Hubungan Perilaku Pengguna Air dengan Keluhan Kesehatan Pengguna Air Sungai di Desa Pagar Manik Kecamatan Silinda Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010
HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR DENGAN KELUHAN KESEHATAN PENGGUNA AIR SUNGAI DI DESA
PAGAR MANIK KECAMATAN SILINDA KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
TAHUN 2010
SKRIPSI
Oleh :
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2010
NATA PERMINA SIPAYUNG NIM : 061000104
(2)
HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR DENGAN KELUHAN KESEHATAN PENGGUNA AIR SUNGAI DI DESA
PAGAR MANIK KECAMATAN SILINDA KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
TAHUN 2010
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Oleh :
NATA PERMINA SIPAYUNG NIM : 061000104
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2010
(3)
HALAMAN PENGESAHAN Skripsi Dengan Judul
HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR DENGAN KELUHAN KESEHATAN PENGGUNA AIR SUNGAI DI DESA
PAGAR MANIK KECAMATAN SILINDA KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
TAHUN 2010
Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh: NATA PERMINA SIPAYUNG
NIM. 061000104
Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 16 Agustus 2010
Dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima Tim Penguji
Ketua Penguji Penguji I
dr. Devi Nuraini Santi, M. Kes Ir. Indra Chahaya S, M. Si NIP. 197002191998022001 NIP. 196811011993032005
Penguji II Penguji III
Ir. Evinaria, M. Kes dr. Taufik Ashar, MPH
NIP. 196803201993032001 NIP. 197803312003121001
Medan, September 2010 Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara Dekan,
Dr. Drs. Surya Utama, MS NIP. 196108311989031001
(4)
ABSTRAK
Kebiasaan warga menggunakan air sungai sebagai sumber air bersih dapat mengakibatkan timbulnya keluhan kesehatan yaitu gatal-gatal, mata merah, gatal dan panas dan diare.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dan hubungan perilaku pengguna air dengan keluhan kesehatan pengguna air sungai di Desa Pagar Manik Kecamatan Silinda Kabupaten Serdang Bedagai.
Penelitian ini bersifat survei analitik dengan desain penelitian cross sectional, yaitu untuk menggambarkan bagaimana karakteristik dan hubungan perilaku pengguna air dengan keluhan kesehatan pengguna air sungai. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu rumah tangga atau yang mewakili yang menggunakan air sungai untuk mandi, cuci dan kakus yang berjumlah 64 orang dengan pengambilan sampel secara total sampling. Data yang digunakan adalah data primer dengan dan data sekunder. Data dianalisis dengan menggunakan uji exact fisher.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase terbesar berdasarkan umur pengguna air adalah pada umur >50 tahun (32,8%), persentase terbesar berdasarkan tingkat pendidikan adalah tamat SLTA (35,9%), persentase terbesar berdasarkan jenis pekerjaan adalah petani (78,1%) , dan pendapatan terbanyak adalah <Rp. 800.000 (62,5%). Pengguna air yang memiliki pengetahuan baik sebesar 20,3%, sikap yang baik sebesar 7,8% dan tindakan yang baik sebesar 21,9%. Pengguna air yang mengalami keluhan kesehatan gatal-gatal sebesar 82,8%, mengalami diare sebesar 3,1% dan mengalami mata merah, gatal dan panas sebesar 25,0%. Berdasarkan penelitian, ada hubungan pengetahuan degan keluhan kesehatan gatal-gatal (p=0,006),ada hubungan sikap dengan keluhan kesehatan gatal-gatal (p=0,032) dan ada hubungan tindakan dengan keluhan kesehatan gatal-gatal diperoleh (p=0,010).
Pemerintah setempat sebaiknya memaksimalkan pembangunan dan penggunaan fasilitas air bersih dan fasilitas buang air besar agar masyarakat dapat menggunakan air bersih dalam jumlah yang cukup dan tidak buang air besar di sungai.
(5)
ABSTRACT
The habit of people in using river as clean water can cause health complaints those are itching, diarrhea and red eyes, itchy and hot.
The purpose of this study was to investigate the characteristics of water users and relationships between behavior with health complaints of river water users in Pagar Manik village Silinda Subdistrict Serdang Bedagai Regency.
This research is an analytical survey with cross sectional research design, to describe the characteristics of water users and relationships between behavior with health complaints of river users. The population of this study are all housewives or who represent that use river water for bathing, washing and toilet facilities which amounted to 64 people with total sampling. The data used are primary data and secondary data. The data was analyzed using exact fisher test.
The results showed that the largest percentage of water users is based on the age at age> 50 years (32.8%), the largest percentage based on the level of education is high school graduation (35.9%), the largest percentage based on the type of work are farmers (78.1% ), and most income is <Rp. 800.000 (62,5%). Water users who have good knowledge amounting to 20.3%, who have good attitude amounting to 7,8% and who have good actions amounting to 21.9%. Water users who experience health complaints of itching at 82.8%, 3.1% had diarrhea and had red eyes, itchy and hot at 25.0%. The result showed that there was relation between knowledge with health complaints of itching (p = 0.006), there was relation between attitude with health complaints of itching (p = 0.032) and there was relation between action with health complaints of itchinhg (p = 0.010).
Local governments should maximize the development and use of clean water facilities and defecate facilities so society can use clean water in sufficient quantities and do not defecate in the river.
(6)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : NATA PERMINA SIPAYUNG
Tempat/Tanggal Lahir : Silinda/8 Agustus 1988
Agama : Kristen Protestan
Status Perkawinan : Belum Kawin
Anak ke : 3 dari 3 bersaudara
Alamat Rumah : Desa Pagar Manik Kecamatan Silinda Kabupaten
Serdang Bedagai
Riwayat Pendidikan :
1. SD Negeri 101998 Silinda : 1994-2000
2. SLTP Negeri 2 Bangun Purba : 2000-2003
3. SMA Negeri 1 Lubuk Pakam : 2003-2006
(7)
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah memberikan berkat yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini dengan judul “Hubungan Perilaku Pengguna Air dengan
Keluhan Kesehatan Pengguna Air Sungai di Desa Pagar Manik Kecamatan Silinda Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010”. Skripsi ini merupakan salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) pada
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Dengan segenap kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada orang tua terkasih, Bapak R. Sipayung dan Ibu P br
Purba yang telah membesarkan dan mendidik panulis dengan kasih sayang dan juga
tak henti-hentinya memberikan dukungan doa dan perhatian. Penulis juga
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu dr. Devi Nuraini
Santi, M.Kes. selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Ir. Indra Chahaya S, M.Kes.
selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing, mendidik, dan memberi
banyak masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS., selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara Medan.
2. Ibu Ir. Kalsum, M. Kes., selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis.
3. Bapak/Ibu Dosen Bagian Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat
(8)
4. Ibu Ir. Zulhaida, M. Kes., selaku PD. I Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara Medan.
5. Seluruh staf Perpustakaan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
Utara.
6. Kepala Desa Pagar Manik Kecamatan Silinda Kabupaten Serdang Bedagai yang
memberikan izin untuk melakukan penelitian.
7. Warga Desa Pagar Manik yang bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
8. Bapanggian Nurdin Sipayung yang memberikan bantuan dalam pengerjaan
skripsi ini.
9. Abang-abang penulis, Edi TP Sipayung dan Istri, Eko S Sipayung dan Istri dan
keponakan kecilku Gracia Sophia Nicely Sipayung yang selalu memberikan
semangat bagi penulis.
10.Teman-teman KTB “Theosopie” (K’Cathrine, Marta, Parulian) dan Adik-adikku
terkasih “Eben Haezer” (Evi, Fitri, Merlyn, Rani) yang selalu memberikan
semangat bagi penulis.
11.Teman-teman Koordinasi POMK FKM yang selalu memberikan dukungan bagi
penulis.
