Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

4 tidak mendapatkan bantuan dalam bentuk perawatan oleh pihak ahli dalam bidang psikologis rehabilitasi. 4 Pecandu narkotika seharusnya mendapatkan tindakan rehabilitasi oleh ahli pisikolog, hal tersebut bertujuan untuk memberikan pelajaran dan perawatan agar pengguna atau pengkonsumsi narkotika tidak mengulangi perbuatan yang sama dimasa yang akan datang. Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009, memiliki kencederuangan memidanakan, baik produsen, distributor, konsumen dan masyarakat dengan mencantumkan ketentuan pidana sebanyak 39 Pasal dari 150 Pasal yang diatur dalam undang-undang tersebut. Beberapa materi baru dalam Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika, menunjukkan adanya upaya-upaya dalam memberikan efek psikologis kepada masyarakat agar tidak terjerumus dalam tindak pidana narkotika, telah ditetapkan ancaman pidana yang lebih berat, minimum dan maksimum mengingat tingkat bahaya yang ditimbulkan akibat penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, sangat mengancam ketahanan keamanan nasional. 5 Manusia pada dasarnya dapat berbuat berdasarkan kehendak secara bebas menurut akalnya. Tetapi dalam kehidupan bermasyarakat, kebebasan tersebut dibatasi oleh ketentuan-ketentuan yang mengatur tingkah laku dan perbuatan manusia. Ketentuan tersebut berupa norma-norma yang terdapat dalam masyarakat yang bertujuan untuk menjamin ketertiban dalam masyarakat. 4 Siswo Wiratmo, Pengantar Ilmu Hukum, Yogyakarta: FH. UII, 1990, hlm. 9. 5 Ibid. hlm. 9. 5 Berlakunya undang-undang ini dijelaskan dalam Pasal 155, disebutkan bahwa, “undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan”. Disahkannya Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika pada tanggal 12 Oktober 2009, maka undang-undang ini telah mempunyai daya mengikat dalam rangka penegakan hukum terhadap pelaku penyalahgunaan narkotika, maka secara otomatis Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 yang harus diterapkan. 6 Sebagaimana hukum positif, dalam hukum Islam terdapat sanksi bagi pelaku tindak pidana penyalahgunaan narkotika ini. Pelaku tindak pidana ini dalam hukum Islam dimasukan ke dalam katagori jarimah ta‟zir hal ini disebabkan efek yang ditimbulkan akibat mengkonsumsinya dapat mengganggu kesehatan akal dan jiwa bahkan menyebabkan kematian, perbuatan pidana ini tidak di tentukan dalam Al- Qur’an dan hadis. 7 Melihat dari sifatnya, narkotika dapat disamakan dengan khamar, khamar mengandung zat kimia alkohol yang akan merusak kesehatan manusia. Dalam hal ini, berbagai hasil penelitian menemukan bahwa semakin tinggi kandungan kadar alkohol minuman memabukkan, maka semakin tinggi pula pengaruh terhadap kesehatan. 8 Alkohol termasuk zat adiktif, artinya zat tersebut dapat menyebabkan ketagihan dan ketergantungan bila dikonsumsi. Karena zat adiktifnya tersebut 6 Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, hlm. 27. 7 Rahmat Hakim, Hukum Pidana Islam Fikih Jinayat, Bandung; Pustaka Setia, 2000, hlm. 96. 8 Zainuddin Ali, Hukum Pidana Islam, Jakarta:Sinar Grafika, 2009, hlm. 87. 6 maka orang yang meminumnya lambat-laun disadari atau tidak akan menambah takaran sampai pada dosis keracunan intoksidasi atau mabuk. 9 Pada zaman klasik, cara mengonsumsi hal-hal yang memabukkan ada yang diolah dalam bentuk minuman sehingga para pelakunya disebut peminum. Pada zaman modern, benda yang memabukkan dapat dikemas menjadi aneka kemasan berupa benda padat, cair, maupun gas, bahkan ada yang dikemas menjadi bentuk makanan, minuman, tablet, kapsul atau serbuk, sesuai dengan kepentingan. 