Kalsium Ca Bahan-bahan Penelitian Alat-alat Penelitian Pembahasan

2.4 Kadmium Cd

Kadmium adalah metal berbentuk Kristal putih keperakan. Cd terutama terdapat dalam kerak bumi bersama dengan seng Kadmium yang terdapat di dalam lingkungan pada kadar yang rendah berasal dari kegiatan penambangan seng, timah, dan kobalt serta kumprum. Sementara dalam kadar tinggi, kadmium berasal dari emisi industri, antara lain dari hasil sampingan penambangan, peleburan seng dan timbalWidowati,W.2008.

2.4.1 Efek Toksik

Kadmium belum diketahui fungsinya secara biologis. Bagi manusia cadmium sebenarnya merupakan logam asing. Tubuh samasekali tidak membutuhkannya dalam proses metabolism. Oleh karenanya kadmium dapat diabsorbsi tubuh dalam jumlah yang tidak terbatas, karena tidak adanya mekanisme tubuh yang dapat membatasinya. Apabila kadmium masuk kedalam tubuh, maka sebagian besar akan terkumpul didalam ginjal, hati dan ada sebagian yang keluar lewat saluran pencernaan. Keracunan akut akan menyebabkan penyakit ginjal, penderita mengalami pelunakan seluruh kerangka, dan kematian biasanya disebabkan gagal ginjal. Selain itu didapat, bahwa masyarakat yang kekurangan gizi lebih peka terhadap Cd daripada yang normalSlamet, 1994.

2.5 Kalsium Ca

Kalsium terdapat sebanyak 99 dalam tulang kerangka dan sisanya dalam cairan antar sel dan plasma. Kalsium mengatur permeabilitas membrane sel bagi K dan Na dan mengaktivasi banyak reaksi enzim, seperti pembekuan darah. Defisiensi kalsium menyebabkan lunaknya tulang serta mudah terangsangnya saraf dan otot dengan akibat Universitas Sumatera Utara serangan kejang. Dalam kebanyakan kasus kekurangan disebabkan oleh defisiensi vitamin D dan terhambatnya resorpsi Ca. Kalsium diperlukan sebagai bahan gizi untuk tanaman tingkat tinggi dan sebagai mikronutrien untuk sejumlah ganggang. Walaupun kalsium merupakan mineral yang dibutuhkan manusia dan hewan, jumlah yang ditemukan dalam air tidaklah cukup. Disisi lain kalsium merupakan konstituen utama dalam air sadahMontgomery, J.M. 1985. 2.6 Spektrofotometri Serapan Atom 2.6.1 Prinsip Dasar Spektrofotometri Serapan Atom Spektroskopi serapan atom adalah spektroskopi atomik yang disertai penyerapan sebagai suatu emisi atau pancaran. Di dalam beberapa dekade spektroskopi serapan atom menjadi salah satu dari cara yang yang paling luas digunakan untuk teknik analisaKennedy, J.H.1984. Spektroskopi serapan atom digunakan untuk analisis kuantitatif unsur-unsur logam dalam jumlah sekelumit dan sangat kelumit. Cara analisis ini memberikan kadar total unsur logam dalam suatu sampel dan tidak tergantung pada bentuk molekul dari logam dalam sampel tersebut. Spektroskopi serapan atom didasarkan pada penyerapan energi sinar oleh atom- atom netral, dan sinar yang diserap biasanya sinar tampak atau ultraviolet. Metode spektroskopi serapan atom berdasarkan pada prinsip absorbsi cahaya oleh atom. Atom- atom akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya. Cahaya pada panjang gelombang ini mempunyai cukup energi untuk mengubah tingkat elektronik suatu atom yang mana transisi elektronik suatu atom bersifat spesifik. Dengan menyerap suatu energi, maka atom akan memperoleh energi sehingga suatu atom pada keadaan dasar dapat ditimgkatkan energinya ke tingkat eksitasiRohman,A.2007. Spektrofotometri serapan atom kegunaannya lebih ditentukan untuk analisis kuantitatif logam-logam alkali dan alkali tanah. Untuk maksud ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain : Universitas Sumatera Utara - Larutan sampel diusahakan seencer mungkin kadar unsur yang dianalisis tidak lebih dari 5 dalam pelarut yang sesuai. Larutan yang dianalisis lebih disukai diasamkan atau kalau dilebur dengan alkali tanah terakhir harus diasamkan lagi. - Hindari pemakaian pelarut aromatik atau halogenida. Hendaklah dipakai pelarut- pelarut untuk analisis p.aMulja. 1995

