24
C. Keadaan emosi
Klien merasa depresi, tampak gelisah, cemas dengan suara-suara yang sering muncul mengganggu pikirannya, dan tampak khawatir dengan
keadaan dirinya. D.
Hubungan sosial
– Orang yang berarti: Orang tua. – Hubungan dengan keluarga: Klien sering menganggap rendah
dirinya karena merasa tidak berguna di dalam keluarga dan lingkungan masyarakat.
– Hubungan dengan orang lain: Klien mengatakan hubungannya dengan orang lain kurang baik dan kurang suka bergaul apalagi
setelah mengalami gangguan jiwa. – Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: Klien mengatakan
dirinya merasa minder karena terkadang sering diasingkan oleh lingkungannya, dan merendahkan dirinya.
E. Spiritual
– Nilai dan keyakinan : Klien beragama Kristen. Klien mengatakan dirinya mempunyai nilai dan keyakinan yang kuat tentang agama
yang dianutnya. – Kegiatan ibadah
: Klien mengatakan sebelum masuk RS jiwa dirinya jarang beribadah ke gereja, dan setelah masuk rumah sakit
jiwa juga jarang berdoa dan beribadah.
VII. STATUS MENTAL
1. Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran klien compos mentis yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan
sekelilingnya. 2.
Penampilan Penampilan klien tampak rapi baik cara berpakaian, dalam hal makan,
mandi, dan toileting.
25 3.
Pembicaraan Klien berbicara kurang jelas, nada suara lembut dan pelan.
4. Alam perasaan
Klien merasa ketakutan karena halusinasi yang masih sering muncul, klien juga merasa menyesal dengan semua kejadian hidup yang dia
alami. 5.
Afek Klien mengalami gangguan pada afek, yaitu afek tumpul karena klien
selalu tampak murung dan sedih. 6.
Interaksi selama wawancara Klien kurang kooperatif, kurang mau diajak bicara, kontak mata pasien
saat dilakukan pengkajian kurang baik, klien kurang mau menatap lawan bicara, klien tidak mudah tersinggung, tidak curiga pada lawan
bicara. 7.
Persepsi Klien mengalami persepsi pendengaran berupa suara-suara berisik yang
memanggil namanya. 8.
Proses pikir Klien tidak mengalami gangguan proses pikir seperti sirkuntasial
pikiran berputar-putar, tangensial pembicaraan yang berbelit-belit, flight of idea pikiran melayang.
9. Isi pikir
Klien tidak mengalami gangguan isi pikir seperti obsesi pikiran yang terus muncul meskipun pasien berusaha menghilangkannya, fobia rasa
ketakutan yang patologistidak rasional terhadap suatu objek situasibenda tertentu yang tidak dapat dihilangkan.
10. Waham
Klien tidak mengalami gangguan waham seperti waham agama, waham kebesaran, waham curiga, maupun waham somatichipokondrik.
11. Memori
Klien tidak mengalami gangguan memori baik jangka panjang, jangka pendek maupun gangguan memori saat ini.