Pengertian Analisis Sitiran Analisis Sitiran

dan interpretasi pengarang. Memperluas dan memodifikasi teori atau digunakan sebagai bagian dari teori yang dimiliki pengarang. Begitu juga menurut Liu sebagaimana dikutip Sulistyo-Basuki yang mengklasifikasikan fungsi sitiran dalam bidang ilmu sosial dan ilmu-ilmu yang berhubungan, yaitu sosiologi, pendidikan, demografi, epidemografi, dan perpustakaan. Ditemukan bahwa fungsi sitiran dalam bidang ilmu tersebut dapat diklasifikasikan sebagai penempatan tahapan studi, memberikan informasi latar belakang, acuan metodologi disain dan analisis, memberikan komparasi, memberikan argumentasispekulasihipotesis, dokumentasi, dan memberikan informasi secara kebetulan. 30 Berbagai fungsi sitiran seperti yang dikemukakan diatas menunjukkan bahwa antara dokumen yang disitir dan dokumen yang menyitir terdapat hubungan subjek pada tingkat tertentu. Sitiran berhubungan dengan dua jenis data yaitu: a. Yang dikutip cited atau kinutip atau rujukan merupakan sebuah dokumen atau unsur yang menunjukkan unit sumber. Misalnya sebuah buku Bernard Dahm berjudul Soekarno memuat karya Thomas Raffles, The History of Java sebagai salah satu karya yang dirujuk, maka usia karya Raffles selalu lebih tua dari pada karya yang mengutipnya atau dikenal dengan istilah predated. 30 Ibid., h. 7 b. Yang mengutip atau sitiran mengacu pada pengertian sebuah dokumen yang merupakan unit penerima, sebagai contoh karya Raffles digunakan juga sebagai salah satu sumber rujukan oleh penulis A. Heuken, Dahm dan Sartono Kartodirdjo yang terbit lebih kemudian dibandingkan dengan karya yang dirujuk. Dengan kata lain bahwa karya Heuken, Van Dahm dan Sartono Kartodirdjo berusia lebih muda dari ada karya Raffles, karena karya Raffles diacu oleh karya yang terbit kemudian hari. Di sini dapat dikatakan bahwa Raffles memperoleh tiga sitiran, masing-masing satu dari Heuken, Dahm dan satu lagi dari Kartono. 31

C. Bibliometrik

1. Pengertian Bibliometrik

Sejak awal ilmu perpustakaan dan informasi berurusan dengan penelitian tentang alur informasi di kalangan ilmuwan atau yang lazim disebut komunikasi ilmiah.Ini yang membawa ilmu perpustakaan dan informasi kepada perhatian terhadap perkembangan literatur tercetak print-based literatures dengan menggunakan prinsip-prinsip matematika dan statistic, atau yang secara tradisional disebut dengan bibliometrika. Istilah bibliometrika itu sendiri pertama kali digunakan Alan Pritchard pada tahun 1969 untuk merujuk kepada penggunaan metode 31 Sulistyo-Basuki, Pengantar Dokumentasi Bandung: Rekayasa Sains Bandung, 2004, h. 72