2.6.2 Instrumentasi Spektrofotometri Serapan Atom

Sumber sinar nyala monokromator detektor Tempat sampel readout Gambar 2.1 Sistem peralatan spektrofotometer serapan atom 1. Sumber sinar Sumber sinar yang lazim dipakai adalah lampu katoda berongga. Lampu ini terdiri atas tabung kaca tertutup yang mengandung suatu katoda dan anoda. Katoda sendiri berbentuk silinder berongga yang terbuat dari logam atau dilapisi dengan logam tertentu. Tabung logam ini diisi dengan gas mulia neon atau argon dengan tekanan rendah. Neon biasanya lebih disukai karena memberikan intensitas pancaran lampu yang lebih rendah. 2. Tempat Sampel Dalam analisis dengan spektrofotometri serapan atom, sampel yang akan dianalisis harus diuraikan menjadi atom-atom netral yang masih dalam keadaan Universitas Sumatera Utara asas. Ada berbagai macam alat yang dapat digunakan untuk mengubah suatu sampel menjadi uap atom-atom yaitu dengan nyala dan tanpa nyala a. Nyala flame Nyala digunakan untuk mengubah sampel yang berupa padatan atau cairan menjadi bentuk uap atomnya, dan juga berfungsi untuk atomisasi. b. Tanpa nyala flameless Teknik atomisasi dengan nyala dinilai kurang peka karena atom gagal mencapai nyala, tetesan sampel yang masuk kedalam nyala terlalu besar, dan proses atomisasi kurang sempurna. Oleh karena itu muncullah suatu teknik atomisasi yang baru yakni atomisasi tanpa nyala. Pengatoman dapat dilakukan dalam tungku dari grafit. Sampel diletakkan dalam tabung grafit, kemudian tabung tersebut dipanaskan dengan system elektris dengan cara melewatkan arus listrik grafit. Akibat pemanasan ini, maka zat yang akan dianalisis berubah menjadi atom-atom netralRohman, A. 2007. 3. Monokromator Monokromator memisahkan, mengisolasi dan mengontrol intensitas dari radiasi energi yang mencapai detektor. Pada hakekatnya mungkin saja dapat dianggap sebagai suatu saringan yang dapat disesuaikan dengan suatu daerah yang spesifik, yang mana spectrum transmisi yang tidak sesuai akan ditolak. Idealnya monokromator harus mampu memisahkan garis resonansi. Karena ada beberapa unsur yang mudah dan ada beberapa unsur yang sulitHaswell,S.J.1991. 4. Detektor Detektor dapat diatur sedemikian rupa pada nilai frekuensi tertentu, sehingga tidak memberikan respon terhadap emisi yang berasal dari eksitasi termalKhopkar,S.M.2003. 5. Readout Readout merupakan suatu alat penunjuk atau dapat juga diartikan sebagai sistem pencatat hasil. Universitas Sumatera Utara BAB III METODE DAN BAHAN PENELITIAN

3.1 Bahan-bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah: - Sampel air minum kemasan galon isi ulang dari pegunungan - Sampel air minum kemasan galon isi ulang dari sumur bor - Sampel air aqua - HNO 3p E.Merck - Akuades - Larutan induk besi 1000 mgL E.Merck - Larutan induk kadmium 1000 mgL E.Merck - Larutan induk kalsium 1000 mgL E.Merck

3.2 Alat-alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan adalah - Spektrofotometet Serapan Atom AA-6300 Shimadzu - pH meter WalkLAB - Labu takar Pyrex - Pipet volumetri Pyrex - Gelas Beaker Pyrex Universitas Sumatera Utara

3.3 Prosedur Penelitian

3.3.1 Pembuatan Larutan Standar Besi 100 mgL

Sebanyak 5 ml larutan induk besi 1000 mgL dimasukkan kedalam labu takar 50 ml lalu diencerkan dengan larutan pengencer sampai garis tanda dan dihomogenkan.

3.3.2 Pembuatan Larutan Standar Besi 10 mgL

Sebanyak 5 ml larutan standar besi 100 mgL dimasukkan kedalam labu takar 50 ml lalu diencerkan dengan larutan pengencer sampai garis tanda dan dihomogenkan.

3.3.3 Pembuatan Larutan Standar Besi 1 mgL

Sebanyak 5 ml larutan standar besi 1 mgL dimasukkan kedalam labu takar 50 ml lalu diencerkan dengan larutan pengencer sampai garis tanda dan dihomogenkan.

3.3.4 Pembuatan Larutan Seri Standar Besi 0,00; 0,1; 0,2; 0,3; 0,4; dan 0,5 mgL

Sebanyak 0,00; 5; 10; 15; 20; dan 25 ml larutan standar besi 1 mgL dimasukkan kedalam labu takar 50 ml lalu diencerkan dengan larutan pengencer sampai garis tanda dan dihomogenkan.

