PENGEMBANGAN PAKET PEMANFAATAN PROGRAM IDEAL CIRCUIT UNTUK VIRTUAL LABORATORIUM RANGKAIAN ARUS SEARAH

(1)

Andi Fajar Samsudin

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PAKET PEMANFAATAN PROGRAM

IDEAL CIRCUITUNTUK VIRTUAL LABORATORIUM

RANGKAIAN ARUS SEARAH

Oleh

ANDI FAJAR SAMSUDIN

Kegiatan praktikum tidak bisa dipisahkan dalam proses pembelajaran sains, termasuk juga fisika di dalamnya. Proses melakukan percobaan tidak dapat dilakukan sembarangan, harus ada suatu media pembelajaran yang membimbing siswa melakukan praktikum. Telah dilakukan penelitian untuk mengembangkan paket pemanfaatan program ideal circuit untuk kegiatan praktikum virtual rangkaian arus searah. Paket pemanfaatan yang dimaksud adalah Lembar Kerja Siswa (LKS) yang menuntun siswa melakukan praktikum mengenai rangkaian arus searah yang terdiri dari hukum Ohm, rangkaian hambatan seri dan paralel. Serta, panduan penggunaan program ideal circuit interaktif yang terbuat dari macromedia flash 8 yang di dalamnya juga terdapat video tutorial penggunaannya. Pengembangan ini ditujukan untuk praktikum rangkaian arus searah bagi siswa SMA kelas XII MIA.

Tahap pengembangan ini antara lain pengumpulan data, potensi dan masalah, desain produk, uji validitas, revisi desain, uji coba produk, revisi produk I, uji


(2)

Andi Fajar Samsudin coba pemakaian, revisi produk II, dan produksi masal. Adapun hasil penelitian pada masing-masing tahapan antara lain: Pertama, setelah dilakukan pengumpulan data, dapat dilihat bahwa salah satu solusi mengatasi masalah adalah dengan melakukan kegiatan praktikum virtual. Pada tahap kedua, hasil identifikasi masalah didapatkan bahwa pada kegiatan pembelajaran listrik selama ini tidak ada kegiatan praktikumnya. Tahap ketiga, melakukan pembuatan desain LKS dan panduan interaktif yang disebut dengan prototipe I. Tahap keempat, melakukan uji validasi desain yang dilakukan oleh ahli. Hasil uji kali ini diperoleh bahwa untuk LKS mendapatkan nilai 3,42 (sangat baik) untuk uji desain, dan nilai 3,50 (sangat baik) untuk uji materi. Sedangkan untuk panduan interaktif mendapatkan nilai 3,00 (baik) untuk uji desain, dan 3,42 (sangat baik) untuk uji materi. Tahap kelima, melakukan revisi desain prototipe I sesuai dengan saran ahli. Hasil revisi ini disebut prototipe II. Tahap keenam adalah melakukan uji coba produk dengan melakukan uji satu lawan satu kepada empat orang siswa dan uji kelompok kecil untuk mengetahui tingkat kemenarikan, kemudahan, dan kemanfaatan produk. Diperoleh hasil rata-rata bahwa LKS mendapatkan nilai 3,35 (sangat menarik), 3,57 (sangat mudah), dan 3,59 (sangat bermanfaat). Sedangkan untuk panduan mendapatkan nilai 3,18 (menarik), 3,43 (sangat mudah), dan 3,64 (sangat bermanfaat). Tahap ketujuh adalah melakukan revisi sesuai dengan saran uji coba produk oleh pengguna.Hasil revisi disebut dengan prototipe III. Tahap kedelapan adalah melakukan uji pemakaian, dan didapatkan hasil 76,67% siswa lulus dari KKM, itu menandakan bahwa produk efektif. Tahap selanjutnya adalah revisi akhir dan produksi masal dengan mencetak produk yang sudah dikembangkan.


(3)

PENGEMBA IDEAL CIR

Sebagai

Jurusan Pend Fakultas Kegu

FAKULT

BANGAN PAKET PEMANFAATAN PROG

IRCUITUNTUK VIRTUAL LABORATOR

RANGKAIAN ARUS SEARAH

Oleh

Andi Fajar Samsudin

Skripsi

agai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Pada

Program Studi Pendidikan Fisika

endidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan eguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas L

TAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014

OGRAM RIUM

elar

uan Alam as Lampung


(4)

Judul Skripsi PENGEMBANGAN PAKET PEMANFAATAN PROGRAMIDEAL CIRCUIT UNTUK VIRTUAL LABORATORIUM RANGKAIAN ARUS SEARAH Nama Mahasiswa

: Afldi

^ajar

gamsucfin

No. Pokok Mahasiswa : 1013022020 Program Studi : Pendidikan Fisika Jurusan : Pendidikan M1PA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

M ENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Drs. Nengah M aharta, M.Si. Drs. Eko Suyanto, M .Pd. NIP 19551231 198303 1 002 NIP 19640310 199112 1 001

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr, Caswita, M.Si.


(5)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua

: Drs. Nengah Maharta, M.Si

Sekretaris

: Drs. Eko Suyanto, M.Pd.

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Feriansyah Sesunan, M.Pd.

a s /

y

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

^

ftujang Rahman, M.Si. <3

V

<^^sM|t49#)0315 198503 1 003


(6)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah:

Nama : Andi Fajar Samsudin

N'PM : 1013022020

rakultas / Jurusan : KIP / Pendidikan MIPA

Program Studi : Pendidikan Fisika

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi,

dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

r-emah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu

i^ a m naskah ini dan disebut dalam dafitar pustaka.

Bandar Lampung, Desember2014 v ang Menyatakan,

/vndi Fajar Samsudin NPM. 1013022020


(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Sukasari, Kecamatan Kalirejo, Kabupaten Lampung Tengah pada tanggal 22 Juli 1992, anak pertama dari 3 bersaudara dari pasangan Bapak Muhammad Samsi dan Ibu Samiyah.

Penulis mengawali pendidikan formal di SD Negeri 1 Sukasari pada tahun 1998 sampai dengan tahun 2004, kemudian melanjutkan di SMP Negeri 1Kalirejo pada tahun ajaran 2004 sampai tahun 2007, dan masuk SMANegeri1 Kalirejo pada tahun 2007 yang diselesaikan pada Tahun 2010. Pada tahun 2010 penulis diterima di Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur testulis Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Selama menjadi mahasiswa, penulis memiliki pengalaman organisasi, yaitu Forum Pembinaan dan Pengkajian Islam (FPPI) FKIP periode 2011/2012 sebagai Anggota bidang Pendidikan. Setiap pertengahan semester dari semester satu sampai delapan penulis selalu mengikuti seminar dan pelatihan yang diadakan oleh Forum Komunikasi (Forkom) Bidik Misi Unila. Pada tahun 2012 penulis mengikuti Kuliah Kerja Lapangan dengan mengunjungi daerah Bali, Malang, Jogjakarta, dan Bandung. Termasuk kunjungan ke Universitas Negeri Malang (UNM) dan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).


(8)

Penulis melaksanakan Program Kuliah Kerja Nyata Kependidikan terintegrasi (KKN-KT) pada tahun 2013 di MTs. Al-Hidayah Kelurahan Tanjung Raya Kecamatan Sukau Kabupaten Lampung Barat, selama lebih kurang 2,5 bulan.


(9)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya. Dengan kerendahan hati, ku persembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan kasih cintaku yang tulus dan mendalam kepada:

1. Kedua orang tua penulis tercinta Bapak Muhammad Samsi dan Ibu Samiyah yang selalu memberikan semangat bagi penulis.

2. Adik-adikku Mara Hidayati dan Ibnu Berkah Samudra yang menjadi salah satu penyemangat bagi penulis.

3. Keluarga kakekku Warkun beserta istri Daroyah dan kedua anaknya Teguh Santoso dan Wulan yang selalu memotivasi penulis.

4. Keluarga Besar Muslim dan Abu Sofyan yang memberikan motivasi bagi penulis agar menyelesaikan tugas akhir ini.


(10)

MOTO

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain” (Nabi Muhammad SAW)

“Suksesadalah kemampuan untuk pergi dari suatu kegagalan tanpa kehilangan semangat”

(Sir Winston Churchill)

“Sukses itu bukan hanya tujuan kita yang tercapai, namun juga kita bermanfaat bagi orang lain yang ada di sekitar kita”


(11)

SANWACANA

Bismillahirohmanirrohim.

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Paket Pemanfaatan ProgramIdeal Circuituntuk Virtual Laboratorium Rangkaian Arus Searah”. Penulis menyadari bahwa terdapat banyak bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA. 3. Bapak Drs. Eko Suyanto, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Fisika sekaligus sebagai Pembimbing II yang banyak memberikan masukan dan kritik yang bersifat positif dan membangun, serta mengarahkan penulis menjadi seorang pendidik yang berkompeten.

4. Bapak Drs. Nengah Maharta, M.Si., selaku Pembimbing Akademik dan Pembimbing I, atas kesabarannya dalam memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada penulis selama menyelesaikan skripsi.


(12)

5. Bapak Drs. Feriansyah Sesunan, M,Pd., selaku Pembahas atas kesediaan dan keikhlasannya memberikan bimbingan, saran dan kritik kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Program Studi Pendidikan Fisika dan Jurusan Pendidikan MIPA.

7. Ibu Beni Bertiana dan Ibu Eka yang telah memberikan banyak bantuan kepada penulis.

8. Bapak Sabar, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kalirejo beserta jajaran yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di sekolah.

9. Bapak Ahdiat Sani selaku guru mitra sekaligus penguji materi, dan murid-murid kelas XI MIA 3 SMA Negeri 1 Kalirejo atas bantuan dan kerjasamanya selama penelitian berlangsung.

10. Bapak Antomi Saregar, M.Pd., M.Si,. selaku uji ahli desain, terimakasih atas waktu dan masukannya.

11. Sahabat seperjuangan ku Andrian, Risky, satawag, Didi, dan Topan yang selalu bekerja sama menghadapi permasalahan selama perkuliahan.

