43 pemulung di bawah usia kerja pada tempat pembuangan akhir sampah Kota
Bandar Lampung yang berlokasi di Kelurahan Bakung Kecamatan Teluk Betung Barat baik fisik maupun non-fisik dengan titik tekan kajian pada proporsi badan
warna kulit, kelengkapan jasmani pendidikan, jam kerja pendapatan, jarak, status tinggal anak, dan suku bangsa. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif.
Marwan 2007 meneliti tentang: “ Faktor Pendorong Penduduk Bantaran Sungai Membuang Sampah ke Sungai Umban” Studi Kasus di
Kelurahan Tanjung Aman Kecamatan Kotabumi Selatan, Lampung Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor pendorong penduduk bantaran
sungai di Kelurahan Tanjung Aman Kecamatan Kotabumi Selatan Lampung Utara membuang sampah ke Sungai Umban. Hasil penelitian ini membuktikankan
bahwa akibat tidak terangkutnya sampah rumah tangga di daerah bantaran Sungai Umban, mendorong penduduk bantaran sungai memanfaatkan Sungai Umban
sebagai tempat sampah mereka yang tanpa biaya retribusi. Sari 2008 meneliti “ Pengelolaan Sampah Pasar Sentral Kotabumi
Kecamatan Kotabumi, Lampung Utara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengelolaan sampah Pasar sentral Kotabumi, yang bersifat deskriptif
dengan menggambarkan pengelolaan sampah di pasar tersebut. Luas seluruh pasar sekitar 50.000 m
2
, memiliki 972 tempat berdagang dan hanya 597 yang terisi dalam bentuk toko, kios dan amparan dengan produksi sampah sekitar 6,2 m
3
hari diangkut oleh sebuah Truk Sampah yang berkapasitas 4 m
3
dengan frekuensi pengangkutan 2 kali setiap hari, diangkut ke TPA 1 Talang Bojong yang berjarak
44 6 km dari pasar. Dari hasil penelitian dengan menggunakan sampel sebanyak 119
pedagang diperoleh hasil bahwa 74,79 tidak memiliki tempat sampah. Putri
2008 meneliti
“Pengelolaan Sampah Di Pasar Kopindo Kecamatan Metro Pusat, Kota Metro. Tujuan umum penelian ini untuk
mengetahui sistem pengelolaan sampah di Pasar Kopindo. Luas wilayah pasar sekitar 4. 522 m
2
dan memiliki 582 buah tempat berdagang, dengan produksi sampah sekitar 4,881m
3
hari yang bersumber dari pedagang tokokios, los dan kaki lima. Adapun sarana dan prasarana kebersihan yang digunakan adalah 14
buah sapu lidi 2 rusak, 5 buah gerobak sampah 1 rusak, 14 keranjang sampah 4 rusak, TPS 2 buah dan Truk sampah 2 buah. Jumlah petugas kebersihan
sebanyak 14 personil yang terdiri dari 2 orang supir dan 12 petugas kebersihan. Sarana dan prasaran pengelolaan sampah yang telah rusak dan tidak memenuhi
syarat, harus dilakukan penggantian atau perbaikan. Widiyawati 2009 meneliti efektifitas pembuatan kompos dengan
menggunakan bateri EM4 dari sampah organik yang bersumber dari Pasar Tradisional di Kecamatan Natar Lampung Selatan. Bahan kompos yang
digunakan 7,5 kg sampah limbah sayuran; 7,5 kg daunan kering dan 7,5 kg kotoran sapi; dengan teknologi pengkomposan menggunakan sistem an-aerobik
melalui 3 replikasi.
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu
Penelitian dilakukan pada pasar tradisional yang dikelola oleh UPT Dinas Pengelola Pasar Kota Bandar Lampung, yaitu: pasar UPT Pasar Panjang,
UPT Pasar Kangkung, UPT Pasar Cimeng, UPT Pasar Way Halim, UPT Pasar Tugu, UPT Pasar Bambu Kuning, UPT Pasar SMEP, UPT Pasar Pasir Gintung,
UPT Pasar Bawah UPT Pasar Tamin, yang dimulai pada bulan Maret 2011.
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pedagang yang ada di pasar tradisional yang dikelola oleh UPT Dinas Pengelola Pasar Kota Bandar Lampung
dengan jumlah total 5.203 pedagang, yang terdiri dari 1.122 berdagang pada kios 2.034 berdagang pada los, dan 2.047 berdagang sebagai PKL Tabel 1. Tehnik
pengambilan sampel menggunakan penarikan sampel acak sederhana simple ramdom sampling, dimana setiap pasar terdiri dari pedagang pada Kios, Los dan
Amparan PKL, yang setiap pedagangnya mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Pengambilan sampel pertama secara acak dan
selanjutnya ditetapkan besar selangnya interval. Tabel 1. Populasi pedagang pasar tradisional Kota Bandar Lampung
No Pasar
Kios Los
PKL TOTAL
1 Panjang
157 16
500 673
2 Kangkung
18 569
109 696
3 Bambu Kuning
440 335
775
46
4 SMEP
150 173
315 638
5 Pasir Gintung
313 215
528 6
Tugu 128
178 240
546 7
Cimeng 8
352 125
485 8
Way Halim 155
210 68
433 9
Bawah 25
108 105
238 10
Tamin 41
115 35
191 TOTAL
10 1.122
2.034 2.047
5.203 Sumber : Dinas Pengelola Pasar Kota Bandar Lampung, Tahun 2012
Untuk penentuan besar sampel, menggunakan rumus estimasi proporsi
dengan presisi mutlak: n = [{ Z
2
2
P1 – P] d
2
} Nasir, 1983
Dimana : N = Jumlah populasi
n = Perkiraan besar sampel P
= Proporsi populasi yang menempati Kios, Los dan PKL
∑ Xi∑ N
. d = Presisi.