3.3.5 Pembuatan Larutan Standar Kalsium 100 mgL

Sebanyak 5 ml larutan induk kalsium 1000 mgL dimasukkan kedalam labu takar 50 ml lalu diencerkan dengan larutan pengencer sampai garis tanda dan dihomogenkan. Universitas Sumatera Utara

3.3.6 Pembuatan Larutan Standar Kalsium 10 mgL

Sebanyak 5 ml larutan standar kalsium 100 mgL dimasukkan kedalam labu takar 50 ml lalu diencerkan dengan larutan pengencer sampai garis tanda dan dihomogenkan.

3.3.7 Pembuatan Larutan Seri Standar Kalsium 0,0; 1; 2; 3; 4; 5 dan 8 mgL

Sebanyak 0,0; 5; 10; 15; 20; 25 dan 40 ml larutan standar kalsium 10 mgL dimasukkan kedalam labu takar 50 ml lalu diencerkan dengan larutan pengencer sampai garis tanda dan dihomogenkan.

3.3.8 Pembuatan Larutan Standar Kadmium 100 mgL

Sebanyak 5 ml larutan induk kadmium 1000 mgL dimasukkan kedalam labu takar 50 ml lalu diencerkan dengan larutan pengencer sampai garis tanda dan dihomogenkan.

3.3.9 Pembuatan Larutan Standar Kadmium 10 mgL

Sebanyak 5 ml larutan standar kadmium 100 mgL dimasukkan kedalam labu takar 50 ml lalu diencerkan dengan larutan pengencer sampai garis tanda dan dihomogenkan.

3.3.10 Pembuatan Larutan Standar Kadmium 1 mgL

Sebanyak 5 ml larutan standar kadmium 10 mgL dimasukkan kedalam labu takar 50 ml lalu diencerkan dengan larutan pengencer sampai garis tanda dan dihomogenkan. Universitas Sumatera Utara

3.3.11 Pembuatan Larutan Standar Kadmium 0,1 mgL

Sebanyak 5 ml larutan standar kadmium 1 mgL dimasukkan kedalam labu takar 50 ml lalu diencerkan dengan larutan pengencer sampai garis tanda dan dihomogenkan.

3.3.12 Pembuatan Larutan Seri Standar Kadmium 0,00; 0,02; 0,03; 0,04 dan 0,05 mgL

Sebanyak 0,0; 10; 15; 20 dan 25 ml larutan standar kadmium 0,1 mgL dimasukkan kedalam labu takar 50 ml lalu diencerkan dengan larutan pengencer sampai garis tanda dan dihomogenkan.

3.3.13 Pembuatan Kurva Standar Besi dan Penentuan Kadar Besi pada sampel

Larutan blanko diukur absorbansinya dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom pada λ spesifik 248,3 nm. Perlakuan dilakukan sebanyak 3 kali. Dilakukan hal yang sama untuk larutan seri standar besi 0,1; 0,2; 0,3; 0,4; dan 0,5 mgL dan larutan sampel.

3.3.14 Pembuatan Kurva Standar Kalsium dan Penentuan Kadar Kalsium pada sampel

Larutan blanko diukur absorbansinya dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom pada λ spesifik 422,7 nm. Perlakuan dilakukan sebanyak 3 kali. Dilakukan hal yang sama untuk larutan seri standar kalsium 1; 2; 3; 4; 5 dan 8 mgL dan larutan sampel. Universitas Sumatera Utara

3.3.15 Pembuatan Kurva Standar Kadmium dan Penentuan Kadar Kadmium pada sampel

Larutan blanko diukur absorbansinya dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom pada λ spesifik 228,8 nm. Perlakuan dilakukan sebanyak 3 kali. Dilakukan hal yang sama untuk larutan seri standar kadmium 0,0; 0,02; 0,03; 0,04 dan 0,05 mgL dan larutan sampel.

3.3.16 Preparasi Sampel

Sebanyak 100 ml sampel dimasukkan kedalam gelas beaker. Ditambahkan HNO 3 pekat hingga pH 2 - 5 lalu diencerkan dengan larutan pengencer sampai garis tanda dan diaduk hingga homogen. Universitas Sumatera Utara

3.4 Bagan Penelitian

3.4.1 Pembuatan Larutan Sampel

Diukur sebanyak 100 ml Ditambahkan HNO 3p hingga pH 3 Diaduk hingga homogen Diukur absorbansinya dengan Spektrofotometer Serapan Atom pada λ spesifik 248,3 nm untuk besi, 422,7 nm untuk kalsium dan 228,8 nm untuk kadmium Sampel Larutan Sampel Hasil Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Ion Besi

