BAB II KERANGKA TEORI
Dalam melengkapi penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, maka peneliti akan menjelaskan kerangka teori landasan teori yang merupakan
landasan berpikir dari penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti sehingga tergambarlah masalah yang disoroti oleh peneliti.
Kerangka teori merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefenisikan sebagai masalah
yang penting. Teori adalah konsep – konsep dan generalisasi – generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis untuk pelaksanaan
penelitian
10
.
II. 1. Peranan
Peranan merupakan sebuah landasan persepsi yang digunakan setiap orang yang berinteraksi dalam suatu kelompok atau organisasi untuk melakukan suatu
kegiatan mengenai tugas dan kewajibannya. Dalam kenyataannya, mungkin jelas dan mungkin juga tidak begitu jelas. Tingkat kejelasan ini akan menentukan pula
tingkat kejelasan peranan seseorang
11
. Peranan merupakan aspek dinamis dari kedudukan status. Apabila
seseorang melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dia menjalankan perannya. Sehingga peranan dapat dipandang sebagai landasan
10
Op. Cit., Hal 65.
11
Sedarmayanti, 2004. Good Governance Kepemerintahan yang Baik Bagian kedua. Bandar Maju, Bandung hal.3
Universitas Sumatera Utara
persepsi yang digunakan setiap orang yang beinteraksi dalam suatu kelompok atau organisasi untuk melakukan suatu kegiatan mengenai tugas dan kewajibannya.
Peranan dapat pula dipandang sebagai fungsi dan wewenang yang dimiliki oleh orang atau lembaga yang lahir karena kedudukannya. Menurut
Purwadarminta, peranan adalah sesuatu yang menjadi bagian atau yang memegang pimpinan yang terutama dalam terjadinya sesuatu hal atau peristiwa.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa peranan merupakan fungsi dan wewenang yang berpengaruh terhadap suatu peristiwa.
Analisis terhadap perilaku peranan dapat dilakukan melalui tiga pendekatan yakni; 1 ketentuan peranan, 2 gambaran peranan, 3 harapan peranan.
Ketentuan peranan adalah pernyataan formal dan terbuka tentang perilaku yang harus ditampilkan oleh seseorang dalam membawa perannya. Gambaran peranan
adalah suatu gambaran tentang perilaku yang secara aktual ditampilkan seseorang dalam membawakan perannya, sedangkan harapan peranan adalah harapan orang-
orang terhadap perilaku yang ditampilkan seseorang dalam membawakan perannya.
II. 2. Peranan Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD
Sebelum dibentuknya BPBD, pemerintah telah membentuk suatu badan yang khusus menangani masalah bencana dan pengungsi. Badan tersebut adalah
Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana dan Pengungsi Bakornas PBP. Meskipun badan tersebut diberi kewenangan untuk menanggulangi bencana
dan pengungsi, namun badan ini tidak diberi kewenangan untuk menjalankan
Universitas Sumatera Utara
fungsi koordinasi yang sesungguhnya sehingga tidak dapat dengan serta-merta menggerakkan departemen teknis terkait yang punya sumber daya manusia dan
dana ketika bencana terjadi. Hal ini disebabkan karena tidak adanya peraturan yang memberi kekuatan hukum guna memaksa semua unsur untuk
menanggulangi bencana. Selama ini badan penanganan bencana di tingkat nasional hingga ke tingkat
kabupaten dalam bentuk satuan pelaksana satlak sifatnya hanya koordinatif dalam hal bantuan dan kerjasama dengan semua stakeholder dan pihak luar
negeri. Bakornas PB sendiri hanya sebuah sekretariat yang berada di bawah kantor Wakil Presiden.