12. Teman seperjuangan Pendidikan Fisika B 2010 : Mei, Novel, Dewi, Vandan, Beti, Galih, Shela, Rosita, Rika, Cory, Yunita, April, Ratri, Kadek, Gus, Liza, Sandi, Heru, Trian, Dodo, Mirza, Novita, Nani, dan Inayah terimakasih untuk kebersamaannya, semoga kesuksesan selalu menyertai kita.

13. Tim penjelajah kawasan wisata Lampung: Ahmad Said, Andika, Auzar, Retno, Citra, Eva, Evi, Yuli, Lina, dan Titik. Semoga kita dapat melanjutkan mimpi-mimpi kita.


(13)

14. Teman-teman Program Studi Pendidikan Fisika A 2010, terima kasih atas dukungannya.

15. Keluarga besard’brainstokelas XII IPA 2 SMA Negeri 1 Kalirejo. Semoga

kita dapat selalu menjalin silaturahmi dengan erat.

16. Teman-teman komunitas keliling Lampung yang mampu menghibur sekaligus memberikan pengalaman wisata yang menakjubkan di Lampung.

17. Kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.

Penulis berdoa semoga semua amal dan bantuan mendapat pahala serta balasan dari Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat. Aamiin.

Bandar Lampung, Desember 2014 Penulis,


(14)

DAFTAR ISI

Halaman

COVER... i

DAFTAR ISI... xv

DAFTAR TABEL……….. xvii

DAFTAR GAMBAR... xviii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Ruang Lingkup ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Laboratorium Sekolah... 9

B. Virtual Laboratorium ... 10

C. Penelitian Pengembangan ... 12

D. Lembar Kerja Siswa... 18

E. Rangkaian Arus Searah dalam Kurikulum 2013 ... 20

F. Problem Based Learning... 28

III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 30

B. Prosedur Pengembangan………... 31


(15)

xv

2. Pengumpulan Data ... 32

3. Desain Produk... 32

4. Uji Validitas ... 33

5. Revisi Desain ... 33

6. Uji Coba Produk ... 33

7. Revisi Produk I ... 34

8. Uji Pemakaian... 34

9. Revisi Produk II ... 34

10. Produksi Masal ... 35

C. Teknik Pengumpuan Data... 35

D. Teknik Analisis Data... 35

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 38

B. Pembahasan... 48

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 56

B. Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(16)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1. Skor Penilaian terhadap Pilihan Jawaban ... 37

3.2. Konversi Skor Penilaian menjadi Pernyataan Nilai Kualitas…….. 37

4.1. Hasil Analisis Penelitian Pendahuluan ... 39

4.2. Hasil Uji Validitas ... 43

4.3. Saran Perbaikan Hasil Uji Validitas ... 43

4.4. Hasil Rata-rata Uji Satu Lawan Satu ... 46

4.5. Hasil Rata-Rata Uji Kelompok Kecil………... 46


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kuesioner untuk Guru ... 61

2. Hasil Analisis Kuesioner... 63

3. Hasil Wawancara dengan Guru ... 65

4. Skenario Pengembangan dan Spesifikasi Produk ... 66

5. Silabus ... 68

6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 76

7. Kisi-kisi Uji Validitas Produk... 89

8. Kisi-kisi Uji Kemenarikan, Kemudahan, danKemanfaatan ... 95

9. Kisi-kisi Uji Efektifitas Produk... 100

10. Instrumen Uji Desain ... 108

11. Instrumen Uji Materi... 112

12. Instrumen UjiKemenarikan, Kemudahan, dan Kemanfaatan ... 118

13. Instrumen Uji Efektifitas Produk ... 125

14. Hasil Uji Validitas oleh Ahli Desain... 127

15. Hasil Uji Validitas oleh Ahli Materi ... 130

16. Hasil Uji Kemenarikan, Kemudahan,dan Kemanfaatan ... 134

17. Hasil Uji Efektifitas Produk ... 151


(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 . Langkah-langkah PenggunaanResearch and development Method... 13

2.2. Rangkaian Listrik ... 21

2.3. Grafik Hubungan V-I ... 22

2.4. Amperemeter... 26

2.5. Voltmeter... 26

4.1. Desain Awal LKS yang Dikembangkan ... 41

4.2. Desain Awal Panduan Interaktif ... 42

4.3. Hasil Revisi LKS ... 44


(19)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses pembelajaran yang ideal pada hakekatnya harus memenuhi tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik, tak terkecuali pembelajaran fisika. Aspek kognitif merupakan aspek utama dalam pembelajaran, aspek ini memuat pengetahuan, konsep-konsep dan pola pikir siswa dalam proses pembelajaran. Aspek afektif merupakan aspek yang berkaitan tentang sikap siswa dalam menjalani proses pembelajaran, sedangkan aspek psikomotorik merupakan aspek yang berkaitan dengan keterampilan siswa dalam

menerapkan pengetahuan yang dimiliki pada kegiatan lapangan atau sering dikenal dengan istilah praktikum atau percobaan.

Pembelajaran fisika saat ini dapat dikatakan jauh dari kata ideal, hal ini dikarenakan banyak pendidik yang hanya menilai aspek kognitif dan afektif saja, dan tidak menyertakan aspek psikomotorik dalam pembelajaran fisika. Sebenarnya aspek psikomotorik juga penting dalam proses pembelajaran fisika. Untuk melihat pencapaian aspek psikomotorik dapat dilakukan dengan cara menilai keterampilan siswa melalui praktikum.

Rangkaian arus searah merupakan salah satu materi fisika pada kurikulum 2013 yang seharusnya dalam proses pembelajarannya dilakukan praktikum


(20)

2 guna menilai aspek psikomotorik siswa. Sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum 2013 yakni pada KI 4 beserta KD yang ada di dalamnya yang memuat aspek psikomotorik yang harus dikuasai siswa. Namun, pada kenyataannya masih ada pendidik yang tidak melakukan praktikum rangkaian arus searah yang sebelumnya dikenal dengan materi listrik dinamis dalam proses pembelajarannya.

Berbagai faktor yang menyebabkan tidak terlaksananya kegiatan praktikum rangkaian arus searah antara lain:

1. Keberadaan laboratorium IPA di sekolah

Laboratorium sebagai tempat berlangsungnya kegiatan praktikum menjadi hal yang harus ada agar kegiatan praktikum dapat terlaksana. Tidak adanya laboratorium akan menghambat kegiatan praktikum. Hasil analisis

penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa semua sekolah yang diteliti memiliki laboratorium IPA. (Lampiran 2, Tabel Hasil Analisis Angket Pendahuluan, No. 1)

2. Kondisi peralatan praktikum rangkaian arus searah

Peralatan praktikum rangkaian arus searah juga harus ada sebagai media yang digunakan untuk praktikum. Hasil penelitian pendahuluan

menunjukkan bahwa semua sekolah memiliki peralatan laboratorium, akan tetapi hanya 66,7% yang peralatannya dapat digunakan untuk praktikum. Sedangkan 33,3% alat praktikum dalam kondisi tidak lengkap dan dalam keadaan buruk. (Lampiran 2, Tabel Hasil Analisis Angket Pendahuluan, No. 2-4)


(21)

3 3. Pembelajaran kelistrikan yang dilakukan oleh guru

Pembelajaran yang dilakukan guru pun berpengaruh pada keterlaksanaan praktikum atau tidak. Hal ini terbukti karena 60% dari guru yang diteliti, tidak melakukan kegiatan praktikum, dan hanya 40% saja guru yang melakukannya. (Lampiran 2, Tabel Hasil Analisis Angket Pendahuluan, No. 5)

Guru yang tidak melakukan praktikum dalam proses pembelajaran beranggapan bahwa kegiatan praktikum mengurangi jam pertemuan tatap muka di kelas, sehingga dengan pertemuan yang terbatas dan materi yang banyak dalam satu semester, tidak mungkin mengurangi jam tatap muka di kelas. (Lampiran 3, Hasil Wawancara, No. 1)

4. Tidak adanya laboran yang mengadministrasi laboratorium dengan baik. Administrasi laboratorium yang baik akan menunjang terlaksananya praktikum. Seorang laboran wajib membantu guru dalam melakukan kegiatan praktikum, dimulai pada saat perencanaan, pelaksanaan, dan setelah pelaksanaan praktikum. Tidak adanya laboran mengakibatkan guru merasa enggan untuk melakukan praktikum jika harus mengurus semua keperluan praktikum sendiri. (Lampiran 3, Hasil Wawancara, No. 1)

Virtual laboratorium merupakan salah satu cara untuk mengatasi masalah kegiatan praktikum rangkaian arus searah yang dikarenakan tidak

berfungsinya peralatan praktikum rangkaian arus searah karena kondisi rusak ataupun tidak lengkap. Hal ini disebabkan karena virtual laboratorium hanya menggunakansoftwareyang dijalankan dengan bantuan laptop.Softwareyang


(22)

4 di maksud adalah suatu program yang disebut juga dengan simulator, di

dalamnya terdapat komponen listrik yang dijalankan sesuai dengan konsep yang berlaku. Artinya cara kerja komponen sama persis dengan peralatan praktikum yang ada di laboratorium.