Kondisi alat Spektrofotometer Serapan Atom SSA pada pengukuran konsentrasi ion Besi dapat dilihat pada table 4.1. Tabel 4.1. Kondisi alat SSA Merek Shimadzu tipe AA-6300 pada pengukuran konsentrasi ion Besi No Parameter Ion Besi 1 2 3 4 5 6 Panjang gelombang nm Tipe nyala Kecepatan aliran gas pembakar Lmin Kecepatan aliran udara Lmin Lebar celah nm Ketinggian tungku mm 248,3 Udara-C 2 H 2 2,2 15,0 0,2 9 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2. Data absorbansi larutan seri standar Besi Konsentrasi mgL Absorbansi Rata-rata 0,0000 0,0003 0,1000 0,0064 0,2000 0,0124 0,3000 0,0176 0,4000 0,0244 0,5000 0,0302 Gambar 4.1 Kurva kalibrasi larutan seri standar Besi

4.1.2 Ion Kadmium

Kondisi alat Spektrofotometer Serapan Atom SSA pada pengukuran konsentrasi ion kadmium dapat dilihat pada tabel 4.3. y = 0.0596x+0.0003 R² = 0.999 0,005 0,01 0,015 0,02 0,025 0,03 0,035 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 A b so rb a n si Io n B esi Konsentrasi Ion Besi mgL Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Kondisi alat SSA Merek Shimadzu tipe AA-6300 pada pengukuran konsentrasi ion Kadmium No Parameter Ion Kadmium 1 2 3 4 5 6 Panjang gelombang nm Tipe nyala Kecepatan aliran gas pembakar Lmin Kecepatan aliran udara Lmin Lebar celah nm Ketinggian tungku mm 228,8 Udara-C 2 H 2 1,8 15,0 0,7 7 Tabel 4.4 Data Absorbansi larutan seri standar Kadmium Konsentrasi mgL Absorbansi Rata-rata 0,0000 0,0003 0,0200 0,0055 0,0300 0,0079 0,0400 0,0101 0,0500 0,0128 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2 Kurva kalibrasi larutan seri standar Kadmium

4.1.3. Ion Kalsium

Kondisi alat Spektrofotometer Serapan Atom SSA pada pengukuran konsentrasi ion kalsium dapat dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.5 Kondisi alat SSA Merek Shimadzu tipe AA-6300 pada pengukuran konsentrasi Kalsium No Parameter Ion Kalsium 1 2 3 4 5 6 Panjang gelombang nm Tipe nyala Kecepatan aliran gas pembakar Lmin Kecepatan aliran udara Lmin Lebar celah mm Ketinggian tungku mm 422,7 Udara-C 2 H 2 2,0 15,0 0,7 7 y = 0.2474x + 0.3928.10 -3 R² = 0.999 0,002 0,004 0,006 0,008 0,01 0,012 0,014 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 A bs o rba ns i I o n K a dm ium Konsentrasi Ion Kadmium mgL Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6. Data absorbansi larutan seri standar kalsium Konsentrasi mgL Absorbansi Rata-rata 0,0000 0,0832 1,0000 0,0997 2,0000 0,1135 3,0000 0,1258 4,0000 0,1382 5,0000 0,1521 8,0000 0,1942 Gambar 4.3 Kurva kalibrasi larutan seri standar kalsium y = 0.0136x + 0.0848 R² = 0.999 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A bs o rba ns i K a ls ium C a Konsentrasi Kalsium mgL Universitas Sumatera Utara

4.2 Pengolahan Data

4.2.1 Ion Besi 4.2.1.1 Penurunan Persamaan Garis Regresi dengan Metode Least Square Hasil pengukuran absorbansi larutan seri standar besi pada tabel 4.2 diplotkan terhadap konsentrasi sehingga diperoleh kurva kalibrasi berupa garis linier. Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi ini dapat diturunkan dengan metode least square dengan data terdapat pada tabel 4.7. Tabel 4.7 Penurunan persamaan garis regresi dengan metode Least Square untuk Besi No Xi Yi Xi-X Yi-Y Xi-X 2 Yi-Y 2 Xi-XYi-Y 1 0,0000 0,0003 -0,2500 -0,0149 0,0625 2,2201.10 -4 0,3725.10 -2 2 0,1000 0,0064 -0,1500 -0,0088 0,0225 0,7744.10 -4 0,0132.10 -1 3 0,2000 0,0124 -0,0500 -0,0028 0,0025 0,0784.10 -4 0,0014.10 -1 4 0,3000 0,0176 0,0500 0,0024 0,0025 0,0576.10 -4 0,0012.10 -1 5 0,4000 0,0244 0,1500 0,0092 0,0225 0,8464.10 -4 0,0138.10 -1 6 0,5000 0,0302 0,2500 0,0150 0,0625 0,0225.10 -2 0,0375.10 -1 Σ 1,5000 0,0913 0,0000 0,0001 0,1750 6,2269.10 -4 1,0435.10 —2 Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi dapat diturunkan dari persamaan garis : Dimana : Selanjutnya harga slope dapat ditentukan dengan menggunakan metode least square sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Dengan mensubstitusikan harga-harga yang tercantum pada tabel 4.7 pada persamaan ini maka diperoleh : = 0,0152 – 0,0149 = 0,0003 Maka diperoleh persamaan garis :