Untuk mengatasi masalah tersebut, diusulkan pembentukan semacam Badan Penanggulangan Bencana yang merupakan badan setingkat departemen yang
bertanggung jawab langsung kepada Presiden menggantikan Bakornas PB yang selama ini ada. Selain di pusat, di daerah pun dibentuk unit pelaksana daerah yaitu
Badan Penanggulangan Bencana Daerah yang bersifat operasional
12
. Badan Penanggulangan Bencana Daerah disingkat BPBD dirancang untuk
penanggulangan bencana secara menyeluruh yang merupakan perubahan dari pendekatan konvensional yaitu tanggap darurat menuju perspektif baru. Perspektif
ini memberi penekanan merata pada semua aspek penanggulangan bencana dan berfokus pada pengurangan risiko. Dalam Undang-Undang Penanggulangan
Bencana No. 24 Tahun 2007 Pasal 20 dinyatakan bahwa badan penanggulangan bencana daerah mempunyai fungsi : 1 perumusan dan penetapan kebijakan
12
Loc. Cit., Hal. 52.
Universitas Sumatera Utara
penaggulangan bencana dan penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat, efektif dan efisien; 2 pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan
penanggulangan bencana secara terencana, terpadu dan menyeluruh. Pembentukan, penyusunan organisasi, tugas, fungsi, dan tata kerja BPBD
Kota Medan diatur dengan Peraturan Walikota Medan Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Rincian Tugas Pokok Dan Fungsi Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kota Medan. Kepala BPBD Provinsi diangkat dan diberhentikan oleh Presiden, sedangkan Kepala BPBD KabupatenKota diangkat dan diberhentikan
oleh Gubernur. Badan Penanggulangan Daerah terdiri dari unsur :
1. Unsur Pengarah penanggulangan bencana, fungsinya yakni:
a. Unsur pengarah mempunyai tugas pokok memberikan masukan atau
petunjuk dalam menetapkan arah kebijakan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada kepala unsur pelaksana.
b. Dalam melaksanakan tugas pokok, unsur pengarah penyelenggaraan fungsi
pengarahan dalam kebijakan penyelenggaraan penanggulangan bencana. 2.
Unsur Pelaksana penanggulangan bencana, fungsinya yakni: a.
Perumusan kebijakan teknis di bidang penanggulangan bencana daerah; b.
Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang penanggulangan bencana daerah;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang penanggulangan bencana
daerah; Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD mempunyai tugas:
Universitas Sumatera Utara
a. Menetapkan pedoman dan pengarahan sesuai dengan kebijakan pemerintah
daerah dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana terhadap usaha penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan
darurat, rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara. b.
Menetapkan standarisai serta kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan peraturan perundang-undangan.
c. Menyusun, menetapkan dan menginformasikan peta rawan bencana
d. Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana
e. Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana pada wilayahnya
f. Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada kepala
daerah setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana
g. Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang
h. Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari
anggaran pendapatan dan Belanja Daerah i.
Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan Merujuk pada Permendagri No.46 Tahun 2008, Kepres No.41 Tahun 2007,
Peraturan Kepala BNPB dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah memiliki tugas penanggulangan bencana yang diatur dalam tiga divisi utama yaitu
kesiapsiagaan, tanggap darurat, serta rehabilitasi dan rekonstruksi.
Universitas Sumatera Utara
II. 3. Penanggulangan Bencana II. 3. 1.
Penanggulangan
Kata Penanggulangan Bencana jika dilihat dari etimologi berasal dari terjemahan Bahasa Inggris, yakni disaster management manajemen bencana.
Berdasarkan kata diatas, dapat dilihat bahwa penanggulangan dapat diartikan sebagai manajemen. Manajemen merupakan suatu proses perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota serta penggunaan semua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai suatu
tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya
13
. Pengertian lain dari manajemen adalah sebagai suatu proses, yakni sebagai
suatu rangkaian tindakan, kegiatan, atau operasi yang mengarah kepada beberapa sasaran tertentu
14
. Dari beberapa pendapat mengenai manajemen diatas, mengartikan bahwa
manajemen merupakan sebuah pemikiran dan tindakan yang dilakukan secara rutin untuk mencapai tujuan tertentu. Maka, dapat disimpulkan bahwa
penanggulangan merupakan suatu pemikiran dan tindakan dengan beberapa proses yang dilakukan secara rutin untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan
tersebut adalah adanya koordinasi sehingga dapat disimpulkan koordinasi sangat berhubungan dengan penanggulangan bencana melalui tahapan-tahapan yang
dilakukan pada sebelum, saat dan sesudah bencana.
