Flu Penyakit dan Pilihan Obat Pada Pengobatan Sendiri

Obat flu hanya dapat meringankan keluhan dan gejala saja, tetapi tidak dapat menyembuhkan. Obat flu yang diperoleh tanpa resep dokter umumnya merupakan kombinasi dari beberapa zat berkhasiat, yaitu: a. Antipiretik-analgetik untuk menghilangkan rasa sakit dan menurunkan demam. b. Antihistamin, untuk mengurangi rasa gatal di tenggorokan atau reaksi alergi lain yang menyertai flu. Bekerja dengan menghambat efek histamin yang dapat menyebabkan alergi . Contoh: CTM dan difenhidramin HCl. c. Dekongestan, untuk meredakan hidung tersumbat. Contoh: fenilpropanolamin, fenilefrin, pseudoefedrin dan efedrin. d. Antitusif, ekspektoran dan mukolitik untuk meredakan batuk yang menyertai flu. Obat flu dengan berbagai merek dagang dapat mengandung kombinasi yang sama, sehingga tidak dianjurkan menggunakan berbagai merek obat flu pada saat bersamaan. Dosis pemakaian untuk dewasa umumnya tiga kali sehari. Batas waktu penggunaan obat flu pada pengobatan sendiri adalah tidak lebih dari tiga hari Depkes RI, 2006.

2.6.5 Maag

Gastritis adalah radang selaput lendir lambung, dapat disertai tukak lambung usus 12 jari, atau tanpa tukak dan dikenal juga sebagai sakit maag. Selain karena infeksi bakteri Helicobacter pylori, gastritis disebabkan oleh rangsangan kelebihan asam lambung. Adapun kelebihan asam lambung dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: a. Faktor kecemasan, emosi atau stress b. Obat-obat tertentu misalnya obat pereda nyeri dan radang c. Makanan atau minuman yang merangsang produksi asam lambung Gejala berupa rasa nyeri dan panas pada perut bagian atas atau ulu hati, mual, muntah dan banyak gas kembung. Penanggulangan dengan terapi non obat adalah dengan makan secara teratur, hindari makananminuman yang merangsang lambung dan hindari stress. Terapi obat untuk gastritis pada pengobatan sendiri dapat diobati dengan antasida. Antasida adalah obat yang bekerja dengan cara menetralkan asam lambung yang berlebih, dan melindungi selaput lendir lambung. Antasida yang beredar di pasaran biasanya terdiri dari campuran garam aluminium dan garam magnesium agar tidak menimbulkan sembelit ataupun diare. Kandungan lain antasida adalah simetikon, yaitu zat yang berkhasiat membantu pengeluaran gas yang berlebih di dalam saluran cerna. Dosis pemakaian antasida untuk dewasa umumnya tiga hingga empat kali sehari. Batas pemakaian antasida pada pengobatan sendiri tidak boleh lebih dari 2 minggu kecuali atas saran dokter. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pasien pada penggunaan antasida, antara lain: a. Antasida dalam bentuk tablet harus dikunyah terlebih dahulu sebelum ditelan b. Antasida diminum satu jam sebelum makan. Penggunaan terbaiknya adalah saat gejala timbul pada waktu lambung kosong dan menjelang tidur malam. c. Antasida dapat mengganggu absorbsi obat-obat tertentu, misalnya antibiotik. Beri jarak minimal satu jam bila digunakan bersamaan. d. Antasida tidak dianjurkan untuk penggunaan rutin atau jangka panjang.

2.6.6 Diare