Z
2
= Nilai distribusi Z Besar proporsi pedagang yang menempati Kios, Los, dan AmparanPKL
masing-masing adalah:
P
Kios
=
∑ Xi
Kios
∑ N,
P
Los
∑ Xi
Los
∑ N dan
P
PKL
∑ Xi
PKL
∑ N.
Penarikan sampel dilakukan melalui two stage simple ramdom sampling dengan sample fraction tahap pertama f
1
dalam bentuk rumus:
f
1 Kios
= n
Kios
= [{ Z
2
2
. P
Kios
1 – P
Kios
} d
2
] f
1 Los
= n
Los
= [{ Z
2
2
. P
Los
1 – P
Los
} d
2
] f
1 PKL
= n
PKL
= [{ Z
2
2
. P
PKL
1 – P
PKL
} d
2
]
Diperoleh besar sampel tahap pertama f
1
=247 pedagang Tabel 2. Derajat kepercayaan 95= 0,95 dimana 1- α = 0,95; α = 0,1; α 2= 0,025 maka
47 α 0,025 = 0,5 - 0,025 = 0,475; Z
2
= 0,475= 1,960; presisi 0,1 dan proporsi pedagang menempati Kios P= 1.122 5.203= 0,13; Los P= 2.034 5.203= 0,391
dan PKL P= 2.0475.203= 0,393. Tabel 2. Besar sampel tahap pertama pedagang pasar tradisional
No Tempat
P Derajat kepercayaan
Presisi 1-P
n=
2 2
Berdagang 95 Z
2
= 1,960 {Z
a2
.P1 –P}d 1
Kios 0,21
1,96 0,1
0,79 64
2 Los
0,391 1,96
0,1 0,609
92 3
PKL 0,393
1,96 0,1
0,607 91
4 ∑ n
247
Besar sampel tahap kedua f
2
pedagang disetiap pasar tradisional terlihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Sampel tahap kedua f
2
pedagang disetiap pasar tradisional Kota Bandar Lampung
No Pasar
Kios Los
PKL TOTAL
1 Panjang
10 5
19 34
2 Kangkung
1 22
5 28
3 Bambu Kuning
23 10
33 4
SMEP 8
8 14
30 5
Pasir Gintung 14
10 24
6 Tugu
7 8
10 25
7 Cimeng
1 15
13 29
8 Way Halim
9 9
3 21
9 Bawah
3 6
5 14
10 Tamin
2 5
2 9
TOTAL 10
64 92
91 247
Sample fraction tahap kedua f
2
pedagang disetiap pasar tradisional:
n
ij
= Ni∑ N. n
ij
; f
2 Kios
= n= N
Kios
∑ N.n
Kios
; f
2 Los
= n = N
Los
∑ N.n
Los
f
2 PKL
= n = N
PKL
∑ N.n
PKL
.
48 Besar selang interval
dengan rumus: Jumlah Populasi : Jumlah
sampel Notoadmojo, 2005. Maka diperoleh hasil interval setiap sampel pada
Kios, Los dan PKL dengan perincian terlihat pada Tabel 4 untuk interval pada Kios, Tabel 5 untuk interval pada Los dan Tabel 6 untuk interval pada PKL.
Tabel 4. Interval sampel pada kios di pasar tradisional Kota Bandar Lampung
No Pasar
Populasi Sampel
Interval Pembulatan
1 Panjang
157 10
15,7 16
2 Kangkung
18 1
acak acak
3 Bambu Kuning
440 23
19,13043 19
4 SMEP
150 8
18,75 19
5 Pasir Gintung
6 Tugu
128 7
18,28571 18
7 Cimeng
8 1
acak acak
8 Way Halim
155 9
17,22222 17
9 Bawah
25 2
12,5 12
10 Tamin
41 3
13,6667 13
Total 10
1.122 64
Tabel 5. Interval sampel pada los di pasar tradisional Kota Bandar Lampung
No Pasar
Populasi Sampel
Interval Pembulatan
1 Panjang
16 5
3,2 3
2 Kangkung
569 22
25,86364 26
3 Bambu Kuning
4 SMEP
173 8
21,625 21
5 Pasir Gintung
313 14
22,35714 22
6 Tugu
178 8
22,25 22
7 Cimeng
352 15
23,46667 23
8 Way Halim
210 9
23,33333 23
9 Bawah
108 5
21,6 21
10 Tamin
115 6
19,16667 19
Total 10
2.034 92
Tabel 6. Interval sampel pada PKL di pasar tradisional Kota Bandar Lampung
No Pasar
Populasi Sampel
Interval Pembulatan
1 Panjang
500 19
26,31579 26
2 Kangkung
109 5
21,8 22