13
http:stevendonni.blogspot.com201012pengantar-manajemen-penanggulangan.html diakses pada 7 April 2013 Pukul 20:30 WIB
14
Gibson, Dkk. Terj. Djarkasih. 1994. Organisasi. Jakarta: Erlangga, Hal. 36.
Universitas Sumatera Utara
II. 3. 2. Bencana
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam danatau manusia, yang mengakibatkan timbulnya korban manusia, kerugian
harta benda, kerusakan sarana atau prasarana, lingkungan, utilitas umum, hilangnya sumber-sumber kehidupan, serta hilangnya akses terhadap sumber
kehidupan. Bencana itu dapat berupa gempa bumi, tsunami, letusan gunung merapi, angin topan dan badai, banjir, tanah longsor,kekeringan, kebakaran hutan,
serangan hama tanaman atau penyakit hewan, epidemi, pendemi atau kejadian luar biasa, kecelakaan transportasi, kegagalan teknologi, pencemaran lingkungan,
dan kerusakan sosial
15
. Bencana adalah suatau gangguan serius terhadap keberfungsian suatu
masyarakat, sehingga menyebabkan kerugian yang meluas pada kehidupan manusia dari segi materi, ekonomi atau lingkungan dan yang melampaui
kemampuan masyarakat yang bersangkutan untuk mengatasi dengan menggunakan sumberdaya mereka sendiri
16
. Dalam Undang-Undang No.24 tahun 2007 tentang penanggulangan
bencana, bencana diartikan sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik dari faktor alam danatau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
15
Pedoman Nasional Manajemen Bencana Di Indonesia 2005, Hal. 5
16
Http:Www.Unisdr.Org Diakses Pada Tanggal 25 November 2012 Pkl.21.14.
Universitas Sumatera Utara
Dari pengertian diatas, bencana secara umum merupakan sebuah peristiwa yang terjadi karena bertemunya ancaman dari luar terhadap kehidupan manusia.
Pemahaman tentang istilah bencana dari beberapa orang meskipun beragam namun pada endingnya atau ujung-ujungnya, semua mengindikasikan sebagai
peristiwa buruk yang merugikan kehidupan manusia.
II. 3. 3. Manajemen Bencana
Banyaknya peristiwa bencana yang terjadi di Indonesia yang menimbulkan banyak korban jiwa dan harta benda. Dapat kita sadari bahwa manajemen bencana
di negara kita ini masih kurang baik dari yang kita harapkan, selama yang kita tahu manajemen hanya datang sewaktu-waktu saja padahal kita berada pada
wilayah yang rawan terhadap bencana. Manajemen bencana merupakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk
mengendalikan bencana dan keadaan darurat, sekaligus memberikan kerangka kerja untuk menolong masyarakat dalam keadaan beresiko tinggi agar dapat
menghindari ataupun pulih dari dampak bencana. Adapun tujuan dari dibuatnya manajemen bencana antara lain 1
Mengurangi atau menghindari kerugian secara fisik, ekonomi maupun jiwa yang dialami oleh perorangan, masyarakat negara; 2 Mengurangi penderitaan korban
bencana; 3 Mempercepat pemulihan; 4 Memberikan perlindungan kepada
Universitas Sumatera Utara
pengungsi atau masyarakat yang kehilangan tempat ketika kehidupannya terancam
17
. Secara umum kegiatan manajemen bencana dibagi kedalam tiga kegiatan
utama, yaitu: 1.
Kegiatan Pra bencana yang mencakup kegiatan pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, serta peringatan dini;
2. Kegiatan saat terjadi bencana yang mencakup kegiatan tanggap darurat untuk
meringankan penderitaan sementara, seperti kegiatan Search and rescue SAR, bantuan darurat dan pengungsian;
3. Kegiatan pasca bencana yang mencakup kegiatan pemulihan, rehabilitasi, dan
rekonstruksi.
