Setiap  siswa  dapat  menyumbang  poin  maksimum  kepada  kelompoknya  dalam sistem  penskoran,  namun  tidak  seorang  siswapun  dapat  melakukan  seperti  itu
tanpa menunjukkan perbaikan atas kinerja masa lalu. Setiap siswa diberikan skor dasar,  yang  dihitung  dari  kinerja  rata-rata  siswa  pada  kuis  serupa  sebelumnya.
Kemudian siswa memperoleh poin  untuk  timnya didasarkan pada berapa banyak skor kuis mereka melampaui skor dasar mereka.
4.  Penghargaan Kelompok Kegiatan  ini  dilakukan  pada  setiap  akhir  pertemuan  kegiatan  belajar  mengajar.
Guru  memberikan  penghargaan  berupa  pujian  atau  barang  yang  berbentuk makanan kecil kepada kelompok yang teraktif, terkompak, dan termaju. Langkah
tersebut  dilakukan  untuk  memberikan  motivasi  kepada  siswa  agar  lebih  aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
Ada 4 tipe  yang bisa digunakan oleh guru dalam model pembelajaran kooperatif Abdurrahman dan Bintaro, 2000: 23 yakni salah satunya adalah tipe STAD. Tipe
STAD  dikembangkan  oleh  Robert  Slavin  dan  kawan-kawannya  dari  Universitas John  Hopkins.  Tipe  ini  dipandang  sebagai  yang  paling  sederhana  dan  paling
langsung  dari  pendekatan  pembelajaran  kooperatif.  Tipe  ini  digunakan  untuk mengajarkan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu, baik  melalui
penyajian verbal maupun tertulis. Langkah-langkah  model  pembelajaran  kooperatif  tipe  STAD  adalah  sebagai
berikut.
1. Para siswa didalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing
terdiri atas 4 atau 5 anggota kelompok. Tiap anggota kelompok mempunyai anggota yang heterogen, baik jenis kelamin, ras, etnik, maupun
kemampuannya  prestasi .
2. Guru menyampaikan materi pelajaran.
3. Guru memberikan tugas kepada kelompok dengan menggunakan Lembar
Kerja Akademik dan kemudian saling membantu untuk menguasai materi pelajaran yang telah diberikan yang telah diberikan melalui Tanya jawab atau
diskusi antar sesama anggota kelompok.
4. Guru memberikan pertanyaan atau kuis terhadap seluruh siswa. Pada saat
menjawab pertanyaan atau kuis dari guru, siswa tidak boleh saling membantu. 5.
Setiap akhir dari pembelajaran guru memberikan evaluasi untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap bahan akademik yang telah dipelajari.
6. Tiap siswa dan tiap kelompok diberi skor atas penguasaannya terhadap materi
pelajaran dan kepada siswa individual atau kelompok yang meraih prestasi tinggi atau memperoleh skor sempurna diberi penghargaan.
7. Kesimpulan
Pelaksanaan tipe STAD melalui tahapan sebagai berikut. 1
Penjelasan materi pembelajaran. 2
Diskusi atau kerja kelompok belajar. 3
Validasi oleh guru. 4
Evaluasi  tes . 5
Menentukan nilai individual dan kelompok. 6
Penghargaan individu atau kelompok Wijayanti, 2002: 4-6.
Kelebihan model pembelajaran Kooperatif STAD Menurut Davidson dalam Nurasma,2006: 26 sebagai berikut.
a Meningkatkan kecakapan individu.
b Meningkatkan kecakapan kelompok.
c Meningkatkan komitmen.
d Menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebaya.
e Tidak bersifat kompetitif.
f Tidak memiliki rasa dendam.
Kekurangan model pembelajaran kooperatif STAD Menurut Slavin dalam Nurasma 2006:27  sebagai berikut.
a Konstribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang.
b Siswa  berprestasi  tinggi  akan  mengarah  pada  kekecewaan  karena  peran
anggota yang pandai lebih dominan.
B.  Kerangka Pikir
Model  pembelajaran  merupakan  suatu  setrategi  pembelajaran  dimana  dalam pembelajaran  itu  akan  mengajak  peserta  didik  untuk  belajar  lebih  aktif.
Ketika  peserta  didik  belajar  dengan  aktif,  berarti  mereka  yang  mendominasi aktivitas  pembelajaran.  Dengan  ini  mereka  secara  aktif  menggunakan  otak,
baik  untuk  menemukan  ide  peokok  dari  materi  pelajaran,  memecahkan persoalan,  atau  mengaplikasikan  apa  yang  baru  mereka  pelajari  dalam
kehidupan nyata.dengan pembelajaran aktif ini, pesrta didik diajak untuk turut serta  dalam  semua  proses  pembelajaran,  tidak  hanya  mental  tetapi  juga
melibatkan fisik.
