Keputusan Berdasarkan Tingkat Kepentingannya Keputusan Berdasarkan Tingkat Regularitas Keputusan Berdasarkan Tipe Persoalan

Ada beberapa alasan mengapa pengambilan keputusan menjadi lebih sulit. Pertama, jumlah alternatif yang tersedia jauh lebih banyak daripada dulu karena sistem teknologi dan komunikasi telah meningkat, terutama web atau internet dan search engine-nya. Makin banyak data serta informasi yang tersedia, makin alternatif dapat di identifikasi dan dieksplorasi. Selain kecepatan dimana data dan informasi dapat di akses, alternatif-alternatif pengambilan keputusan pun harus dianalisis. Hal ini membutuhkan waktu skala manusia = lambat dan pikiran. Sekalipun memiliki informasi yang makin banyak dan makin baik daripada sebelumnya, namun waktu telah menghambat pengambil keputusan untuk mendapatkan semua yang mereka perlukan dan membaginya kepada yang lain. Kedua biaya akibat kesalahan dapat menjadi besar karena kompleksitas dan besarnya operasi, automasi, dan reaksi yang dapat terjadi di banyak bagian organisasi. Ketiga ada perubahan terus-menerus di dalam lingkungan yang berfluktuasi dan semakin tidak jelas di beberapa elemen yang berpengaruh. Akhirnya, keputusan harus diambil dengan cepat untuk merespon pasar. Kemajuan di bidang teknologi, khususnya web, secara dramatis telah meningkatkan kecepatan kita untuk mendapatkan informasi dan kecepatan yang diharapkan di mana kita membuat keputusan. Diharapkan kita dapat seketika merespon perubahan di dalam lingkungan. Turban, 2005.

2.2 Tipologi Keputusan

Ada berbagai tipologi keputusan yang disusun berdasarkan berbagai sudut pandang, secara garis besar dikenal tiga tipologi yaitu : 1. Keputusan berdasarkan tingkat kepentingan. 2. Keputusan berdasarkan tingkat regularitas. 3. Keputusan berdasarkan tipe persoalan.

2.2.1 Keputusan Berdasarkan Tingkat Kepentingannya

Secara klasik, hierarki manajemen terbagi menjadi tiga tingkatan yaitu : manajemen puncak, menengah, dan bawah. Manajemen puncak berkaitan dengan masalah perencanaan yang bersifat strategis, manajemen menengah menangani masalah kontrolpengawasan yang sifat pekerjaannya lebih banyak pada masalah administrasi. Sedangkan tingkatan berikutnya adalah manajemen operasional, yaitu yang berkaitan dengan kegiatan operasi harian. Universitas Sumatera Utara

2.2.2 Keputusan Berdasarkan Tingkat Regularitas

Tipologi ini diusulkan oleh H. Simon. Menurutnya keputusan berada pada suatu rangkaian kesatuan continuum, dengan keputusan terprogram pada satu ujungnya dan keputusan tak terprogram pada ujung yang lain. 1. Keputusan Terprogram Yang pertama adalah masalah-masalah yang terstruktur dengan baik yang berulang serta rutin, dan untuk masalah-masalah tersebut telah dikembangkan model standar. 2. Keputusan Tak Terprogram Keputusan ini bersifat tidak terstruktur. Keputusan yang tidak terpogram biasanya juga berkaitan dengan persoalan yang cukup pelik, karena banyak parameter yang tidak diketahui atau belum diketahui.

2.2.3 Keputusan Berdasarkan Tipe Persoalan

Mintzberg mengklasifikasikan keputusan menjadi empat tipe sebagai berikut. 1. Keputusan internal jangka pendek 2. Keputusan internal jangka panjang 3. Keputusan eksternal jangka pendek 4. Kebutuhan eksternal jangka panjang Keputusan internal jangka pendek biasanya menyangkut masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan rutinoperasional. Keputusan internal jangka panjang adalah keputusan- keputusanyang berkaitan dengan permasalahan organisasional. Keputusan eksternal jangka pendek berkaitan dengan semua persoalan yang berdampak atau berhubungan dengan lingkungan dalam rentang waktu yang relative pendek. Keputusan eksternal jangka panjang berkaitan dengan semua persoalan yang berdampak atau berhubungan dengan lingkungan dalam rentang waktu yang relatif panjang. Daihani, 2001 Universitas Sumatera Utara

2.3 Tahap-Tahap Pengambilan Keputusan

Dokumen yang terkait

Perbandingan Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dengan Simple Multi Attribute Rating Technique (SMART) dalam Menentukan Perusahaan Asuransi Terbaik

30 185 145

Implementasi Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) Dan Simple Additive Weighting (SAW) Dalam Pemilihan Operator Seluler Terbaik

9 64 118

Implementasi Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) Dan Simple Additive Weighting (SAW) Dalam Pemilihan Operator Seluler Terbaik

0 0 14

Implementasi Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) Dan Simple Additive Weighting (SAW) Dalam Pemilihan Operator Seluler Terbaik

0 0 2

Implementasi Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) Dan Simple Additive Weighting (SAW) Dalam Pemilihan Operator Seluler Terbaik

0 0 6

Implementasi Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) Dan Simple Additive Weighting (SAW) Dalam Pemilihan Operator Seluler Terbaik

0 0 15

Implementasi Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) Dan Simple Additive Weighting (SAW) Dalam Pemilihan Operator Seluler Terbaik

0 0 2

Implementasi Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) Dan Simple Additive Weighting (SAW) Dalam Pemilihan Operator Seluler Terbaik

0 0 1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keputusan dan Pengambilan Keputusan 2.1.1 Definisi - Implementasi Perbandingan Algoritma Analytic Hierarchy Process (AHP) dengan Algoritma Simple Additive Weighting (SAW) dalam Pemilihan Website Hosting

0 0 11

IMPLEMENTASI PERBANDINGAN ALGORITMA ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) DENGAN ALGORITMA SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM PEMILIHAN WEBSITE HOSTING SKRIPSI PUSPITA TRI UTAMI 121421101

0 0 12