Pengaruh Modal Kerja dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

Effect of Working capital and Liquidity to Profitability

of The Telecommunication Company Listed

Indonesian Stock Exchange

SKRIPSI

Digunakan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Sidang Akhir Pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia

Disusun Oleh: NUZRUL SUPIANTY

21210002

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

viii

SURAT PERNYATAAN ... ii

MOTTO ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah... 7

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 7

1.2.2 Rumusan Masalah... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Kegunaan Penelitian... 8

1.5 Lokasi Dan Waktu Penelitian... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS ... 11


(3)

ix

2.1.1.2 Jenis Modal Kerja ... 14

2.1.1.3 Kebijaksanaan Modal Kerja ... 15

2.1.2 Likuiditas ... 16

2.1.3 Profitabilitas ... 17

2.1.4 Penelitian Terdahulu ... 18

2.2 Kerangka Pemikiran ... 21

2.2.1 Hubungan Modal Kerja dengan Likuiditas ... 21

2.2.2 Hubungan Modal Kerja dengan Profitabilitas... 21

2.2.3 Hubungan Likuiditas Dengan Profitabilitas ... 22

2.2.4 hubungan Modal Kerja dan Likuiditas terhadap Profitabilitas ... 23

2.3 Hipotesis ... 25

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 26

3.1.Objek Penelitian ... 26

3.2.Metode Penelitian... 26

3.2.1 Desain Penelitian ... 29

3.2.2 Operasionalisasi Variabel... 31

3.2.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 32

3.2.3.1 Sumber Data ... 32


(4)

x

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

4.1 Hasil Penelitian ... 46

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 46

4.2 Analisis Deskriptif ... 51

4.2.1 Modal Kerja pada Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ... 51

4.2.2 Tingkat Likuiditas pada Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ... 54

4.2.3 Profitabilitas pada Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ... 57

4.3 Analisis Verifikatif ... 61

4.3.1 Pengaruh Modal Kerja dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ... 61

4.3.1.1 Analisis Pengaruh Modal Kerja Terhadap Likuiditas pada Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ... 62 4.3.1.2 Analisis Pengaruh Modal Kerja dan Likuiditas Terhadap


(5)

xi

4.3.1.4 Besar Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Variabel

Endogen Terhadap Variabel Eksogen ... 68

4.3.1.5 Pengujian Hipotesis Jalur ... 70

4.3.1.6 Pengujian Hipotesis Simultan dan Parsial... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 78

5.1 Kesimpulan ... 78

5.2 Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 81 DAFTAR RIWAYAT HIDUP


(6)

81

Amarjit Gill, Nahum Biger, Neil Mathur. (2010). The Relationship Between Working Capital Management And Profitability. Business and Economics Journal. Vol BEJ-10.

Aris Setia Noor, Berta Lestari. (2012). Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas, dan Solvabilitas terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Pada Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Spread, Vol.2 No.2.

Bambang Riyanto. (2001). Dasar Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE.

Brigham, Houston. (2010). Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi sebelas buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Hanafi, M. Mahmud dan Halim, Abdul. (2005). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: AMP-YKPN.

Husnan, Fuad dan Enny Pudjiastuti. (2006). Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta : UPP STIM YKPN

Kasmir. (2010). Analisis Laporan Keuangan, Edisi ketiga. Jakarta: Rajawali Pers.

Sawir, A. (2005). Analisis Kinerja keuangan Dan Perencanaan Perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Setyo Budi Nugraha. Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas, dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas. Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis. Sinisa Bogdam, Suzana Baresa, Sasa Ivanovic.(2012). Measuring Liquidity On

Stock Market: Impact On Liquidity Ratio.Tourism and Hospitality Management Journal. Vol. 18 No.2, PP. 183-193.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. CV. Bandung : Alfabeta

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.


(7)

82

Van Home, James C dkk. (2009). Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. Edisi keduabelas buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Yoyon Supriyadi dan Fani Fazriani. (2011). Pengaruh Modal Kerja Terhadap Tingkat Likuiditas Dan Profitabilitas. Jurnal Ilmiah Ranggagading. Vol.11 No.1.

Yuandi K Timbul. (2013). Perputaran Modal Kerja Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas Pada PT. Jasa Angkasa Semesta, Tbk. jakarta. Jurnal Emba. Vol.1 No.14, ISSN:2303-1174.

https://www.google.com/


(8)

Nama : NUZRUL SUPIANTY Tempat/ TanggalLahir : Bandung, 22 Maret 1992

Agama : Islam

Warga Negara : Indonesia Jenis Kelamin : Perempuan No TeleponHp : 08998207940

Alamat : Jl. Manggis 1 Blok F1 No. 1

Riwayat Pendidikan

1. Tahun 1998, Lulus Tk BINA BHAKTI BANDUNG 2. Tahun 2004, Lulus SDN CITEUREUP 02 BOGOR 3. Tahun 2007, Lulus SMP Negri 1 CITEUREUP BOGOR 4. Tahun 2010, Lulus SMA INDOCEMENT BOGOR

5. Tahun 2010 Terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Komputer Indonesia sampai sekarang.

Demikian Daftar Riwayat Hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya, atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.


(9)

vi

rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan SKRIPSI yang berjudul

“Pengaruh Modal Kerja dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari akan kekurangan dalam berbagai hal dan masih jauh dari sempurna. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak, guna kebaikan dimasa mendatang.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penulisan skripsi ini. Penulis menyadari tanpa adanya dukungan dan bantuan tersebut maka maksud dari penulisan ini tidak akan terpenuhi.

Terimakasih dan penghargaan penulis berikan kepada:

1. Yth. Dr. Ir Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Yth. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec. Lic selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Yth Dr. Raeni Dwi Santy, SE., M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

4. Yth. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si., Selaku Dosen Wali Kelas Manajemen 1 angkatan 2010,atas bantuan yang telah diberikan selama menjalani masa studi.


(10)

vii

SE.,M.Si, selaku dosen penguji yang telah memberi saran dan masukan yang sangat berguna bagi penulis.

7. Seluruh Staff dosen Universitas Komputer Indonesia khususnya Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen yang telah memberikan ilmu yang tak ternilai harganya, masukan, pemikiran dan tenaga selama proses pembelajaran yang dapat menambah wawasan bagi penulis.

8. Khusus bagi penulis mengucapkan yang setulusnya kepada kedua orang tua yang tak henti-hentinya memberikan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Kerja Praktek ini.

9. Teman-teman kelas Manajemen 1 angkatan 2010 serta temen-teman terdekat terimakasih atas supportnya.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan Rahmat atas semua yang telah mereka berikan. Akhirnya penulis berharap semoga laporan kerja praktek ini dapat bermanfaat dan memberikan sumbangan pengetahuan bagi semua pihak yang memerlukannya.

Bandung, Agustus 2014 Penulis


(11)

1 1.1 Latar Belakang Penelitian

Modal kerja merupakan masalah pokok dan topik penting yang sering kali dihadapi oleh perusahaan, karena hampir semua perhatian untuk mengelola modal kerja dan aktiva lancar yang merupakan bagian yang cukup besar dari aktiva. Modal kerja dibutuhkan oleh setiap perusahaan untuk membelanjai operasinya sehari-hari, dimana uang atau dana yang dikeluarkan tersebut diharapkan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam waktu singkat melalui hasil penjualan produksinya.

Sutrisno (2009:39) menyatakan bahwa Modal kerja adalah suatu dana yang diperlukan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan sehari-hari, seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah buruh, membayar hutang, dan pembayaran lainnya.

Modal kerja merupakan salah satu unsur aktiva yang sangat penting dalam perusahaan. Karena tnpa modal kerja perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhn dana untuk menjalankan aktivitasnya.

Weston dan Copeland (1997:327) menyatakan bahwa manajemen modal kerja mengacu pada semua aspek pengelolaan aktiva lancer dan kewajiban lancar. Manajemen modal kerja merupakan manajemen dari elemen-elemen aktiva lancar dan elemen-elemen hutang lancar. Kebijakan modal kerja menunjukan


(12)

keputusan-keputusan mendasar mengenai target msing-masing elemen (unsur) aktiva lancar dan bagaimana aktiva lancar tersebut dibelanjai.

