Sanksi Hukum Pidana bagi Penyalahgunaan Narkotika Menurut

53 seseorang minum ia akan mabuk, jika ia mabuk ia akan mengigau, ia akan memfitnah qadzaf. Sedangkan sanksi hukum bagi pelaku peminum khamar yang melakukan berulang-ulang adalah hukuman mati. Pendapat ini disetujui oleh para shabat yang lain. ََ سو يلع ه ىلص ِِِّلَا ْنَع ع ه يضر َةَيِواَعُم ْنَعَو ِبِراَش ِِ َلاَق ُنَأ مل َبِرَش اَذِإ ُُ ,ُوُدِلْجاَف َ ِةَيِناثلَا ُ َبِرَش اَذِإ ُُ ,ُوُدِلْجاَف َبِرَش اَذِإ ُ :ِرْمََْْا َ َُقُ ُع اوُبِرْضاَف ِةَعِبارلَا َبِرَش اَذِإ ُُ ,ُوُدِلْجاَف ِةَثِلاثلَا ْفَل اَذََو ُدََْْأ َُجَرْخَأ ,ُُظ ااحِرَص َدُواَد وُبَأ َكِلَذ َجَرْخَأَو ,ٌخوُسَْم ُنَأ ىَلَع لُدَي اَم يِذِمِّّْلَا َرَكَذَو ُ ةَعَ بْرَْْاَو ّيِرْزلَا ْنَع Dari Muawiyyah Radliyallaahu anhu bahwa Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda tentang peminum arak: Apabila ia minum, cambuk-lah dia, bila minum lagi, cambuk-lah dia, bila ia minum untuk yang ketiga kali, cambuk-lah dia, lalu bila ia masih minum untuk keempat kali, pukullah lehernya. Riwayat Ahmad dan Imam Empat. Lafadznya menurut Ahmad. Tirmidzi menuturkan pendapat yang menunjukkan bahwa hadits itu mansukh. Abu Dawud meriwayatkannya secara jelas dari Zuh. 23 Menurut, hadis di atas bagi peminum khamr yang sudah diberi hukuman untuk ketiga kalinya dan mengulangi untuk keempat kalinya, maka kepada pelaku diberikan hukuman pancung atau sama dengan hukuman mati. Hal demikian melihat besarnya kerusakan yang ditimbulkan oleh peminum khamr yang dipilih oleh para ulama adalah hukuman mati untuk peminum khamar yang sudah berkali-kali melakukan perbuatan tersebut. 23 Al Hafizd Ibnu Hajar Al Asqolany, Bulughul Marom Min Adilatil Ahkam, penerjemah Hamim Thohari Ibnu M Dailami, Jakarta, al Birr Press, 2009, hlm, 450. 54 Menurut Yusuf Qardawi, ganja, heroin, serta bentuk lainnya baik padat maupun cair yang terkenal dengan sebutan mukhaddirat narkotika adalah benda- benda yang diharamkan syara’ tanpa diperselisihkan lagi di antara para ulama. 24 Adapun hukuman bagi pengguna mukhaddirat narkotika, adalah haram menurut kesepekatan ulama dan kaum muslimin, penggunanya wajib dikenakan hukuman, dan pengedar atau pedagangnya harus dijatuhi ta‟zir dari yang paling ringan sampai yang paling berat adalah hukuman mati. Adapun hukuman ta’zir menurut para fuqoha muhaqqiq ahli membuat keputusan bisa saja berupa hukuman mati, tergantung kepada mafsadat yang ditimbulkan pelakunya. 25

B. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sanksi Tindak Pidana Narkotika