Model Pembelajaran STAD student team achievement divisions yaitu, guru menjelaskan  materi  sebagai  pengantar,  kemudian  guru  membagi  siswa
kedalam  beberapa  kelompok  untuk  mendiskusikan  materi  yang  diberikan. Kemudian  setiap  kelompok  diminta  untuk  melakukan  presentasi  secara  suka
rela.  Dan  kelompok  mengirimkan  anggota  mereka  untuk  membagikan  hasil diskusi  kelompok  mereka.  Kemudian  kembali  pada  keadaan  semula  dan
materi diakhiri dengan membuat kesimpulan yang dipandu oleh guru.
Pada  dasarnya  model  pembelajaran  apapun  lebih  mudah  diterapkan  pada siswa  yang  memiliki  tingkat  aktivitas,  intelegensi  dan  motivasi  yang  tinggi.
Pada  Model  Pembelajaran  STAD  student  team  achievement  divisions dimana  peserta  didik  diberikan  kebebasan  untuk  mengutarakan  pendapat,
maka  yang  terjadi  ialah  siswa  yang  memiliki  aktivitas  lebihlah  yang  akan mendominasi kelas itu.
Berdasarkan  penelitian  tersebut  maka  dapat  di  gambarkan  paradigma penelitian ini sebagai berikut:
Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir
C.  Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini dinyatakan sebagai berikut. 1.
Ada  peningkatan  aktivitas  belajar  IPS  setelah  menggunakan  model pembelajaran  tipe  STAD  pada  siswa  kelas  VII.1  semester  genap  di  SMP
Negeri 1 Kedondong Tahun Pelajaran 20122013. 2.
Ada  peningkatan  hasil  belajar  IPS  setelah  menggunakan  model pembelajaran  tipe  STAD  pada  siswa  kelas  VII.1  semester  genap  di  SMP
Negeri 1 Kedondong Tahun Pelajaran 20122013. Model Kooperatif
Tipe STAD Aktivitas Belajar
Meningkat
Hasil belajar meningkat
III. METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Pendekatan  penelitian  tindakan  kelas  ini  adalah  pendekatan  dan  struktur penyelidikan  yang  disusun  sedemikian  rupa  sehingga  penelitian  akan
memperoleh jawaban untuk pertanyaan penelitiannya. Secara umum penelitian ini  bertujuan  untuk  meningkatkan  aktivitas  dan  hasil  belajar  IPS  pada  siswa
Kelas  VII.1  semester  genap  pada  SMP  Negeri  1  Kedondong  Tahun  Pelajaran 2012  2013  dengan  menerapkam  model  pembelajaran  kooperatif  tipe  Student
Team  Achievement  Divisions  STAD,  sesuai  dengan  tujuan  penelitian, rancangan penelitian tindakan kelas atau class room action research.
Penelitian  tindakan  kelas  ini  didesain  untuk  memecahkan  masalah  masalah yang  diaplikasikan  secara  langsung  didalam  ajang  kelas  atau  dunia  kerja.
Dalam  penelitian  ini  masalah  yang  dimaksud  adalah  rendahnya  aktivitas  dan hasil  belajar  IPS  pada  siswa  kelas  VII.1  semester  genap  pada  SMP  Negeri  1
Kedondong  Tahun  Pelajaran  2012  2013.  Alternatif  untuk  pemecahan masalahnya  yaitu  dengan  menggunakan  model  pembelajaran  kooperatif  tipe
STAD  sebagai  metode  pembelajaran  pada  pelajaran  IPS  untuk  siswa  kelas VII.1  semester  genap  pada  SMP  Negeri  1  Kedondong  Tahun  Pelajaran  2012
2013. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini dimaksudkan
33 untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS pada siswa praktisi dengan
mengambil latar alamiah di kelas.
B. Tempat dan Waktu Penetitian
1. Tempat Pengertian
Tempat  penelitian  adalah  siswa  kelas  VII.1  SMP  Negeri  1  Kedondong  Tahun Pelajaran 2012 2013.
2. Waktu Penelitian
Waktu  penelitian  tindakan  kelas  ini  dilaksanakan  pada  semester  genap  di  kelas VII.1 SMP Negeri 1 Kedondong Tahun Pelajaran 2012 2013.
3. Subyek dan Objek Penelitian
a. Subyek Penelitian
Subyek  penelitian  dilakukan  di  kelas  kelas  VII.1  SMP  Negeri  1  Kedondong Tahun Pelajaran 2012 2013 dengan jumlah siswa 35 yang terdiri dan 15 siswa
laki- laki dan 20 siswa perempuan.
b. Objek Penelitian
Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah aktivitas dan hasil belajar siswa dengan  rnenggunakan  model  pembelajaran  kooperatif  tipe  STAD  pada  siswa
kelas VII.1 SMP Negeri 1 Kedondong Tahun Pelajaran 2012 2013.
4.
Rancangan Penetian
Penelitian  ini  dirancang  sebagai  suatu  Penelitian  Tindakan  Kelas  PTK. Penelitian  ini  direncanakan  akan  dilaksanakan  dalam  3  siklus,  setiap  siklus