Menurut Houston & Brigham ( 2006:131) :

”Modal Kerja adalah suatu investasi perusahaan didalam aktiva jangka

pendek seperti kas, sekuritas (surat-surat berharga), Piutang Dagang dan

Persediaan”.

Menurut Kasmir (2008 : 250) modal kerja merupakan modal yang digunakan untuk melakukan kegiatan operasi perusahaan. Modal kerja juga dapat diartikan sebagai investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek, seperti kas, surat-surat berharga, piutang, persediaan, dan aktiva lancar lainnya.

Menurut Aliminsyah dan Padji (2003 : 428) :

“Modal kerja adalah modal bersih yang merupakan selisih lebih antara aktiva lancar dengan utang lancar, untuk membiayai kegiatan usaha.”

Menurut Sawir (2005 : 129) :

“Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari.”

Menurut Sundjaja dan Barlian (2002 : 155), “Modal kerja yaitu aktiva

lancar yang mewakili bagian dari investasi yang berputar dari satu bentuk ke bentuk lainnya dalam melaksanakan suatu usaha, atau Modal kerja adalah kas/bank, surat-surat berharga yang mudah diuangkan (misal giro, cek, deposito),


(13)

piutang dagang dan persediaan yang tingkat perputarannya tidak melebihi 1 tahun

atau jangka waktu operasi normal perusahaan.”

Menurut sutrisno (2009:215) Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya yang segera harus dipenuhi. Kewajiban yang segera harus dipenuhi adalah hutang jangka pendek, oleh karena itu rasio ini bisa digunakan untuk mengukur tingkat keamanan kreditor jangka pendek, serta mengukur apakah operasi perusahaan tidak akan terganggu bila kewajiban jangka pendek ini seger ditagih.

Likuiditas (Riyanto, 2001) adalah berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Dalam penelitian ini dalam menilai likuiditas menggunakan rasio lancar (Current Ratio). Rasio lancar dalam sebuah laporan keuangan menunjukkan seberapa besar aset yang dibiayai dengan utang. Rasio lancar ini menekankan pada peran penting pendanaan utang bagi perusahaan dengan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh pendanaan utang (Horne dan Wachowicz, 1998).

Menurut J. Fred Weston (2001 ; 225), diterjemahkan oleh Jaka Wasana, mengemukakan bahwa rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur tingkat kemampuan perusahaan untuk dapat memenuhi kewajiban bila jatuh tempo.

Menurut Bambang Riyanto Likuiditas adalah berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban fasilitasnya yang segera harus dibayar.


(14)

Menurut Bambang Riayanto rasio likuiditas dapat dihitung dengan current ratio, quick ratio, cash ratio dengan menghitung rasio likuiditasnya, kita akan mengetahui apakah perusahaan tersebut dalam keadaan likuid atau Ilikuid.

Perusahaan dikatakan “Likuid” apabila perusahaan tersebut mampu memenuhi

kewajiban keuangannya tepat pada waktunya. Sebaliknya, suatu perusahaan

dikatakan “Ilikuid” apabila perusahaan tersebut tidak dapat segera memenuhi kewajibannya pada saat ditagih.

Pengertian rasio likuiditas menurut Brigham dan Houston (2010:134),

mengatakan bahwa : “aset likuid merupakan asset yang diperdagangkan di pasar

aktif sehingga dapat dikonversi dengan cepat menjadi kas pada harga pasar yang berlaku, sedangkan posisi likuiditas suatu perusahaan berkaitan dengan pertanyaan, apakah perusahaan mampu melunasi utangnya ketika utang tersebut

jatuh tempo di tahun berikutnya.”

Adapun tingkat likuiditas pada perusahaan telekomunikasi pada tahun 2007 sampai dengan 2012 sebagao berikut :

Profitabilitas merupakan komponen laporan keuangan perusahaan yang bertujuan untuk menilai kinerja manajemen, membantu mengintimasi kemampuan laba yang representatif dalam jangka panjang dan menaksir resiko dalam investasi atau meminjamkan dana.

Setiap perusahaan dalam menjalankan bisnisnya akan berusaha untuk menghasilkan laba atau profit yang optimal. Menurut agus sartono (2001:122), pengertian profitabilitas adalah : “ profitabilitas adalah kemampuan perusahaan


(15)

memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun

modal sendiri. “

Brigham dan Houston (2001:197) menyatakan bahwa profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan. Sartono (2001:119) berpendapat bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Dengan demikian bagi investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisa profitabilitas ini.

John (2005) Rasio profitabilitas merupakan perbandingan antara laba perusahaan dengan investasi atau ekuitas yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut. Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Semakin tinggi profitabilitas perusahaan semakin tinggi efisiensi perusahaan tersebut dalam memanfaatkan fasilitas perusahaan.

Menurut Kasmir (2008:196), “ Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk

menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan ”. Rasio ini juga

memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Pada dasarnya penggunaan rasio ini yakni menunjukkan tingkat efesiensi suatu perusahaan.


(16)

Table 1.1

Modal Kerja, Likuiditas dan Profitabilitas Pada Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di BEI Tahun 2007-2012

Nama Perusahaan Periode Modal Kerja (Rp)

Likuiditas (Rp)

Profitabilitas (%)

XL Axiata

2007 (3.300) 0,5298 1,33

2008 (2.996) 0,5164 (0,05)

2009 (4.001) 0,3340 6,24

2010 (2.335) 0,4882 10,61

2011 (5.341) 0,3880 9,07

2012 (5.081) 0,4185 7,79

Indosat

2007 (1.999) 0,8285 4,50

2008 119 1,0111 3,63

2009 (5.932) 0,5461 2,72

2010 (5.788) 0,5154 1,25

2011 (6.201) 0,4818 2,0

2012 (2.707) 0,7542 0,88

Telkom

2007 (6.054) 0,7071 15,66

2008 (11.020) 0,5918 11,64

2009 (10.707) 0,6018 11,65

2010 (1.742) 0,9149 11,56

2011 (931) 0,9623 15,0


(17)

Smartfren

2007 399 2,1598 1,10

2008 352 1,3137 (22,45)

2009 (828) 0,3475 (15,23)

2010 (1.629) 0,2149 (31,27)

2011 (2.305) 0,2562 (19,5)

2012 (2.178) 0,2812 (10,9)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat modal kerja dan likuiditas perusahaan telekomunikasi rata-rata sangat rendah hal ini disebabkan karena jumlah hutang jauh lebih besar dibandingkan dengan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Kondisi ini berdampak terhadap pemenuhuan kewajiban jangka pendek. Perusahaan tidak memiliki kemampuan untuk membayar hutang dari asset lancarnya, hal ini berdampak terhadap penurunan profitabilitas. Kondisi yang lebih parah dialami oleh Smartfren dimana profitabilitasnya selalu negative karena perusahaan mengalami kerugian dan kinerja terbaik diperoleh oleh PT. Telkom.

1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Mengidentifikasi bahwa modal kerja yang ada pada perusahaan dapat mempengaruhi keuntungan yang didapat oleh perusahaan, selain melihat itu mengidentifikasi rasio likuiditas yang dapat mempengaruhi pofitabilitas perusahaan.


(18)

Pada perusahaan ini perusahaan lebih banyak menggunakan hutang untuk modalnya dibandingkan dengan modal sendiri sehingga keuntungan yang didapatkan tidak maksimal.

Pada tingkat likuiditas apabila perusahaan membayar hutang jangka pendek sebelum jatuh tempo penurunan pun akan berkurang, seharusnya uang yang digunakan untuk membayar hutang digunakan untuk kegiatan produksi agar pendapatan bisa bertambah dan di bayarkan hutangnya setelah jatuh tempo.

1.2.2 Rumusan masalah

1. Bagaimana modal kerja di perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di BEI

2. Bagaimana likuiditas di perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di BEI 3. Bagaimana tingkat profitabilitas diperusahaan telekomunikasi yang

terdaftar di BEI

4. Seberapa besar pengaruh modal kerja terhadap tingkat likuiditas

5. Seberapa besar pengaruh modal kerja dan likuiditas terhadap profitabilitas di perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di BEI

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kondisi modal kerja di perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di BEI

2. Untuk mengetahui kondisi likuiditas di perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di BEI


(19)

3. Untuk mengetahui tingkat profitabilitas di perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di BEI

4. Untuk mengetahui besar pengaruh modal kerja terhadap tingkat likuiditas 5. Untuk mengetahui besar pengaruh modal kerja dan likuiditas terhadap

profitabilitas di perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di BEI

1.4 Kegunaan Penelitian 1. Manfaat bagi penulis

Hasil dari penelitia ini diharapkan bermanfaat bagi penulis untuk menambah pengetahuan lebih banyak lagi. Khususnya mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi struktur modal dan profit yang berpengaruh pada dividen.