Menurut Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Pandangan hukum Islam, narkotika tidak disamakan hukumannya dengan khamar. Hukuman peminum khamr dalam hukum Islam dikenakan dengan hukuman had, sedangkan hukuman pengguna narkotika dalam hukum Islam dikenakan jarimah ta‟zir, hal ini dikarenakan hukum narkotika tidak disamakan „ilat-nya. . Pada awalnya manusia akan mendapatkan kenikmatan semu dan sesaat, tetapi kemudian hal tersebut dapat mempengaruhi akal sehat. Hal demikian harus 24 Yusuf Qardawi, Fatwa-Fatwa Kontemporer , penj. Drs. As’ad Yasin, Jilid 2, Gema Insani Press, Jakarta, 1995, hlm.792. 25 Dr. Yusuf Qardawi, Fatwa-Fatwa Kontemporer, hlm.797. 55 dihindari, agar terhindar dari malapetaka yang lebih besar. 26 Dijelaskan dalam Q.s Al-Baqarah ayat 219 sebagai berikut: ِفاََمَو ٌرِبَك ٌُِْإ اَمِهيِف ْلُق ِرِسْيَمْلاَو ِرْمَْْا ِنَع َكَنوُلَأْسَي اَمِهِعْفَ ن ْنِم ُرَ بْكَأ اَمُهَُِْإَو ِسا لِل ُع َنوُركَفَ تَ ت ْمُكلَعَل ِتاَي ْْا ُمُكَل َُا ُِّنَ بُ ي َكِلَذَك َوْفَعْلا ِلُق َنوُقِفُْ ي اَذاَم َكَنوُلَأْسَيَو Artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya. dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakan-lah: yang lebih dari keperluan. Demikian-lah Allah menerangkan ayat-ayat- Nya kepadamu supaya kamu berfikir. Q.S. Al-Baqarah: 219 Dari penjabaran diatas, bahwa penyalahguna narkotika dan khamr saja dilarang, apalagi dengan memperjual belikan narkotika bahkan untuk meraih keuntungan. Sebagai mana dijelaskan dalam hadits Nabi SAW yang diriwayatkan Jabir Bin Abdillah - radhiyallahu „anhuma-, bahwa Rasulullah saw. bersabda: ما صْاو ريز ْاو ةتيماو رمْا عيب مرح ه نإ Artinya: “Sesungguhnya Allah mengharamkan jual beli khamr minuman kerassegala sesuatu yang memabukkan, bangkai, babi, dan berhala”, 27 An-Nawawi menjelaskan, “Menjual khamr adalah transaksi yang tidak sah baik penjualnya adalah muslim atau non muslim. Demikian pula meski penjual dan pembelinya non muslim atau seorang muslim mewakilkan kepada non muslim agar non muslim tersebut membelikan khamr untuk si muslim. Transaksi jual beli dalam kasus di atas adalah transaksi jual beli yang tidak sah tanpa ada perselisihan di antara para ulama syafi‟iyyah. Sedangkan Al-Imam Abu Hanifah membolehkan seorang muslim untuk memberikan mandat kepada 26 Muhibbin Noor, Tegakkan Hukum dan Lawan Korupsi, Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2013, hlm. 313 27 Diriwayatkan Muslim dalam Shahih Muslim, kitab al-Masaqati, Bab Tahrimi al- Khamri wal Maitati, hadits nomor 1581 baca: Sayyid Sabiqq, Fiqih Sunnah, jilid 3 terj. M. Ali Nursyidi, Jakarta: PT Pena Pundi Aksara, 2009, hlm. 222. 56 non muslim untuk menjualkan atau membelikan khamr. Pendapat ini jelas pandapat yang keliru karena menyelisihi banyak hadis shahih yang melarang jual beli khamr. Jual beli khamr atau memproduksinya dan semisalnya adalah suatu hal yang hukumnya haram dilakukan non muslim sebagaimana haram dilakukan oleh muslim. Di Indonesia tindak pidana yang tergolong sebagai tindak pidana luar biasa extraordinary crime seperti tindak pidana terorisme, narkotika, korupsi, maupun illegal logging dapat dijatuhi pidana mati. Bukan hanya karena modus operandi tindak pidana tersebut yang sangat terorganisir, namun pandangan negatif yang meluas dan sistematik bagi halayak, menjadi titik tekan yang paling dirasakan mayarakat. Maka sebagai langkah yuridis yang menentukan eksistensi keberlakuan pidana hukuman mati di Indonesia, maka keluarlah putusan MK Nomor 2-3PUUV2007. Dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika telah memuat pidana mati. Bahwa ancaman pidana mati bagi pengedar diatur dalam Pasal 114 ayat 2 dan Pasal 119 ayat 2. Adapun bunyi pasal tersebut adalah: Pasal 114 ayat 2: dijelaskan bahwa dalam hal perbuatan menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, menyerahkan, atau menerima narkotika golongan I sebagaimana dimaksud pada ayat 1 yang dalam bentuk tanaman beratnya melebihi 1 satu kilogram atau melebihi 5 lima batang pohon atau dalam bentuk bukan tanaman beratnya 5 lima gram, pelaku dipidana dengan pidana mati, pidana penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling singkat 5 lima tahun dan paling lama 20 dua puluh 57 tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditambah 13 sepertiga. Pasal 119 ayat 2: dalam hal perbuatan menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan Narkotika Golongan II sebagaimana dimaksud pada ayat 1 beratnya melebihi 5 lima gram, pelaku dipidana dengan pidana mati, pidana penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling singkat 5 lima tahun dan paling lama 20 dua puluh tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditambah 13 sepertiga. Dalam pasal 114 ayat 2 tersebut menjelaskan bahwa sanksi tindak pidana narkotika adalah pidana mati, pidana penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling singkat 6 enam tahun dan paling lama 20 dua puluh tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditambah 13 sepertiga. Sedangkan dalam pasal 119 ayat 2 sanksinya adalah pidana mati, pidana penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling singkat 5 lima tahun dan paling lama 20 dua puluh tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditambah 13 sepertiga. Yakni bahwa sanksi pidana tersebut sangat dinamis yaitu adanya sanksi mimimum khusus paling singkat 6 enam tahun pada pasal 114 ayat 2 dan paling singkat 5 lima tahun pada pasal 119 ayat 2 dan juga maksimum khusus pidana mati. Dalam pasal tersebut juga terdapat kata “atau” dan kata “dan” yakni bahwa pasal tersebut dapat dijatuhkan secara