10 Syariat Islam mengharamkan khamar sejak 14 abad yang lalu, hal ini berkaitan dengan penghargaan Islam terhadap akal manusia yang merupakan anugerah dari Allah, dan harus dipelihara sebaik-baiknya. Pada masa kini golongan umat non muslim mulai menyadari akan manfaat diharamkannya khamar setelah terbukti bahwa khamar dan sebagainya penyalahgunaan narkotika, ganja, dan obat-obatan membawa mudharat atau efek buruk bagi pengkonsumsi dan lingkungannya. 11 Jumhur ulama tidak membedakan antara meminum khamar dan mengkonsumsi minuman keras lainnya. Mereka mengatakan, setiap minuman yang jika banyak bisa memabukkan, maka meskipun sedikit tetap haram, dan itu adalah khamar, hukumnya sama seperti minuman keras yang terbuat dari air anggur dalam hal pengaharamanya dan keharusan peminumnya untuk dikenai hukuman had. 12 9 Mardani, Penyalahguaan Narkoba Dalam Perspekif Hukum Islam dan Hukum Pidana Nasional, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008, hlm. 88-89. 10 Ahmad Wardi, Hukum Pidana Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 2007, hlm. 74-76. 11 Ahmad Djazuli, Fikih Jinayah, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997, hlm. 95-96 12 Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, Jakarta: Gema Insani, 2011, hlm. 430. 7 Semua jenis bahan yang memabukkan hukumnya tetap haram, seperti khamar, ganja, kokain, heroin, obat-obatan dan semacamnya. Hanya saja karena meminum merupakan unsur penting dalam jarimah minuman khamar maka bahan-bahan yang dikonsumsi tidak dengan jalan diminum, seperti ganja, kokain, heroin, dan semacamnya tidak mengakibatkan hukuman had, melainkan hukuman ta‟zir. 13 Nabi Muhammad SAW bersabda : ْمَخْا ِتَِعُل :ص ِه ُلْوُسَر َلاَق :َلاَق َرَمُع ِنْبا ِنَع َو اَهِْيَعِب :ٍُجْوَا ِةَرَشَع ىَلَع ُر اَهَََِ ِلِكآ َو ِْيَلِا ِةَلْوُمْحَمْا َو اَهِلِماَح َو اَهِعاَتْبُم َو اَهِعِئاَب َو اَِرِصَتْعُم َو اَِرِصاَع .اَهْ يِقاَس َو اَِِِراَش َو اور جام نبا “Dari Ibnu Umar ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, Telah dila‟nat khamr atas sepuluh hal : 1. khamr itu sendiri, 2. pemerasnya, 3. yang minta diperaskan, 4. penjualnya, 5. pembelinya, 6. pengantarnya, 7. pemesannya, 8. yang memakan harganya, 9. peminumnya, dan 10. yang menuangkannya. HR. Ibnu Majah juz 2, hal. 1121, no. 3380. 14 Berdasarkan uraian di atas, penulis perlu melakukan kajian yang spesifik membahas permasalahan pandangan hukum Islam terhadap sanksi penyalahgunaan narkotika dilihat dalam Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika. Penulis juga membandingkan, persamaan dan perbedaan dalam menanggulangi penyalahgunaan narkotika di Indonesia. Permasalahan penyalahgunaan narkotika ini menurut peneliti sangat menarik dibahas, karena meskipun telah terdapat aturan hukum dan sanksi yang 13 Ahmad Wardi, Hukum Pidana Islam, hlm. 74-76. 14 Abdur Rahman I. Doi, Tindak Pidana Dalam Syariat Islam, Jakarta: Melton Putra, 1992, hlm.71. 8 jelas, namun pada kenyataannya penyalahgunaan narkotika ini masih tetap marak bahkan semakin cenderung meningkat khususnya di kalangan para remaja. Hal ini yang menarik penulis untuk mengetahui dan mengkajinya lebih dalam, dengan mengangkatnya sebagai sebuah kajian ilmiah dengan judul “Sanksi tindak pidana penyalahgunaan narkotika dalam Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika ditinjau dari Hukum Islam.”