12.Rekan-rekan sepeminatan di Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, khususnya stambuk 2006
yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan sehinggga
membutuhkan banyak masukan dan kritikan dari berbagai pihak yang sifatnya
(9)
berharap semoga skrisi ini dapat menjadi sumbangan berguna bagi ilmu pengetahuan
khususnya dalam Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Medan, Agustus 2010
(10)
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Pengesahan ... i
Abstrak ... ii
Abstract ... iii
Riwayat Penulis ... iv
Kata Pengantar ... v
Daftar Isi ... viii
Daftar Tabel ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1.Latar Belakang ... 1
1.2.Perumusan Masalah ... 4
1.3.Tujuan Penelitian ... 4
1.3.1.Tujuan Umum ... 4
1.3.2. Tujuan Khusus ... 5
1.4. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
2.1. Siklus Air ... 7
2.2. Sumber-sumber Air ... 7
2.2.1. Air Permukaan ... 7
2.2.2. Air Tanah ... 8
2.2.3. Air Hujan ... 8
2.3. Golongan Air Berdasarkan Peruntukannya ... 9
2.4. Peranan Air Dalam Kehidupan ... 9
2.5. Air Sungai ... 10
2.5.1. Pengertian Air Sungai ... 10
2.5.2. Parameter Air Sungai ... 10
2.6. Standar Kualitas Air Bersih ... 11
2.6.1. Pengertian Air Bersih ... 11
2.6.2. Parameter Air Bersih ... 12
2.7. Peranan Air Sebagai Penyebab Penyakit ... 13
2.8. Keluhan Kesehatan Akibat Penggunaan Air ... 14
2.8.1. Kulit Gatal-gatal dan Merah... 14
2.8.2. Diare ... 14
2.8.3. Mata Merah, Gatal dan Panas ... 15
2.9. Perilaku ... 16
2.9.1. Pengertian Perilaku ... 16
2.9.2. Bentuk Perilaku ... 16
2.9.3. Pengetahuan ... 17
2.9.4. Sikap ... 19
2.9.5. Tindakan ... 20
2.10. Perilaku Kesehatan ... 22
2.10.1. Perilaku Pemeliharaan Kesehatan ... 22
2.10.2. Perilaku Pencarian dan Penggunaan Fasilitas Penggunaan Kesehatan 22 2.10.3. Perilaku Kesehatan Lingkungan ... 22
(11)
2.11. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku ... 24
2.12. Kerangka Konsep ... 25
2.13. Hipotesis Penelitian ... 25
BAB III METODE PENELITIAN ... 27
3.1. Jenis Penelitian ... 27
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27
3.2.1. Lokasi Penelitian ... 27
3.2.2. Waktu Penelitian ... 27
3.3. Populasi dan Sampel ... 27
3.4. Metode Pengumpulan Data ... 28
3.4.1. Data Primer ... 28
3.4.2. Data Sekunder ... 28
3.5. Defenisi Operasional ... 28
3.6. Teknik Pengolahan Data ... 29
3.7. Pengukuran ... 30
3.8. Analisa Data ... 30
3.8.1. Analisa Univariat ... 32
3.8.2. Analisa Bivariat ... 32
BAB IV HASIL ... 33
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 33
4.1.1. Letak Geografis ... 33
4.1.2. Demografi ... 33
4.2. Analisis Univariat ... 33
4.2.1. Variabel Independen ... 33
4.2.2. Variabel Dependen (Keluhan Kesehatan) ... 44
4.3. Analisis Bivariat ... 45
4.3.1. Hubungan Pengetahuan Pengguna Air dengan Keluhan Kesahatan .... 45
4.3.2. Hubungan Sikap Pengguna Air dengan Keluhan Kesahatan ... 47
4.3.3. Hubungan Tindakan Pengguna Air dengan Keluhan Kesahatan ... 48
BAB V PEMBAHASAN ... 51
5.1. Hubungan Pengetahuan Pengguna Air dengan Keluhan Kesehatan Pengguna Air Sungai ... 50
5.2. Hubungan Sikap Pengguna Air dengan Keluhan Kesehatan Pengguna Air Sungai ... 53
5.3. Hubungan Tindakan Pengguna Air dengan Keluhan Kesehatan Pengguna Air ... 54
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 57
6.1. Kesimpulan ... 57
6.2. Saran ... 59
DAFTAR PUSTAKA ... 60 LAMPIRAN :
LAMPIRAN 1. Surat Keterangan Telah Selesai Pengumpulan Data dari Kepala Desa Pagar Manik
LAMPIRAN 2. Kuesioner (Instrumen Penelitian) LAMPIRAN 3. Hasil-hasil Pengolahan Statistik
(12)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Syarat-Syarat Kualitas Air Golongan B ... 11
Tabel 2.2. Syarat-syarat Kualitas Air Bersih ... 12
Tabel 4.1. Distribusi Karakteristik Pengguna Air di Desa Pagar Manik Kecamatan Silinda Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010 ... 34
Tabel 4.2. Distribusi Pengguna Air Berdasarkan Pengetahuan ... 36
Tabel 4.3.Distribusi Pengguna Air Berdasarkan Tingkat Pengetahuan ... 38
Tabel 4.4. Distribusi Pengguna Air Berdasarkan Indikator Sikap ... 40
Tabel 5.5. Distribusi Pengguna Air Berdasarkan Alasan Tidak Menggunakan Fasilitas Air Bersih ... 41
Tabel 5.6. Distribusi Pengguna Air Berdasarkan Alasan Tetap Buang Air Besar di Sungai ... 41
Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap ... 41
Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Indikator Tindakan ... 42
Tabel 4.9. Distribusi Pengguna Air Berdasarkan Tempat Mandi, Menyikat Gigi dan Mencuci Apabila Air Sungai Banjir dan Keruh ... 43
Tabel 4.10. Distribusi Pengguna Air Berdasarkan Tindakan ... 42
Tabel 4.11. Distribusi Responden Berdasarkan Keluhan Kesehatan ... 43
Tabel 4.12. Hasil Analisa Antara Pengetahuan dengan Keluhan Kesehatan Gata-gatal Pengguna Air Sungai ... 44
Tabel 4.13. Hasil Analisa Antara Pengetahuan dengan Keluhan Kesehatan Diare Pengguna Air Sungai ... 44
Tabel 4.14. Hasil Analisa Antara Pengetahuan dengan Keluhan Kesehatan Mata Merah, Gatal dan Panas Pengguna Air Sungai ... 45
Tabel 4.15. Hasil Analisa Antara Sikap dengan Keluhan Kesehatan Gatal-gatal Pengguna Air Sungai ... 46
Tabel 4.16. Hasil Analisa Antara Sikap dengan Keluhan Kesehatan Diare Pengguna Air Sungai ... 46
Tabel 4.17. Hasil Analisa Antara Sikap dengan Keluhan Kesehatan Mata Merah, Gatal dan Panas Pengguna Air Sungai ... 47
Tabel 4.18. Hasil Analisa Antara Tindakan dengan Keluhan Kesehatan Gatal-gatal Pengguna Air Sungai ... 47
Tabel 4.19. Hasil Analisa Antara Tindakan dengan Keluhan Kesehatan Diare Pengguna Air Sungai ... 48
Tabel 4.20. Hasil Analisa Antara Tindakan dengan Keluhan Kesehatan Mata Merah, Gatal dan Panas ... 49
(13)
ABSTRAK
Kebiasaan warga menggunakan air sungai sebagai sumber air bersih dapat mengakibatkan timbulnya keluhan kesehatan yaitu gatal-gatal, mata merah, gatal dan panas dan diare.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dan hubungan perilaku pengguna air dengan keluhan kesehatan pengguna air sungai di Desa Pagar Manik Kecamatan Silinda Kabupaten Serdang Bedagai.
Penelitian ini bersifat survei analitik dengan desain penelitian cross sectional, yaitu untuk menggambarkan bagaimana karakteristik dan hubungan perilaku pengguna air dengan keluhan kesehatan pengguna air sungai. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu rumah tangga atau yang mewakili yang menggunakan air sungai untuk mandi, cuci dan kakus yang berjumlah 64 orang dengan pengambilan sampel secara total sampling. Data yang digunakan adalah data primer dengan dan data sekunder. Data dianalisis dengan menggunakan uji exact fisher.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase terbesar berdasarkan umur pengguna air adalah pada umur >50 tahun (32,8%), persentase terbesar berdasarkan tingkat pendidikan adalah tamat SLTA (35,9%), persentase terbesar berdasarkan jenis pekerjaan adalah petani (78,1%) , dan pendapatan terbanyak adalah <Rp. 800.000 (62,5%). Pengguna air yang memiliki pengetahuan baik sebesar 20,3%, sikap yang baik sebesar 7,8% dan tindakan yang baik sebesar 21,9%. Pengguna air yang mengalami keluhan kesehatan gatal-gatal sebesar 82,8%, mengalami diare sebesar 3,1% dan mengalami mata merah, gatal dan panas sebesar 25,0%. Berdasarkan penelitian, ada hubungan pengetahuan degan keluhan kesehatan gatal-gatal (p=0,006),ada hubungan sikap dengan keluhan kesehatan gatal-gatal (p=0,032) dan ada hubungan tindakan dengan keluhan kesehatan gatal-gatal diperoleh (p=0,010).
Pemerintah setempat sebaiknya memaksimalkan pembangunan dan penggunaan fasilitas air bersih dan fasilitas buang air besar agar masyarakat dapat menggunakan air bersih dalam jumlah yang cukup dan tidak buang air besar di sungai.
(14)
ABSTRACT
The habit of people in using river as clean water can cause health complaints those are itching, diarrhea and red eyes, itchy and hot.
The purpose of this study was to investigate the characteristics of water users and relationships between behavior with health complaints of river water users in Pagar Manik village Silinda Subdistrict Serdang Bedagai Regency.
This research is an analytical survey with cross sectional research design, to describe the characteristics of water users and relationships between behavior with health complaints of river users. The population of this study are all housewives or who represent that use river water for bathing, washing and toilet facilities which amounted to 64 people with total sampling. The data used are primary data and secondary data. The data was analyzed using exact fisher test.
The results showed that the largest percentage of water users is based on the age at age> 50 years (32.8%), the largest percentage based on the level of education is high school graduation (35.9%), the largest percentage based on the type of work are farmers (78.1% ), and most income is <Rp. 800.000 (62,5%). Water users who have good knowledge amounting to 20.3%, who have good attitude amounting to 7,8% and who have good actions amounting to 21.9%. Water users who experience health complaints of itching at 82.8%, 3.1% had diarrhea and had red eyes, itchy and hot at 25.0%. The result showed that there was relation between knowledge with health complaints of itching (p = 0.006), there was relation between attitude with health complaints of itching (p = 0.032) and there was relation between action with health complaints of itchinhg (p = 0.010).
Local governments should maximize the development and use of clean water facilities and defecate facilities so society can use clean water in sufficient quantities and do not defecate in the river.
(15)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, pembangunan kesehatan dilaksanakan secara
terarah, berkesinambungan dan realistis sesuai pentahapannya (Depkes RI, 2009).
Menurut Hendrik L. Blum (1986), derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi
oleh empat faktor utama yaitu : keturunan, lingkungan, perilaku dan pelayanan
kesehatan. Status kesehatan akan tercapai secara optimal, bilamana keempat faktor
tersebut secara bersama-sama mempunyai kondisi yang optimal pula (Notoadmodjo,
2003).
Dalam Indonesia sehat 2010, lingkungan yang diharapkan adalah lingkungan
yang kondusif bagi terwujudnya keadaan yang sehat yaitu lingkungan yang bebas dari
polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan
pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan, serta
terwujudnya kehidupan masyarakat yang tolong-menolong dengan memelihara
budaya-budaya bangsa.(Depkes RI, 2008).
Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan. Makhluk
hidup di muka bumi ini tak dapat terlepas dari kebutuhan akan air. Air merupakan
kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, sehingga tidak ada kehidupan
seandainya di bumi tidak ada air. Namun demikian, air dapat menjadi malapetaka
(16)
Air yang relatif bersih sangat didambakan oleh manusia, baik untuk keperluan hidup
sehari-hari, untuk keperluan industri, untuk kebersihan sanitasi kota, maupun untuk
keperluan pertanian dan lain sebagainya.(Warlina, 2004)
Dewasa ini air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang seksama
dan cermat. Karena untuk mendapatkan air yang bersih, sesuai dengan standar
tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal karena air sudah banyak tercemar oleh
bermacam-macam limbah dari hasil kegiatan manusia, baik limbah dari kegiatan
rumah tangga, limbah dari kegiatan industri dan kegiatan-kegiatan lainnya. Dan
ketergantungan manusia terhadap air pun semakin besar sejalan dengan
perkembangan penduduk yang semakin meningkat (Harmayani & Konsukartha,
2007).