Dokumen yang terkait

Relevansi Sanksi Pidana Mati Dalam Tindak Pidana Narkotika (Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009) Dengan Tujuan Pemidanaan

3 64 108

Kebijakan Hukum Pidana Dalam Penanggulangan Tindak Pidana Narkotika Dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika (Analisis Mengenai Penyalahgunaan Metilon Salah Satu Senyawa Turunan Katinona sebagai Tindak Pidana Narkotika)

0 85 174

Penyalahgunaan Narkotika Dan Psikotropika Menurut Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Dari Perspektif Victimologi

0 31 131

PENULISAN HUKUM PEMBUKTIAN UNSUR TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN ZAT NARKOTIKA DAN AKIBAT HUKUMNYA (Tinjauan Yuridis terhadap Penyalahgunaan Zat Narkotika Menurut Undang- Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika)

0 4 31

Sanksi tindak pidana penyalahgunaan narkotika dalam undang-undang nomor 35 tahun 2009 ditinjau dari hukum Islam

1 4 81

Tinjauan Hukum Terhadap Rehabilitasi Sebagai Sanksi Dalam Upaya Penanggulangan Penyalahgunaan Narkotika Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

0 13 114

Peranggungjawaban Pidana Terhadap Pecandu Narkotika Menurut Hukum Positif dan Hukum Islam (Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika)

0 9 93

POLITIK HUKUM PIDANA DALAM PENETAPAN SANKSI PIDANA DENDA TERHADAP TINDAK PIDANA NARKOTIKA DI DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA.

0 0 1

TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA, PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 SERTA PUTUSAN HAKIM DI PENGADILAN NEGERI KISARAN

0 0 9

BAB II TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DALAM UNDANG UNDANG NO.35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA DARI PERSPEKTIF KEBIJAKAN HUKUM PIDANA A. Peraturan yang berkaitan dengan Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika sebelum lahirnya Undang-Undang No.35 Tahu

0 0 61