4.2.1.2 Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : Maka koefisien korelasi untuk besi Fe adalah : Universitas Sumatera Utara

4.2.1.3 Penentuan Konsentrasi

Untuk menghitung konsentrasi dari ion besi, maka diambil salah satu data hasil pengukuran absorbansi rata-rata ion besi dari sampel air pada minggu tertentu. Data dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.8 Data absorbansi ion besi dalam sampel air kemasan galon isi ulang yang air bakunya didistribusikan dengan tangki pengangkut air minum pegunungan Minggu Absorbansi Absorbansi rata-rata A A 1 A 2 A 3 I II III IV 0,0030 0,0058 0,0059 0,0040 0,0027 0,0048 0,0053 0,0048 0,0039 0,0040 0,0048 0,0042 0,0032 0,0048 0,0053 0,0043 Tabel 4.9 Data absorbansi ion besi dalam sampel air kemasan galon isi ulang yang airnya berasal dari sumur bor Minggu Absorbansi Absorbansi rata-rata A A 1 A 2 A 3 I II III IV 0,0043 0,0038 0,0034 0,0048 0,0037 0,0036 0,0032 0,0045 0,0031 0,0044 0,0035 0,0043 0,0037 0,0039 0,0034 0,0045 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.10 Data absorbansi ion besi dalam sampel air kemasan galon dari agen resmi Minggu Absorbansi Absorbansi rata-rata A A 1 A 2 A 3 I II III IV 0,0026 0,0037 0,0045 0,0043 0,0025 0,0041 0,0053 0,0040 0,0021 0,0047 0,0041 0,0039 0,0024 0,0042 0,0046 0,0041 Konsentrasi ion besi untuk sampel air kemasan galon isi ulang yang air bakunya didistribusikan dengan tangki pengangkut air minum pegunungan dapat dihitung dengan mensubstitusikan nilai Y absorbansi rata-rata dari pengukuran absorbansi ion besi tersebut kedalam persamaan : Y = 0,0596 X + 0,0003 Maka diperoleh : X 1 = 0,0487 X 2 = 0,0755 X 3 = 0,0839 X 4 = 0,0671 X 1 = 0,0487 X 1 – X 2 = 4,0401.10 -4 X 2 = 0,0755 X 2 – X 2 = 0,4489.10 -4 X 3 = 0,0839 X 3 – X 2 = 2,2801.10 -4 X 4 = 0,0671 X 4 – X 2 = 0,0289.10 -4 X = 0,0688 ΣX i – X 2 = 0,6798.10 -3 Konsentrasi dinyatakan dalam bentuk : X ± d mgL dimana : d = tP.dkSx = 0,01505 Universitas Sumatera Utara = 0,0755.10 -1 Dari daftar t student untuk n = 4 dengan derajat kebebasan dk = n – 1 = 4 – 1 = 3. Untuk derajat kepercayaan 95 P = 0,05 nilai t = 3,18 maka : d = tP.dkSx d = 3,180,05.30,0755.10 -1 d = 0,0036 Dengan demikian konsentrasi Besi dapat ditulis : 0,0688 ± 0,0036 mgL Dengan cara yang sama dapat ditentukan konsentrasi besi dalam sampel air. Data ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.11 Data absorbansi dan konsentrasi rata-rata ion besi dalam air minum kemasan galon isi ulang yang air bakunya didistribusikan dengan tangki pengangkut air minum pegunungan Absorbansi tiap minggu Konsentrasi C mgL I II III IV A 0,0032 0,0048 0,0053 0,0043 0,0044 0,0688 ± 0,0036 Tabel 4.12 Data absorbansi dan konsentrasi rata-rata ion besi dalam air minum kemasan galon isi ulang yang air berasal dari sumur bor Absorbansi tiap minggu Konsentrasi C mgL I II III IV A 0,0037 0,0039 0,0034 0,0045 0,0039 0,0599 ± 0,0019 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.13 Data absorbansi dan konsentrasi rata-rata ion besi dalam air minum kemasan galon dari agen resmi Absorbansi tiap minggu Konsentrasi C mgL I II III IV A 0,0024 0,0042 0,0046 0,0041 0,0038 0,0591 ± 0,0039