17
Pancawati, Heni, Manajemen Bencana Disaster Managemen, Purwokerto. KOMPLEET 2006 Materi Seminar
Gambar II. 1. Model Siklus Bencana
Universitas Sumatera Utara
Sumber :
IIRR,Cordaid,2007:34
Kegiatan pada tahap pra bencana selama ini banyak dilupakan. Padahal justru kegiatan pada tahap pra bencana ini sangatlah penting karena apa yang
sudah dipersiapkan pada tahap ini merupakan modal dalam menghadapi bencana dan pasca bencana. Sedikit sekali pemerintah bersama masyarakat maupun swasta
memikirkan tentang langkah-langkah atau kegiatan-kegiatan apa yang perlu dilakukan didalam menghadapi bencana atau bagaimana memperkecil dampak
bencana. Kegiatan saat terjadi bencana yang dilakukan segera pada saat kejadian
bencana, untuk menanggulangi dampak yang ditimbulkan, terutama berupaya penyelamatan korban dan harta benda, evakuasi dan pengungsian, akan
mendapatkan perhatian penuh baik dari pemerintah bersama maupun masyarakatnya. Pada saat terjadinya bencana biasanya begitu banyak pihak yang
menaruh perhatian dan mengulurkan tangan memberikan bantuan tenaga, moril maupun material. Banyaknya bantuan yang datang sebenarnya merupakan sebuah
keuntungan yang harus dikelola dengan baik, agar setiap bantuan yang masuk dapat tepat guna, tepat sasaran, tepat manfaat, dan terjadi efisiensi.
Kegiatan pada tahap pasca bencana, terjadi proses perbaikan kondisi kondisi masyarakat yang terkena bencana, dengan memfungsikan kembali
prasarana dan sarana pada keadaan semula. Pada tahap ini yang perlu diperhatikan adalah bahwa rehabilitasi dan reskonstruksi yang akan dilaksanakan harus
memenuhi kaidah-kaidah kebencanaan serta tidak hanya melakukan rehabilitasi
Universitas Sumatera Utara
fisik saja, tetapi juga perlu diperhatikan juga rehabilitasi psikis yang terjadi seperti ketakutan, trauma atau depresi.
II. 3. 4. Faktor Penyebab Bencana
menurut Undang-Undang No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana jika dilihat dari faktor penyebabnya dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Bencana Alam bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. Pasal 1
ayat 2 2.
Bencana Non-Alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa non-alam yang antara lain gagal teknologi, gagal
modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit. Pasal 1 ayat 3 3.
Bencana Sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik
sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat, dan teror. Pasal 1 ayat 4
Secara umum diketahui bahwa banjir dapat disebabkan oleh faktor alam dan faktor non-alam, secara faktor alam banjir dapat terjadi akibat berupa curah
hujan yang diatas normal dan adanya pasang naik air laut. Disamping itu banjir
juga dapat terjadi akibat faktor non-alam atau ulah manusia juga berperan penting seperti penggunaan lahan yang tidak tepat pemukiman di daerah bantaran sungai,
Universitas Sumatera Utara
di daerah resapan, penggundulan hutan, dan sebagainya, pembuangan sampah ke dalam sungai, pembangunan pemukiman di daerah dataran banjir dan sebagainya.
Jika dilihat dari tempo kejadiannya, ancaman dapat terjadi secara mendadak, berangsur atau musiman. Misalnya ancaman yang terjadi secara
mendadak adalah gempa bumi, tsunami, dan banjir bandang. Sedangkan ancaman yang berlangsung secara perlaha-lahan atau berangsur adalah banjir genangan,
rayapan, kekeringan dan ancaman yang terjadi pada musiman adalah banjir di musim hujan, kekeringan di musim kemarau dan suhu dingin.
Bencana sering diklasifikasikan sesuai kecepatan peristiwa secara tiba- tiba atau perlahan-lahan atau sesuai penyebabnya secara alami atau karena ulah
manusia. Pada intinya peristiwa bencana dapat disebabkan oleh perbuatan manusia dan peristiwa alam.
Berikut adalah Model terjadinya bencana, yakni:
Gambar II. 2. Faktor Terjadinya Bencana
Sumber : arikuncahyani.wordpress.com, 2011 Di dalam model ini dapat kita lihat bahwa ada dua tekanan yang saling
berhadapan, ancaman dan kerentanan ini yang dapat menyebabkan bencana.