2. Manfaat bagi perusahaan

Bagi perusahaan yang menjadi penelitian ini, semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai masukan dan dapat mengetahui informasi yang diperoleh dari profit perusahaan dan modal perusahaan

3. Manfaat bagi perkembangan ilmu

Hasil penelitian ini semoga bermanfaat bagi ilmu-ilmu lain yang ada kaitannya dengan pembahasan pada penelitian.

1.5 Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia yang beralamat di Jl.


(20)

Likuiditas Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Adapun waktu pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Maret 2014 sampai dengan Juli 2014.

Table 1.4

Waktu Pelaksanaan Kegiatan Penelitian

N

o

Jadwal

Kegiatan

Maret April

Mei

Juni

Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pra Survey

2

Penyusunan

UP

3

Pengambilan

Data

4 Analisa Data

5

Penulisan

Skripsi


(21)

11 BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Modal Kerja

Setiap perusahaan membutuhkan modal kerja untuk belanja operasional sehari-hari, misalnya untuk pembelian bahan mentah, membayar upah buruh, gaji pegawai dan lain sebagainya. Uang atau dana yang dikeluarkan itu diharapkan akan dapat kembali lagi masuk ke perusahaan dalam waktu yang relatif pendek melalui penjualan hasil usaha.

Pengertian modal kerja menurut Sutrisno (2009:39) :

Modal kerja merupakan salah satu unsur aktiva yang sangat penting dalam perusahaan. Karena tanpa modal kerja perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuan dana untuk menjalankan aktivitasnya. Masa perputaran modal kerja yakni sejak kas ditanamkan pada elemen-elemen modal kerja hingga menjadi kas lagi, adalah kurang dari satu tahun atau berjangka pendek. Masa perputaran modal kerja ini menunjukan tingkat efisiensi penggunaan modal kerja tersebut. Disamping tingkat efisiensi , manajer keuangan juga dituntut untuk memperlihatkan sumber dana untuk memenuhi modal kerja tersebut. Manajer keuangan menghadapi berbagai pilihan sumber dana baik sumber dana berjangka pendek maupun berjangka panjang. Sumber dana berjangka pendek ditunjukan oleh hutang lancar pada neraca.

Weston dan Copeland (1997:239) menjelaskan modal kerja:

Modal kerja ialah analisis saling hubungan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Modal kerja juga disebut manajemen keuangan jangka pendek. Dalam perspektif yang luas, manajemen keuangan jangka pendek merupakan upaya perusahaan untuk mengadakan penyesuaian keuangan terhadap perubahan jangka pendek; perusahaan harus memberi tanggapan yang cepat dan efektif. Bidang keputusan ini sangat penting karena sebagian besar waktu manajer keuanagn digunakan untuk menganalisis setiap perubahan aktiva lancar dan utang lancar.


(22)

Menurut Harahap (2001:288) ”Modal kerja adalah aktiva lancar dikurang utang lancar. Modal kerja juga bisa dianggap sebagai dana yang tersedia untuk diinvestasikan terhadap aktiva tidak lancar atau untuk membayar utang tidak lancar.”

Modal kerja dapat dibagi menurut konsep sebagai berikut:

a. .Konsep Kuantitatif, modal kerja adalah jumlah keseluruhan dari aktiva lancar disebut modal kerja bruto (gross workingcapital).

b. Konsep kualitatif, modal kerja adalah sebagian aktiva lancar yang benar-benar digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa menggangu likuiditasnya. Dengan kata lain, modal kerja ini merupakan kelebihan aktiva lancar di atashutang lancar, oleh karena itu disebut modal kerja netto ( net working capital)

c. Konsep Fungsional, modal kerja ditinjau berdasarkan fungsinya dalam menghasilkan pendapatan (Riyanto,2001)

2.1.1.1 Konsep Modal Kerja

Menurut Sutrisno (2009:39) untuk keperluan analisis, pengertian modal kerja masih terlalu umum, sehingga perlu dijabarkan konsep-konsep modal kerja yang biasa digunakan untuk analisis yaitu:

1. Modal Kerja kuantitatif

Konsep ini menitikberatkan pada segi kuantitas dana yang tertanam dalam aktiva yang masa perputarannya kurang satu tahun. Modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan elemen aktiva lancar. Oleh karena semua elemen aktiva lancar diperhitungkan sebagai modal kerja tanpa


(23)

memperhatikan kewajiban-kewajiban jangka pendeknya, maka modal kerj ini sering disebut modal kerj bruto atau Gross Working Capital.

2. Modal Kerja Kualitatif

Pada konsep ini, modal kerja bukan semua aktiva lancar tetapi telah mempertimbangkan kewajiban-kewajiban yang segera harus dibayar. Dengan demikian dana yang digunakan benar-benar khusus digunakan untuk membiayai operasi peruahaan sehari-hari tanpa khawatir terganggu oleh pembayaran-pembayaran hutang yang segera jatuh tempo. Karena menurut konsep ini hutang lancar telah dikeluarkan dari perhitungan, sehingga modal kerja merupakan selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancarnya.

3. Modal kerja Fungsional Konsep ini lebih menitikberatkan pada fungsi dana dalam menghasilkan penghasilan langsung atau current income. Dan pengertian modal kerja menurut konsep ini adalah dana yang digunakan oleh perusahaan untuk menghsilkn current income sesuai dengan tujuan didirikannya perusahaan pada satu periode tertentu. Dengan demikian ada tiga syarat untuk menjadi modal kerja yakni;

1) Current income

2) Sesuai tujuan perusahaan 3) Satu periode akuntansi

Oleh karena itu yang masuk sebagai modl kerja adalah kas, piutang dagang sebesar harga pokoknya, persediaan, dan aktiva tetap sebesar penyusutan periode tersebut. Sedangkan efek atau surat berharga dan margin laba dari


(24)

piutang merupakan modl kerja potensial yang akan menjadi modal kerja bila piutang sudah dibayar dan efek sudah dijual

2.1.1.2 Jenis Modal Kerja

Menurut WB. Taylor dan Bambang Rianto (1990:54-55) Modal Kerja digolongkan dalam beberapa jenis yaitu :

1. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital)

Yaitu modal kerja yang ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya antara modal kerja ini terdiri dari :

a. Modal kerja primer (Primary Working Capital) adalah jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjaga kontinuitas usahanya.

b. Modal kerja normal (Normal Working Capital) adalah modal kerja yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan proses produksi yang normal.

2. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital)

Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan. Modal kerja ini dibagi:

a) Modal kerja musiman (Seasonal Working Capital)

Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh fluktuasi musim.

b) Modal kerja siklis (Cyclical Working Capita)

Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh fluktuasi konjungtur.


(25)

c) Modal kerja darurat (Emergency Working Capital)

Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya.

2.1.1.3 Kebijaksanaan Modal Kerja

Kebijaksanaan modal kerja merupakan strategi yang diterapkan oleh perusahaan dalam rangka memenuhi kebutuhan modal kerja dengan berbagai alternative sumber dana. Eperti diketahui bahwa sumber dna untuk memenuhi modal kerja bisa dipilih dari sumber dana berjangka panjang atau sumber dana berjangka pendek. Masing-masing alternative mempunyai konsekuensi dan keuntungan. Modal kerj pada dasarnya adalah dana yang masa perputarannya berjangka pendek, tapi karena ada dana (modal kerja) yang selalu harus ada dalam perusahaan (modal kerja permanen) artinya dana tersebut harus ada dalam jangka panjang, maka perlu kebijaksanaan untuk mencari sumber pembelanjaan sehingga diperoleh biaya dana yang paling murah.