4.2.2 Ion Kadmium

4.2.2.1 Penurunan Persamaan Garis Regresi dengan Metode Least Square

Hasil pengukuran absorbansi larutan seri standar kadmium pada tabel 4.4 diplotkan terhadap konsentrasi sehingga dihasilkan kurva kalibrasi berupa garis linear. Persamaan garis regresi kurva kalibrasi dapat diturunkan dengan metode Least Square dengan data pada tabel 4.14. Tabel 4.14 Penurunan persamaan garis regresi dengan metode Least Square untuk Kadmium No Xi Yi Xi – X Yi – Y Xi – X 2 Yi – Y 2 Xi-XYi-Y 1 0,0000 0,0003 -0,0280 -0,0702.10 -1 0,0784.10 -2 4,9280.10 -5 1,9656.10 -4 2 0,02 0,0055 -0,0080 -0,0182.10 -1 0,0064.10 -2 3,3124.10 -6 0,1456.10 -4 3 0,03 0,0079 0,0020 0,0058.10 -1 0,0004.10 -2 0,3364.10 -6 0,0116.10 -4 4 0,04 0,0101 0,0120 0,0278.10 -1 0,0144.10 -2 7,7284.10 -6 0,3336.10 -4 5 0,05 0,0128 0,0220 0,0548.10 -1 0,0484.10 -2 0,3003.10 -4 1,2056.10 -4 Σ 0,14 0,0366 0,0000 0,0000 0,0148.10 -1 9,0686.10 -5 0,3662.10 -3 Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi dapat diturunkan dari persamaan garis : Universitas Sumatera Utara dimana : a = slope b = intersept Selanjutnya harga slope dapat ditentukan dengan menggunakan metode least square sebagai berikut : Dengan mensubstitusikan harga-harga yang terdapat pada tabel 4.10 pada persamaan diatas maka diperoleh harga : Maka diperoleh persamaan garis :

4.2.2.2 Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut : Maka koefisien korelasi untuk kadmium adalah : Universitas Sumatera Utara