Universitas Sumatera Utara
Kerentanan dalam pengertian gambar diatas adalah segala sesuatu yang melekat secara inheren ada pada diri orang per-orang, dan komunitas yang tidak tahan
terhadap kemungkinan perubahan lingkungan. Kerentanan memiliki akar yang sangat dalam, mulai dari idiologi politik dan ekonomi. Upaya pencegahan
terhadap munculnya dampak adalah perlakuan utama, untuk mencegah terjadinya bencana banjir maka perlu mendorong usaha masyarakat dan sebaliknya
mencegah penebangan. Walaupun pencegahan sudah dilakukan, sementara peluang adanya kejadian masih ada, maka perlu dilakukan upaya-upaya untuk
meminimalkan dampak yang ditimbulkan oleh bencana.
II. 3. 5. Upaya Penanggulangan Bencana
Menurut Undang-Undang No.24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana ada beberapa upaya dalam menanggulangi bencana, antara lain:
1. Kegiatan pencegahan bencana yaitu serangkaian kegiatan yang dilakukan
sebagai upaya untuk menghilangkan danatau mengurangi ancaman bencana.
2. Kesiapsiagaan yaitu serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi
bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna.
3. Peringatan dini yaitu serangkaian kegiatan pemberian peringatan segera
mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang berwenang.
Universitas Sumatera Utara
4. Mitigasi yaitu serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik
melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.
5. Tanggap darurat yaitu serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera
pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan. Sasaran utama dari tahap tanggap darurat adalah penyelamatan dan
pertolongan kemanusiaan. Dalam tahap tanggap darurat ini, diupayakan pula penyelesaian tempat penampungan sementara yang layak, serta pengaturan dan
pembagian logistik yang cepat dan tepat sasaran kepada seluruh korban bencana.
6. Rehabilitasi yaitu perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau
masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pascabencana dengan sasaran utama untuk normalisasi. Sasaran utama dari tahap rehabilitasi ini
adalah untuk memperbaiki pelayanan publik hingga pada tingkat yang memadai. Dalam tahap rehabilitas ini, juga diupayakan penyelesaian berbagai
permasalahan yang terkait dengan aspek psikologis melalui penanganan trauma korban bencana.
7. Rekontruksi yaitu pembangunan kembali semua prasarana dan sarana,
kelembagaan pada wilayah pascabencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun masyarakat.
Dari beberapa upaya diatas, dapat disimpulkan bahwa penyelenggaraan penanggulangan becana adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan
Universitas Sumatera Utara
kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi.
II. 4. Banjir II. 4. 1.
Pengertian Banjir
Banjir adalah debit air yang melebihi besar kapasitas pengaliran air tertentu.Terdapat dua peristiwa banjir yaitu :
1. Peristiwa banjir atau genangan air yang terjadi pada daerah yang biasanya
tidak terjadi banjir. 2.
Peristiwa banjir karena limpahan air banjir dari sungai karena debit banjir tidak mampu dialirkan oleh alur sungai atau debit banjir lebih besar dari
kapasitas pengaliran sungai yang ada. Peristiwa banjir sendiri tidak menjadi permasalahan apabila tidak mengganggu manusia melakukan kegiatan pada
daerah dataran banjir. Maka perlu adanya pengaturandaerah daratan banjir untuk mengurangi kerugian akibat banjir Flood Plan Management.
Sumber banjir di Kota Medan dapat dibagi menjadi
18
: 1.
Banjir kiriman, yaitu aliran banjir yang datangnya dari daerah hulu di luar kawasan yang tergenang. Hal ini dapat terjadi jika hujan yang terjadi di
daerah hulu menimbulkan aliran banjir yang melebihi kapasitas sungainya atau banjir kanal yang ada, sehingga terjadi limpasan.
