Virtual Laboratorium Lembar Kerja Siswa

10 Novianti 2011: 3 mengemukakan bahwa laboratorium dan jenis peralatannya merupakan sarana dan prasarana penting untuk penunjang proses pembelajaran di sekolah. Sedangkan menurut Koesmadji dalam Afwah 2012: 7 menyatakan bahwa laboratorium diartikan sebagai tempat yang dapat berbentuk ruangan terbuka, ruangan tertutup, kebun sekolah, rumah kaca atau lingkungan lainuntuk melakukan percobaan atau penelitian. Hudha 2011 mengemukakan bahwa: Laboratorium dibangun berdasarkan suatu kesadaran penuh bahwa pembelajaran di laboratorium mempunyai posisi penting dalam pendidikan, karena dalam rangka mencapai tujuan yang bersifat multi dimensi dalam pembelajaran diperlukan strategi pembelajaran yang memadai. Salah satu strategi pembelajaran yang dianggap dapat mencakup tiga ranah sekaligus adalah pembelajaran di laboratorium. Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa pendapat ahli adalah laboratorium merupakan suatu tempat atau ruangan tertutup yang digunakan untuk melakukan kegiatan praktikum. Keberadaan laboratorium IPA sangat penting digunakan untuk mendukung proses pembelajaran fisika.

B. Virtual Laboratorium

Virtual Laboratory virtual lab merupakan salah satu produk unggulan hasil kemajuan teknologi informasi dan laboratorium, Salam 2010. Mihaela dalam Jaya 2011 menyatakan bahwa Sebuah laboratorium virtual didefinisikan sebagai lingkungan yang interaktif untuk menciptakan dan melakukan eksperimen simulasi: taman bermain untuk bereksperimen. Ini terdiri dari domain dependent program simulasi, unit eksperimental disebut objek yang mencakup file data, alat yang beroperasi pada benda-benda, dan buku referensi. 11 Menurut Jaya 2011, laboratorium virtual merupakan sistem yang dapat digunakan untuk mendukung sistem praktikum yang berjalan secara konvensional. Menurut Gustria 2013, Virtual lab merupakan praktikum yang tidak menggunakan alat dan bahan praktikum yang sebenarnya minimalis praktikum. Kesimpulan yang dapat diambil adalah virtual laboratorium merupakan suatu program yang digunakan untuk melakukan kegiatan praktikum dengan menggunakan bantuan komputer yang dapat dilakukan secara konvensional. Beberapa program yang bisa digunakan sebagai program kelistrikan antara lain phet, ideal circuit, i-solve, dan electronic world bench. Setiap program memiliki keunggulan dan kelamahan masing-masing. Keunggulan phet adalah tampilan simulasi lebih interaktif, tampilan alat sesuai dengan alat yang nyata, namun phet sulit digunakan jikalau untuk percobaan hukum II Kirchoff jika melebihi dari dua loop. Program phet merupakan program yang menampilkan simulasi IPA secara umum, tidak terlalu mendalami mengenai rangkaian arus searah. Electronic world bench, i-solve dan ideal circuit merupakan program khusus simulasi elektronika, sehingga cocok untuk simulasi rangkaian arus searah. Electronic world bench sudah tidak up to date, masih menggunakan sim 5, sedangkan sekarang sudah mengunakan sim 14. Ideal circuit memiliki kelebihan dapat menampilkan grafik hubungan antara tegangan atau arus terhadap waktu. 12

C. Penelitian Pengembangan

Penelitian dan pengembangan atau research and development RD merupakan penelitian mengembangkan produk pendidikan yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Menurut Borg and Gall dalam Gooch 2012:8 merupakan suatu metodologi untuk mengembangkan produk pendidikan. Tujuan dari RD bukanlah untuk merumuskan atau menguji teori tetapi untuk mengembangkan produk yang efektif. Menurut Suyanto 2009 RD meliputi tujuh tahap yaitu: 1 Analisis kebutuhan; 2 Identifikasi sumber daya untuk memenuhi kebutuhan; 3 Identifikasi spesifikasi produk yang diinginkan pengguna; 4 Pengembangan produk; 5 Uji internal: ahli desain dan Uji ahli isi materi produk; 6 Uji eksternal: Uji produk oleh pengguna; 7 Produksi. Menurut Prasetyo 2012:6 mengemukakan bahwa: RD sebagai metode pengembangan berbasis penelitian yang relatif baru dalam pendidikan menjadi menarik untuk diterapkan. Penerapan RD dalam penelitian dalam pendidikan tidak terbatas sebagai penulisan tugas akhir, baik tesis atau skripsi tetapi juga untuk desertasi. Menurut Sugiyono 2013: 408, metode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya research and development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Langkah-langkah dalam melakukan penelitian dan pengembangan dapat dilihat pada Gambar 2.1. Gambar 2.1. M Model pengem setiap tahapnya