Beberapa faktor yang mendukung penggunaan virtual laboratorium sebagai berikut:

1. Kemampuan guru menggunakan laptop

Virtual laboratorium dijalankan dengan menggunakan bantuan laptop, sehingga guru harus bisa menggunakan laptop agar kegiatan ini berjalan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua guru sudah bisa menggunakan laptop, hal ini terbukti karena semua guru sudah menggunakan laptop untuk membantu proses pembelajaran. Namun, dalam penggunaannya masih terbatas padapowerpointdan animasiflashsaja. (Lampiran 2, Tabel Hasil Analisis Angket Pendahuluan, No. 6-7)

2. Ketersediaan alat pendukung virtual laboratorium

Virtual laboratorium lebih efektif jika dibantu dengan alat pendukung berupa LCD, hal ini dilakukan agar semua siswa dapat melihat dengan jelas virtual laboratorium yang ditampilkan karena ditampilkan dengan ukuran yang besar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua sekolah memiliki LCD proyektor dan semua guru menggunakannya untuk

membantu proses pembelajaran. (Lampiran 2, Tabel Hasil Analisis Angket Pendahuluan, No. 8-9)


(23)

5 Sebagian besar guru belum menggunakan bantuan virtual laboratorium. Ada guru yang sudahmenggunakan virtual laboratorium namun masih terbatas menggunakanphet. Mereka belum mengenal simulator lainnya untuk pembelajaran rangkaian arus searah. Para guru beranggapan bahwa virtual laboratorium hanya bermanfaat untuk memperjelas fenomena yang abstrak saja, padahal masih banyak manfaat lain yang dapat diambil jika

menggunakannya dalam kegiatan mengajar.

Ideal circuitmerupakan salah satusoftwaresimulator kelistrikan. Melalui menuhelppada aplikasiideal circuitdapat diperoleh cara penggunaan simulatorideal circuituntuk rangkaian listrik. Namun, rangkaian yang

ditampilkan sudah sangat kompleks, tidak sesuai dengan materi rangkaian arus searah tingkat SMA, sehingga perlu dilakukan pengembangan pemanfaatan ideal circuituntuk virtual laboratorium rangkaian arus searah.

Siswa melakukan praktikum secara nyata maupun virtual harus melalui

mekanisme yang baik agar hasil yang tercapai maksimal sesuai dengan tujuan. Agar praktikum berjalan dengan baik, maka diperlukan suatu penuntun

praktikum yang dikenal sebagai lembar kerja siswa atau buku penuntun praktikum. Selain LKS, praktikum secara virtual harus pula dibantu dengan panduan untuk menggunakan program virtual. Oleh karena itu, penelitian kali ini akan mengembangkan LKS untuk praktikum rangkaian arus searah dan panduan interaktif penggunaan programideal circuit.


(24)

6 B. Rumusan Masalah

Masalah yang akan ambil untuk penelitian ini adalah tidak terlaksananya kegiatan praktikum rangkaian arus searah yang dikarenakan tidak berfungsinya peralatan praktikum rangkaian arus searah karena kondisi rusak dan tidak lengkap.

Salah satu solusi alternatif permasalahan tersebut adalah dengan menggunakan virtual laboratorium. Virtual laboratorium bekerja dengan menggunakan suatu simulator. Salah satu simulator listrik adalah programideal circuit. Agar praktikum berjalan maksimal, perlu dibantu oleh media pembelajaran lainnya.

Rumusan masalah pengembangan ini adalah diperlukan paket pemanfaatan programideal circuituntuk virtual laboratorium rangkaian arus searah.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan produk berupa paket pemanfaatan programideal circuituntuk virtual laboratorium rangkaian arus searah.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diperoleh dari penelitian pengembangan ini adalah:

1. Diperoleh paket pemanfaatan programideal circuituntuk virtual laboratorium rangkaian arus searah yang terdiri dari:

- Panduan penggunaanideal circuituntuk virtual laboratorium rangkaian arus searah


(25)

7 2. Sebagai alternative pelaksanaan praktikum yang sebenarnya, jika

pembelajaran tidak bisa melakukannya karena faktor laboratorium dan peralatan praktikum.

3. Lebih menghemat waktu ketika menggunakan virtual laboratorium

dibandingkan dengan lamanya waktu jika harus melakukan praktikum yang sebenarnya jika dilihat dari tahap persiapan alat dan percobaannya.

4. Kegiatan praktikum tidak harus dilakukan di laboratorium, bisa dikelas atau lab komputer. Bahkan, murid bisa mencoba sendiri di rumah jika

mempunyai komputer.

5. Praktikum virtual dapat digunakan sebagai media pendukung untuk menguatkan konsep kepada peserta didik.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Penelitian pengembangan ini berorientasi pada pengembangan produk, produk yang dihasilkan, yaitu: paket pemanfaatan programideal circuit untuk virtual laboratorium rangkaian arus searah.

2. Pengembangan yang dimaksud adalah pembuatan paket pemanfaatan virtual laboratorium yang terdiri dari panduan interaktif programideal circuitdan LKS praktikum rangkaian arus searah dengan menggunakan simulatorideal circuituntuk pembelajaran fisika kelas XII MIASMAN 1 Kalirejo.

3. Validasi uji coba penelitian pengembangan adalah pakar Fisika, adapun untuk memperoleh data mengenai komponen model produk yang perlu


(26)

8 diperbaiki dan dimodifikasi selama tahap uji coba digunakan subjek

penelitian siswa kelas XI MIA 3 SMAN 1 Kalirejo.

4. Objek penelitian pengembangan ini adalah paket pemanfaatan program ideal circuituntuk virtual laboratorium rangkaian arus searah.


(27)

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Laboratorium Sekolah

Laboratorium merupakan tempat berlangsungnya kegiatan praktikum. Sebagai salah satu sarana penunjang kegiatan pembelajaran, keberadaan laboratorium di sekolah sangat penting karena di dalamnya terdapat peralatan laboratorium dan prasarana pendukung lainnya.

Ketut dalam Salam (2010) menyatakan bahwa:

Laboratorium merupakan tempat bagi peserta didik untuk melakukan eksperimen-eksperimen dari teori yang telah diberikan di kelas. Fungsi dari eksperimen itu sendiri sebagai penunjang pembelajaran guna meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap suatu materi yang telah dipelajari.

Menurut Susilowati (2012):

Laboratorium ialah suatu tempat dilakukannya percobaan dan

penelitian. Tempat ini dapat merupakan suatu tempat tertutup, kamar atau ruangan terbuka. Dalam pengertian terbatas laboratorium ialah suatu ruangan tertutup dimana percobaan dan penelitian dilakukan. Fungsi laboratorium sebagai tempat berlangsungnya kegiatan

pembelajaran IPA secara praktek yang memerlukan peralatan khusus yang tidak mudah dihadirkan di ruang kelas.

Depdiknas (2002) mengemukakan bahwa:

Laboratorium merupakan tempat untuk mengaplikasikan teori keilmuan, pengujian teoritis, pembuktian uji coba, penelitian dan sebagainya dengan menggunakan alat bantu yang menjadi kelengkapan dari fasilitas dengan kuantitas dan kualitas yang memadai.


(28)

10 Novianti (2011: 3) mengemukakan bahwa laboratorium dan jenis

peralatannya merupakan sarana dan prasarana penting untuk penunjang proses pembelajaran di sekolah. Sedangkan menurut Koesmadji dalam Afwah (2012: 7) menyatakan bahwa laboratorium diartikan sebagai tempat yang dapat berbentuk ruangan terbuka, ruangan tertutup, kebun sekolah, rumah kaca atau lingkungan lainuntuk melakukan percobaan atau penelitian.

Hudha (2011) mengemukakan bahwa:

Laboratorium dibangun berdasarkan suatu kesadaran penuh bahwa pembelajaran di laboratorium mempunyai posisi penting dalam pendidikan, karena dalam rangka mencapai tujuan yang bersifat multi dimensi dalam pembelajaran diperlukan strategi pembelajaran yang memadai. Salah satu strategi pembelajaran yang dianggap dapat mencakup tiga ranah sekaligus adalah pembelajaran di laboratorium.

Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa pendapat ahli adalah

laboratorium merupakan suatu tempat atau ruangan tertutup yang digunakan untuk melakukan kegiatan praktikum. Keberadaan laboratorium IPA sangat penting digunakan untuk mendukung proses pembelajaran fisika.

B. Virtual Laboratorium

Virtual Laboratory (virtual lab)merupakan salah satu produk unggulan hasil kemajuan teknologi informasi dan laboratorium, Salam (2010).

Mihaela dalam Jaya (2011) menyatakan bahwa

Sebuah laboratorium virtual didefinisikan sebagai lingkungan yang interaktif untuk menciptakan dan melakukan eksperimen simulasi: taman bermain untuk bereksperimen. Ini terdiri dari domain dependent program simulasi, unit eksperimental disebut objek yang mencakup file data, alat yang beroperasi pada benda-benda, dan buku referensi.


(29)

11 Menurut Jaya (2011), laboratorium virtual merupakan sistem yang dapat digunakan untuk mendukung sistem praktikum yang berjalan secara konvensional. Menurut Gustria (2013),Virtual labmerupakan praktikum yang tidak menggunakan alat dan bahan praktikum yang sebenarnya (minimalis praktikum).

Kesimpulan yang dapat diambil adalah virtual laboratorium merupakan suatu program yang digunakan untuk melakukan kegiatan praktikum dengan menggunakan bantuan komputer yang dapat dilakukan secara konvensional.

Beberapa program yang bisa digunakan sebagai program kelistrikan antara lainphet, ideal circuit, i-solve, danelectronic world bench. Setiap program memiliki keunggulan dan kelamahan masing-masing. Keunggulanphet adalah tampilan simulasi lebih interaktif, tampilan alat sesuai dengan alat yang nyata, namunphetsulit digunakan jikalau untuk percobaan hukum II Kirchoff jika melebihi dari dualoop.Programphetmerupakan program yang menampilkan simulasi IPA secara umum, tidak terlalu mendalami mengenai rangkaian arus searah. Electronic world bench,i-solvedanideal circuitmerupakan program khusus simulasi elektronika, sehingga cocok untuk simulasi rangkaian arus searah. Electronic world benchsudah tidak up to date, masih menggunakan sim 5, sedangkan sekarang sudah

mengunakan sim 14.Ideal circuit memiliki kelebihan dapat menampilkan grafik hubungan antara tegangan atau arus terhadap waktu.