Kebijaksanaan modal kerja apa yang harus diambil oleh perusahaan ini tergantung dari seberapa besar manajer berai mengambil resiko. Ebijaksanaan modal kerja yang bsa diambil oleh perusahaan adalah :

1) Kebijaksanaan konservatif

2) Kebijaksanaan moderat atau hedging 3) Kebijaksanaan agresif


(26)

2.1.2 Likuiditas

Menurut Sutrisno (2009:215) menerangkan tentang likuiditas :

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya yang segera harus dipenuhi. Kewajiban yang seger harus dipenuhi adalah hutang jangka pendek, oleh Karena itu rasio ini bisa digunakan untuk mengukur tingkat keamanan kreditor jangka pendek, serta mengukur apakah operasi perusahaan tidak akan terganggu billa kewajiban jangka pendek ini segera ditagih. Ukuran rasio likuiditas terdiri dari tiga alat ukur.

1. Current Ratio

Current ratio adalah rasio yang membandingkan antara aktiva lancar yang dimiliki perusahaan dengan hutang jangka pendek. Aktiva lancar disini meliputi kas, piutang dagang, efek, persediaan, dan aktiva lancar lainnya. Sedngkan hutang jangka pendek meliputi hutang dagang, hutang wesel, hutang bank, hutang gaji, dan hutang lainnya yang segera harus dibayar. 2. Quick Ratio

Quick ratio merupakan rasio antara aktiva lancar sesudah dikurangi persediaan dengan hutang lancar. Rasio ini menunjukan besarnya alat likuid yang palig cepat yang bisa digunakan untuk melunasi hutang lancar. Persediaan dianggap aktiva lancar yang palig tidak lancar, sebab untuk menjadi uang tunai memerlukan dua langkan yakni menjadi piutang terlebih dulu sebelum menjadi kas.

3. Cash Ratio

Cash ratio adalah rasio yang membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang bisa segera menjadi uang kas dengan hutang lancar yang bisa segera menjadi uang kas adalah efek atau surat berharga.


(27)

2.1.3 Profitabilitas

Profitabilitas merupakan komponen laporan keuangan perusahaan yang bertujuan untuk menilai kinerja manajemen, membantu mengintimasi kemampuan laba yang representatif dalam jangka panjang dan menaksir resiko dalam investasi atau meminjamkan dana.

Van Horne, Wachowics (2009:222), menjelaskan tentang rasio profitabilitas:

Rasio profitabilitas adalah rasio keuangan yang menghubungkan laba dengan penjualan investasi pada perusahaan. Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan atau asset yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan perusahaan.

Pengertian profitability menurut Sugiarto (2009:127) adalah :

Profitability mencerminkan ukuran kemampuan memperoleh laba (earning power) dari suatu perusahaan untuk menandai investasi. Earning power dari suatu perusahaan merupakan basic concern dari pemegang saham. Profitability suatu perusahaan dapat digunakan untuk meramalkan kemampuan perusahaan memperoleh laba dimasa yang akan datang. Menurut Munawir (2007:33) menghitung profitabilitas suatu perusahaan dengan dua cara, yaitu :

a. Perbandingan antara laba usaha dengan seluruh modal yang digunakan (modl sendiri dengan modal asing) yang disebut dengan profitabilitas ekonomi.

b. Perbandingan antara jumlah laba yang tersedia untuk pemilik perusahaan dengan jumlah modal sendiri yang dimasukan oleh pemilik perusahaan tersebut yang disebut dengan profitabilitas dengan profitabilitas modal sendiri atau profitabilitas usaha.


(28)

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan didalam menghasilkan laba yang biasanya digunakan didalam aktiva lancar dan aktiva tetap. Setiap perusahaan akan melakukan pengukuran terhadap profitabilitas yang diperolehnya. Pengukuran profitabilitas diperlukan karena untuk melangsungkan hidup suatu usaha, dimana perusahaan haruslah berada dalam keadaan menguntungkan. Tanpa adanya keuntungan akan sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar.

2.1.4 Penelitian Terdahulu 1. Aris Setia Noor

Menurut penelitian Aris Setia noor dalam jurnal SPREAD Vol.2 No.2,Oktober 2012 dapat disimpulkan secara parsial efisiensi modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan industry barang konsumsi yang terdaftar di BEI dari tahun 2006-2009.

Secara parsial likuiditas berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI dari tahun 2006-2009.

Secara parsial solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI dari tahun 2006-2009.

Secara simultan efisiensi modal kerja, likuiditas dan solvabilitas tidak berpengaruh terhadap profitbilitas pada perusahaan industry barang konsumsi yang terdaftar di BEI dari tahun 2006-2009, karena hanya sebesar 3,2%.


(29)

2. Setyo Budi Nugroho

Menurut Setyo Budi Nugroho dalam jurnal ilmu administrasi dan bisnis menyimpulkan berdasarkan hasil analisis data menunjukan bahwa secara parsial efisiensi modal kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Hal ini menunjukan bahwa perubahan modal kerja tidak berdampak pada perubahan profitabilitas.

Perusahaan lebih banyak mendapatkan hutang. Hutang yang tinggi tidak selamanya menunjukan itu jelek karena kreditur tidak akan sembarangan menanamkan modalnya, hal ini berarti perusahaan mendapatkan kepercayaan dari kreditur yang yakin akan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya.

Perusahaan lebih banyak menginvestasikan ke pos aktiva tetap untuk menghadapi persaingan telekomunikasi yang semakin ketat. Tentu saja investasi k epos aktiva tetap ini akan menurunkan tingkat profitabilitas perusahaan, dikarenakan aktiva tetap membutuhkan waktu yang lama atau tidak sebentar untuk membuahkan hasil.

3. Yoyon Supriyadi

Menurut Yoyon Supriyadi dan Fani fazriani dalam jurnal Ilmiah Ranggagading Vol.11 No.1, April 2011 :1-11 menyimpulkan perputaran modal kerja dimana hasil perhitungan diperoleh dari laporan keuangan selama 5 tahun maka dapat disimpulkan perputaran modal kerja mengalami penurunan dari tahun ke tahun, berdasarkan hasil perhitungan rasio lancar dapat disimpulkan dari tahun


(30)

ke tahun lebih banyak mengalami penurunan sama hal nya pada tingkat profitabilitas perusahaan mengalami penurunan juga.

Pengaruh modal kerja terhadap marjin laba operasi memiliki hubungan positif yang kuat sebesar 0.819 terhadap marjin laba operasi dan memiliki keeratan hubungan sebesar 67.1% oleh variabel modal kerja, sedangkan 32.9% modal kerja dipengaruhi variabel lain, maka dapat disimpulkan bahwa modal kerja memiliki pengaruh yang signifikn terhadap marjin laba operasi.

Pengaruh modal kerja terhadap rasio lancar memiliki hubungan positif yang kuat sebesar 0.980 terhadap rasio lancar, dan memiliki eeratan hubungan sebesar 96% oleh variabel modal kerja, sedangkan 4% modal kerja di pengaruhi variabel lain.

Table 2.1

Persamaan Dan Perbedaan

Nama judul Persamaan Perbedaan

Aris Setia Noor Pada penelitian ini

likuiditas dan modal kerja sama-sama menjadi variabel X dan profitabilitas variabel Y.

Perbedaan pada

penghitungan dan rumus yang digunakan.

Setyo Budi Nugroho Hubungan antara variabel

X dan Y saling berkaitan

Perbedaannya pada penelitian ini selain modal kerja dan likuiditas adapula solvabilitas yang mempengaruhi

profitablitas

Yoyon Supriyadi Modal kerja sama-sama

mempengaruhi profitabilitas

Perbedaannya pada penelitian ini likuiditas menjadi variabel yang dipengaruhi oleh modal kerja.


(31)

2.2 Kerangka Pemikiran

2.2.1 Hubungan Modal Kerja dengan Likuiditas

Likuiditas perusahaan ditunjukan oleh besar kecilnya aktiva lancar atau aktiva yang mudah dijadikan uang tunai, seperti kas, surat berharga, piutang, dan persediaan (Sutrisno, 2012).

Jumlah aktiva lancar yang rendah menunjukan bahwa likuiditas perusahaan juga rendah, sehingga akan meningkatkan resiko ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya (Sutrisno 2012 : 45).

