Mekanisme Mikoriza Mengurangi Stress di Lahan Kritis Pasca Tambang

B. Mekanisme Mikoriza Mengurangi Stress di Lahan Kritis Pasca Tambang

Schramm 1966 menyatakan bahwa ada 2 faktor penting dalam revegetasi lahan tandus, bekas areal penambangan. Pertama, melindungi bibit muda dari temperatur permukaan tanah yang sangat tinggi, dan kedua meningkatkan kemampuan hidup tanaman dengan adanya asosiasi dengan CMA. Tanaman yang berasosiasi dengan mikoriza dapat beradaptasi dengan baik pada lahan-lahan tambang yang kondisi haranya sangat terbatas. Hal ini berkaitan dengan kemampuan mikoriza untuk menyediakan fosfor dari tanah Danielson, 1985. Penyerapan hara selain fosfor juga meningkat, terutama penyerapan ion-ion kurang mobil, seperti Cu dan Zn serta amonium Bowen dan Smith, 1981. Selain peningkatan penyerapan hara, mikoriza juga mampu mengakumulasikan atau mengeksklusikan elemen-elemen beracun Bowen dan Smith, 1981. Tanaman bermikoriza lebih toleran terhadap logam berat daripada tanaman tidak bermikoriza, meskipun fakta yang mendukung hal ini masih terbatas. Meningkatnya penyerapan logam-logam berat akan sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan ketahanannya pada tanah-tanah dengan konsentrasi logam yang tinggi. Bradley et al. 1982 menyatakan bahwa dalam semua kasus pertumbuhan tanaman bermikoriza lebih dominan daripada tanaman non-mikoriza. Hal ini disebabkan adanya pembatasan translokasi logam dari akar ke tajuk dengan mengakumulasinya di dalam akar. Proteksi ini dihasilkan oleh adsorpsi ion-ion oleh dinding sel hifa pada akar. Tanaman bermikoriza akan berkurang toleransinya apabila biomassa hifa internal rendah. Tingkat perkembangan hifa internal dan eksternal merupakan faktor penting dalam stimulasi pertumbuhan inang. Faktor lain sebagai faktor kritis dalam revegetasi lahan tambang, dan merupakan salah satu kemampuan mikoriza adalah toleransi akan kekeringan. Powell 1982 menyatakan bahwa tanaman yang diinfeksi oleh mikoriza meningkat kemampuannya menyerap air. Ia membandingkan penurunan resistensi transpor air pada tanaman yang diinfeksi dan tidak diinfeksi mikoriza. Perbedaan resistensi ini dapat dieliminir dengan penambahan larutan hara lengkap. Kemampuan mikoriza dalam meningkatkan penyerapan fosfor melalui eksploitasi tanah secara lebih efektif dibandingkan tanpa mikoriza mungjin berhubungan dengan fungsi mikoriza dalam meningkatkan penggunaan air yang jauh dari rizosfir. Lahan tambang biasanya juga mempunyai tingkat kemasaman yang ekstrim dan temperatur permukaan yang tinggi. Schramm 1966 mendapatkan temperatur permukaan lahan tambang batubara mencapai 40-60 o C bahkan kadang-kadang mencapai 75 o C. Hal ini menyebabkan temperatur di zona perakaran jauh melebihi temperatur zona perakaran areal tak terganggu dimana terdapat vegetasi yang mengurangi insulasi. Sampai saat ini masih sedikit penelitian tentang kemampuan mikoriza berkaitan dengan pengaruh temperatur. Marx dan Bryan 1971 mendapatkan bahwa Pisolithus tinctorius dan Thelephora terrestris memberikan respon yang berbeda terhadap temperatur. P. tinctorius tidak hanya mampu menginfeksi lebih baik daripada T. terrestris pada temperatur yang sama, tapi juga mempunyai toleransi yang baik terhadap peningkatan temperatur. Temperatur non-lethal juga mempengaruhi perkembangan mikoriza yang efeknya berbeda antar spesies dan strain. Kolonisasi dan infeksi akar oleh spesies CMA tertentu rendah pada 18 o C Schenck dan Smith, 1982 dan 16 o C untuk ektomikoriza Theodorou dan Bowen, 1979. Oleh karena itu, dalam memanipulasi asosiasi mikoriza pada tanah- e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara 7 tanah terganggu, temperatur merupakan salah satu faktor kritis dalam menyeleksi simbion yang akan digunakan. Kemasaman tanah pH tanah juga berpengaruh terhadap perkembangan mikoriza. Mosse et al. 1981 melaporkan bahwa beberapa spesies endofit dapat membentuk mikoriza pada interval pH tanah yang lebar. Simbion CMA dan ektomikoriza mungkin memberikan respon yang berbeda terhadap tanah-tanah masam dan salin dengan tanah- tanah yang mempunyai ph yang moderat. Potensial kelarutan yang tinggi dari logam- logam berat beracun berhubungan dengan tinggi-rendahnya nilai pH tanah, begitu juga dengan defisiensi hara mikro.

C. Manfaat Asosiasi Mikoriza pada lahan Kritis Pasca Tambang