Selain kualitas air yang menurun akibat pencemaran pada sumber air, tidak
tercukupinya jumlah air bersih yang dapat digunakan oleh masyarakat juga dapat
menimbulkan masalah terhadap kesehatan masyarakat seperti timbulnya penyakit
akibat penggunaan air seperti diare, kudis dan trachoma.
Di antara penyakit berbasis lingkungan (termasuk tersedianya air minum/ air
bersih yang memenuhi syarat kesehatan ), yang potensial menimbulkan kejadian luar
biasa (KLB) dan mempengaruhi sumber daya manusia adalah penyakit diare. Insiden
penyakit diare pada 1995 mencapai 280 penderita per 1000 penduduk pertahun, dan
pada tahun 2000 meningkat menjadi 300 per 1000 penduduk, dimana setiap anak
balita saat ini paling tidak menderita diare rata-rata sebanyak 1,3 kali pertahun. Hal
ini menunjukkan ada masalah air minum/air bersih dan perilaku hidup masyarakat
(17)
Berdasarkan hasil studi Lembaga Penelitian UI (1998) di daerah proyek Water
Supply and Sanitation for Low Income Community (WSSLIC), yang diungkapkan
bahwa dengan menggunakan air bersih yang memenuhi syarat kesehatan, dapat
mencegah penyakit diare sebesar 35% dan dengan menggunakan jamban akan
mencegah penyakit diare sebesar 28% (Achmadi, 2001).
Desa Pagar Manik dialiri oleh dua sungai yaitu Sungai Benalu dan Sungai
Pagar Gunung. Kedua sungai ini digunakan oleh warga untuk kebutuhan sehari-hari.
Dari 1018 jiwa penduduk Desa Pagar Manik, mayoritas menggunakan air sungai
sebagai sumber air bersih. Air sungai digunakan untuk mandi, mencuci, buang air
besar/kecil, buang sampah dan ada beberapa warga yang memiliki fasilitas MCK
sendiri di rumah yang membuat saluran akhir septic tank dan air buangan ke sungai.
Pada saat-saat tertentu sungai juga digunakan sebagai tempat pemotongan hewan
ternak seperti babi dan anjing dan kotoran serta sisa-sisa pemotongan selalu dibuang
ke air sungai. Bahkan jika sedang terjadi wabah penyakit ternak, ada beberapa warga
yang membuang bangkai ternak ke dalam sungai.
Berdasarkan survei awal yang dilakukan terlihat bahwa air sungai terlihat
berminyak dan sesekali terlihat kotoran manusia yang mengapung. Hal seperti ini
sangat terlihat pada saat pagi dan sore hari karena pada saat itu lah banyak penduduk
menggunakan air sungai.
Beberapa tahun yang lalu ikan di sungai Pagar Manik sangat banyak. Pada
saat musim kemarau tiba dan debit air sungai menurun maka ikan-ikan akan terlihat
dari permukaan air sungai. Tetapi sekarang sangat jarang ditemukan ikan apabila
(18)
di sungai menunjukkan terjadinya penurunan kualitas air sungai. Bahkan dalam
penggunaan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari oleh warga ada keluhan kesehatan
yang timbul seperti gatal-gatal, kudisan, menceret dan mata merah, gatal dan panas.
Persediaan air bersih di rumah tangga untuk kebutuhan masak seperti mencuci
sayur dan peralatan masak dan kebutuhan lain seperti mencuci tangan dan cebok
sesudah buang air besar sangat terbatas karena air yang digunakan adalah air yang
berasal dari mata air yang kecil yang ada di sekitar sungai yang diangkut setiap
harinya dengan menggunakan ember dengan waktu tempuh antara desa dengan
sungai kurang lebih 10 menit perjalanan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengetahui
bagaimana karakteristik dan hubungan perilaku pengguna air dengan keluhan
kesehatan pengguna air sungai di Desa Pagar Manik Kecamatan Serdang Bedagai
tahun 2010.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan permasalahan adalah
bagaimana karakteristik dan hubungan perilaku pengguna air dengan keluhan
kesehatan pengguna air sungai di Desa Pagar Manik Kecamatan Silinda Kabupaten
Serdang Bedagai tahun 2010.
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui karakteristik dan hubungan perilaku pengguna air dengan
keluhan kesehatan pengguna air sungai di Desa Pagar Manik Kecamatan Silinda
(19)
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui karakteristik pengguna air, yaitu umur, pendidikan, pekerjaan
dan tingkat pendapatan.
2. Untuk mengetahui pengetahuan pengguna air tentang penggunaan air di Desa
Pagar Manik.
3. Untuk mengetahui sikap pengguna air sungai tentang penggunaan air sungai di
Desa Pagar Manik.
4. Untuk mengetahui tindakan pengguna air tentang penggunaan air sungai di Desa
Pagar Manik.
5. Untuk mengetahui keluhan kesehatan (gatal-gatal, diare, mata merah, gatal dan
panas) pengguna air karena penggunaan air sungai di Desa Pagar Manik.
6. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan pengguna air dengan keluhan
kesehatan (gatal-gatal, diare, mata merah, panas dan gatal) pengguna air sungai di
Desa Pagar Manik.
7. Untuk mengetahui hubungan sikap pengguna air dengan keluhan kesehatan
(gatal-gatal, diare, mata merah, gatal, gatal dan panas) pengguna air sungai di
Desa Pagar Manik.
8. Untuk mengetahui hubungan tindakan pengguna air dengan keluhan kesehatan
(gatal-gatal, diare, mata merah, panas dan gatal) pengguna air sungai di Desa
(20)
1.4. Manfaat Penelitian
1. Sebagai masukan bagi pemerintah setempat yang terkait dalam hal pembangunan
fasilitas air bersih dan fasilitas buang air besar bagi penduduk yang menggunakan
air sungai sebagai sumber air bersih dan tempat buang air besar.
2. Untuk menambah wawasan dan pengalaman bagi penulis tentang penggunaan air
(21)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Siklus Air
Sebagian besar (71%) permukaan bumi ditutupi oleh air dan jumlah ini relatif
konstan. Air di bumi mengalami siklus hidrologi. Siklus ini sangat penting karena
menggambarkan bagaimana perjalanan air yang meliputi penguapan pada air
permukaan tanah, tumbuhan dan hewan, pembentukan awan di atmosfir kemudian
berubahnya awan menjadi tetesan-tetesan air dan jatuh kembali ke permukaan bumi
sebagai hujan. Air hujan ini mengalir sebagai air permukaan, meresap ke dalam tanah
dan menjadi air tanah. Air tanah dalam akan timbul ke permukaan menjadi air
permukaan. Air permukaan ini akan kembali mengalami penguapan dan demikian
seterusnya (Soemirat, 2007).
2.2. Sumber-Sumber Air 2.2.1. Air Permukaan
Air permukaan adalah air yang berada di atas permukaan tanah seperti air
sungai, air rawa, air irigasi, air danau, air laut dan sebagainya. Air permukaan
merupakan sumber air yang yang dapat digunakan sebagai sumber air bersih dan air
minum tetapi sangat mudah tercemar dan terkotori oleh bahan pencemar dan pengotor
yang mengapung, melayang, mengendap dan melarut di air permukaan oleh sebab itu
(22)
2.2.2. Air Tanah 1. Mata Air
Mata air adalah air yang berasal dari dalam tanah yang muncul secara
alamiah. Air yang berasal dari mata air ini pada umumnya belum tercemar dan bisa
lansung dikonsumsi.
2. Air Sumur Dangkal
Air sumur dangkal adalah air yang keluar dari dalam tanah yang dangkal atau
sering disebut sebagai air tanah. Dalamnya lapisan air ini dari permukaan tanah
berkisar 5 sampai dengan 15 meter dan berbeda kedalaman antara satu tempat dengan
tempat yang lain. Dalam penggunaannya air sumur dangkal ini perlu diolah terlebih
dahulu sebelum dikonsumsi karena ada kemungkinan terkontaminasi kotoran di
permukaan tanah.
3. Air Sumur Dalam
Air sumur dalam adalah air yang berasal dari lapisan kedua dalam tanah.
Dalamnya lapisan ini dari permukaan tanah biasanya di atas 15 meter. Oleh karena itu
sebagian besar air dalam ini sudah cukup sehat untuk lansung dikonsumsi tanpa
mengalami pengolahan.
2.2.3. Air Hujan
Air hujan adalah air yang berasal dari sublimasi uap air di udara yang ketika
turun melarutkan benda-benda di udara yang dapat mencemari dan mengotori air
(23)
2.3. Golongan Air Berdasarkan Peruntukannya
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990 tentang pengendalian
pencemaran air Pasal 7 ayat 1 berdasarkan peruntukannya air dibagi ke dalam empat
golongan yaitu :
1. Golongan A
Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan
terlebih dahulu.
2. Golongan B
Air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum.
3. Golongan C
Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.
4. Golongan D
Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian dan dapat dimanfaatkan untuk
usaha perkotaan, industri, pembangkit listrik tenaga air.
2.4. Peranan Air Dalam Kehidupan
Air memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Tubuh
manusia sebagian besar terdiri dari air. Dalam tubuh orang dewasa, sekitar 55-60 %
berat badan terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65 % dan untuk bayi sekitar 80 %
(Notoadmodjo, 2003).
Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk minum,
masak, mandi, mencuci dan sebagainya. Menurut perhitungan WHO di negara-negara
maju tiap orang memerlukan air antara 60-120 liter per hari. Sedangkan di
(24)
2.5. Air Sungai
2.5.1. Pengertian Air Sungai
Menurut Peratuan Pemerintah nomor 35 tahun 1991 sungai adalah
tempat-tempat dan wadah-wadah serta jaringan pengaliran air mulai dari mata air sampai
muara dengan dibatasi kanan dan kirinya serta sepanjang pengalirannya oleh garis
sempadan (Depkes, 1991).
Menurut Kusnoputranto (1997), air sungai adalah salah satu badan air yang
menghasilkan air di atas permukaan daratan yang mengalir dari dataran tinggi ke
dataran rendah.
2.5.2. Parameter Air Sungai
Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 20 tahun 1990, air sungai termasuk
dalam golongan B yaitu air yang dapat digunakan sebagai bahan baku air minum.