2. Banjir lokal, yaitu genangan air yang timbul akibat hujan yang jatuh di daerah
itu sendiri. Hal ini dapat terjadi jika hujan yang terjadi melebihi kapasitas
18
http:duniabaca.comjenis-jenis-banjir-serta-berbagai-faktor-penyebab-banjir.htmljenis Diakses Pada Tanggal 8 April 2012 Pkl. 14.30 WIB
Universitas Sumatera Utara
sistem drainase yang ada. Pada banjir lokal, ketinggian genangan air antara 0,2-0,7m dan lama genangan antara 1-8 jam. Terdapat pada kawasan dataran
rendah. 3.
Banjir rob, yaitu banjir yang terjadi baik akibat aliran langsung air pasang atau air balik dari saluran drainase akibat terhambat oleh air pasang. Banjir
pasang merupakan banjir rutin akibat air pasang yang terjadi di kawasan Medan Belawan.
Banjir merupakan permasalahaan di setiap kota, termasuk Medan, dan dalam rangka pembangunan Kota Medan, pemerintah Propinsi Sumatera Utara
dan Pemerintah Kota Medan telah mengeluarkan berbagai kebijakan berkaitan dengan pembangunan Kota Medan, antara lain pembangunan pemukiman, gedung
pertokoan, perbaikan dan pembangunan sarana transportasi di seluruh Kota Medan. Masalah Banjir adalah salah satu masalah yang dihadapi dan berdampak
lagnsung kepada seluruh anggota masyarakat yang terkena banjir dan melanda daerah permukiman dan perumahan mereka
19
.
II. 4. 2. Ciri-ciri Banjir
Bencana banjir memiliki ciri-ciri dan akibat sebagai berikut. 1.
Banjir biasanya terjadi saat hujan deras yang turun terus menerus sepanjang hari.
2. Air menggenangi tempat-tempat tertentu dengan ketinggian tertentu.
19
Haldun, Muhammad, Implikasi Normalisasi Sungai Sei Badera Terhadap Permukiman Masyarakat di Kecamatan Medan Marelan Thesis, Medan: Sekolah Pascasarjana Universitas
Sumatera Utara, 2008, Hal.11.
Universitas Sumatera Utara
3. Banjir dapat mengakibatkan hanyutnya rumah-rumah, tanaman, hewan, dan
manusia. 4.
Banjir mengikis permukaan tanah sehingga terjadi endapan tanah di tempat- tempat yang rendah.
5. Banjir dapat mendangkalkan sungai, kolam, atau danau.
6. Sesudah banjir, lingkungan menjadi kotor oleh endapan tanah dan sampah.
7. Banjir dapat menyebabkan korban jiwa, luka berat, luka ringan, atau
hilangnya orang. 8.
Banjir dapat menyebabkan kerugian yang besar baik secara moril maupun materil.
II. 4. 3. Jenis Banjir
Dari penyebab utama diatas dan berdasarkan sumber air yang menjadi penampung di bumi, jenis banjir dibedakan menjadi tiga, yaitu banjir sungai,
banjir danau dan banjir laut pasang. Banjir sungai terjadi karena air sungai meluap. Banjir danau terjadi karena air danau meluap atau bendungannya jebol.
Banjir laut pasang terjadi antara lain akibat adanya badai dan gempa bumi. Dilihat dari jenis penyebabnya Kota Medan merupakan wilayah yang
mempunyai kerentanan bencana banjir cukup tinggi. Hal tersebut disebabkan karena kondisi wilayahnya yang banyak dibelah oleh aliran sungai, menjadi hilir
sungai yang mengalirkan air dari daerah pegunungan di Kabupaten Tanah Karo. Banjir yang sering terjadi di Kota Medan adalah banjir akibat meluapnya Sungai
Universitas Sumatera Utara
Deli sudah cukup akrab terutama di masyarakat yang bertempat tinggal di bantaran sungai DAS Deli khususnya.