1. Potensi dan

Penelitian da adalah sega tambah. Ma yang terjadi meneliti sehi penanganan t masalah ter diaplikasika pengamban menghasilka atau kualita dirancang m model terse 2.1. Langkah-langkah Penggunaan Research and D Method RD method mbangan ini terdiri dari 10 tahap, adapun penje ya sebagai berikut: an Masalah n dapat berangkat dari adanya potensi atau masa gala sesuatu yang bila didayagunakan akan me h. Masalah adalah penyimpangan antara yang diha adi. Masalah ini dapat diatasi melalui R D de sehingga dapat ditemukan suatu pola, model, at an terpadu yang efektif yang dapat digunakan unt h tersebut. Model, pola, dan sistem ini akan ditem sikan secara efektif kalau dilakukan melalui pene bangan. Tahap pertama adalah melakukan penel silkan informasi. Metode yang digunakan adalah m itatif. Berdasarkan data yang diperoleh selanjut g model penanganan yang efektif. Untuk menge rsebut maka perlu diuji. Pengujian dapat mengg 13 and Development njelasan pada asalah. Potensi emiliki nilai diharapkan dengan dengan cara , atau sistem n untuk mengatasi emukan dan dapat penelitian dan nelitian untuk lah metode survey njutnya dapat ngetahui efektifitas nggunakan metode 14 eksperimen. Setelah model teruji maka dapat diaplikasikan untuk mengatasi masalah. Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam penelitian harus ditunjukkan dengan data empirik. Data tentang potensi dan masalah tidak harus dicari sendiri, tetapi bisa berdasarkan laporan penelitian orang lain, atau dokumentasi laporan kegiatan dari perorangan atau instansi tertentu yang masih up to date.

2. Mengumpulkan Informasi

Setelah potensi dan masalah ditunjukkan secara faktual dan optude, maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Diperlukan metode penelitian sendiri. Metode apa yang akan digunakan untuk penelitian tergantung permasalahan dan ketelitian tujuan yang ingin dicapai.

3. Desain Produk

Produk yang dihasilkan dalam dalam penelitian Research and Development bermacam-macam sesuai bidangnya. Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang bisa dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan, ergonomis dan bermanfaat ganda. Misalnya komputer yang canggih bisa berfungsi untuk pengetikan; gambar, analisis, bisa berfungsi sebagai TV, tape, kamera, telpon dan lain-lain. 15 Dalam bidang pendidikan, produk-produk yang dihasilkan melalui penelitian RD diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pendidikan, yaitu lulusan yang jumlahnya banyak, berkualitas, dan relevan dengan kebutuhan. Produk-produk pendidikan misalnya kurikulum yang spesifik untuk keperluan pendidikan tertentu, metode mengajar, media pendidikan, buku ajar, modul, kompetensi tenaga kependidikan, sistem evaluasi, model uji kompetensi, penataan ruang kelas untuk model pembelajaran tertentu, model unit produksi, model manajemen, sistem pembinaan pegawai, penggajian dan lain-lain. Hasil akhir dari kegiatan penelitian dan pengembangan adalah berupa desain produk baru, yang lengkap dengan spesifikasinya. Desain produk harus diwujudkan dalam gambar atau bagan, sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya. Dalam bidang teknik, desain produk harus dilengkapi dengan penjelasan mengenai bahan-bahan yang digunakan untuk membuat setiap komponen pada produk tersebut.

4. Validasi Desain

Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini metode mengajar baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Dikatakan secara rasional karena validasi di sini masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan. 16 Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut. Setiap pakar diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan kekuatannya.validasi desain dapat dilakukan dalam forum diskusi. Sebelum diskusi peneliti mempresentasikan proses penelitian sampai ditemukan, beserta keunggulannya.

5. Revisi Desain

Setelah desain produk divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para ahli lainnya, maka dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Yang bertugas memperbaiki desain adalah peneliti yang mau menghasilkan produk tersebut.

6. Uji Coba Produk

Desain produk yang ada dalam dunia pendidikan seperti metode mengajar barudapat langsung diuji coba, setelah di validasi dan revisi. Simulasi tahap awal digunakan simulasi penggunaan metode mengajar tersebut. Setelah disimulasikan, maka dapat diuji cobakan pada kelompok yang terbatas. Pengujian dilakukan untuk mendapatkan informasi apakah metode mengajar baru tersebut lebih efektif dan efisien dibandingkan metode mengajar yang lama atau yang lain. 17

7. Revisi Produk I

Pengujian efektivitas metode mengajar baru pada sampel yang terbatas tersebut menunjukkan bahwa metode mengajar baru ternyata lebih efektif dari metode lama. Namun dari hasil; pengujian terlihat bahwa kreatifitas murid baru mendapatkan nilai 60 dari yang diharapkan. Untuk itu metode pengajaran perlu direvisi agar kreatifitas murid dalam belajar dapat meningkat pada gradasi yang tinggi.

8. Uji Coba Pemakaian

Setelah pengujian terhadap produk berhasil, dan mungkin ada revisi yang tidak terlalu penting, maka selanjutnya produk yang berupa metode mengajar baru tersebut diterapkan dalam lingkup lembaga yang lebih luas. Dalam operasinya, metode baru tersebut tetap harus dinilai kekurangan atau hambatan yang muncul guna untuk perbaikan lebih lanjut.