4.2.2.3 Penentuan Konsentrasi

Untuk menghitung konsentrasi dari ion Kadmium, maka diambil salah satu data hasil pengukuran absorbansi rata-rata ion Kadmium dari sampel air pada minggu tertentu. Data dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.15. Data absorbansi ion kadmium dalam sampel air minum kemasan galon isi ulang yang air bakunya didistribusikan dengan tangki pengangkut air minum pegunungan Minggu Absorbansi Absorbansi rata-rata A A 1 A 2 A 3 I II III IV 0,0009 0,0008 0,0008 0,0011 0,0007 0,0009 0,0009 0,0010 0,0007 0,0008 0,0008 0,0010 0,00076 0,00083 0,00083 0,00103 Tabel 4.16. Data absorbansi ion kadmium dalam sampel air minum kemasan galon isi ulang yang airnya berasal dari sumur bor Minggu Absorbansi Absorbansi rata-rata A A 1 A 2 A 3 I II III IV 0,0005 0,0007 0,0008 0,0005 0,0004 0,0007 0,0007 0,0004 0,0005 0,0006 0,0007 0,0006 0,00046 0,00066 0,00073 0,00050 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.17. Data absorbansi ion kadmium dalam sampel air minum kemasan galon dari agen resmi Minggu Absorbansi Absorbansi rata-rata A A 1 A 2 A 3 I II III IV 0,0009 0,0007 0,0010 0,0008 0,0008 0,0007 0,0010 0,0009 0,0009 0,0007 0,0010 0,0008 0,00087 0,00070 0,00100 0,00083 Konsentrasi ion Kadmium untuk sampel air minum kemasan galon isi ulang yang air bakunya didistribusikan dengan tangki pengangkut air minum pegunungan dapat dihitung dengan mensubstitusikan nilai Y absorbansi rata-rata dari pengukuran absorbansi ion Kadmium tersebut kedalam persamaan : Y = 0,2474 x + 0,3928.10 -3 Maka diperoleh X 1 = 0,00148 X 2 = 0,00178 X 3 = 0,00178 X 4 = 0,00258 X 1 = 0,00148 X 1 – X 2 = 1,8490.10 -7 X 2 = 0,00178 X 2 – X 2 = 0,1690.10 -7 X 3 = 0,00178 X 3 – X 2 = 0,1690.10 -7 X 4 = 0,00258 X 4 – X 2 = 4,489.10 -7 X = 0,00191 ΣXi – X 2 = 6,6760.10 -7 Konsentrasi dinyatakan dalam bentuk : X ± d mgL dimana :d = tP.dkSx Universitas Sumatera Utara Dari daftar t student untuk n = 4, dengan derajat kebebasan dk = n -1 = 4 -1 = 3. Untuk derajat kepercayaan 95 maka P = 0,05 dengan nilai t = 3,18 maka : d = tP.dkSx d = 3,180,05.32,3576.10 -4 d = 1,1246.10 -4 Dengan demikian konsentrasi Kadmium dapat ditulis : 0,00191 ± 1,1246.10 -4 mgL Dengan cara yang sama dapat ditentukan konsentrasi Kadmium dalam sampel air. Data dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.18. Data absorbansi dan konsentrasi rata-rata ion Kadmium dalam sampel air minum kemasan galon isi ulang yang air bakunya didistribusikan dengan tangki pengangkut air minum pegunungan Absorbansi tiap minggu Konsentrasi C mgL I II III IV A 0,00076 0,00083 0,00083 0,00103 0,00086 0,00191 ± 1,1246.10 -4 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.19. Data absorbansi dan konsentrasi rata-rata ion Kadmium dalam sampel air minum kemasan galon isi ulang yang airnya berasal dari sumur bor Absorbansi tiap minggu Konsentrasi C mgL I II III IV A 0,00046 0,00066 0,00073 0,0005 0,00059 0,00079 ± 1,2378.10 -4 Tabel 4.20. Data absorbansi dan konsentrasi rata-rata ion Kadmium dalam sampel air minum kemasan galon dari agen resmi Absorbansi tiap minggu Konsentrasi C mgL I II III IV A 0,00087 0,00070 0,00100 0,00083 0,00085 0,00185 ± 1,1877.10 -4 4.2.3 Ion Kalsium 4.2.3.1 Penurunan Persamaan Garis Regresi dengan Metode Least Square Hasil pengukuran absorbansi larutan seri standar ion Kalsium pada tabel 4.6 diplotkan terhadap konsentrasi sehingga diperoleh kurva kalibrasi berupa garis linear. Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi ini dapat diturunkan dengan metode Least Square dengan hasil pada tabel 4.21. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.21. Penurunan persamaan garis regresi dengan metode Least Square untuk Kalsium No Xi Yi Xi - X Yi – Y Xi – X 2 Yi – Y 2 Xi-XYi-Y 1 0,0000 0,0832 -3,2857 -0,0463 10,7958 2,1437.10 -3 0,1521 2 1,0000 0,0997 -2,2857 -0,0298 5,2244 8,8804.10 -4 0,0681 3 2,0000 0,1135 -1,2857 -0,0160 1,6530 0,0256.10 -2 0,0206 4 3,0000 0,1258 -0,2857 -0,0037 0,0816 0,1369.10 -4 1,0571.10 -3 5 4,0000 0,1382 0,7143 0,0087 0,5102 0,7569.10 -4 6,2144.10 -3 6 5,0000 0,1521 1,7143 0,0226 2,9388 5,1076.10 -4 0,0387 7 8,0000 0,1942 4,7143 0,0647 22,2246 4,1861.10 -3 0,3050 Σ 23 0,9067 0,0001 0,0002 43,4284 8,0739.10 -3 0,5918 Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi dapat diturunkan dari persamaan garis : Selanjutnya harga slope dapat ditentukan dengan menggunakan metode Least Square sebagai berikut : Dengan mensubstitusikan harga-harga yang tercantum pada tabel 4.13 pada persamaan diatas maka diperoleh : Universitas Sumatera Utara Maka diperoleh persamaan garis :

4.2.3.2 Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut : Maka koefisien korelasi untuk Kalsium adalah :