(30)

12 C. Penelitian Pengembangan

Penelitian dan pengembangan atauresearch and development (R&D) merupakan penelitian mengembangkan produk pendidikan yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Menurut Borg and Gall dalam Gooch (2012:8) merupakan suatu metodologi untuk mengembangkan produk pendidikan. Tujuan dari R&D bukanlah untuk merumuskan atau menguji teori tetapi untuk mengembangkan produk yang efektif. Menurut Suyanto (2009) R&D meliputi tujuh tahap yaitu: 1) Analisis kebutuhan; 2) Identifikasi sumber daya untuk memenuhi kebutuhan; 3) Identifikasi spesifikasi produk yang diinginkan pengguna; 4) Pengembangan produk; 5) Uji internal: ahli desain dan Uji ahli isi/ materi produk; 6) Uji eksternal: Uji produk oleh pengguna; 7) Produksi.

Menurut Prasetyo (2012:6) mengemukakan bahwa:

R&D sebagai metode pengembangan berbasis penelitian yang relatif baru dalam pendidikan menjadi menarik untuk diterapkan. Penerapan R&D dalam penelitian dalam pendidikan tidak terbatas sebagai penulisan tugas akhir, baik tesis atau skripsi tetapi juga untuk desertasi.

Menurut Sugiyono (2013: 408), metode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnyaresearch and developmentadalah metode

penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Langkah-langkah dalam melakukan penelitian dan pengembangan dapat dilihat pada Gambar 2.1.


(31)

Gambar 2.1. M Model pengem setiap tahapnya

1. Potensi dan

Penelitian da adalah sega tambah. Ma yang terjadi meneliti sehi penanganan t masalah ter diaplikasika pengamban menghasilka atau kualita dirancang m model terse

2.1. Langkah-langkah PenggunaanResearch and D Method(R&Dmethod)

mbangan ini terdiri dari 10 tahap, adapun penje ya sebagai berikut:

an Masalah

n dapat berangkat dari adanya potensi atau masa gala sesuatu yang bila didayagunakan akan me h. Masalah adalah penyimpangan antara yang diha

adi. Masalah ini dapat diatasi melalui R & D de sehingga dapat ditemukan suatu pola, model, at

an terpadu yang efektif yang dapat digunakan unt h tersebut. Model, pola, dan sistem ini akan ditem

sikan secara efektif kalau dilakukan melalui pene bangan. Tahap pertama adalah melakukan penel silkan informasi. Metode yang digunakan adalah m

itatif. Berdasarkan data yang diperoleh selanjut g model penanganan yang efektif. Untuk menge rsebut maka perlu diuji. Pengujian dapat mengg

13 and Development njelasan pada asalah. Potensi emiliki nilai diharapkan dengan dengan cara , atau sistem

n untuk mengatasi emukan dan dapat penelitian dan

nelitian untuk lah metode survey njutnya dapat

ngetahui efektifitas nggunakan metode


(32)

14 eksperimen. Setelah model teruji maka dapat diaplikasikan untuk

mengatasi masalah. Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam penelitian harus ditunjukkan dengan data empirik.

Data tentang potensi dan masalah tidak harus dicari sendiri, tetapi bisa berdasarkan laporan penelitian orang lain, atau dokumentasi laporan kegiatan dari perorangan atau instansi tertentu yang masihup to date.

2. Mengumpulkan Informasi

Setelah potensi dan masalah ditunjukkan secara faktual danoptude, maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Diperlukan metode penelitian sendiri. Metode apa yang akan digunakan untuk penelitian tergantung permasalahan dan ketelitian tujuan yang ingin dicapai.

3. Desain Produk

Produk yang dihasilkan dalam dalam penelitianResearch and Developmentbermacam-macam sesuai bidangnya. Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang bisa dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan, ergonomis dan bermanfaat ganda. Misalnya komputer yang canggih bisa berfungsi untuk pengetikan; gambar, analisis, bisa berfungsi sebagai TV, tape, kamera, telpon dan lain-lain.


(33)

15 Dalam bidang pendidikan, produk-produk yang dihasilkan melalui penelitian R&D diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pendidikan, yaitu lulusan yang jumlahnya banyak, berkualitas, dan relevan dengan kebutuhan. Produk-produk pendidikan misalnya kurikulum yang spesifik untuk keperluan pendidikan tertentu, metode mengajar, media pendidikan, buku ajar, modul, kompetensi tenaga kependidikan, sistem evaluasi, model uji kompetensi, penataan ruang kelas untuk model pembelajaran tertentu, model unit produksi, model manajemen, sistem pembinaan pegawai, penggajian dan lain-lain.

Hasil akhir dari kegiatan penelitian dan pengembangan adalah berupa desain produk baru, yang lengkap dengan spesifikasinya. Desain produk harus diwujudkan dalam gambar atau bagan, sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya. Dalam bidang teknik, desain produk harus dilengkapi dengan penjelasan mengenai bahan-bahan yang digunakan untuk membuat setiap komponen pada produk tersebut.

4. Validasi Desain

Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini metode mengajar baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Dikatakan secara rasional karena validasi di sini masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan.


(34)

16 Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut. Setiap pakar diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan

kekuatannya.validasi desain dapat dilakukan dalam forum diskusi. Sebelum diskusi peneliti mempresentasikan proses penelitian sampai ditemukan, beserta keunggulannya.

5. Revisi Desain

Setelah desain produk divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para ahli lainnya, maka dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Yang bertugas memperbaiki desain adalah peneliti yang mau

menghasilkan produk tersebut.

6. Uji Coba Produk

Desain produk yang ada dalam dunia pendidikan seperti metode mengajar barudapat langsung diuji coba, setelah di validasi dan revisi. Simulasi tahap awal digunakan simulasi penggunaan metode mengajar tersebut. Setelah disimulasikan, maka dapat diuji cobakan pada

kelompok yang terbatas. Pengujian dilakukan untuk mendapatkan informasi apakah metode mengajar baru tersebut lebih efektif dan efisien dibandingkan metode mengajar yang lama atau yang lain.


(35)

17 7. Revisi Produk I

Pengujian efektivitas metode mengajar baru pada sampel yang terbatas tersebut menunjukkan bahwa metode mengajar baru ternyata lebih efektif dari metode lama. Namun dari hasil; pengujian terlihat bahwa kreatifitas murid baru mendapatkan nilai 60% dari yang diharapkan. Untuk itu metode pengajaran perlu direvisi agar kreatifitas murid dalam belajar dapat meningkat pada gradasi yang tinggi.

8. Uji Coba Pemakaian

Setelah pengujian terhadap produk berhasil, dan mungkin ada revisi yang tidak terlalu penting, maka selanjutnya produk yang berupa metode mengajar baru tersebut diterapkan dalam lingkup lembaga yang lebih luas. Dalam operasinya, metode baru tersebut tetap harus dinilai kekurangan atau hambatan yang muncul guna untuk perbaikan lebih lanjut.

9. Revisi Produk II

Revisi produk ini dilakukan, apabila dalam pemakaian dalam lembaga yang lebih luas terdapat kekurangan dan kelemahan. Dalam uji

pemakaian, sebaiknya pembuat produk selalu mengevaluasi bagaimana kinerja produk dalam hal ini adalah metode mengajar.

10. Produksi Masal

Bila produk yang baru tersebut telah dinyatakan efektif dalam beberapa kali pengujian, maka produk tersebut dapat diterapkan pada setiap lembaga pendidikan. Sugiyono (2013: 409-427)


(36)

18 Kesimpulan yang dapat diambil adalah penelitian dan pengembangan

merupakan suatu rangakaian proses yang bertujuan untuk menghasilkan produk baru yang lebih baik dibandingkan dengan yang sebelumnya.

Produk yang dihasilkan dalam pengembangan ini harus dapat mengatasi permasalahan yang ada. Dibutuhkan suatu produk yang memiliki desain yang baik, menarik, sesuai dengan teori yang ada, dan juga efektif serta efisien jika digunakan dalam pembelajaran. Untuk menghasilkan produk tersebut perlu tahap-tahap pengembangan yang sesuai. Tahap

pengembangan menurut Suyanto dan Sugiyono sebenarnya sudah memenuhi persyaratan tersebut. Namun pada tahap pengembangan oleh Sugiyono lebih rinci, setiap melakukan uji produk selalu melakukan revisi sehingga produk yang dihasilkan akan selalu diminimalisir kelemahannya. Prosedur pengembangan ini menggunakan tahap pengambangan menurut Sugiyono.

D. Lembar Kerja Siswa

Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. Lembar kegiatan ini dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi. LKS berisi lembaran kegiatan yang berfungsi sebagai penuntun bagi siswa untuk menyelesaikan suatu masalah dalam pembelajaran. LKS berperan sebagai pembantu guru menyampaikan konsep karena apabila hanya guru yang menyampaikan konsep tidak langsung dipahami oleh siswa. Trianto (2011: 11)


(37)

19 Prastowo dalam Lestari (2013: 6) mengemukakan bahwa:

Lembar kerja siswa (LKS) adalah materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa, sehingga siswa diharapkan dapat materi ajar tersebut secara mandiri. Dalam LKS tersebut siswa akan

mendapatkan materi, ringkasan, dan tugas yang berkaitan dengan materi, selain itu juga siswa dapat menemukan arahan yang tersetruktur untuk memahami materi yang diberikan dan pada saat yang bersamaan siswa diberikan materi serta tugas yang berkaitan dengan materi yang diberikan tersebut.

Menurut Suyitno (1997:40) manfaat yang diperoleh dengan penggunaan LKS dalam proses pembelajaran sebagai berikut.

1) Mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran yang dilakukan; 2) Membantu peserta didik dalam mengembangkan konsep; 3) Melatih peserta didik dalam menemukan dan

mengembangkan keterampilan proses; 4) Sebagai pedoman guru dan peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran; 5)

Membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari melalui kegiatan belajar; 6) Membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui

kegiatan belajar secara sistematis.