9. Revisi Produk II

Revisi produk ini dilakukan, apabila dalam pemakaian dalam lembaga yang lebih luas terdapat kekurangan dan kelemahan. Dalam uji pemakaian, sebaiknya pembuat produk selalu mengevaluasi bagaimana kinerja produk dalam hal ini adalah metode mengajar.

10. Produksi Masal

Bila produk yang baru tersebut telah dinyatakan efektif dalam beberapa kali pengujian, maka produk tersebut dapat diterapkan pada setiap lembaga pendidikan. Sugiyono 2013: 409-427 18 Kesimpulan yang dapat diambil adalah penelitian dan pengembangan merupakan suatu rangakaian proses yang bertujuan untuk menghasilkan produk baru yang lebih baik dibandingkan dengan yang sebelumnya. Produk yang dihasilkan dalam pengembangan ini harus dapat mengatasi permasalahan yang ada. Dibutuhkan suatu produk yang memiliki desain yang baik, menarik, sesuai dengan teori yang ada, dan juga efektif serta efisien jika digunakan dalam pembelajaran. Untuk menghasilkan produk tersebut perlu tahap-tahap pengembangan yang sesuai. Tahap pengembangan menurut Suyanto dan Sugiyono sebenarnya sudah memenuhi persyaratan tersebut. Namun pada tahap pengembangan oleh Sugiyono lebih rinci, setiap melakukan uji produk selalu melakukan revisi sehingga produk yang dihasilkan akan selalu diminimalisir kelemahannya. Prosedur pengembangan ini menggunakan tahap pengambangan menurut Sugiyono.

D. Lembar Kerja Siswa

Lembar Kerja Siswa LKS adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. Lembar kegiatan ini dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi. LKS berisi lembaran kegiatan yang berfungsi sebagai penuntun bagi siswa untuk menyelesaikan suatu masalah dalam pembelajaran. LKS berperan sebagai pembantu guru menyampaikan konsep karena apabila hanya guru yang menyampaikan konsep tidak langsung dipahami oleh siswa. Trianto 2011: 11 19 Prastowo dalam Lestari 2013: 6 mengemukakan bahwa: Lembar kerja siswa LKS adalah materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa, sehingga siswa diharapkan dapat materi ajar tersebut secara mandiri. Dalam LKS tersebut siswa akan mendapatkan materi, ringkasan, dan tugas yang berkaitan dengan materi, selain itu juga siswa dapat menemukan arahan yang tersetruktur untuk memahami materi yang diberikan dan pada saat yang bersamaan siswa diberikan materi serta tugas yang berkaitan dengan materi yang diberikan tersebut. Menurut Suyitno 1997:40 manfaat yang diperoleh dengan penggunaan LKS dalam proses pembelajaran sebagai berikut. 1 Mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran yang dilakukan; 2 Membantu peserta didik dalam mengembangkan konsep; 3 Melatih peserta didik dalam menemukan dan mengembangkan keterampilan proses; 4 Sebagai pedoman guru dan peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran; 5 Membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari melalui kegiatan belajar; 6 Membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis. Manfaat penggunakan media dalam proses pembelajaran, hal ini dikemukakan oleh Azhar 2004 : 25-27 antara lain yaitu : 1 Memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga proses belajar semakin lancar dan untuk meningkatkan hasil belajar siswa; 2 Meningkatkan motivasi siswa, dengan mengarahkan perhatian siswa sehingga memungkinkan siswa belajar sendiri-sendiri sesuai kemampuan dan minatnya; 3 Penggunaan media dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu; 4 Siswa akan mendapat pengalaman yang sama mengenai suatu peristiwa, dan memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan lingkungan sekitar. Menurut Darmodjo dkk dalam Rohaeti dkk 2009: 71 syarat LKS adalah : 1 Syarat- syarat didaktik mengatur tentang penggunaan LKS yang bersifat universal dapat digunakan dengan baik untuk siswa yang lamban atau yang pandai. LKS lebih menekankan pada proses untuk menemukan konsep, dan yang terpenting dalam LKS ada variasi 20 stimulus melalui berbagai media dan kegiatan siswa. LKS diharapkan mengutamakan pada pengembangan kemampuan. komunikasi sosial, emosional, moral, dan estetika. Pengalaman belajar yang dialami siswa ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi siswa; 2, Syarat konstruksi berhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan dalam LKS; 3, Syarat teknis menekankan pada tulisan, gambar, penampilan dalam LKS. Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan paparan di atas adalah lembar kerja siswa LKS merupakan suatu kumpulan materi yang tersusun secara sistematis dengan syarat tertentu agar tujuan pembelajaran tercapai dengan maksimal. LKS yang baik adalah lembar kerja yang memenuhi syarat pembuatan LKS.

E. Rangkaian Arus Searah dalam Kurikulum 2013