II. 4. 4. Penyebab Utama Banjir
Hujan muson dapat mengakibatkan banjir besar di negara-negara yang terletak di dekat khatulistiwa seperti Bangladesh, karena panjangnya musim hujan
di sana. Badai juga dapat menyebabkan banjir melalui beberapa cara, diantaranya
melalaui ombak besar yang tingginya bisa mencapai 8 meter. Mata badai mempunyai tekanan yang sangat rendah, jadi ketinggian laut dapat naik beberapa
meter pada mata guntur. Banjir pesisir seperti ini sering terjadi di Bangladesh. Gempa bumi dasar laut maupun letusan pulau gunung berapi yang
membentuk kawah seperti Thera atau Krakatau dapat memicu terjadinya gelombang besar yang disebut tsunami yang menyebabkan banjir pada daerah
pesisir pantai. Selain hal-hal diatas, dapat dilihat di tabel penyebab dan pencegahan
terjadinya banjir adalah sebagai berikut.
Tabel II. 1. Penyebab dan Pencegahan Banjir
Penyebab Banjir Pencegahan Banjir
1. Curah hujan tinggi
2. Saluran air sungai tidak
mampu menampung sehingga air meluap
3. Penyumbatan alran air
4. Rusaknya hutan
5. Pembangunan pemukiman
1. Mengenali tempat
tinggal 2.
Tidak membuang sampah disaluran air
3. Menjaga kelestarian
hutan atau daerah resapan air
Universitas Sumatera Utara
di DAS 4.
Membersihkan saluran air
Sumber: Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Badan Penanggulangan Bencana Daerah – Manajemen Penanggulangan Bencana, 2010.
Secara umum penyebab terjadinya bencana banjir adalah karena tingginya curah hujan sehingga saluran atau sungai tidak mampu menampung debit air yang
dihasilkan hujan tersebut. Kapasitas penampungan sungai maupun saluran tersebut dapat berubah atau mengecil akibat adanya sedimentasi, sumbatan
sampah, maupun longsoran dinding saluran. Hal lain yang menimbulkan besarnya aliran air hujan adalah adanya penggundulan hutan illegal logging, karena
daerah hutan yang seharusnya menjadi daerah resapan air kapasitasnya menjadi berkurang dan akan hilang sehingga air hujan dapat mengalir bebas tanpa
hambatan ke daerah di hilirnya. Berkurangnya daerah resapan di daerah permukiman juga merupakan pemicu terjadinya banjir. Air hujan yang seharusnya
dapat meresap ke dalam tanah atau terhambat aliran run off nya keseluruhannya akan mengalir langsung ke dalam saluran drainase sehingga beban saluran
melebihi kapasitasnya. Akibatnya terjadi luapan air ke daerah sekitarnya
20
.
II. 4. 5. Dampak Dari Banjir
Dilihat dari banyaknya informasi-informasi baik berupa berita maupun papan iklan yang selalu memberikan motifasi dan saran agar masyarakat
memperhatikan lingkunganhidup, namun tetap saja hal tersebut tidak membuat
20
Kodoatie, Robert J. Dan Sugiyanto. 2002. Banjir, Pustaka Belajar ;Yogyakarta, Hal. 78-79.
Universitas Sumatera Utara
masyarakat menjadi sadar padahal dampak banjir itu dirasakan oleh masyarakat sendiri. Adapun beberapa dampak penyebab banjir, diantaranya yaitu:
1. Meluapnya air di sungai
Rusaknya lingkungan alam baik diperkotaan dan pedesaan merupakan salah satu penyebabnya. Kurangnya perhatian masyarakat tentang lingkungan
hidup membuat bencana ini sulit untuk dihilangkan. Sampah yang dibuang secara sembarangan ke sungai merupakan salah satu penyebab utama banjir.
2. Area hutan yang semakin gundul
Melakukan penebangan hutan secara sembarangan tanpa memikirkan bagaimana kedepannya, apabila hujan deras yang turun akan membawa air
yang melimpah, bila hujan tidak mampu menyerap air hujan ini maka akan menjadi banjir dalam sesaat.