Oleh sebab itu yang menjadi parameter air sungai berdasarkan PP nomor 20 tahun
(25)
Tabel 2.1
Syarat-Syarat Kualitas Air Golongan B
No Parameter Satuan Kadar Maksimum Keterangan
1 Fisika
- Suhu oC Suhu air normal -
- Zat Padat Terlarut mg/L 1000 -
2 Kimia
Kimia Anorganik -
- Air raksa mg/L 0,001 -
- Besi mg/L 5 -
- Nitrat mg/L 10 -
- Oksigen terlarut (DO) mg/L * * air permukaan
dianjurkan lebih besar atau sama
dengan 6
- pH - 5-9 -
- Timbal mg/L 0,1 -
Kimia Organik -
- Aldrin dan dieldrin mg/L 0,017 -
- Chlordane mg/L 0,003 -
- DDT mg/L 0,042 -
- Minyak dan lemak mg/L nihil -
3 Mikrobiologi
- Koliform tinja Jumlah
per 100 ml
2000 -
- Total koliform Jumlah
per 100 ml
10.000 -
4 Radio Aktivitas
- Aktivitas Alpha Bq/L 0,1 -
- Aktivitas Beta Bq/L 1,0 -
Sumber Depkes, 1990
2.6. Standar Kualitas Air Bersih 2.6.1. Pengertian Air Bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak
(26)
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan nomor 416 tahun 1990 air bersih
adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi
syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.
2.6.2. Parameter Air Bersih
Parameter air sungai yang ada di dalam Permenkes No.
416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.2
Syarat-Syarat Kualitas Air Bersih
No Parameter Satuan Kadar Maksimum yang
Diperbolehkan Keterangan
A. Fisika
1 Bau - - Tidak berbau
2 Jumlah padat
yang terlarut
Mg/L 1500 -
3 Kekeruhan Skala NTU 25 -
4 Rasa - - Tidak berasa
5 Suhu oC Suhu udara ± 3 oC -
6 Warna Skala TCU 50 -
B. Kimia
Kimia Anorganik
1 Besi mg/L 1,0 -
2 Kesadahan mg/L 500 -
3 Nitrat mg/L 10 -
4 pH mg/L 6,5-9,0 -
Kimia Organik
1 Deterjen mg/L 0,5 -
2 Pestisida total mg/L 0,01 -
C. Mikrobiologi
1 Total Ciliform Jumlah per 100 ml
10 Air perpipaan
2 Coliform Jumlah per
100 ml
50 Bukan air
perpipaan Sumber Depkes, 1990
(27)
2.7. Peranan Air Sebagai Penyebab Penyakit.
Penyakit sebagian besar dikaitkan dengan adanya hubungan interaktif antara
kehidupan manusia dengan bahan, kekuatan, atau zat yang tidak dikehendaki yang
datang dari luar tubuhnya atau lingkungannya. Kekuatan, zat, atau bahan yang masuk
ke dalam tubuh tersebut bisa merupakan benda hidup atau benda mati. Sehingga
dapat menganggu fungsi ataupun bentuk suatu organ (Achmadi, 2008).
Air merupakan bagian dari lingkungan yang tidak dapat terpisahkan dari
kehidupan manusia. Dalam penggunaannya, air dapat menjadi penyebab terjadinya
penyakit. Air sebagai penyebab terjadinya penyakit dibagi ke dalam 4 (empat) cara
yaitu (Soemirat, 2007) :
1. Air Sebagai Penyebar Mikroba Patogen (Water Borne Disease)
Penyakit disebarkan secara langsung oleh air dan hanya dapat menyebar apabila
mikroba penyebab terjadinya penyakit masuk ke dalam sumber air yang digunakan
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jenis mikroba yang ada di dalam
air yaitu virus, bakteri, protozoa dan metazoa. Penyakit yang disebabkan karena
mikroba patogen ini seperti cholera, thypus abdominalis, hepatitis A, poliomyelitis,
dysentry. Keluhan yang dapat muncul seperti menceret dan kotoran berlendir
2. Air Sebagai Sarang Vektor Penyakit (Water Related Insecta Vector)
Air dapat berperan sebagai sarang insekta yang menyebarkan penyakit pada
masyarakat. Insekta sedemikian disebut sebagai vektor penyakit. Vektor penyakit
yang sedemikian dapat mengandung penyebab penyakit. Penyebab penyakit dalam
(28)
banyak atau tidak mengalami perubahan apa-apa. Penyakit yang dapat muncul seperti
filariasis, demam berdarah, malaria.
3. Kurangnya Penyediaan Air Bersih (Water Washed Disease)
Kurang tersedianya air bersih untuk menjaga kebersihan diri, dapat menimbulkan
berbagai penyakit kulit dan mata. Hal ini terjadai karena bakteri yang ada pada kulit
dan mata mempunyai kesempatan untuk berkembang. Keluhan yang dapat muncul
seperti kulit merah, gatal-gatal dan mata merah, gatal dan berair.
4. Air Sebagai Sarang Hospes Sementara (Water Based Disease)
Penyakit ini memiliki host perantara yang hidup di dalam air. Penyakit yang dapat
muncul adalah schistosomiasis dan dracontiasis.
2.8. Keluhan Kesehatan Akibat Penggunaan Air 2.8.1. Kulit Gatal-gatal dan Merah
Kulit gatal dan merah merupakan gejala dermatitis. Dermatitis merupakan
respons kulit terhadap agens-agens yang beraneka ragam, misalnya zat kimia, protein,
bakteri dan fungus. Respons tersebut biasanya berhubungan dengan alergi (Djuanda,
1990).
Dermatitis disebabkan oleh oleh faktor dari dalam tubuh (endogen) dan luar
tubuh (eksogen). Faktor endogen seperti gangguan sirkulasi darah dan penyakit
sistemik (diabetes melitus). Faktor eksogen seperti zat toksik (deterjen), bakteri,
jamur, suhu rendah, suhu tinggi, obat-obatan dan makanan.
2.8.2. Diare
Diare atau dalam bahasa Inggris disebut diarrhea adalah sebua
(29)
atau feses yang masih memiliki kandunga
per hari. (Anonimous, 2010).
Diare pada umumnya disebabkan oleh beberapa infeksi
seringkali akibat dari rac
makanan mencukupi dan air tersedia, pasien yang sehat biasanya sembuh dari infeksi
virus umumnya dalam beberapa hari dan paling lama satu minggu. Namun untuk
individu yang sakit atau kurang gizi, diare dapat menyebabka
dan dapat mengancam-jiwa bila tanpa perawatan. Diare juga dapat merupaka
dari luka,
berlebihan dan kelebihan
2.8.3. Mata Merah, Gatal dan Panas
Mata merah, gatal dan panas merupakan gejala dari penyakit trakoma.
Trakoma adalah salah satu bentuk radang konjungtiva (selaput lendir mata) yang
berlangsung lama dan disebabkan oleh Chlamydia Trachomatis. Infeksi ini menyebar
melalui kontak langsung dengan sekret kotoran mata penderita trakoma atau melalui
alat-alat kebutuhan sehari-hari seperti handuk, alat-alat kecantikan dan lain-lain.
Penyakit ini sangat menular dan biasanya menyerang kedua mata. Bila ditangani
secepatnya, trakoma dapat disembuhkan dengan sempurna. Namun bila terlambat
dalam penanganannya, trakoma dapat menyebabkan kebutaan (Anonimous, 2010).
Trakoma disebabkan oleh bakteri Chlamydia Trakhomatis yang menyebar
(30)
alat-alat kebutuhan sehari-hari seperti handuk yang terdapat sekret penderita trakoma atau
melalui gigitan serangga. Higiene dan sanitasi yang buruk dapat mempercepat
terjadinya penularan penyakit ini.
2.9. Perilaku
2.9.1. Pengertian Perilaku
Menurut Skinner (1938), perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang
terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Respon ini meliputi respons yang
ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan tertentu dan respon yang timbul dan
berkembang kemudian diikuti oleh perangsang tertentu.
Menurut Notoadmodjo (2003), perilaku merupakan suatu kegiatan atau
aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi pada hakikatnya perilaku manusia adalah
tindakan atau aktivitas manusia itu sendiri baik yang dapat diamati maupun yang
tidak dapat diamati secara langsung.
Menurut Benyamin Bloom (1908), perilaku dibagi dalam 3 (tiga) domain
yaitu kognitif (cognitive domain), afektif (affective domain) dan psikomotor
(psychomotor domain).
2.9.2. Bentuk Perilaku
Berdasarkan respon terhadap stimulus yang timbul, maka perilaku dibagi
menjadi dua bentuk (Notoadmodjo, 2003):
1. Perilaku Tertutup (covert behavior)
Perilaku tertutup disebut juga sebagai respons internal, yaitu yang terjadi di
dalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat diamati oleh orang lain. Respons
(31)
yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut. Misalnya seorang ibu tahu
bahwa imunisasi itu dapat mencegah suatu penyakit tertentu.
2. Perilaku Terbuka (overt behavior)
Perilaku terbuka adalah perilaku yang jelas dan dapat diobservasi secara
langsung oleh orang lain. Respon ini sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek.
Misalnya seorang ibu membawa anaknya ke posyandu setiap bulannya untuk
diimunsasi.
2.9.3. Pengetahuan
Menurut Notoadmodjo (2003) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan meliputi penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Pengetahuan merupakan bagian dari perilaku yang tidak bisa diamati secara langsung
oleh orang lain karena masih terjadi di dalam diri manusia itu sendiri (covert
behavior).
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 (enam)
tingkatan (Notoadmodjo, 2003) :
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk ke dalam tingkat ini adalah mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu
tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain meyebutkan,
(32)
2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara
benar. Orang yang paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek
yang dipelajari.
3. Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan
sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam
konteks atau situasi yang lain.
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke
dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi, dan masih ada
kaitannya satu sama lain. Misalnya mampu membedakan, memisahkan,
mengelompokkan dan sebagainya.
5. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan
bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sistesis
adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi
yang ada. Misalya dapat menyusun, merencanakan, meringkaskan menyesuaikan dan
(33)
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu
materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan
sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya, dapat
membedakan antara anak yang gizi baik dengan gizi kurang.
2.9.4. Sikap
Sikap merupakan reaksi respon yang masih tertutup dari seorang terhadap
suatu stimulus atau objek.