Manfaat penggunakan media dalam proses pembelajaran, hal ini dikemukakan oleh Azhar (2004 : 25-27) antara lain yaitu :

1) Memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga proses belajar semakin lancar dan untuk meningkatkan hasil belajar siswa; 2) Meningkatkan motivasi siswa, dengan mengarahkan perhatian siswa sehingga memungkinkan siswa belajar sendiri-sendiri sesuai kemampuan dan minatnya; 3) Penggunaan media dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu; 4) Siswa akan mendapat pengalaman yang sama mengenai suatu peristiwa, dan

memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan lingkungan sekitar.

Menurut Darmodjo dkk dalam Rohaeti dkk (2009: 71) syarat LKS adalah : 1) Syarat- syarat didaktik mengatur tentang penggunaan LKS yang bersifat universal dapat digunakan dengan baik untuk siswa yang lamban atau yang pandai. LKS lebih menekankan pada proses untuk menemukan konsep, dan yang terpenting dalam LKS ada variasi


(38)

20 stimulus melalui berbagai media dan kegiatan siswa. LKS

diharapkan mengutamakan pada pengembangan kemampuan. komunikasi sosial, emosional, moral, dan estetika. Pengalaman belajar yang dialami siswa ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi siswa; (2), Syarat konstruksi berhubungan dengan

penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan dalam LKS; (3), Syarat teknis menekankan pada tulisan, gambar, penampilan dalam LKS.

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan paparan di atas adalah lembar kerja siswa (LKS) merupakan suatu kumpulan materi yang tersusun secara sistematis dengan syarat tertentu agar tujuan pembelajaran tercapai dengan maksimal. LKS yang baik adalah lembar kerja yang memenuhi syarat pembuatan LKS.

E. Rangkaian Arus Searah dalam Kurikulum 2013

Rangkaian arus searah merupakan suatu rangkaian listrik tertutup yang memiliki sumber tegangan searah (DC) sehingga menghasilkan arus yang mengalir juga searah.

a) Hukum Ohm

Jika suatu penghantar dialiri arus ternyata pada ujung-ujung penghantar timbul beda potensial. Semakin kuat arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar, maka semakin besar pula potensialnya.

Hukum Ohm berbunyi: kuat arus yang mengalir pada suatu penghantar sebanding dengan beda potensial pada ujung-ujung penghantar itu. Adapun rangkaian listriknya dapat dilihat pada Gambar 2.2.


(39)

21

Gambar 2.2. Rangkaian Listrik b) Alat ukur listrik

a. Amperemeter (ammeter)

Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik yang dipasang seri dengan penghantar berarus. b. Voltmeter

Voltmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur tegangan (beda potensial) listrik yang dipasang paralel dengan penghantar yang tegangannya akan diukur. Maharta (1994:395-407).

Benda atau tempat yang muatan listrik positifnya lebih banyak dikatakan mempunyai potensial lebih tinggi. Adapun, benda atau tempat yang muatan listrik negatifnya lebih banyak dikatakan mempunyai potensial lebih rendah. Dua tempat yang mempunyai beda potensial dapat menyebabkan terjadinya arus listrik. Syaratnya, kedua tempat itu dihubungkan dengan suatu penghantar. Dalam kehidupan sehari-hari, beda potensial sering dinyatakan sebagai tegangan. Pada kenyataannya muatan listrik yang dapat berpindahbukan muatan positif, melainkan muatan negatif atau elektron. Arus listrik terjadi jika ada perpindahan elektron. Kedua benda bermuatan, jika dihubungkan melalui kabel akan menghasilkan arus listrik yang besarnya dapat ditulis dalam rumus:


(40)

22 = ………...(2.1)

i = Kuat arus listrik, satuannya Ampere (A) Q = Muatan listrik, satuannya Coulumb (C)

t = Waktu tempuh, satuannya detik (s)

Berdasarkan uraian tersebut, arus listrik dapat didefinisikan sebagai banyaknya elektron yang berpindah dalam waktu tertentu. Kuat arus listrik yang mengalir dalam penghantar atau rangkaian listrik dapat diukur besarnya dengan menggunakan amperemeter atau ammeter. Amperemeter ada dua jenis, yaitu amperemeter digital dan amperemeter jarum. Arus listrik dapat mengalir pada rangkaian listrik apabila dalam rangkaian itu terdapat beda potensial dan rangkaiannya tertutup.

Hubungan antara kuat arus listrik dengan beda potensial listrik pertama kali diteliti oleh ahli Fisika dari Jerman bernama Georg Simon Ohm (1789–1854). Hasil penelitiannya dikenal dengan nama Hukum Ohm. Hubungan antara beda potensial (V) dengan kuat arus (I) dapat

dinyatakan dengan grafik pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3. Grafik Hubungan V-i

Garis kemiringan merupakan perbandingan antara ordinat dengan absis yang besarnya selalu tetap. Jika nilai perbandingan yang besarnya tetap itu didefinisikan sebagai hambatan listrik, dan dinyatakan dengan rumus:


(41)

23 = ...(2.2)

Dengan V= tegangan listrik satuan volt (V) i= kuat arus listrik satuan ampere (A) R= hambatan listrik satuan ohm (Ω )

Rumus di atas dikenal dengan nama Hukum Ohm yang menyatakan bahwa, besar kuat arus listrik yang mengalir sebanding dengan beda potensial listrik dan berbanding terbalik dengan hambatan.Wariyono dkk (2008:129-142).

1. Arus Listrik

Arus listrik adalah aliran muatan-muatan listrik pada suatu rangkaian tertutup. Dari konversi yang ada arus listrik digunakan arah seperti aliran muatan positif (kebalikan aliran elektron). Dalam bahasa yang lain arus listrik dapat timbul karena ada beda potensial pada dua titik dan arahnya dari potensial tinggi ke potensial yang lebih rendah.

Besarnya arus listrik dinamakan kuat arus listrik dan didefinisikan sebagai banyaknya muatan positif yang melalui suatu titik tiap satu satuan waktu. Dari definisiini, kuat arus listrik dapat dirumuskan sebagai berikut.

= ………(2.3) dengan :i= kuat arus (A)

Q = jumlah muatan (C) t = selang waktu (s)


(42)

24 Satuan kuat arus listrik adalah selang waktu ampere disingkat A, untuk mengenang jasa ilmuwan fisika bernama Andre M. Ampere(1775-1836). Dan kuat arus listrik dapat diukur dengan alat bernama amperemeter.

2. Hukum Ohm

Hukum ini mempelajari tentang hubungan kuat arus dengan beda potensial ujung-ujung hambatan. George Simon Ohm(1787-1854), inilah nama lengkap ilmuwan yang pertama kali menjelaskan hubungan kuat arus dengan beda potensial ujung-ujung hambatan. Jika ada beda potensial antara dua titik dan dihubungkan melalui penghantar maka akan timbul arus listrik. Penghantar tersebut dapat diganti dengan resistor misalnya lampu. Berarti jika ujung-ujung lampu diberi beda potensial maka lampu itu dialiri arus.

Dalam eksperimennya, Ohm menemukan bahwa setiap beda potensial ujung-ujung resistor R dinaikkan maka arus yang mengalir juga akan naik. Bila beda potensial diperbesar 2x ternyata kuat arusnya juga menjadi 2x semula. Sifat itu dapat ditentukan bahwa beda potensialnya sebanding dengan kuat arus yang lewat. Hubungan ini dapat dirumuskan:

V ~ i……….(2.4)

Hubungan V dan I yang diperoleh Ohm ini sesuai dengan grafik V-iyang diperoleh dari eksperimen, polanya seperti pada Gambar 2.3. Berdasarkan grafik tersebut nilai perbandingan tegangan dan hambatan selalu tetap dan hasil perbandingan tersebut dinyatakan dengan konstanta hambatan, sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut


(43)

25 V =i.R………....(2.5)

Persamaan 2.5 inilah yang kemudian dikenal sebagai hukum Ohm, dengan R adalah besar hambatan dan diberi satuan Ohm disimbolkanΩ .

3. Hambatan Penghantar

Dari sifat-sifat yang dimiliki, kemudian konduktor banyak digunakan sebagai penghantar. Bagaimana sifat hambatan penghantar itu? Melalui eksperimen, hambatan penghantar dipengaruhi oleh tiga besaran yaitu sebanding dengan panjangnyal, berbanding terbalik dengan luas

penampangnyaAdan tergabung pada jenisnyaρ. Dari besaran-besaran ini

dapat dirumuskan sebagai berikut:

= ……….(2.6)

4. Alat Ukur Listrik

Alat ukur listrik yang dibahas pada bab ini ada dua yaitu amperemeterdan voltmeter. Seperti penjelasan di depan, amperemeter dapat digunakan untuk mengukur kuat arus listrik. Sedangkan voltmeter adalah alat untuk mengukur beda potensial antara dua titik (tegangan listrik).

a. Amperemeter

Pada amperemeter memiliki dua bagian utama yaitu skala pengukuran dengan jarum penunjuknya dan batas ukur. Pembacaan hasil

pengukurannya disesuaikan dengan batas ukur yang digunakan. Misalnya seperti pada gambar itu, jika batas ukur yang digunakan 3A dan skala maksimumnya ada yang 3A maka hasil pengukurannya sama dengan nilai skala yang ditunjuk jarumnya. Tetapi jika batas ukur dan


(44)

26 skala maksimumnya tidak sama maka menggunakan persamaan

berikut:

= ………..(2.7)

Dengan :a = skala yang ditunjuk jarum b = skala maksimum yang digunakan c = batas ukur yang digunakan

Gambar 2.4. Amperemeter

b. Voltmeter

Gambar 2.5. Voltmeter

Tegangan listrik maupun kuat arus listrik dapat di ukur dengan alat yang dinamakan Multitester. Nama lainnya adalah AVO meter yaitu Ampere, Volt dan Ohm meter. Mengukur tegangan listrik dengan voltmeter memiliki cara pembacaan yang sama dengan amperemeter. Berarti hasil


(45)

27 pengukurannya dapat menggunakan persamaan sama seperti pada

amperemeter. Perbedaan yang perlu kalian perhatikan adalah cara merangkai alatnya. Handayani dkk (2009: 162-169)

Kurikulum 2013 memuat beberapa kriteria pembelajaran rangkaian arus searah yang dicantumkan pada daftar kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD). Materi rangkaian arus searah terdapat pada kelas XII. Pada kompetensi inti 3 kelas XII yang menyatakan bahwa memahami,

menerapkan, dan menjelaskan pengetahuan faktual, konseptual, procedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan procedural dalam bidang kajian spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. Terlihat bahwa pada kompetensi inti 3 ini tuntutan yang harus dicapai adalah pengetahuan siswa dalam segi kognitif. Kompetensi dasar mengenai rangkaian arus searah dalam kompetensi inti 3 ini terdapat pada kompetensi dasar 3.4 yang memuat tentang mendeskripsikan rangkaian dan prinsip kerja peralatan listrik searah (DC) dan bolak balik (AC) dalam kehidupan sehari-hari.