II. 4. 6. Penanggulangan Banjir
Dalam penanggulangan banjir terdapat tahap-tahap yang perlu dilakukan secara bertahap, yaitu pencegahan sebelum banjir prevention, penanganan saat
banjir responseintervention, dan pemulihan setelah banjir recovery. Tahap- tahap ini dilakukan dalam suatu siklus kegiatan penanggulangan banjir yang
berkelanjutan. Berikut adalah tabel kegiatan dalam siklus Penanggulangan Banjir :
Tabel II. 2. Kegiatan dalam Siklus Penanggulangan Banjir
Siklus Kegiatan
Universitas Sumatera Utara
PENCEGAHAN Prevention
Upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya bencana jika
mungkin dengan meniadakan bahaya Misalnya:
1. Melarang penebangan pohon
2. Melarang penambangan batu di
daerah curam PENANGANAN
Intervention Response 1.
Pemberitahuan dan penyebaran Informasi prakiraan Banjir
2. Reaksi Ceapat Bantuan
Penanganan Darurat Banjir 3.
Perlawanan Terhadap Banjir PEMULIHAN
Recovery 1.
Bantuan segera kebutuhan hidup sehari-hari dan perbaikan sarana
dan prasarana
a Pembersihan dan
rekonstruksi pasca banjir b
Rehabilitasi dan pemulihan kondisi fisik
dan Non-fisik 2.
Penilaian kerusakan kerugian dan asuransi bencana banjir
3. Kajian penyebab terjadinya
bencana banjir Sumber: Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat – UI, Pengumpulan
dan Analisis Data Kebijakan Penanggulangan Banjir di Indonesia.
Pencegahan banjir dilakukan secara menyeluruh, berupa kegiatan fisik seperti pembangunan pengendali banjir di wilayah sungai in-stream sampai
wilayah dataran banjir off stream, dan kegiatan non-fisik seperti pengelolaan tata guna lahan sampai sistem peringatan dini banjir. Setelah dilakukan pencegahan,
dirancang pula suatu tindakan penanganan saat banjir terjadi. Tindakan penanganan bencana banjir, antara lain pemberitahuan dan penyebaran informasi
tentang prakiraan banjir, tanggap darurat, bantuan peralatan perlengkapan logistic penanganan banjir, dan perlawanan terhadap banjir.
Universitas Sumatera Utara
Pemulihan setelah banjir dilakukan sesegera mungkin, untuk mempercepat perbaikan agar kondisi umum berjalan sebagaimana biasanya. Tindakan
pemulihan dilakukan mulai dari bantuan pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari, perbaikan sarana dan prasarana, rehabilitasi dan adaptasi kondisi fisik dan non
fisik, penilaian kerugian materil dan non materil, asuransi bencana banjir, dan pengkajian cepat penyebab banjir untuk masukan dalam tindakan pencegahan
Pada hakekatnya pengendalian banjir merupakan suatu proses yang kompleks, dimana dimensi rekayasanya melibatkan banyak disiplin ilmu. Selain
itu, keberhasilan program pengendalian banjir juga tergantung dari aspek lain seperti aspek social, ekonomi, lingkungan, institusi,kelembagaan, hukum, dan
lainnya.
II. 5. Defenisi Konsep
Konsep merupakan istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok atau individu yang
menjadi pusat perhatian ilmu sosial Singarimbun, 1995: 37.Defenisi konsep bertujuan untuk menghindarkan interprestasi ganda atas variabel yang diteliti.
Oleh karena itu, untuk mendapatkan batasan-batasan yang jelas dari masing masing konsep yang akan diteliti, maka adapun unsur-unsur dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut: 1.
Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan, apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya maka ia
menjalankan suatu peranan.
Universitas Sumatera Utara
2. BPBD adalah salah satu perangkat daerah yang tugasnya melaksanakan
kegiatan penanggulangan bencana dan dibentuk sesuai dengan peraturan undang-undang penyelenggaraan bencana daerah.
3. Banjir merupakan kondisi air melebihi kapasitas yang dapat menggenangi
suatu area atau tempat yang luas. 4.
Penanggulangan banjir merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya bencana banjir, baik bencana banjir yang terjadi karena alam
maupun bencana banjir yang terjadi akibat ulah manusia, melalui beberapa tahapan yang dilakukan sebelum, pada saat, dan sesudah bencana terjadi. Dan
yang menjadi fokus peneliti adalah pada saat bencana dengan tahapan kesiapsiagaan atau tanggap darurat.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN