BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Obat adalah semua zat baik yang bersifat kimia, hewani, maupun nabati yang dalam dosis layak dapat menyembuhkan atau mencegah penyakit berikut
gejalanya. Obat juga dapat didefinisikan sebagai suatu zat yang dimaksudkan untuk dipakai dalam diagnosis, mengurangi rasa sakit, mengobati atau mencegah penyakit
pada manusia atau hewan Ansel, 1989. Obat memiliki cakupan makna yang cukup luas, bukan hanya terbatas pada
zat-zat yang digunakan untuk menyembuhkan seseorang dari sakit. Zat-zat yang berfungsi untuk menetapkan diagnosa mengetahui penyakit, mencegah,
mengurangi, menghilangkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan, baik
jasmani maupun rohani pada manusia dan hewan juga disebut obat Widodo, 2004.
Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa-cetak berbentuk rata atau cembung rangkap, umumnya bulat, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan
atau tanpa zat tambahan Anief, 1999. Senyawa teroid adalah senyawa golongan lipid yang memiliki stuktur kimia
tertentu yang memiliki tiga cincin sikloheksana dan satu cincin siklopentana. Suatu molekul steroid yang dihasilkan secara alami oleh korteks adrenal tubuh dikenal
dengan nama senyawa kortikosteroid Darmansjah, 2005. Reseptor glukokortikoid adalah protein yang sebagian besar berada di dalam
sitoplasma 90 di sitoplasma, 10 di nukleus dan dapat berikatan dengan hormon
yang bersifat lipofilik. Obat golongan glukortikoid lebih sering disebut obat-obat kortikosteroid seperti prednison hingga saat ini masih menjadi obat utama dalam
pengatasan penyakit-penyakit dan gangguan sistem Ikawati, 2006. Salah satu parameter uji yang dilakukan untuk pengujian sediaan tablet
adalah dilakukan uji disolusi. Uji ini dilakukan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan disolusi yang tertera dalam masing-masing monografi untuk sediaan
tablet dan kapsul, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet harus dikunyah. Persyaratan disolusi tidak berlaku untuk kapsul gelatin lunak kecuali bila dinyatakan
lain dalam monografi. Pengujian disolusi sangat bermanfaat dalam mengidentifikasi artikel-artikel ini. Pengujian disolusi menjadi sangat penting, jika disolusi merupakan
faktor pembatas dalam absorbsi obat. Pengujian disolusi digunakan untuk membuktikan kesesuaian dengan spesifikasi kompendial dan dapat merupakan
persyaratan dalam registrasi obat. Pada tablet prednison toleransi dalam waktu 30 menit harus larut tidak kurang dari 80 dari jumlah yang tertera pada etiket
Depkes RI. 1994. Uji disolusi merupakan komponen penting untuk penilaian kualitas sediaan
oral padat. Prosedur yang menjadi dasar uji disolusi dari sediaan oral padat ini selanjutnya diperluas pada sistem penghantaran trans dermal. Kecepatan pelepasan
untuk sediaan dengan pelepasan dimodifikasi oral diberlakukan pula belakangan untuk menetapkan kriteria penerimaan Syukri, 2002.
Spektroskopi memerlukan peralatan berbiaya murah sampai sedang dan mempunyai kepekaan analisis cukup tinggi. Karena luasnya ragam bahan farmasi
dan bahan biokimia yang menyerap radiasi UV dekat dan sinar tampak, maka teknik
ini banyak dipakai dalam analisis farmasi dan analisis klinik. Hubungan antara kadar analit dan jumlah cahaya terserap merupakan dasar kebanyakan penerapan
spektroskopi. Spektro Ultraviolet pada tablet prednison dengan etanol – 240 nm A¦ = 420a Munson, 1995.
1.2 Tujuan dan Manfaat