Menurut Newcomb yang dikutip oleh Notoadmodjo (2003), sikap merupakan
kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif
tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan
predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap masih merupakan reaksi tertutup, bukan
merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan
untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan
terhadap objek.
Allport (1954) membagi sikap ke dalam 3 (tiga) komponen pokok yaitu :
1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap objek.
2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.
(34)
Menurut Notoadmodjo (2003) sikap yang tercakup dalam domain afektif
mempunyai 4 (empat) tingkatan yaitu :
1. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa seseorang mau dan memperhatikan stimulus yang
diberikan.
2. Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang
diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk
menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan
itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut.
3. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah
suatu indikasi sikap. Misalnya ketika seorang ibu mengajak ibu lain untuk membawa
anaknya ke posyandu.
4. Bertanggung Jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko
merupakan sikap yang paling tinggi.
2.9.5. Tindakan (practice)
Suatu sikap belum tentu terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior).
Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor
(35)
Tindakan yang tercakup dalam domain psikomotorik mempunyai 4 (empat)
tingkatan (Notoadmodjo, 2003) :
1. Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan
diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama. Misalnya, seorang ibu dapat
memilih makanan yang bergizi tinggi bagi anaknya.
2. Respon terpimpin (guided response)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh
adalah merupakan indikator praktek tingkat dua. Misalnya, seorang ibu dapat
memasak sayur dengan benar, mulai dari mencuci, memotong, lamanya memasak,
menutup pancinya dan sebagainya.
3. Mekanisme (mecanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau
sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktek tingkat tiga.
Misalnya, seorang ibu yang sudah biasa mengimunisasikan bayi pada umur-umur
tertentu, tanpa menunggu perintah dari orang lain.
4. Adaptasi (adaptation)
Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik.
Seseorang sudah dapat memodifikasi tindakan tanpa mengurangi kebenaran tindakan
tersebut. Misalnya, ibu dapat mengolah makanan bergizi tinggi dengan bahan yang
(36)
2.10. Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan adalah respons seseorang terhadap stimulus atau objek
yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan,
minuman dan lingkungan(Notoadmodjo, 2003) .
2.10.1. Perilaku Pemeliharaan Kesehatan
Perilaku Pemeliharaan Kesehatan adalah usaha-usaha seseorang untuk
memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan
bilamana sakit. Perilaku pemeliharaan kesehatan ini terbagi dalam tiga aspek yaitu :
1. Perilaku pencegahan penyakit dan penyembuhan bila sakit serta pemulihan
kesehatan bilamana telah sembuh dari sakit.
2. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sehat.
3. Perilaku gizi makanan dan minuman. Makanan dan minuman dapat memelihara
dan meningkatkan kesehatan seseorang, tetapi sebaliknya makanan dan minuman
dapat mendatangakan penyakit. Hal ini sangat tergantung pada perilaku orang
terhadap makanan dan minuman tersebut.
2.10.2.Perilaku Pencarian dan Penggunaan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat
menderita penyakit dan atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini dimulai dari
mengobati sendiri sampai mencari pengobatan.
2.10.3.Perilaku Kesehatan Lingkungan
Perilaku ini adalah bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik
lingkungan fisik maupun sosial budaya dan sebagainya, sehingga lingkungan tersebut
(37)
mengelola lingkungannya sehingga tidak mengganggu kesehatannya sendiri, keluarga
dan masyarakat. Misalnya bagaimana mengelola air minum.
Becker (1979) membuat klasifikasi tentang perilaku kesehatan ini yaitu :
1. Perilaku Hidup Sehat
Perilaku hidup sehat adalah perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan
seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya. Perilaku ini
mencakup makan dengan menu seimbang, olahraga teratur, tidak merokok, tidak
minum minuman keras, istirahat cukup, mengendalikan stres dan perilaku hidup
positif lainnya.
2. Perilaku Sakit
Perilaku sakit mencakup respons seseorang terhadap sakit dan penyakit, persepsinya
terhadap sakit, pengetahuan tentang penyebab dan gejala penyakit, pengobatan
penyakit dan sebagainya.
3. Perilaku Peran Sakit
Orang sakit memiliki peran sabagai orang sakit, yang mencakup hak-hak orang sakit
dan kewajiban sebagai orang sakit. Hak dan kewajiban ini harus diketahui oleh orang
sakit sendiri maupun orang lain. Perilaku ini meliputi :
• Tindakan untuk memperoleh kesembuhan.
• Mengenal dan mengetahui fasilitas atau sarana penyembuhan penyakit yang layak.
(38)
2.11. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Menurut Lawrence Green (1980), perilaku dipengaruhi oleh tiga faktor utama
yaitu :
1. Faktor-faktor Predisposisi (predisposing factors)
Faktor-faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan,
tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan , tingkat sosial
ekonomi.
2 Faktor-faktor Pemungkin (enabling factors)
Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan
bagi masyarakat. Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan
terwujudnya perilaku kesehatan. Misalnya tersedianya fasilitas air bersih, tempat
pembuangan tinja dan lain sebagainya.
3 Faktor-faktor Penguat (reinforcing faktors)
Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama,
(39)
2.12. Kerangka Konsep
2.13. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesa penelitian sebagai
berikut:
Ha : Ada hubungan pengetahuan pengguna air dengan keluhan kesehatan
(gatal-gatal, diare, mata merah, panas dan gatal) pengguna air sungai di Desa
Pagar Manik.
Ho : Tidak ada hubungan pengetahuan pengguna air dengan keluhan kesehatan
(gatal-gatal, diare, mata merah, panas dan gatal) pengguna air sungai di
Desa Pagar Manik
Ha : Ada hubungan sikap pengguna air dengan keluhan kesehatan (gatal-gatal,
diare, mata merah, panas dan gatal) pengguna air sungai di Desa Pagar
Manik.
Keluhan Kesehatan Pengguna Air
- Gatal-gatal
- Diare
- Mata Merah,
panas dan gatal
Perilaku Pengguna Air - Pengetahuan - Sikap - Tindakan
Karakteristik Pengguna Air
- Umur
- Pendidikan - Pekerjaan - Pendapatan
(40)
Ho : Tidak ada hubungan sikap pengguna air dengan keluhan kesehatan
(gatal-gatal, diare, mata merah, panas dan gatal) pengguna air sungai di Desa
Pagar Manik.
Ha : Ada hubungan tindakan pengguna air dengan keluhan kesehatan (gatal-gatal,
diare, mata merah, panas dan gatal) pengguna air sungai di Desa Pagar
Manik
Ho : Tidak ada hubungan tindakan pengguna air dengan keluhan kesehatan
(gatal-gatal, diare, mata merah, panas dan gatal) pengguna air sungai di Desa
(41)
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat survei analitik dengan desain penelitian cross sectional,
yaitu untuk menggambarkan bagaimana karakteristik dan hubungan perilaku
pengguna air dengan keluhan kesehatan pengguna air sungai di Desa Pagar Manik
Kecamatan Silinda Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2010.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Desa Pagar Manik Kecamatan Silinda Kabupaten
Serdang Bedagai. Adapun alasan pemilihan lokasi ini adalah :
1. Sebagian besar masyarakat di Desa Pagar Manik menggunakan air sungai untuk
mandi, cuci dan kakus (MCK).
2. Belum pernah dilakukan penelitian tentang pengetahuan, sikap dan tindakan
masyarakat tentang penggunaan air sungai.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2010.
3.3. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu rumah tangga atau yang mewakili
yang menggunakan air sungai untuk mandi, cuci dan kakus di Desa Pagar Manik
tahun 2010 yang berjumlah 64 KK.Karena jumlah populasi sedikit, maka sampel
(42)
3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer
Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan ibu rumah tangga
atau yang mewakili dari setiap KK dengan menggunakan kuesioner dan melakukan
observasi langsung terhadap masyarakat pengguna air sungai.
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari data kantor Kepala Desa.
3.5. Defenisi Operasional
1. Karakteristik pengguna air adalah gambaran keadaan responden yaitu umur,
tingkat pendidikan, pekerjaan dan penghasilan per bulan.
2. Umur adalah lamanya waktu hidup pengguna air dalam tahun yang dihitung
sejak dilahirkan.
3. Tingkat pendidikan adalah tingkat pendidikan terakhir penguna air
4. Pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pengguna air dengan tujuan
untuk mendapatkan hasil berupa uang atau barang.
5. Tingkat pendapatan adalah jumlah penghasilan rata-rata keluarga pengguna
air setiap bulannya.
6. Perilaku adalah semua kegiatan pengguna air baik yang dapat diamati maupun
tidak.
7. Pengetahuan adalah adalah hasil tahu pengguna air tentang penggunaan air
sungai dan hubungannya dengan keluhan kesehatan yang diperoleh melalui
(43)
8. Sikap adalah tanggapan pengguna air tentang penggunaan air sungai dan
hubungannya dengan penggunaan air sungai untuk MCK.
9. Tindakan adalah kegiatan atau aktivitas yang dilakukan pengguna air terhadap
air sungai
10.Keluhan Kesehatan adalah keluhan kesehatan yang dirasakan pengguna air
sungai karena menggunakan air sungai seperti kulit gatal-gatal, merah, diare
dan mata merah, gatal dan panas.
3.6. Teknik Pengolahan Data
Setelah data dikumpulkan dengan mengunakan kuisioner yang sebelumnya
sudah diberi kode, maka perlu dilakukan pengolahan data. Dalam pengolahan data
ada beberapa langkah yang dilakukan yaitu :
1. Editing (pemeriksaan data)
Data yang dikumpulkan melalui kuesioner diperiksa kembali satu persatu dengan
maksud untuk memastikan kuesioner telah diisi sesuai dengan petunjuk pengisian.
Jika terdapat kuesioner yang belum diisi atau pengisian belum sesuai dengan
petunjuk dan tidak relevan pertanyaan dengan jawaban maka jawaban kuesioner
diperbaiki lagi dengan cara mencari responden semula.
2. Coding (pemberian kode)
Pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan diberi kode untuk mempermudah pada
saat tabulasi dan analisa data. Tanda-tanda kode disesuaikan dengan pengertian yang
(44)
3. Tabulating (tabulasi data)
Data yang telah diberikan kode dipindahkan ke dalam tabel-tabel yang telah
dipersiapkan dengan menggunakan program yang ada di komputer.
