjaan, gaji, dan lain-lain. Layanan jasa telekomunikasi di Indonesia telah disediakan oleh
perusahaan milik negara sejak tahun 1961. Pengembangan dan moderniasasi dari infrastruktur telekomunikasi menjadi faktor penting dalam pembangunan ekonomi