2.2.2 Hubungan Modal Kerja dengan profitabilitas

Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang bisa dijadikan uang kas yang dimiliki perusahaan, atau dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari (Sawir, 2008). Ketersediaan modal kerja yang cukup akan menunjang tercapainya profitabilitas perusahaan, semakin tinggi tingkat efektifitas modal kerja maka kinerja operasional perusahaan semakin baik namun kesalahan dalam mengelola modal kerja mengakibatkan kegiatan usaha dapat terhambat atau terhenti sama sekali.

Masalah yang cukup penting dalam pengelolaan modal kerja adalah menentukan seberapa besar kebutuhan modal kerja suatu perusahaan. Hal ini penting karena bila modal kerja perusahaan terlalu besar berarti ada sebagian dana yang menganggur dan ini akan menurunkan tingkat profitabilitas perusahaan. Demikian pula nila modal kerja terlalu kecil aka nada resiko proses produksi


(32)

perusahaan kemungkinan besar akan terganggu. Oleh karena itu perlu ditentukan berapa besar kebutuhan modal kerja suatu perusahaan (Sutrisno 2009:45).

2.2.3 Hubungan Likuiditas dengan Profitabilitas

Likuiditas mempunyai hubungan yang cukup erat dengan kemampuan perusahaan memperoleh laba (profitabilitas), karena likuiditas menunjukan tingkat ketersediaan modal kerja yang dibutuhkan dalam aktivitas operasional. Adanya modal kerja yang cukup memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi secara maksimal dan tidak mengalami kesulitan akibat krisis keuangan. Akan tetapi, modal kerja yang berlebihan justru menunjukan adanya dana yang tidak produktif dan terkesan perusahaan melepaskan untuk memperoleh keuangan.

Idealnya, modal kerja perusahaan seharusnya tersedia dalam jumlah yang cukup untuk membiayai berbagai kegiatan perusahaan, yang berarti tidak terdapat kekurangan modal dan tidak terdapat sumber daya yang menganggur. Dengan demikian kemampuan perusahaan menghasilkan laba atas aktiva yang dimiliki menjadi maksimum.

Menurut Hanafi dan Halim (2008), likuiditas mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi hutang jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancarnya. Suatu perusahaan yang mampu memenuhi segala kewajiban finansialnya dapat dikatakan likuid, tetapi jika terjadi sebaliknya maka dapat dikatakan perusahaan tersebut tidak likuid. Perusahaan yang mempunyai tingkat likuid yang tinggi juga cenderung akan memiliki aktiva lancar lainnya yang dapat dicairkan sewaktu-waktu. Likuiditas yang rendah akan menyebabkan terjadinya penurunan dari harga saham yang bersangkutan, sebaliknya nilai likuiditas yang


(33)

cukup tinggi juga belum tentu baik, karena pada kondisi tertentu hal tersebut menunjukan adanya aktivitas sedikit yang akhirnya dapat mengurangi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.

Menurut Horne (2012), likuiditas merupakan berbanding terbalik dengan profitabilitas, yaitu peningkatan likuiditas biasanya diikuti dengan penurunan profitabilitas, Karena adanya dana yang menganggur (idle money) yang tidak terpakai sehingga dapat mengurangi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan profitabilitas.

2.2.4 Hubungan Modal Kerja dan Likuiditas terhadap profitabilitas

Untuk mengukur tingkat profitabilitas pada suatu perusahaan dapat menggunakan bebrbagai alat analisis, tergantung dari tujuan analisisnya.

Menurut Riyanto (2001:35) mengemukakan bahwa:

Profitabilitas suatu peruahaan menunjukan perbandinan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Menurut Handono Mardiyanto (2008:99) mengemukakan bahwa apabila aktiva tetap dan laba bersih dianggap konstan, peningkatan aktiva lancar (modal kerja kotor) akan menurunkan salah satu rasio profitabilitas. Degan demikian jika hal-hal ini tetap, peningkatan Likuiditas dan Modal Kerja justru akan menurunkan tingkat Profitabilitas suatu perusahaan. Demikian juga sebaliknya.

Modal kerja yang cukup akan memungkinkan perusahaan untuk beroperasi seekonomis mungkin, akan tetapi apabila perusahaan memiliki modal yang berlebihan menunjukan adanya dana yang tidak produktif atau dana yang tidak di pergunakan untuk kegiatan usaha suatu perusahaan, hal ini dapat menyebabkan


(34)

kerugian bagi perusahaan tersebut, dan sebaliknya apabila adanya ketidakcukupan modal kerja merupakan indicator utama kegagalan suatu perusahaan.

Sutrisno (2012:45)

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian

Modal kerja

Indikator :

- Aktiva lancar - Hutang lancar

Sutrisno (2009:40)

Likuiditas (current ratio)

Indikator :

- Aktiva lancar - Hutang lancar

Sutrisno (2009:216)

Profitabilitas (ROI)

Indikator :

- Laba setelah pajak - Total aktiva

Kasmir (2010:202)

Sutrisno (2009:45)

Hanafi dan Halim (2008)

Handono Mardiyanto (2008:99)


(35)

2.3 Hipotesis

Menurut Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti (2001:137) : hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah ( belum tentu kebenarannya) sehingga harus di uji secara empiris harus diuji secara empiris.

Menurut Umi Narimawati (2008:63) Hipotesis adalah kesimpulan penelitian yang belum sempurna sehingga perlu disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis itu melalui penelitian.

Dalam kerangka pemikiran diatas maka peneliti mencoba merumuskan hipotesis dari ”Pengaruh Modal Kerja dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas” adalah terdapat pengaruh antara modal kerja dan likuiditas terhadap profitabilitas baik secara parsial maupun secara simultan.


(36)

26 3.1 Objek Penelitian

Pengertian dari objek penelitian menurut husein umar (2005:303) menerangkan bahwa :

“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi obyek penelitian. Juga Diana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”.

Adapun pendapat Sugiyono (2010:13) menjelaskan pengertian objek penelitian adalah sebagai berikut :

“Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid dan reliable tentang suatu hal (variabel tertentu)”.

Maka yang menjadi objek penelitian dalam penelitian ini adalah Modal Kerja sebagai variabel bebas (X1), Likuiditas sebagai variabel bebas (X2), dan

Profitabilitas sebagai variabel terikat (Y).

3.2 Metode Penelitian

Metode adalah suatu kerangka kerja untuk melakukan tindakan, atau suatu kerangka berfikir menyusun gagasan, yang beraturan, terarah dan terkonteks, yang relevan dengan maksud dan tujuan. Secara ringkas, metode adalah suatu sistem


(37)

untuk melalukan suatu tindakan. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif dan metode verifikatif.

Metode ilmiah menurut Umi Narimawati (2008:127) menyatakan “Metode penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu.”

Adapun pengertian menurut Husein umar yang dikutip dari pendapat Travers (2011:22) adalah sebagai berikut:

Metode deskriptif adalah suatu metode yang bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Sedangkan pengertian metode verifikatif menurut Mashuri (2008) dalam Narimawati Umi (2010:29) adalah sebagai berikut:

Metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan.

Pada penelitian ini penulis memakai metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan metode verifikatif dengan pendekatan kuantitatif yang didapat dari dokumentasi.

1. Penelitian deskriptif (kualitatif)

Sugiyono (2005:21) menjelaskan penelitian Deskriptif adalah “Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.”


(38)

Pendekatan kualitatif menurut sugiyono (2008:14) adalah :

Merupakan metode analisis yang berlandaskan pada filsafat post positivism, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci. Hasil penelitian kualitatif lebih menekan makna daripada generalisasi. Metode ini digunakan untuk menjawab tujuan penelitian :

1) Mengetahui perkembangan modal kerja 2) Mengetahui perkembangan likuiditas 3) Mengetahui perkembangan profitbilitas 2. Penelitian verifikatif (kuantitatif)

Umi Narimawati (2007:61) metode verifikatif ialah “Pengujian hipotesis penelitian melalui alat analisis statistik.”

Dalam penelitian ini, metode penetian verifikatif digunakan untuk menguji pengaruh Modal Kerja dan Likuiditas terhadap Profitabilitas.

Analisis kuantitatif menurut Rosgandika Mulyana (2005:8) adalah: Analisis kuantitatif merupakan metode ilmiah untuk pencapaian validitas yang tinggi reabilitasnya dan mempunyai peluang kebenaran ilmiah yang tinggi, sifat kuantitatif memberi bobot (rating), peringkat (rangking), atau skor (scoring).

Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan penjelasan dengan cara melakukan pengukuran secara baik dan cermat terhadap fenomena tertentu dan menjelaskan kausal antara variabel melalui pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistic.


(39)

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam melakukan sebuah penelitian sangat penting dilakukan adanya perencanaan dan perancangan penelitian, agar penelitian dapat berjalan secara sistematis.

Adapun pengertian desain penelitian menurut Husein Umar (2005:30) yaitu “Desain penelitian adalah semua proses yang dilakukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.”

Menurut Jonathan Sharwono (2006 :79) desain penelitian dijelaskan sebagai berikut:

“Desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang menuntun serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.”

Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa desain penelitian merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh penulis secara sistematis dalam melaksanakan sebuah penelitian mulai dari perencanaan sampa dengan pelaksanaan penelitian dilakukan.

Langkah-langkah desain penelitian menurut Sugiyono (2009:13) adalah : 1. Sumber masalah;

2. Rumusan masalah;

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan; 4. Pengajuan hipotesis;

5. Metode penelitian;


(40)

7. Kesimpulan;

Adapun desain penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian, lalu menetapkan judul penelitian,

2) Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi, 3) Menetapkan rumusan masalah,

4) Menetapkan tujuan masalah,

5) Menetapkan hipotesis penelitian berdasarkan fenomena yang ada,

6) Menentukan operasional variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang digunakan,

7) Menentukan sumber data, teknik penentuan sampe, dan teknik pengumpulan data,

8) Melakukan analisis data lalu membuat kesimpulan dan saran.

Adapun gambar desain penelitian yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Desain Penelitian Modal Kerja

Likuiditas


(41)

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

variabel Konsep variabel indikator skala ukuran sumber Modal kerja Salah satu unsur

aktiva yang sangat penting dalam perusahaan karena tanpa modal kerja perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan dana untuk menjalankan aktivitasnya Sutrisno (2009 :39)

- Aktiva lancar - Hutang lancar Modal kerja =

aktiva lancar – hutang lancar

rasio rupiah neraca

Likuiditas (current ratio)

likuiditas adalah kemampun

perusahaan untuk membayar

kewajiban-kewajiban yang segera harus dipenuhi.

Sutrisno (2009:216)

- Aktiva lancar - Hutang lancar Current ratio =

rasio rupiah neraca

Profitabilitas (ROI) ROI digunakan untuk menghitun sejauh mana kemampuan perusahaan menunjukan return atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan

Kasmir (2010:202)

- Laba setelah pajak - Total aktiva ROI =


(42)

3.2.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 3.2.3.1 Sumber Data

Sugiyono (2009:137) menurutnya Data Sekunder adalah “sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data.”

Jenis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini tentang bagaimana pengaruh Modal Kerja dan Likuiditas terhadap Profitabilitas adalah menggunakan data sekunder.

Data sekunder merupakan data yang diambil oleh penulis dari laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang telah dipublikasikan pada Bursa Efek Indonesia.

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

Dalam melakukan penelitian ini, terlebih dahulu harus mengidentifikasi dan mempelajari mengenai populasi yang diteliti

1. Populasi

Populasi pada umumnya sering diartikan sekumpulan data/objek yang ditentukan melalui kriteria tertentu, biasanya mengidentifikasikan suatu fenomena.

Andi Supangat (2007:3) menyatakan “Populasi yaitu sekumpulan objek yang akan dijadikan sebagai bahan penelitian (penelaahan) dengan ciri mempunyai karakteristik yang sama”.

Dari pengertian tersebut dapat diketahui populasi merupakan obyek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Dengan demikian, populasi


(43)

yang digunakan dalam penelitian ini adalah modal kerja, likuiditas dan profitabilitas pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2007-2012.

2. Sampel

Uma Sekaran (2006:123) mendefinisikan sampel adalah sebagian dari populasi dan terdiri atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi.

Menurut Sugiyono (2008:81) mengemukakan bahwa:

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”

Dalam penelitian ini yang menjadi sampel penelitian adalah berupa laporan keuangan neraca, penelitian ini menggunakan 4 perusahaan di industry telekomunikasi dengan periode laporan keuangan masing-masing selama 6 tahun, jadi total sampel adalah 24 data.

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1) Studi Pustaka

Penelitian kepustakaan dilakukan sebagai usaha memperoleh data yang bersifat teori sebagai pembanding dengan data penelitian yang diperoleh. Data tersebut dapat diperoleh dari literature, catatan kuliah serta tulisan lain yang berhubungan dengan penelitian.

2) Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah suatu langkah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan dan menganalisis


(44)

dokumen-dokumen yang berhubungan dengan masalah yang akan diuraikan dalam penelitian. Dokumen tersebut berupa laporan keuangan perusahaan telekomunikasi yang terdiri dari modal kerja, likuiditas dan profitabilitas.

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.2.5.1 Rancangan Analisis

Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun sebuah penelitian secara sistematis data yang telah di peroleh dari hasil dokumentasi.

Pada penelitian ini peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif.

1. Analisis kualitatif (Deskriptif)

Pendekatan kualitatif menurut Sugiono (2008:14) :

Merupakan metode analisis yang berlandaskan pada filsafat post positivism, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generelasi.

a) Modal Kerja (X1)

Modal Kerja = Aktiva Lancar – Hutang Lancar b) Likuiditas (X2)

Current Ratio =

c) Profitbilitas (Y)

Return On Invesment =


(45)

Rumus perkembangan :

2. Analisis kuantitatif (Verifikatif)

Analisis kuantitatif adalah analisis pengolahan data berbentuk angka. Dalam hal ini penulis melakukan analisis pada laporan keuangan neraca pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Dari analisis tersebut akan didapat analisis pengaruh Modal Kerja dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas.

3. Analisis Jalur

Menurut Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin (2006:259) mengemukakan bahwa:

Analisis jalur (path analysis) digunakan apabila secara teori kita yakin berhadapan dengan masalah yang berhubungan sebab akibat. Tujuanya adalah menerangkan akibat langsung dan tidak langsung seperangkat variabel, sebagai variabel penyebab, terhadap variabel lainnya yang merupakan variabel akibat.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa path analysis merupakan metode yang digunakan untuk mengetahui pengaruh langsung atau tidak langsung antara variabel eksogen dengan variabel endogen. Peneliti menggunakan analisis jalur (path analysis) karena peneliti ingin memastikan apakah ada pengaruh Modal Kerja dan Likuiditas terhadap Profitabilitas Perusahaan.


(46)

Adapun model analisis jalur yaitu :

Pyx1

Ɛ2

Px1x2

Ɛ1 Pyx2

Gambar 3.2 Model Analisis Jalur Keterangan :

Y = Profitabilitas X2 = Likuiditas

X1 = Modal Kerja

PX1X2 = Koefisien jalur Modal Kerja terhadap Likuiditas

PYX1 = Koefisien jalur Modal kerja terhadap Profitabilitas

PYX2 = Koefisien jalur Likuiditas terhadap profitabilitas   = Pengaruh faktor lain 

Diagram jalur seperti terlihat pada gambar 3.2 diatas dapat

diformulasikan kedalam 2 bentuk persamaan struktural sebagai berikut: Persamaan Jalur Sub Struktur Pertama

X1

X2

Y


(47)

Persamaan Jalur Sub Struktur Kedua

Dari data ketiga variabel yang diteliti, untuk memudahkan perhitungan terlebih dahulu di hitung koefisien korelasi antar variabel. Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linier antara dua variabel. Korelasi juga tidak menunjukkan hubungan fungsional. Dengan kata lain, analisis korelasi tidak membedakan antara independent variabel dengan dependent variabel. Dalam analisis regresi, analisis korelasi yang digunakan juga menunjukkan arah hubungan antara independent variabel dengan dependent variabel selain mengukur kekuatan asosiasi (hubungan).

Analisis korelasi adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui arah dan kuatnya hubungan antar variabel. Arah dinyatakan dalam positif dan negatif, sedangkan kuat atau lemahnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. Nilai koefisien korelasi dapat dinyatakan -1 ≤ R ≤ 1 apabila :

a. Apabila (-) berarti terdapat hubungan negatif. b. Apabila (+) berarti terdapat hubungan positif.