Materi rangkaian arus searah juga tercantum dalam kompetensi inti 4 yang memuat tentang mencoba, mengolah, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang

dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.


(46)

28 Kompetensi dasar yang terkait rangkaian arus searah adalah KD 4.3

melakukan percobaan untuk menyelidiki karakteristik rangkaian arus searah (DC). Dapat diambil kesimpulan bahwa berdasarkan kompetensi inti 4 dan kompetensi dasar 4.3, pembelajaran rangkaian arus searah seharusnya tidak hanya belajar tentang pengetahuannya saja, tapi juga menuntut siswa untuk dapat terampil menerapkan konsep yang dimiliki dalam melakukan

percobaan. (Kemendikbud: 2013)

F. Problem Based Learning(PBL)

Problem Based Learning(Pembelajaran Berdasarkan Masalah) adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari

pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan suatu masalah.

Ciri-ciri dalam model belajar berbasis masalah sebagai berikut : 1. Mengorientasikan siswa kepada masalah autentik

PBL mengorientasikan suatu permasalahan yang benar-benar autentik yang harus dipecahkan dengan logika yang siswa miliki, sehingga

pemecahan dari masalah yang sesuai dengan permasalahan yang autentik dan pemecahannya tidak terfokus pada satu jalan, melainkan berbagai jalan asalkan sesuai dengan logika.


(47)

29 Meskipun PBL berpusat pada mata pelajaran tertentu seperti IPA atau IPS, masalah yang dipilih untuk dikaji pemecahannya ditinjau dari banyak mata pelajaran.

3. Penyelidikan autentik

PBL mengharuskan siswa untuk melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian masalah secara nyata. Mereka harus menganalisis dan mendefinisikan masalah, mengembangkan hipotesis, mengumpulkan dan menganalisis informasi, melakukan eksperimen apabila dianggap perlu, dan merumuskan simpulan sebagai solusi terhadap masalah yang diajukan.

4. Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya

PBL menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk

penyelesaian masalah yang mereka temukan. Produk tersebut dapat berupa transkrip debat, laporan, video atau program komputer. Produk ini

bertujuan untuk menunjukkan apa yang telah dilakukan siswa dan menyampaikan produk tersebut pada teman yang lainnya.

Kerjasama PBL juga dicirikan oleh adanya kerjasama yang terbentuk antarsiswa dalam kelompok untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Dalam proses pembelajarannya, siswa bekerja sama dengan siswa yang lainnya, sehingga dapat memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas kompleks dan berdialog untuk mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berpikir. Pratiwi (2014: 13-15)


(48)

30

III. METODE PENELITIAN

A. Desain Pengembangan

Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian pengembangan(research and development). Pengembangan yang dimaksud adalah membuat paket pemanfaatan programideal circuituntuk percobaan virtual rangkaian arus searah.Paket pemanfaatan tersebut terdiri dari lembar kerja siswa dengan model PBL untuk menuntun siswa melakukan kegiatan percobaan virtual dengan program, dan panduan interaktif penggunaan program yang terbuat dari programmacromedia flash 8yang kemudian dihubungkan dengan video tutorial penggunaannya. Paket ini dilengkapi dengan buku panduan untuk guru dalam membimbing siswa melakukan praktikum yang berisi langkah membimbing siswa menggunakan LKS, kunci jawaban LKS, dan cara memberi nilai LKS.

Subjek uji coba produk penelitian pengembangan terdiri atas ahli desain, ahli materi pembelajaran, uji satu-satu (one for one) dan uji kelompok kecil (small group). Ahli desain merupakan seorang master dalam bidang teknologi pendidikan dan media pembelajaran untuk mengevaluasi desain lembar kerja siswa dan panduan penggunaanideal circuityaitu salah seorang dosen PMIPA FKIP Unila, ahli bidang materi dilakukan oleh ahli bidang isi/materi


(49)

31 untuk mengevaluasi isi/materi pembelajaran kelistrikanSMA/MA yaitu

seorang guru mata pelajaran Fisika SMAN 1 Kalirejo yang berlatar belakang pendidikan fisika. Selanjutnya untuk uji satu-satu diambil sampel empat orang siswa SMAN 1 Kalirejo kelas XI MIA 3 yang mewakili populasi, serta uji kelompok kecil dikenakan kepada 30 siswa kelas XI MIA 3SMAN Kalirejo.

B. Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan yang digunakan yaitu proses pengembangan menurut Sugiyono (2013: 409-427) yang telah dimodifikasi. Karena tahap-tahap yang lengkap dari Sugiyono akan menghasilkan suatu produk yang maksimal dan efektif. Tahap-tahap pengembangan menurut Sugiyono tertera pada Gambar 2.1.

Adapun tahap pengembangan produk setelah mengalami modifikasi sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data

Pada tahap ini dilakukan penelitian pendahuluan yang mengambil sampel 3 sekolah SMA dan terdapat 5 orang guru fisika di dalamnya. Penelitian pendahuluan dilakukan dengan cara pengisian angket yang telah dibuat untuk penelitian pendahuluan oleh guru fisika. Angket tersebut berisi mengenai kondisi laboratorium, kegiatan pembelajaran listrik selama mengajar, sarana dan prasarana sekolah, dan kemampuan guru memanfaatkan laptop.


(50)

32 Angket penelitian pendahuluan yang telah terisi kemudian di analisis untuk mengetahui hasil dan permasalahan pada pembelajaran listrik selama ini. Hasil dari analisis ini digunakan sebagai acuan untuk membuat latar belakang penelitian pengembangan ini.

2. Potensi dan Masalah

Setelah dilakukan pengumpulan data, didapatkan penyebab tidak terlaksananya kegiatan praktikum yaitu keberadaan laboratorium dan peralatan praktikum, pembelajaran oleh guru, dan administrasi

laboratorium. Setelah hasil pengumpulan data teranalisis, disimpulkan mengenai masalah yang ada di lapangan. Selain mengenai masalah, dilakukan pula analisis mengenai potensi untuk menyelesaikan masalah tersebut.

3. Desain Produk

Lembar kerja siswa dibuat dengan modelproblem based learning(PBL). Dalam LKS tersebut terdiri dari cover, prakata, daftar isi, percobaan hukum Ohm, percobaan rangkaian seri, percobaan rangkaian paralel, dan daftar pustaka. Dalam masing-masing percobaan memuat kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator percobaan, tujuan percobaan, pengantar praktikum, rumusan masalah, rumusan hipotesis, kegiatan inti, dan kesimpulan.

Panduan penggunaan program terbuat darimacromedia flash 8yang memuat bagian pendahuluan dan isi. Bagian pendahuluan terdapat menu logindan beberapa tombol. Bagian isi memuat 4 bagian, yakni penjelasan


(51)

33 singkat mengenai latar belakang, virtual laboratorium,ideal circuit, dan video tutorial. Desain awal ini disebut dengan prototipe I.

4. Validasi Desain

Validasi desain ditujukan untuk mengetahui kesesuaian desain dan materi yang dilakukan oleh ahli di bidang masing-masing. Untuk uji desain dilakukan oleh ahli media pembelajaran yakni dosen pendidikan fisika Unila. Sedangkan untuk uji materi dilakukan oleh guru fisika senior SMAN 1 Kalirejo yang berasal dari alumni UPI Bandung.

Untuk menguji kelayakan prototipe I dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Membuat kisi-kisi isntrumen uji kelayakan yang akan digunakan untuk menilai kelayakan prototipe I.

b. Membuat angket uji instrument berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. c. Melakukan uji kelayakan produk dengan menghubungi para ahli untuk

menilai.

d. Melakukan analisis mengenai hasil uji kelayakan prototipe I.

5. Revisi Desain

Setelah prototipe I selesai diuji kelayakannya, maka pada tahap ini

dilakukan perbaikan sesuai dengan saran perbaikan yang disampaikan oleh ahli. Hasil revisi pada tahap ini disebut dengan prototipe II.


(52)

34 6. Uji Coba Produk

Setelah desain prototipe II dibuat, lalu diuji dengan melakukan uji satu lawan satu (one for one) dan uji kelompok kecil untuk mengetahui tingkat kemenarikan, kemudahan dan kemanfaatan produk. Untuk uji satu lawan satu dilakukan pengisian angket oleh 4 orang siswa kelas XI MIA 3 yang terpilih mewakili populasi, sedangkan uji kelompok kecil dilakukan kepada seluruh siswa kelas XI MIA 3 yang tidak masuk dalam uji satu lawan satu.

7. Revisi Produk I

Setelah melakukan uji coba produk, hasil uji kemudian dianalisis dan prototipe II diperbaiki sesuai dengan saran perbaikan yang didapat jika memang sesuai. Hasil revisi pada tahap ini disebut dengan prototipe III.