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasakan uraian latar belakang masalah diatas, maka dapat menimbulkan beberapa pokok permasalahan, antara lain sebagai berikut: a. Sejauhmana penyalahgunaan narkotika di Indonesia? b. Faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya penyalahgunaan nakotika? c. Bagaimana ketentuan sanksi terhadap pelaku tindak pidana penyalahgunaan narkotika menurut Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika ? d. Bagaimana ketentuan hukum Islam tentang penyalahgunaan narkotika? e. Apa persamaan dan perbedaan Hukum Islam dan Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 dalam mengatur sanksi penyalahgunaan narkotika tersebut? 9 f. Apakah penerapan sanksi bagi penyalahgunaan narkotika menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia sudah dapat menekan penyalahgunaan narkotika di kalangan masyarakat ?

2. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah yang akan dikaji dan diteliti dibatasi seputar Sanksi tindak pidana penyalahgunaan narkotika dalam Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika ditinjau dari Hukum Islam. 3. Perumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut : a. Bagaimana ketentuan sanksi terhadap pelaku tindak pidana penyalahgunaan narkotika menurut Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 ? b. Bagaimana ketentuan hukum Islam tentang penyalahgunaan narkotika? c. Apa persamaan dan perbedaan hukum Islam dan Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 dalam mengatur sanksi penyalahgunaan narkotika tersebut? 10

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Ada beberapa poin dalam tujuan penulis untuk meneliti sanksi terhadap penyalahgunaan narkotika berdasarkan Undang-Undang Nomor 35 dan tinjauan hukum Islam antara lain adalah : a. Untuk mengetahui sanksi tindak pidana penyalahgunaan narkotika dalam Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika ditinjau dari hukum Islam. b. Mengetahui ketentuan sanksi penyalahgunaan narkotika menurut hukum islam. c. Menemukan kesimpulan dari persamaan dan perbedaan antara hukum Islam dan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 dalam mengatur sanksi penyalahgunaan narkotika. d. Untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana di Fakultas Syari’ah dan Hukum di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah- Jakarta.

2. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengharapkan memberikan manfaat yang sangat berguna, diantara manfaat tersebut adalah : a. Hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan dan keilmuan bagi penulis yang berkenaan dengan sanksi tindak pidana narkotika. b. Hasil penelitian ini dimaksudkan untuk menambah keilmuan bagi pembaca. 11 c. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada para penegak hukum dalam menerapkan dan menjalankan hukum di Indonesia.

D. Review Terdahulu

Dari beberapa buku dan literatur dari berbagai sumber, Penulis akan mengambil untuk menjadikan sebuah perbandingan mengenai kajian pandangan Hukum Islam terhadap sanksi tindak pidana penyalahgunaan narkotika dilihat Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika Buku karangan Mardani yang berjudul “Penyalahguaan Narkoba Dalam Perspekif Hukum Islam dan Hukum Pidana Nasional ”, Membahas sanksi penyalahgunaan narkoba dalam Hukum Islam dan Hukum Pidana Nasional. 15 Dalam buku ini pembahasan lebih kepada Pidana Nasional. Buku karangan Abdur Rahman I. Doi, Tindak Pidana dalam Syariat Islam, Membahas ketentuan tindak pidana dan sanksi tindak pidana khamar dalam Syariat Islam. 16 Selain itu, sejauh penelusuran di Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum terdapat beberapa pembahasan yaitu: Skripsi karya Robiatul Adawiah, yang berjudul sanksi penyalahgunaan psikotropika oleh anak-anak tinjauan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1997 dan 15 Mardani, Penyalahguaan Narkoba Dalam Perspekif Hukum Islam dan Hukum Pidana Nasional, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008. 16 Abdur Rahman, Tindak Pidana Dalam Syariat Islam, Jakarta, PT. Melton Putra, 1992.

Dokumen yang terkait

Relevansi Sanksi Pidana Mati Dalam Tindak Pidana Narkotika (Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009) Dengan Tujuan Pemidanaan

3 64 108

Kebijakan Hukum Pidana Dalam Penanggulangan Tindak Pidana Narkotika Dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika (Analisis Mengenai Penyalahgunaan Metilon Salah Satu Senyawa Turunan Katinona sebagai Tindak Pidana Narkotika)

0 85 174

Penyalahgunaan Narkotika Dan Psikotropika Menurut Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Dari Perspektif Victimologi

0 31 131

PENULISAN HUKUM PEMBUKTIAN UNSUR TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN ZAT NARKOTIKA DAN AKIBAT HUKUMNYA (Tinjauan Yuridis terhadap Penyalahgunaan Zat Narkotika Menurut Undang- Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika)

0 4 31

Sanksi tindak pidana penyalahgunaan narkotika dalam undang-undang nomor 35 tahun 2009 ditinjau dari hukum Islam

1 4 81

Tinjauan Hukum Terhadap Rehabilitasi Sebagai Sanksi Dalam Upaya Penanggulangan Penyalahgunaan Narkotika Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

0 13 114

Peranggungjawaban Pidana Terhadap Pecandu Narkotika Menurut Hukum Positif dan Hukum Islam (Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika)

0 9 93

POLITIK HUKUM PIDANA DALAM PENETAPAN SANKSI PIDANA DENDA TERHADAP TINDAK PIDANA NARKOTIKA DI DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA.

0 0 1

TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA, PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 SERTA PUTUSAN HAKIM DI PENGADILAN NEGERI KISARAN

0 0 9

BAB II TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DALAM UNDANG UNDANG NO.35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA DARI PERSPEKTIF KEBIJAKAN HUKUM PIDANA A. Peraturan yang berkaitan dengan Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika sebelum lahirnya Undang-Undang No.35 Tahu

0 0 61