Interprestasi dari nilai koefisien korelasi adalah sebagai berikut :

a. Jika r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara kedua variabel kuat dan mempunyai hubungan yang berlawanan (jika independent


(48)

variabel naik, maka dependent variabel turun, dan jika variabel independent variabel turun, maka dependent variabel naik).

b. Jika r = +1 atau mendekati +1, maka terdapat hubungan yang kuat antara independent variabel dan dependent variabel dan hubungannya searah (jika independent variabel naik, maka dependent variabel naik, dan jika independent variabel turun, maka dependent variabel turun). Sedangkan harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interprestasi nilai r sebagai berikut :

Tabel 3.2

Tabel Tingkat Keeratan Korelasi

Sumber: Syahri Alhusin dalam Umi Narimawati (2010:50)

Data yang dibutuhkan untuk perhitungan koefisien korelasi dapat dilihat pada (Lampiran Data Perhitungan Analisis Jalur), melalui data tersebut koefisien korelasi diantara ketiga variabel dihitung menggunakan rumus berikut:

1. Untuk menghitung koefisien korelasi antara Modal Kerja (X1) dengan

Likuiditas (X2).

= ∑ ∑ ∑

√[ ∑ ∑ ] [ ∑ ∑ ]

0 – 0.20 Sangat rendah (hampir tidak ada hubungan 0.21 – 0.40 Korelasi yang lemah

0.41 – 0.60 Korelasi sedang 0.61 – 0.80 Cukup tinggi 0.81 – 1.00 Korelasi tinggi


(49)

2. Untuk menghitung koefisien korelasi antara Modal Kerja (X1) dengan

Profitabilitas (Y).

= ∑ ∑ ∑

√[ ∑ ∑ ][ ∑ ∑ ]

3. Untuk menghitung koefisien korelasi antara Likuiditas (X2) dengan

Profitabilitas (Y).

= ∑ ∑ ∑

√[ ∑ ∑ ][ ∑ ∑ ]

a) Perhitungan Jalur Pada Sub Struktur Pertama

Pada sub struktur yang pertama variabel struktur modal berperan sebagai variabel independen dan rentabilitas sebagai variabel dependen. Selanjutnya untuk menguji struktur modal terhadap rentabilitas ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Menghitung Koefisien Jalur

Karena variabel independen hanya satu, yaitu variabel (Struktur Modal), maka nilai koefisien korelasi sekaligus menjadi koefisien jalur.


(50)

Dimana koefisien korelasi diperoleh menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:

= ∑ ∑ ∑

√[ ∑ ∑ ] [ ∑ ∑ ]

2) Menghitung Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi diperoleh dari mangkuadratkan nilai koefisien jalur, jadi koefisien determinasi budaya organisasi terhadap sistem informasi akuntansi dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

Px1x2

Ɛ1

Gambar 3.3

Koefisien Jalur Sub-Struktur Pertama

Berdasarkan gambar diatas dapat dibuat bentuk persamaan jalur sebagai berikut:

b) Pengujian Jalur Pada Sub Struktur Kedua

Pada analisis jalur, Modal Kerja dan Likuiditas berfungsi sebagai variabel eksogen (sebab) dan Profitabilitas sebagai variabel endogen

=

X2

X1


(51)

(akibat). Selanjutnya untuk menguji pengaruh Modal Kerja dan Likuiditas terhadap Profitabilitas dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Menyusun matriks korelasi antar variabel

X1 X2

= [

]

2) Hitung invers dari matriks korelasi antara variabel Modal Kerja dan Likuiditas.

= [

]

3) Hitung koefisien korelasi antara variabel Modal Kerja dan Likuiditas dengan Profitabilitas.

Y = [ ]

4) Untuk memperoleh koefisien jalur, kalikan invers dari matriks korelasi terhadap matriks korelasi variabel sebab dengan variabel akibat.

[

] = [

] [ ]

5) Menghitung Koefisien Determinasi.

Besarnya pengaruh Modal Kerja dan Likuiditas secara bersama-sama (simultan) terhadap Profitabilitas yang dikenal dengan koefisien


(52)

determinasi. Koefisien determinasi didapat dari hasil perkalian koefisien jalur terhadap matriks korelasi antara variabel eksogen dengan kualitas informasi.

= [ ] [

]

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis

Rancangan pengujian hipotesis ini dinilai dengan penetapan hipotesis nol dan hipotesis alternative, penelitian uji statistic dan perhitungan nilai uji statistik, perhitungan hipotesis, penetapan tingkat signifikan dan penarikan kesimpulan. Rancangan pengujian hipotesis yang di uji dlam penelitian ini adalah tentang ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan antara variabel-variabel yang diteliti, dimana nol (H0) merupakan hipotesis tentang adanya pengaruh, yang pada

umumnya dirumuskan untuk ditolak sedangkan hipotesis tanding (H1) merupakan

hipotesis penelitian.

Sehingga penelitian ini sebagai alat untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh antara variabel bebas yaitu Modal Kerja (X1) dan Likuiditas (X2)

terhadap Profitabilitas (Y).

1. Pengujian Hipotesis Secara Simultan (uji statistic F)

Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen.

H0 : β1, β2 = 0, Tidak terdapat pengaruh yang signifikan Modal Kerja dan


(53)

H0 : β1, β2 ≠ 0, Terdapat pengaruh yang signifikan Modal Kerja dan

Likuiditas terhadap Profitabilitas.

Untuk menguji adanya hubungan antara variabel bebas (X) secara simultan terhadap variabel terikat (Y) maka pengujian dilakukan dengan menggunakan uji statistik F dengan langkah-langkah sebagai berikut : a) Menentukan hipotesis secara keseluruhan antara variabel Modal Kerja

dan Likuiditas terhadap Variabel terikat Profitabilitas.

b) Menentukan nilai signifikan α yaitu 5% atau 0,05 dan derajat bebas (dk = k ; n - k – 1), untuk mengetahui derah Ftabel sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan.

Selanjutnya menghitung nilai Fhitung sebagai berikut :

=

Hasil Fhitung dibandingkan dengan Ftabel dengan kriteria :

1. Tolak Ho jika Fhitung > Ftabel pada alpha 5% untuk koefisien positif

2. Tolak Ho jika Fhitung < Ftabel pada alpha 5% untuk koefisien negatif

3. Tolak Ho jika nilai F-sign < α ,05

2. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (uji statistic t)

Uji-t digunakan untuk menguji dan mengetahui pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.


(54)

H0 : β1 = 0, modal kerja tidak memiliki pengaruh signifikan secara parsial

terhadap profitabilitas.

HA : β1 ≠ 0, modal kerja memiliki pengaruh signifikan secara parsial

terhadap profitabilitas.

H0 : β2 = 0, likuiditas tidak memiliki pengaruh signifikan secara parsial

terhadap profitabilitas.

HA : β2 ≠ 0, likuiditas memiliki pengaruh signifikan secara parsial

terhadap profitabilitas. Kesimpulan yang diambil :

H0 diterima jika : nilai probabilitas > 0.05

HA diterima jika : nilai probabilitas < 0.05

Nilai t hitung dapat dicari dengan persamaan sebagai berikut :

t

1

=

rX

1

Y

Dan

t

2

=

rX

2

Y

Kriteria dari pengujian hipotesis secara parsial adalah sebagai berikut : Apabila t hitung positif (+), maka :

 thitung > ttabel maka H0 ditolak  thitung < ttabel maka H0 diterima

Apabila thitung negatif (-), maka :

 thitung > ttable maka H0 diterima  thitung< ttable maka H0 ditolak


(55)

Hasil thitung dibandingkan dengan ttabel dengan kriteria

Gambar 3.4

Daerah penerimaan dan penolakan Ho secara parsial

a) jika thitung > ttabel maka H0 ada di daerah penolakan, berarti Ha diterima

artinya antara variabel X dan variabel Y ada pengaruhnya.

b) Jika –thitung ≤ ttabel ≤ thitung maka H0 ada di daerah penerimaan, berarti

Ha ditolak artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada pengaruhnya.

c) t hitung dicari dengan rumus perhitungan t hitung

d) t table dicari dalam table distribusi t student dengan ketentuan sebagai berikut, α = 0,05 dan db = (n – k – 1)


(56)

78 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Perkembangan modal kerja pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di BEI tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 mengalami fluktuaktif. Adapun fluktuatif modal kerja cenderung menurun. Modal kerja yang tertinggi dan terendah dimiliki oleh PT. SmartFren, hal ini dikarenakan perusahaan tidak dapat mengelola keuangan dengan baik dan perusahaan tidak dapat bersaing. Penurunan modal kerja dikarenakan perusahaan lebih banyak memiliki hutang dibandingkan dengan modal sendiri.