3.7. Pengukuran
Untuk mengukur pengetahuan, sikap dan tindakan responden penelitian
digunakan skala Likert (Usman & Akbar PS, 1996). Ada 26 pertanyaan yang
disajikan di dalam kuesioner.
1. Pengetahuan
Pengetahuan dapat diukur dengan memberikan skor pada tiap jawaban yang diberikan
responden. Ada 12 (dua belas) pertanyaan dengan dengan total skor 24. Dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. Pertanyaan dengan pilihan jawaban huruf (a, b, c)
- Jawaban a = skor 2
- Jawaban b = skor 1
- Jawaban c = skor 0
b. Pertanyaan dengan pilihan jawaban angka (1, 2, 3, 4)
- Jika tidak memilih salah satu dari pilihan jawaban diberi skor 0
- Jika memilih 1-2 pilihan jawabab diberi skor 1
- Jika memilih 3-4 pilihan jawaban diberi skor 2
Berdasarkan jumlah nilai diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu :
Pengetahuan baik apabila responden mampu menjawab pertanyaan dengan benar di atas 75 % atau memiliki skor di atas 18.
(45)
Pengetahuan kurang baik apabila responden mampu menjawab pertanyaan dengan benar di bawah 75 % atau memiliki skor di bawah 18.
2. Sikap
Sikap responden diukur dengan memberikan skor pada tiap jawaban yang diberikan
responden. Ada 21 pertanyaan dengan total skor 42 . Setiap pertanyaan memiliki 2
pilihan jawaban dengan masing-masing skor yaitu :
a. Tidak setuju = skor 2
b. Setuju = skor 0
Untuk pertanyaan nomor 18 dan 19 :
a. Tidak setuju = skor 0
b. Setuju = skor 2
Sikap baik apabila responden mampu menjawab pertanyaan dengan benar di atas 75 % atau memiliki skor di atas 31 .
Sikap kurang baik apabila responden mampu menjawab pertanyaan dengan benar di bawah 75 % atau memiliki skor di bawah 31.
3. Tindakan
Tindakan responden diukur dengan memberikan skor pada tiap jawaban yang
diberikan responden. Ada 14 pertanyaan dengan total skor 28. Setiap pertanyaan
memiliki 2 pilihan jawaban dengan masing-masing skor yaitu :
a. Tidak = skor 2
b. Ya = skor 0
Tindakan baik apabila responden mampu menjawab pertanyaan dengan benar di atas 75 % atau memiliki skor di atas 21.
(46)
Tindakan kurang baik apabila responden mampu menjawab pertanyaan dengan benar di bawah 75 % atau memiliki skor di bawah 21.
4. Keluhan Kesehatan
Untuk mengetahui adanya keluhan kesehatan yang dirasakan oleh pengguna air maka
dibuat 3 keluhan kesehatan yang dirasakan keluarga responden selama 3 bulan
terakhir. Adapun keluhan kesehatan yang buat adalah :
1. Kulit merah dan gatal
2. Diare
3. Mata merah, panas dan gatal
3.8. Analisa Data 3.8.1. Analisa Univariat
Analisa data dilakukan dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi
sehingga dapat diketahui bagaimana gambaran karakteristik pengguna air (umur,
tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan), perilaku dan keluhan kesehatan pengguna
air.
3.8.2. Analisa Bivariat
Variabel perilaku (pengetahuan, sikap, tindakan) dan keluhan kesehatan akan
dianalisa dengan menggunakan uji hipotesis chi-square atau exact fisher sehingga
(47)
BAB IV
HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1. Letak Geografis
Desa Pagar manik adalah satu dari sembilan desa yang berada di Kecamatan
Silinda Kabupaten Serdang Bedagai. Adapun batas-batas wilayah Desa Pagar Manik
adalah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Kulasar
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tarean
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Silinda
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Pagar Gunung, Kabupaten Deli
Serdang
Desa Pagar Manik terdiri dari tiga dusun. Desa ini dilalui oleh dua sungai
yaitu Sungai Benalu dan Sungai Pagar Gunung. Sebelum melalui Desa Pagar Manik,
Sungai Benalu dan Sungai Pagar Gunung juga melalui beberapa desa yang
menggunakan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi, cuci, kakus dan
pertanian.
4.1.2. Demografi
Jumlah penduduk Desa Pagar Manik sebanyak 1018 jiwa. Jumlah penduduk
laki-laki adalalah 504 jiwa dan jumlah penduduk perempuan adalah 514 jiwa.
Mayoritas penduduk bekerja sebagai petani (108 jiwa) sedangkan buruh adalah 75
(48)
Adapun air yang digunakan oleh penduduk untuk kebutuhan sehari-hari
berasal dari :
1. Air Sungai Benalu dan Sungai Pagar Gunung
2. Sumur gali
3. Sumur bor
4. Air hujan
5. Sumur bor umum (milik desa)
4.2. Analisis Univariat 4.2.1. Variabel Independen a. Karakteristik Pengguna Air
Adapun karakteristik pengguna air adalah umur, pendidikan, jenis pekerjaan
dan penghasilan. Berdasarkan umur dikelompokkan 20-30 tahun, 31-40 tahun, 41-50
tahun dan >50 tahun. Berdasarkan pendidikan dikelompokkan tidak sekolah/tidak
tamat SD, tamat SD, tamat SLTP, tamat SLTA dan tamat perguruan tinggi.
Berdasarkan jenis pekerjaan dikelompokkan petani, pedagang, buruh, wiraswasta dan
PNS. Berdasarkan pendapatan dikelompokkan <Rp. 800.000, Rp. 800.000-1.500.000
(49)
Tabel 4.1. Distribusi Pengguna Air Berdasarkan Karakteristik Pengguna Air di Desa Pagar Manik Kecamatan Silinda Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010
No. Karakteristik Pengguna Air Jumlah (orang)
Persentase (%) 1. Umur
20-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun >50 tahun 13 13 17 21 20.3 20.3 26.6 32.8
Total 64 100
2. Tingkat Pendidikan
Tidak sekolah/tidak tamat SD Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Perguruan Tinggi 17 12 9 23 3 26.6 18.8 14.1 35.9 4.7
Total 64 100
3. Pekerjaan
Petani Pedagang Buruh Wiraswasta PNS 50 1 4 6 3 78.1 1.6 6.3 9.4 4.7
Total 64 100
4. Pendapatan
< Rp. 800.000
Rp. 800.000-1.500.000 >Rp. 1.500.000 40 15 9 62.5 23.4 14.1
Total 64 100
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa persentase terbesar
berdasarkan umur pengguna air adalah pada umur >50 tahun (32,8%), persentase
terbesar berdasarkan tingkat pendidikan adalah tamat SLTA (35,9%), persentase
terbesar berdasarkan jenis pekerjaan adalah petani (78,1%). Dan berdasarkan
(50)
b. Pengetahuan
Variabel pengetahuan dalam penelitian diketahui dengan menanyakan 12
pertanyaan mengenai pengetahuan pengguna air. Hasil penelitian menunjukkan
pengguna air yang dengan benar mengetahui semua sumber air bersih sebanyak 15
orang (23,4%), mengetahui semua yang termasuk air permukaan sebanyak 18 orang
(28,1%), mengetahui pengertian air sumur dangkal sebanyak 16 orang (25,0%),
mengetahui pengertian air sumur dalam sebanyak 10 orang (15,6%), mengetahui
pengertian air hujan sebanyak 16 orang (25,0%), mengetahui semua peranan air bagi
manusia sebanyak 59 orang (92,2%), mengetahui jumlah air yang dibutuhkan tiap
orang (liter) sebanyak 56 orang (87,5%), mengetahui pengertian air bersih sebanyak
24 orang (37,5%), mengetahui pengertian air sungai bersih sebanyak 22 orang
(34,4%), mengetahui air yang bagaimana dapat menyebabkan keluhan kesehatan
sebanyak 25 orang (39,1%), mengetahui semua bagaimana cara air menjadi penyebab
terjadinya penyakit sebanyak 31 orang (48,4%) dan mengetahui semua keluhan
kesehatan yang disebabkan akibat penggunaan air sebanyak 56 orang (87,5%). Secara
(51)
Tabel 4.2.Distribusi Pengguna Air Berdasarkan Pengetahuan Pengguna Air di Desa Pagar Manik Kecamatan Silinda Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010
No. Indikator dan Jawaban Aspek Pengetahuan Jumlah
(orang)
Persentase (%)
1. Sumber air bersih yang bisa digunakan (air permukaan, air dalam tanah, air hujan) - Tidak tahu
- Memilih 1-2 jawaban benar - Memilih 3 jawaban benar
2 47 15 3.1 73.4 23.4 2. Termasuk dalam air permukaan (sungai, danau, laut, air irigasi)
- Tidak tahu
- Memilih 1-2 jawaban benar - Memilih 3-4 jawaban benar
2 44 18 3.1 68.8 28.1 3. Pengertian air sumur dangkal
- Tidak tahu
- Air dari galian beberapa meter tanah dan dapat digunakan
- Air dari galian tanah kedalaman 5-15 m dan harus mengalami pengolahan sebelum dikonsumsi 3 45 16 4.7 70.3 25.0 4. Pengertian air sumur dalam
- Tidak tahu
- Air yang berasal dari pengeboran tanah sampai puluhan meter
- Air yang berasal dari lapisan kedua tanah di atas 15 m dan sebagian besar dapat langsung dikonsumsi tanpa pengolahan terlebih dulu
5 49 10 7.8 76.6 15.6 5. Pengertian air hujan
- Tidak tahu
- Air yang turun dari langit dan dapat digunakan
- Air yang berasal dari kumpulan uap air, ketika turun melarutkan benda-benda kecil di udara dan memerlukan pengolahan terlebih dahulu
3 45 16 4.7 70.3 25.0 6. Peranan air bagi manusia (masak dan minum, mencuci dan mandi, membersihkan
rumah, irigasi) - Tidak tahu
- Memilih 1-2 jawaban benar - Memilih 3-4 jawaban benar
0 5 59 0 7.8 92.2 7 Jumlah air yang dibutuhkan tiap orang (liter)
- Tidak tahu - Kurang dari 60 L - 60-120 L
0 8 56 0 12.5 87.5 8 Pengertian air bersih
- Tidak tahu
- Air yang terlihat jernih
- Air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak 1 39 24 1.6 60.9 37.5 9 Pengertian air sungai yang bersih
- Tidak tahu
- Air yang jernih dan tidak berbau
- Air sungai yang jernih, tidak berbau, tidak berasa, belum tercemar, benda lain dan tidak menyebabkan keluhan kesehatan.