8. Uji Coba Pemakaian

Tahap ini dilakukan uji coba pemakaian prototipe III terhadap kelompok kecil untuk mengetahui tingkat efektifitas produk. Kelompok kecil yang dimaksud adalah satu kelas siswa kelas XI MIA3 SMA N 1 Kalirejo yang terdiri dari 30 siswa. Pada tahap uji coba ini selain menilai tingkat

efektifitas, dapat juga menilai keterampilan siswa dan hasil LKS

praktikum yang digunakan namun karena ini penelitian pengembangan, kegiatan hanya berfokus pada uji efektifitas. Uji keefektifitasan produk dilakukan dengan melakukanposttest.


(53)

35 9. Revisi Produk II

Revisi produk ini dilakukan apabila dalam pemakaian pada kelompok kecil masih terdapat kekurangan dan kelemahan. Hasil revisi tahap ini disebut prototipe IV.

10. Produksi Akhir

Tahap ini adalah tahap akhir yakni memproduksi LKS dan panduan secara massal jika hendak digunakan oleh lembaga yang lebih luas. Produk yang diproduksi adalah prototipe IV yang merupakan produk yang telah

melewati tahap-tahap pengembangan.

C. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian pengembangan ini untuk memperoleh data digunakan teknik sebagai berikut:

a. Angket

Pengumpulan data menggunakan angket dilakukan pada tahap penelitian awal, validasi ahli, uji kemenarikan, kemudahan, dan kemanfaatan produk. b. Soal

Soal digunakan untuk mengetahui pengetahuan siswa tentang materi yang diajarkan. Nilai siswa dari soal tersebut digunakan sebagai acuan

keefektifan produk digunakan dalam pembelajaran.

D. Teknik Analisis Data

Data hasil analisis kebutuhan yang diperoleh dari angket untuk guru digunakan untuk menyusun latar belakang dan mengetahui tingkat


(54)

36 keterbutuhan program pengembangan. Data hasil identifikasi kebutuhan ini kemudian dilengkapi dengan data hasil identifikasi sumber daya atau sarana prasarana yang digunakan untuk menentukan spesifikasi produk yang mungkin dikembangkan.

Data kesesuaian desain dan materi pembelajaran pada produk diperoleh dari ahli materi, ahli desain atau praktisi melalui ujivalidasiahli. Data kesesuaian tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan produk yang

dihasilkan untuk digunakan sebagai media pembelajaran. Data kemenarikan, kemudahan penggunaan dan kemanfaatan produk diperoleh melalui evaluasi lapangan kepada pengguna secara langsung dengan menggunakan angket.

Analisis data berdasarkan instrumen uji ahli dan lapangan dilakukan untuk menilai sesuai atau tidaknya produk yang dihasilkan sebagai media

pembelajaran. Analisis data berdasarkan instrumen uji satu lawan satu dilakukan untuk mengetahui respon dari siswa terhadap media yang sudah dibuat.

Data kemudahan, kemenarikan, dan kemanfaatan media sebagai sumber belajar diperoleh dari guru dan siswa sebagai pengguna. Angket respon terhadap penggunaan produk memiliki 4 pilihan jawaban sesuai konten pertanyaan, misalnya: “sangat menarik”, “menarik”,“kurang menarik” dan “tidak menarik” atau “sangatbaik”, “baik”, “kurang baik” dan “tidak baik”. Masing-masing pilihan jawaban memiliki skor berbeda yang mengartikan tingkat kesesuaian produk bagi pengguna. Penilaian instrumen total dilakukan dari jumlah skor yang diperoleh kemudian dibagi dengan jumlah total skor


(55)

37 kemudian hasilnya dikalikan dengan banyaknya pilihan jawaban. Skor

penilaian dari tiap pilihan jawaban dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Skor Penilaian terhadap Pilihan Jawaban

Pilihan Jawaban Pilihan Jawaban Skor

Sangat menarik Sangat baik 4

Menarik Baik 3

Kurang menarik Kurang baik 2

Tidak menarik Tidak baik 1

Instrumen yang digunakan memiliki 4 pilihan jawaban, sehingga skor penilaian total dapat dicari dengan menggunakan rumus:

= × 4

Hasil dari skor penilaian tersebut kemudian dicari rata-ratanya dari sejumlah subyek sampel uji coba dan dikonversikan ke pernyataan penilaian untuk menentukan kualitas dan tingkat kemanfaatan produk yang dihasilkan berdasarkan pendapat pengguna. Pengkonversian skor menjadi pernyataan penilaian ini dapat dilihat dalam Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Konversi Skor Penilaian Menjadi Pernyataan Nilai Kualitas

Skor Penilaian Rerata Skor Klasifikasi

4 3,26 - 4,00 Sangat baik

3 2,51 - 3,25 Baik

2 1,76 - 2,50 Kurang Baik

1 1,01 - 1,75 Tidak Baik

Tingkat keefektifan produk dapan dicari dengan melakukan tes setelah penggunaan produk. Apabila 75% dari seluruh siswa yang melakukan tes telah mencapai nilai KKMyang ditetapkan pihak sekolah, itu berarti produk ini dikatakan efektif digunakan sebagai media pembelajaran.


(56)

56

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Telah dilakukan penelitian pengembangan dan dihasilkan produk berupa paket pemanfaatan programideal circuituntuk virtual laboratorium rangkaian arus searah yang terdiri dari LKS untuk menuntun kegiatan praktikum virtual dan panduan interaktif penggunaan program yang dilengkapi pula dengan buku panduan guru.

Paket pemanfaatan yang dikembangkan telah tervalidasi dan telah memenuhi uji kemenarikan, kemudahan, dan kemanfaatan, serta keefektifitasan produk dengan kategori sangat baik secara keseluruhan. Hal ini sesuai dengan hasil uji pada tiap tahap pengembangan yang telah dilakukan. LKS mendapatkan nilai 3,42 untuk uji desain, 3,50 untuk uji materi, 3,35 untuk uji kemenarikan, 3,57 uji kemudahan, dan 3,59 untuk uji kemanfaatan. Sedangkan panduan

mendapatkan nilai 3,00 untuk uji desain, 3,42 untuk uji materi, 3,18 untuk uji kemenarikan, 3,43 uji kemudahan, dan 3,64 untuk uji kemanfaatan. Serta hasil uji keefektifan produk sebesar 76,67%.

B. Saran

Saran dari penelitian pengembangan ini adalah:

1. Melakukan pembelajaran fisika pada dengan kurikulum 2013,


(57)

57 aspek psikomotorik. Jika praktikum secara nyata tidak dapat dilakukan, maka dapat menggunakan solusi alternatif dengan melakukan praktikum virtual.

2. Lengkapilan setiap kegiatan dengan menggunakan LKS agar siswa lebih mandiri melakukan praktikum. Jika diperlukan lengkapi LKS dengan panduan penggunaan baik berbasis cetakan atau TIK.

3. Praktikum virtual sebaiknya digunakan sebagai penunjang atau pendukung pembelajaran. Praktikum virtual dapat digunakan sebelum praktikum sebenarnya guna memberi gambaran terlebih dahulu mengenai praktikum yang akan dilakukan. Praktikum virtual dapat pula digunakan setelah praktikum sebenarnya guna menegaskan hasil praktikum secara nyata.


(58)

58

DAFTAR PUSTAKA

Afwah. 2012. Pengelolaan Laboratorium Biologi SMA Negeri 1 Demak dan SMA Negeri 3 Demak dalam Mendukung Pelaksanaan Pembelajaran Biologi. Skripsi. Semarang: Institut Agama Islam Negeri Walisongo.

Azhar, Arsyad. 2004.Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Depdiknas. 2002.Sistem Pendidikan Tenaga Kependidikan Abad ke-21. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional.

Gustria, Azfin. 2012. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Praktikum Listrik Dinamis Berbasis TIK Menggunakan Simulator Elektronika. Skripsi. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Gooch, Deanna L. 2012. Research, development, and validation of a school leader’s resource guide for the facilitation of social media use by school staff.Desertasi. USA: Kansas State University.

Handayani Sri, DamariAri. 2009.Fisika untuk SMA dan MA Kelas X.Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Hasrul. 2011. Desain Media Pembelajaran Animasi Berbasis Adobe Flash Cs3 Pada Mata Kuliah Instalasi Listrik 2. Skripsi. Malang: Universitas Negeri Malang.

Hudha, AtokMiftachul. 2011. Analisis Pengelolaan Praktikum Biologi di Laboratorium Biologi Universitas Muhammadiyah Malang.Jurnal Penelitian.Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Jaya, Hendra. 2011. PengembanganLaboratorium Virtual untuk Kegiatan Praktikum dan Memfasilitasi Pendidikan Karakter di SMK. Jurnal Peenelitian. Makassar: Universitas Negeri Makasar.

Latif, Nova Amalia. 2009. PengembanganE-Laboratoryuntuk Praktikum Elektronika pada Mahasiswa Pendidikan Fisika Universitas Ahmad Dahlan.Jurnal Penelitian. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Lestari, Ika. 2013.Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Jakarta:


(59)

59 Maharta, Nengah. 1994.Belajar Fisika Sistematis.Bandung: Concept Science

Bandung.

Novianti, Nur Raina. 2011. Kontribusi Pengelolaan Laboratorium dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Efektifitas Proses Pembelajaran.Jurnal Penelitian Pendidikan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Prasetyo, Zuhdan K. 2012. Pengembangan Berbasis Penelelitian. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.Artikel. (online).

(id.scribd.com/doc/110765835/KULIAH-UMUM-Research-and-Development, diunduh 14 Februari 2013).