2. Perkembangan tingkat likuiditas pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di BEI tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 cenderung mengalami penurunan. Selain karena krisis global yang terjadi di tahun 2008, rata-rata penurunan dipengaruhi kondisi internal salah satu perusahaannya.

3. Perkembangan Profitabilitas pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di BEI tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 cenderung mengalami peningkatan. ROI tertinggi dimiliki oleh PT. Telekomunikasi


(57)

Indonesia Tbk yang terjadi pada tahun 2012, hal ini dikarenakan perusahaan lebih banyak menggunakan modal sendiri dibandingkan dengan hutang, sehingga kewajiban untuk membayar hutang sedikit dan keuntungan yang didapat meningkat.

4. Modal kerja memberikan kontribusi pengaruh yang tidak signifikan terhadap likuiditas. Dalam hal ini hutang lancar yang meningkat kurang di imbangi dengan peningkatan aktiva lancarnya dan mengalami penurunan pada tingkat likuiditas, tetapi meskipun terjadi penurunan pada likuiditasnya perusahaan masih dapat dikatakan dalam keadaan likuid karena aktiva lancar perusahaan tersebut masih dapat menanggung pasiva lancarnya.

5. Secara simultan dan parsial modal kerja dan likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Artinya bahwa modal kerja memiliki pengaruh yang kurang pada kenaikan dan penurunan tingkat profitabilitas, dan likuidias yang tinggi tidak selalu menguntungkan karena berpeluang menimbulkan dana-dana yang menganggur yang sebenarnya dapat digunakan kembali untuk berinvesasi agar perusahaan dapat memperoleh keunungan yang lebih sedangkan pengaruh yang berkontribusi besar didapat dari faktor lain yang tidak diteliti (epsilon).


(58)

5.2 Saran

Berdasarkan dari kesimpulan yang telah dibahas di atas, maka penulis mencoba mengajukan beberapa saran sebagai bahan pertimbangan, diantaranya sebagai berikut:

1. Bagi perusahaan hendaknya memperhatikan manajemen modal kerja perusahaan serta mengelolanya dengan lebih efisien. Perusahaan hendaknya mengelola kas, piutang dan persediaannya dengan langkah yang tepat agar dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan.

2. Manajemen perusahaan harus menjaga likuiditas secara baik, karena apabila tingkat likuiditas terlalu tinggi akan menyebabkan penurunan profitabilitas. Pihak manajemen hendaknya benar-benar melaksanakan fungsi perencanaan dan pengendalian keuangan, hal ini dapat dilakukan dengan cara membuat budget yang dipakai untuk perencanaan dan pengendalian dari perusahaan sehingga dapat digunakan seoptimal mungkin kekuatan financialnya secara efisien dan meningkatkan keuntungan.

3. Untuk peneliti selanjutnya, diusahakan perusahaan yang menjadi sampel penelitian bisa dibedakan dari penelitian ini. Mungkin dengan berbedanya sampel penelitian yang diambil, maka variabel modal kerja dan likuiditas bisa berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.


(59)

(60)

(1)

Hasil thitung dibandingkan dengan ttabel dengan kriteria

Gambar 3.4

Daerah penerimaan dan penolakan Ho secara parsial

a) jika thitung > ttabel maka H0 ada di daerah penolakan, berarti Ha diterima

artinya antara variabel X dan variabel Y ada pengaruhnya.

b) Jika –thitung ≤ ttabel ≤ thitung maka H0 ada di daerah penerimaan, berarti

Ha ditolak artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada pengaruhnya.

c) t hitung dicari dengan rumus perhitungan t hitung

d) t table dicari dalam table distribusi t student dengan ketentuan sebagai berikut, α = 0,05 dan db = (n – k – 1)


(2)

78 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Perkembangan modal kerja pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di BEI tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 mengalami fluktuaktif. Adapun fluktuatif modal kerja cenderung menurun. Modal kerja yang tertinggi dan terendah dimiliki oleh PT. SmartFren, hal ini dikarenakan perusahaan tidak dapat mengelola keuangan dengan baik dan perusahaan tidak dapat bersaing. Penurunan modal kerja dikarenakan perusahaan lebih banyak memiliki hutang dibandingkan dengan modal sendiri.

2. Perkembangan tingkat likuiditas pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di BEI tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 cenderung mengalami penurunan. Selain karena krisis global yang terjadi di tahun 2008, rata-rata penurunan dipengaruhi kondisi internal salah satu perusahaannya.

3. Perkembangan Profitabilitas pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di BEI tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 cenderung mengalami peningkatan. ROI tertinggi dimiliki oleh PT. Telekomunikasi


(3)

Indonesia Tbk yang terjadi pada tahun 2012, hal ini dikarenakan perusahaan lebih banyak menggunakan modal sendiri dibandingkan dengan hutang, sehingga kewajiban untuk membayar hutang sedikit dan keuntungan yang didapat meningkat.

4. Modal kerja memberikan kontribusi pengaruh yang tidak signifikan terhadap likuiditas. Dalam hal ini hutang lancar yang meningkat kurang di imbangi dengan peningkatan aktiva lancarnya dan mengalami penurunan pada tingkat likuiditas, tetapi meskipun terjadi penurunan pada likuiditasnya perusahaan masih dapat dikatakan dalam keadaan likuid karena aktiva lancar perusahaan tersebut masih dapat menanggung pasiva lancarnya.

5. Secara simultan dan parsial modal kerja dan likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Artinya bahwa modal kerja memiliki pengaruh yang kurang pada kenaikan dan penurunan tingkat profitabilitas, dan likuidias yang tinggi tidak selalu menguntungkan karena berpeluang menimbulkan dana-dana yang menganggur yang sebenarnya dapat digunakan kembali untuk berinvesasi agar perusahaan dapat memperoleh keunungan yang lebih sedangkan pengaruh yang berkontribusi besar didapat dari faktor lain yang tidak diteliti (epsilon).


(4)

80

5.2 Saran

Berdasarkan dari kesimpulan yang telah dibahas di atas, maka penulis mencoba mengajukan beberapa saran sebagai bahan pertimbangan, diantaranya sebagai berikut:

1. Bagi perusahaan hendaknya memperhatikan manajemen modal kerja perusahaan serta mengelolanya dengan lebih efisien. Perusahaan hendaknya mengelola kas, piutang dan persediaannya dengan langkah yang tepat agar dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan.

2. Manajemen perusahaan harus menjaga likuiditas secara baik, karena apabila tingkat likuiditas terlalu tinggi akan menyebabkan penurunan profitabilitas. Pihak manajemen hendaknya benar-benar melaksanakan fungsi perencanaan dan pengendalian keuangan, hal ini dapat dilakukan dengan cara membuat budget yang dipakai untuk perencanaan dan pengendalian dari perusahaan sehingga dapat digunakan seoptimal mungkin kekuatan financialnya secara efisien dan meningkatkan keuntungan.

3. Untuk peneliti selanjutnya, diusahakan perusahaan yang menjadi sampel penelitian bisa dibedakan dari penelitian ini. Mungkin dengan berbedanya sampel penelitian yang diambil, maka variabel modal kerja dan likuiditas bisa berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh Manajemen Modal Kerja dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Industri Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 82 86

Pengaruh modal kerja dan likuiditas terhadap profitabilitas pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indoensia Periode 2007-2013

0 13 1

Pengaruh Struktur Modal Dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013

4 44 128

Pengaruh Manajemen Modal Kerja, Likuiditas, dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 4 114

Pengaruh Manajemen Modal Kerja, Likuiditas, dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Manajemen Modal Kerja, Likuiditas, dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Manajemen Modal Kerja, Likuiditas, dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

Pengaruh Manajemen Modal Kerja, Likuiditas, dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 27

Pengaruh Manajemen Modal Kerja, Likuiditas, dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 3

PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 11