1 42 22 1.6 64.1 34.4 10 Air yang dapat menyebabkan keluhan kesehatan
- Tidak tahu
- Air tidak berwarna (keruh) dan berbau
- Air yang dimasuki benda lain dan tidak memenuhi syarat kesehatan
2 37 25 3.1 57.8 39.1 11 Cara air menjadi penyebab terjadinya penyakit (masuknya bakteri atau virus ke dalam
air, ada binatang pengganggu pada air, kurangnya air untuk kebersihan, binatang pembawa penyakit dalam air)
- Tidak tahu
- Memilih 1-2 jawaban benar - Memilih 3-4 jawaban benar
0 33 31 0 51.6 48.4 12 Keluhan kesehatan akibat penggunaan air sungai (kulit merah-merah dan gatal, diare,
mata merah, gatal dan panas) - Tidak tahu
- Memilih 1-2 jawaban benar - Memilih 3 jawaban benar
0 8 56 0 12.5 87.5
(52)
Berdasarkan perhitungan jumlah skor pada perhitungan tingkat pengetahuan
pengguna air, maka dapat dikategorikan pengetahuan baik dan kurang baik. Hasil
penelitian dapat dilihat dalam table 4.3.
Tabel 4.3.Distribusi Pengguna Air Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Pengguna Air di Desa Pagar Manik Kecamatan Silinda Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010
No Pengetahuan Pengguna Air Jumlah (orang) Persentase (%)
1 Kurang baik 51 79.7
2 Baik 13 20.3
Total 64 100.0
Dari tabel di atas diketahui bahwa sebanyak 51 orang ( 79,7%) pengguna air
memiliki tingkat pengetahuan kurang baik dan sebanyak 13 orang (20,3%) memiliki
tingkat pengetahuan baik.
c. Sikap
Variabel sikap dalam penelitian diketahui dengan menggunakan 21
pertanyaan yang menanyakan bagaimana sikap pengguna air terhadap penggunaan air
sungai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengguna air yang tidak setuju air
sungai langsung digunakan sebagai air bersih sebanyak 9 orang (14,1%), tidak setuju
air sungai sebagai sumber air minum sebanyak 49 orang (76,6%), tidak ada pengguna
air yang tidak setuju air sungai digunakan untuk mandi, tidak setuju air sungai banjir
dan keruh digunakan untuk mandi sebanyak 44 orang (68,8%), tidak setuju air sungai
digunakan untuk menyikat gigi sebanyak 11 orang (17,2%), tidak setuju air sungai
banjir dan keruh untuk menyikat gigi sebanyak 61 orang (95,3%), tidak setuju buang
(53)
jika banjir dan keruh sebanyak 11 orang (17,2%), tidak setuju buang air besar di
sungai apabila diare sebanyak 12 orang (18,8%), tidak setuju air sungai digunakan
untuk mencuci pakaian sebanyak 1 orang (1,6%), tidak setuju air sungai banjir dan
keruh digunakan untuk mencuci pakaian sebanyak 54 orang (84,4%), tidak setuju air
sungai digunakan untuk mencuci piring dan alat masak sebanyak 4 orang (6,3%),
tidak setuju air sungai banjir dan keruh digunakan untuk mencuci piring dan alat
masak sebanyak 58 orang (90,6%), tidak setuju air sungai untuk mencuci sayuran,
ikan dan daging sebanyak 12 orang (18,8%), tidak setuju setelah sayuran, ikan dan
daging dicuci di air sungai tidak dicuci lagi dengan air bersih sebanyak 57 orang
(89,1%), tidak setuju membuang sampah di sungai sebanyak 47 orang (73,4%), tidak
setuju membuang bangkai ternak di sungai sebanyak 54 orang (84,4%), semua
pengguna air setuju dibangun fasilitas air bersih di desa, setuju dibangun fasilitas
buang air besar di desa sebanyak 62 orang (96,9%), bersedia menggunakan fasilitas
air bersih yang dibangun sebanyak 44 orang (68,8%) dan bersedia menggunakan
fasilitas buang air besar yang dibangun di desa sebanyak 46 orang (71,9%). Secara
(54)
Tabel 4.4.Distribusi Pengguna Air Berdasarkan Indikator Sikap Pengguna Air di Desa Pagar Manik Kecamatan Silinda Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010
No Indikator Sikap
Jawaban Setuju Tidak
Setuju
N % N %
1 Air sungai langsung digunakan sebagai air bersih
55 85.9 9 14.1
2 Air sungai sebagai sumber air minum 15 23.4 49 76.6
3 Air sungai digunakan untuk mandi 64 100 0 0
4 Air sungai banjir dan keruh digunakan untuk mandi
20 31.3 44 68.8
5 Air sungai untuk menyikat gigi 53 82.8 11 17.2
6 Air sungai banjir dan keruh untuk menyikat gigi 3 4.7 61 95.3
7 Buang air besar di sungai 56 87.5 8 12.5
8 Buang air besar di sungai banjir dan keruh 53 82.8 11 17.2 9 Menderita diare buang air besar di sungai 52 81.3 12 18.8 10 Air sungai digunakan untuk mencuci pakaian 63 98.4 1 1.6 11 Air sungai banjir dan keruh untuk mencuci
pakaian
10 15.6 54 84.4
12 Air sungai digunakan untuk mencuci piring dan alat masak
60 93.8 4 6.3
13 Air sungai banjir dan keruh digunakan untuk mencuci piring dan alat masak
6 9.4 58 90.6
14 Air sungai untuk mencuci sayuran, ikan dan daging
52 81.3 12 18.8
15 Setelah sayuran, ikan dan daging dicuci di air sungai, tidak dicuci lg dengan air bersih
7 10.9 57 89.1
16 Membuang sampah di sungai 17 26.6 47 73.4
17 Membuang bangkai ternak di sungai 10 15.6 54 84.4
18 Dibangun fasilitas air bersih di desa 64 100 0 0
19 Dibangun fasilitas buang air besar di desa 62 96.9 2 3.1 20 Jika dibangun fasilitas air bersih, bersedia
menggunakannya
44 68.8 20 31.3
21 Jika dibangun fasilitas buang air besar, bersedia menggunakannya
(55)
Tabel 4.5. Distribusi Pengguna Air Berdasarkan Alasan Tidak Menggunakan Fasilitas Air Bersih di Desa Pagar Manik Kecamatan Silinda Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010
No Alasan N %
1 Mencuci dan mandi di sungai lebih leluasa karena luas 1 5
2 Terasa lebih bersih karena airnya banyak 19 95
Total 20 100
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa alasan terbanyak tidak
menggunakan fasilitas air bersih apabila telah dibangun adalah karena mandi dan
mencuci di sungai terasa lebih bersih karena air di sungai lebih banyak yaitu
sebanyak 19 orang (95%).
Tabel 4.6. Distribusi Pengguna Air Berdasarkan Alasan Tetap Buang Air Besar di Sungai di Desa Pagar Manik Kecamatan Silinda Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010
No Alasan N %
1 Sudah terbiasa buang air besar di sungai 10 55.6
2 Buang air besar di sungai lebih nyaman karena terbuka 8 44.4
Total 18 100
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa alasan terbanyak tetap buang air
besar di sungai apabila telah dibangun fasilitas buang air besar di desa adalah karena
sudah terbiasa buang air besar di sungai yaitu sebanyak 10 orang (55,6%).
Berdasarkan perhitungan jumlah skor pada perhitungan sikap pengguna air,
maka dapat dikategorikan sikap baik dan kurang baik. Hasil penelitian dapat dilihat
(56)
Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Pengguna Air di Desa Pagar Manik Kecamatan Silinda Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010
No Sikap Responden Jumlah (orang) Persentase (%)
1 Kurang baik 59 92.2
2 Baik 5 7.8
Total 64 100.0
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa sebanyak 59 orang ( 92,2%)
pengguna air memiliki sikap kurang baik dan sebanyak 5 orang (7,8%) memiliki
sikap baik.
d. Tindakan
Variabel tindakan dalam penelitian diketahui dengan menggunakan 14
pertanyaan tindakan pengguna air. Berdasarkan pertanyaan yang diajukan diketahui
bahwa pengguna air yang tidak menggunakan air sungai sebagai air bersih sebanyak
8 orang (12,5%), tidak menggunakan air sungai sebagai sumber air minum sebanyak
61 orang (95,3%), tidak menggunakan air sungai untuk mandi sebanyak 9 orang
(14,1%), tidak ada yang mandi di sungai apabila sungai banjir dan keruh, tidak
menyikat gigi dengan air sungai sebanyak 13 orang (20,3%), tidak ada yang menyikat
gigi di sungai apabila sungai banjir dan keruh, tidak buang air besar di sungai
sebanyak 11 orang (17,2%), tidak buang air besar di sungai apabila air banjir dan
keruh sebanyak 18 (28,1%), tidak buang air besar di sungai apabila diare sebanyak 8
orang (12,5%), tidak menggunakan air sungai untuk mencuci sebanyak 8 orang
(12,5%), mencuci ikan, sayur dan daging dengan air bersih setelah mencucinya
(57)
sungai apabila air sungai banjir dan keruh, tidak membuang bangkai ternak ke sungai
sebanyak 50 orang (78,1%) dan tidak membuang sampah ke sungai sebanyak 58
orang (90,6%). Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini.
Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Indikator Tindakan Pengguna Air di Desa Pagar Manik Kecamatan Silinda Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010
No Indikator Tindakan
Jawaban
Ya Tidak
N % N %
1 Menggunakan air sungai sebagai air bersih 56 87.5 8 12.5 2 Menggunakan air sungai sebagai sumber air
minum
3 4.7 61 95.3
3 Menggunakan air sungai untuk mandi 55 85.9 9 14.1
4 Tetap mandi di sungai apabila sungai banjir dan keruh
0 0 100 100
5 Menyikat gigi dengan air sungai 51 79.7 13 20.3
6 Tetap menyikat gigi di sungai apabila sungai banjir dan keruh
0 0 100 100
7 Buang air besar di sungai 53 82.8 11 17.2
8 Tetap buang air besar di sungai apabila sungai banjir dan keruh
46 79.1 18 28.1
9 Tetap buang air besar di sungai apabila diare 56 87.5 8 12.5 10 Menggunakan air sungai untuk mencuci 56 87.5 8 12.5 11 Mencuci ikan, sayur dan daging dengan air
bersih setelah dengan air sungai
61 95.3 3 4.7
12 Tetap mencuci di sungai apabila sungai banjir 0 0 64 100 13 Membuang bangkai ternak ke sungai 14 21.9 50 78.1 14 Membuang sampah ke sungai 6 9.4 58 90.6
Tabel 4.9. Distribusi Pengguna Air Berdasarkan Tempat Mandi, Menyikat Gigi dan Mencuci Apabila Air Sungai Banjir dan Keruh di Desa Pagar Manik Kecamatan Silinda Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010
No Tempat N %
1 Mata air di dekat sungai 29 45.3
2 Sumur gali warga desa lain 7 10.3
3 Sumur bor milik warga lain 28 43.8
(58)
Tempat terbanyak yang digunakan pengguna air untuk mandi, menyikat gigi
dan mencuci apabila air sungai banjir dan keruh adalah mata air di dekat sungai yaitu
sebanyak 29 orang (45,3%).
Berdasarkan perhitungan jumlah skor pada perhitungan tindakan pengguna
air, maka dapat dikategorikan tindakan baik dan kurang baik. Hasil penelitian dapat
dilihat dalam tabel 4.10.
Tabel 4.10. Distribusi Pengguna Air Berdasarkan Tindakan Pengguna Air di Desa Pagar Manik Kecamatan Silinda Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010
No Tindakan Pengguna Air Jumlah (orang) Persentase (%)
1 Kurang baik 50 78.1
2 Baik 14 21.9
Total 64 100
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa sebanyak 50 orang (78,1%)
pengguna air memiliki tindakan kurang baik dan sebanyak 14 orang (21,9%)
pengguna air memiliki tindakan baik.
4.2.2. Variabel Dependen (Keluhan Kesehatan)
Hasil penelitian untuk keluhan kesehatan diketahui bahwa pengguna air yang
mengalami keluhan kesehatan kulit gatal-gatal sebanyak 53 orang (82,8%),
mengalami keluhan diare sebanyak 2 orang (3,1%) dan yang mengalami keluhan
mata merah, gatal dan panas sebanyak 16 orang (25,0%). Secara rinci dapat dilihat
(59)
Tabel 4.11. Distribusi Pengguna Air Berdasarkan Keluhan Kesehatan Pengguna Air di Desa Pagar Manik Kecamatan Silinda Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010
No Keluhan kesehatan
Jawaban
Ya Tidak
N % N %
1 Kulit gatal-gatal 53 82.8 11 17.2
2 Buang air besar diare 2 3.1 62 96.9
3 Mata merah, gatal dan panas 16 25.0 48 75.0
4.3.Analisis Bivariat
Analisis bivariat menggunakan uji chi-square atau exact fisher dilakukan untuk
mengetahui hubungan antara variabel independen (pengetahuan, sikap, tindakan)
dengan variabel dependen (keluhan kesehatan kulit gatal-gatal, diare dan mata merah,
panas dan gatal).
4.3.1. Hubungan Pengetahuan Pengguna Air dengan Keluhan Kesehatan Pengguna Air Sungai di Desa Pagar Manik Kecamatan Silinda Kabupaten Serdang Bedagai
a. Kulit Gatal-gatal
Pengguna air yang pengetahuannya berada pada kategori baik yang tidak
mengalami keluhan gatal-gatal sebanyak 6 orang (46,2%) dan kategori kurang baik
yang mengalami keluhan galal-gatal sebanyak 46 orang (90,2%). Berdasarkan uji
exact fisher diperoleh p=0,006, hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan keluhan gatal-gatal pengguna air sungai. Secara rinci dapat
(60)
Tabel 4.12. Hasil Analisa Antara Pengetahuan dengan Keluhan Kesehatan Gatal-gatal Pengguna Air Sungai di Desa Pagar Manik Kecamatan Silinda Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010
No Pengetahuan
Keluhan gatal-gatal
Jumlah p
value
Ya Tidak
N % N % N %
1 2 Baik Kurang Baik 7 46 13.2 86.8 6 5 46.2 53.8 13 51 20.3
79.7 0,006
Jumlah 53 100 11 100 64 100
b. Keluhan Diare
Pengguna air yang pengetahuannya berada pada kategori baik yang tidak
mengalami keluhan diare sebanyak 13 orang (100%) dan kategori kurang baik yang
mengalami keluhan diare sebanyak 2 orang (3,9%). Berdasarkan uji exact fisher
diperoleh p=1,000, hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara
pengetahuan dengan keluhan diare pengguna air sungai. Secara rinci dapat dilihat
pada tabel 4.13 berikut.
Tabel 4.13. Hasil Analisa Antara Pengetahuan dengan Keluhan Kesehatan Diare Pengguna Air Sungai di Desa Pagar Manik Kecamatan Silinda Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010
No Pengetahuan
Keluhan Diare
Jumlah p
value
Ya Tidak
N % N % N %
1 2 Baik Kurang Baik 0 2 0.0 100 13 49 21.0 79.0 13 51 20.3
79.7 1,000
Jumlah 2 100 62 100 64 100
c. Keluhan Mata Merah, Gatal dan Panas
Pengguna air yang pengetahuannya berada pada kategori baik yang tidak
(1)
Crosstab
44 15 59
44.3 14.8 59.0
74.6% 25.4% 100.0% 91.7% 93.8% 92.2%
4 1 5
3.8 1.3 5.0
80.0% 20.0% 100.0%
8.3% 6.3% 7.8%
48 16 64
48.0 16.0 64.0
75.0% 25.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% Count
Expected Count % within stotB % within keluhan kesehatan,mata merah Count
Expected Count % within stotB % within keluhan kesehatan,mata merah Count
Expected Count % within stotB % within keluhan kesehatan,mata merah kurang baik
baik stotB
Total
tidak ya
keluhan kesehatan,mata
merah
Total
Chi-Square Tests
.072b 1 .788
.000 1 1.000
.076 1 .783
1.000 .633
.071 1 .790
64 Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio Fis her's Exact Test Linear-by-Linear As sociation N of Valid Cases
Value df
As ymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Computed only for a 2x2 table a.
2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1. 25.
(2)
ttotkB * keluhan kesehatan,gatal-gatal
Ri sk Estim ate.733 .076 7.086
.932 .587 1.481
1.271 .209 7.742
64 Odds Ratio for stotB
(kurang baik / baik) For cohort keluhan kesehatan, mat a merah = tidak For cohort keluhan kesehatan, mat a merah = ya N of Valid Cases
Value Lower Upper 95% Confidenc e
Int erval
Crosstab
5 45 50
8.6 41.4 50.0
10.0% 90.0% 100.0% 45.5% 84.9% 78.1%
6 8 14
2.4 11.6 14.0
42.9% 57.1% 100.0% 54.5% 15.1% 21.9%
11 53 64
11.0 53.0 64.0
17.2% 82.8% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% Count
Expected Count % within ttotkB % within keluhan kesehatan,gatal-gatal Count
Expected Count % within ttotkB % within keluhan kesehatan,gatal-gatal Count
Expected Count % within ttotkB % within keluhan kurang baik
baik ttotkB
Total
tidak ya
keluhan kesehatan,gatal-gatal
(3)
ttotkB * keluhan kesehatan,diare
Chi-Square Tests8.296b 1 .004
6.148 1 .013
7.103 1 .008
.010 .010
8.166 1 .004
64 Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio Fis her's Exact Test Linear-by-Linear As sociation N of Valid Cases
Value df
As ymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Computed only for a 2x2 table a.
1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2. 41.
b.
Ri sk Estim ate
.148 .036 .604
.233 .083 .652
1.575 .991 2.502
64 Odds Ratio for ttotk B
(kurang baik / baik ) For cohort keluhan kesehatan,gatal-gatal = tidak
For cohort keluhan kesehatan,gatal-gatal = ya
N of V alid Cases
Value Lower Upper 95% Confidenc e
(4)
Crosstab
48 2 50
48.4 1.6 50.0
96.0% 4.0% 100.0% 77.4% 100.0% 78.1%
14 0 14
13.6 .4 14.0
100.0% .0% 100.0%
22.6% .0% 21.9%
62 2 64
62.0 2.0 64.0
96.9% 3.1% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% Count
Expected Count % within ttotkB % within keluhan kesehatan,diare Count
Expected Count % within ttotkB % within keluhan kesehatan,diare Count
Expected Count % within ttotkB % within keluhan kesehatan,diare kurang baik
baik ttotkB
Total
tidak ya
keluhan kesehatan,diare
Total
Chi-Square Tests
.578b 1 .447
.000 1 1.000
1.005 1 .316
1.000 .608
.569 1 .451
64 Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio Fis her's Exact Test Linear-by-Linear As sociation N of Valid Cases
Value df
As ymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Computed only for a 2x2 table a.
2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is . 44.
b.
(5)
Crosstab
35 15 50
37.5 12.5 50.0
70.0% 30.0% 100.0% 72.9% 93.8% 78.1%
13 1 14
10.5 3.5 14.0
92.9% 7.1% 100.0%
27.1% 6.3% 21.9%
48 16 64
48.0 16.0 64.0
75.0% 25.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% Count
Expected Count % within ttotkB % within keluhan kesehatan,mata merah Count
Expected Count % within ttotkB % within keluhan kesehatan,mata merah Count
Expected Count % within ttotkB % within keluhan kesehatan,mata merah kurang baik
baik ttotkB
Total
tidak ya
keluhan kesehatan,mata
merah
Total
Chi-Square Tests
3.048b 1 .081
1.950 1 .163
3.688 1 .055
.159 .075
3.000 1 .083
64 Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio Fis her's Exact Test Linear-by-Linear As sociation N of Valid Cases
Value df
As ymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Computed only for a 2x2 table a.
1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3. 50.
(6)
Ri sk Estim ate
.179 .022 1.498
.754 .597 .951
4.200 .606 29.097 64
Odds Ratio for ttotk B (kurang baik / baik) For cohort keluhan kesehatan, mata merah = tidak For cohort keluhan kesehatan, mata merah = ya N of Valid Cases
Value Lower Upper 95% Confidenc e