Pratiwi, Gledys Chintya Mega. 2014. Pengembangan Suplemen Pembelajaran Fisika Gelombang Elektromagnetik Cahaya sebagai Partikel dengan Memanfaatkan Virtual Laboratorium.Skripsi. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Rohaeti Eli, Widjajanti, E. Padmaningrum Tutik Regina. 2009. Kualitas Lembar Kerja Siswa. Universitas Negeri Yogyakarta.Jurnal Inovasi Pendidikan, vol 10. No 1. Mei 2009.

Salam Haipan, SetiawanAgus, Hamidah Ida. 2010. Pembelajaran Berbasis Virtual Laboratory untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep pada Materi Listrik Dinamis. Jurnal Penelitian Pendidikan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sugiyono. 2013.Metode Penelitian Pendidikan ( Kualitatif, Kuantitatif, R&D ). Bandung: Alfabeta.

Susilowati. 2012. Administrasi dan Inventarisasi Laboratorium IPA.Artikel Ilmiah.Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Suyanto, Eko. 2009:Pengembangan Contoh Lembar Kerja Fisika Siswa Dengan Latar Penuntasan Bekal Awal Ajar Tugas Studi Pustaka Dan

Keterampilan Proses Untuk Sma Negeri 3 Bandar Lampung.Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2009.Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Suyitno, Amin. 1997.Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Trianto. 2010. Perangkat Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Wariyono Sukis, Muharomah Yani. 2008.Mari Belajar Ilmu Alam Sekitar 3 untuk SMP/MTs Kelas IX.Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.


(1)

keterbutuhan program pengembangan. Data hasil identifikasi kebutuhan ini kemudian dilengkapi dengan data hasil identifikasi sumber daya atau sarana prasarana yang digunakan untuk menentukan spesifikasi produk yang mungkin dikembangkan.

Data kesesuaian desain dan materi pembelajaran pada produk diperoleh dari ahli materi, ahli desain atau praktisi melalui ujivalidasiahli. Data kesesuaian tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan produk yang

dihasilkan untuk digunakan sebagai media pembelajaran. Data kemenarikan, kemudahan penggunaan dan kemanfaatan produk diperoleh melalui evaluasi lapangan kepada pengguna secara langsung dengan menggunakan angket.

Analisis data berdasarkan instrumen uji ahli dan lapangan dilakukan untuk menilai sesuai atau tidaknya produk yang dihasilkan sebagai media

pembelajaran. Analisis data berdasarkan instrumen uji satu lawan satu dilakukan untuk mengetahui respon dari siswa terhadap media yang sudah dibuat.

Data kemudahan, kemenarikan, dan kemanfaatan media sebagai sumber belajar diperoleh dari guru dan siswa sebagai pengguna. Angket respon terhadap penggunaan produk memiliki 4 pilihan jawaban sesuai konten pertanyaan, misalnya: “sangat menarik”, “menarik”,“kurang menarik” dan “tidak menarik” atau “sangatbaik”, “baik”, “kurang baik” dan “tidak baik”. Masing-masing pilihan jawaban memiliki skor berbeda yang mengartikan tingkat kesesuaian produk bagi pengguna. Penilaian instrumen total dilakukan dari jumlah skor yang diperoleh kemudian dibagi dengan jumlah total skor


(2)

Tabel 3.1 Skor Penilaian terhadap Pilihan Jawaban

Pilihan Jawaban Pilihan Jawaban Skor

Sangat menarik Sangat baik 4

Menarik Baik 3

Kurang menarik Kurang baik 2

Tidak menarik Tidak baik 1

Instrumen yang digunakan memiliki 4 pilihan jawaban, sehingga skor penilaian total dapat dicari dengan menggunakan rumus:

= × 4

Hasil dari skor penilaian tersebut kemudian dicari rata-ratanya dari sejumlah subyek sampel uji coba dan dikonversikan ke pernyataan penilaian untuk menentukan kualitas dan tingkat kemanfaatan produk yang dihasilkan berdasarkan pendapat pengguna. Pengkonversian skor menjadi pernyataan penilaian ini dapat dilihat dalam Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Konversi Skor Penilaian Menjadi Pernyataan Nilai Kualitas

Skor Penilaian Rerata Skor Klasifikasi

4 3,26 - 4,00 Sangat baik

3 2,51 - 3,25 Baik

2 1,76 - 2,50 Kurang Baik

1 1,01 - 1,75 Tidak Baik

Tingkat keefektifan produk dapan dicari dengan melakukan tes setelah penggunaan produk. Apabila 75% dari seluruh siswa yang melakukan tes telah mencapai nilai KKMyang ditetapkan pihak sekolah, itu berarti produk ini dikatakan efektif digunakan sebagai media pembelajaran.


(3)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Telah dilakukan penelitian pengembangan dan dihasilkan produk berupa paket pemanfaatan programideal circuituntuk virtual laboratorium rangkaian arus searah yang terdiri dari LKS untuk menuntun kegiatan praktikum virtual dan panduan interaktif penggunaan program yang dilengkapi pula dengan buku panduan guru.

Paket pemanfaatan yang dikembangkan telah tervalidasi dan telah memenuhi uji kemenarikan, kemudahan, dan kemanfaatan, serta keefektifitasan produk dengan kategori sangat baik secara keseluruhan. Hal ini sesuai dengan hasil uji pada tiap tahap pengembangan yang telah dilakukan. LKS mendapatkan nilai 3,42 untuk uji desain, 3,50 untuk uji materi, 3,35 untuk uji kemenarikan, 3,57 uji kemudahan, dan 3,59 untuk uji kemanfaatan. Sedangkan panduan

mendapatkan nilai 3,00 untuk uji desain, 3,42 untuk uji materi, 3,18 untuk uji kemenarikan, 3,43 uji kemudahan, dan 3,64 untuk uji kemanfaatan. Serta hasil uji keefektifan produk sebesar 76,67%.

B. Saran

Saran dari penelitian pengembangan ini adalah:

1. Melakukan pembelajaran fisika pada dengan kurikulum 2013,


(4)

2. Lengkapilan setiap kegiatan dengan menggunakan LKS agar siswa lebih mandiri melakukan praktikum. Jika diperlukan lengkapi LKS dengan panduan penggunaan baik berbasis cetakan atau TIK.

3. Praktikum virtual sebaiknya digunakan sebagai penunjang atau pendukung pembelajaran. Praktikum virtual dapat digunakan sebelum praktikum sebenarnya guna memberi gambaran terlebih dahulu mengenai praktikum yang akan dilakukan. Praktikum virtual dapat pula digunakan setelah praktikum sebenarnya guna menegaskan hasil praktikum secara nyata.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Afwah. 2012. Pengelolaan Laboratorium Biologi SMA Negeri 1 Demak dan SMA Negeri 3 Demak dalam Mendukung Pelaksanaan Pembelajaran Biologi. Skripsi. Semarang: Institut Agama Islam Negeri Walisongo.

Azhar, Arsyad. 2004.Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Depdiknas. 2002.Sistem Pendidikan Tenaga Kependidikan Abad ke-21. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional.

Gustria, Azfin. 2012. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Praktikum Listrik Dinamis Berbasis TIK Menggunakan Simulator Elektronika. Skripsi. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Gooch, Deanna L. 2012. Research, development, and validation of a school leader’s resource guide for the facilitation of social media use by school staff.Desertasi. USA: Kansas State University.

Handayani Sri, DamariAri. 2009.Fisika untuk SMA dan MA Kelas X.Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Hasrul. 2011. Desain Media Pembelajaran Animasi Berbasis Adobe Flash Cs3 Pada Mata Kuliah Instalasi Listrik 2. Skripsi. Malang: Universitas Negeri Malang.

Hudha, AtokMiftachul. 2011. Analisis Pengelolaan Praktikum Biologi di Laboratorium Biologi Universitas Muhammadiyah Malang.Jurnal Penelitian.Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Jaya, Hendra. 2011. PengembanganLaboratorium Virtual untuk Kegiatan Praktikum dan Memfasilitasi Pendidikan Karakter di SMK. Jurnal Peenelitian. Makassar: Universitas Negeri Makasar.

Latif, Nova Amalia. 2009. PengembanganE-Laboratoryuntuk Praktikum Elektronika pada Mahasiswa Pendidikan Fisika Universitas Ahmad Dahlan.Jurnal Penelitian. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Lestari, Ika. 2013.Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Jakarta:


(6)

Pendidikan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Prasetyo, Zuhdan K. 2012. Pengembangan Berbasis Penelelitian. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.Artikel. (online).

(id.scribd.com/doc/110765835/KULIAH-UMUM-Research-and-Development, diunduh 14 Februari 2013).

Pratiwi, Gledys Chintya Mega. 2014. Pengembangan Suplemen Pembelajaran Fisika Gelombang Elektromagnetik Cahaya sebagai Partikel dengan Memanfaatkan Virtual Laboratorium.Skripsi. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Rohaeti Eli, Widjajanti, E. Padmaningrum Tutik Regina. 2009. Kualitas Lembar Kerja Siswa. Universitas Negeri Yogyakarta.Jurnal Inovasi Pendidikan, vol 10. No 1. Mei 2009.

Salam Haipan, SetiawanAgus, Hamidah Ida. 2010. Pembelajaran Berbasis Virtual Laboratory untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep pada Materi Listrik Dinamis. Jurnal Penelitian Pendidikan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sugiyono. 2013.Metode Penelitian Pendidikan ( Kualitatif, Kuantitatif, R&D ). Bandung: Alfabeta.

Susilowati. 2012. Administrasi dan Inventarisasi Laboratorium IPA.Artikel Ilmiah.Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Suyanto, Eko. 2009:Pengembangan Contoh Lembar Kerja Fisika Siswa Dengan Latar Penuntasan Bekal Awal Ajar Tugas Studi Pustaka Dan

Keterampilan Proses Untuk Sma Negeri 3 Bandar Lampung.Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2009.Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Suyitno, Amin. 1997.Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Trianto. 2010. Perangkat Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Wariyono Sukis, Muharomah Yani. 2008.Mari Belajar Ilmu Alam Sekitar 3 untuk SMP/MTs Kelas IX.Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.