4.2.3.3 Penentuan Konsentrasi

Untuk menghitung konsentrasi dari ion Kalsium, maka diambil salah satu data hasil pengukuran absorbansi rata-rata ion Kalsium dari sampel air pada minggu tertentu. Data dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.22. Data absorbansi ion kalsium dalam sampel air minum kemasan galon isi ulang yang air bakunya didistribusikan dengan tangki pengangkut air minum pegunungan Minggu Absorbansi Absorbansi rata-rata A A 1 A 2 A 3 I II III IV 0,1462 0,1553 0,1486 0,1510 0,1466 0,1540 0,1498 0,1508 0,1510 0,1549 0,1519 0,1512 0,1479 0,1547 0,1501 0,1510 Tabel 4.23. Data absorbansi ion kalsium dalam sampel air minum kemasan galon isi ulang yang airnya berasal dari sumur bor Minggu Absorbansi Absorbansi rata-rata A A 1 A 2 A 3 I II III IV 0,1824 0,1785 0,1799 0,1800 0,1821 0,1781 0,1807 0,1800 0,1821 0,1792 0,1808 0,1806 0,1822 0,1786 0,1805 0,1802 Tabel 4.24. Data absorbansi ion kalsium dalam sampel air minum kemasan galon dari agen resmi Minggu Absorbansi Absorbansi rata-rata A A 1 A 2 A 3 I II III IV 0,1680 0,1554 0,1578 0,1582 0,1680 0,1558 0,1577 0,1591 0,1684 0,1540 0,1573 0,1581 0,1681 0,1551 0,1576 0,1585 Universitas Sumatera Utara Konsentrasi ion Kalsium untuk sampel air kemasan galon isi ulang yang air bakunya didistribusikan dengan tangki pengangkut air minum pegunungan dapat dihitung dengan mensubstitusikan nilai Y absorbansi rata-rata dari pengukuran absorbansi ion Kalsium tersebut kedalam persamaan : Y = 0,0136 x + 0,0848 Maka diperoleh : X 1 = 4,6397 X 2 = 5,1397 X 3 = 4,8015 X 4 = 4,8676 X 1 = 4,6397 X 1 – X 2 = 0,0495 X 2 = 5,1397 X 2 – X 2 = 0,0771 X 3 = 4,8015 X 3 – X 2 = 3,6724.10 -3 X 4 = 4,8676 X 4 – X 2 = 0,3025.10 -4 X = 4,8621 ΣXi – X 2 = 0,1303 Konsentrasi dinyatakan dalam bentuk : X ± d mgL dimana d = tP.dkSx Dari daftar t student untuk n = 4, dengan derajat kebebasan dk = n -1 = 4 -1 = 3. Untuk derajat kepercayaan 95 dengan P = 0,05 nilai t = 3,18, maka : d = tP.dkSx d = 3,180,05.30,1042 d = 0,0497 Universitas Sumatera Utara Dengan demikian konsentrasi Kalsium dapat ditulis : 4,8621 ± 0,0497 mgL Dengan cara yang sama dapat ditentukan konsentrasi Kalsium dalam sampel air . Data dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.25. Data absorbansi dan konsentrasi rata-rata ion Kalsium dalam sampel air minum kemasan galon isi ulang yang air bakunya didistribusikan dengan tangki pengangkut air minum pegunungan Absorbansi tiap minggu Konsentrasi C mgL I II III IV A 0,1479 0,1547 0,1501 0,1510 0,1509 4,8621 ± 0,0497 Tabel 4.26. Data absorbansi dan konsentrasi rata-rata ion Kalsium dalam sampel air minum kemasan galon isi ulang yang airnya berasal dari sumur bor Absorbansi tiap minggu Konsentrasi C mgL I II III IV A 0,1822 0,1786 0,1805 0,1802 0,1804 7,0276 ± 0,0259 Tabel 4.27. Data absorbansi dan konsentrasi rata-rata ion Kalsium dalam sampel air minum kemasan galon dari agen resmi Absorbansi tiap minggu Konsentrasi C mgL I II III IV A 0,1681 0,1551 0,1576 0,1585 0,1598 5,5147 ± 0,1004 Universitas Sumatera Utara

4.3 Pembahasan

Air minum merupakan salah satu kebutuhan utama makhluk hidup dan seharusnya tidak mengandung zat kimia yang dapat mengakibatkan gangguan pada fungsional tubuh. Dalam air minum diperlukan suatu standar sebagai petunjuk tentang konsentrasi berbagai parameter yang sebaiknya diperbolehkan ada didalam air minum. Seringkali dilakukan pengolahan air untuk memenuhi standar air minum. Karena air minum sangat dibutuhkan, memotivasi munculnya berbagai usaha air minum baik air minum dalam kemasan maupun air minum isi ulang. Air minum dalam kemasan dari perusahaan air minum dalam kemasan PAMDK umumnya telah mendapat rekomendasi dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan BPOM. Untuk memenuhi kebutuhan air baku di Depot air minum isi ulang AMIU air pegunungan, air baku didistribusikan melalui pengusaha pengangkutan air minum pegunungan yang memiliki peluang terkontaminasinya air baku selama dalam perjalanan dengan tangki pengangkutnya, serta tidak tertutup kemungkinan pula dengan semua bahan logam yang ada pada alat pengolahan air di Depot AMIU. Informasi yang jelas terutama tentang memenuhi syaratnya air minum AMIU tersebut akan menambah kenyamanan masyarakat untuk mengkonsumsinyaKacaribu, 2008. Penelitian ini dilakukan dengan mengukur konsentrasi ion besi, kadmium dan kalsium dalam air minum kemasan galon dan air minum kemasan galon isi ulang yang airnya berasal dari pegunungan dan sumur bor. Sampel dianalisa setiap minggu berturut- turut selama satu bulan. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa sampel air minum kemasan galon isi ulang yang airnya berasal dari pegunungan diperoleh konsentrasi rata-rata untuk besi adalah 0,0688 mgL, untuk kadmium adalah 0,00191 mgL dan untuk kalsium adalah 4,8621. Universitas Sumatera Utara Sampel air minum kemasan galon isi ulang yang airnya berasal dari sumur bor diperoleh konsentrasi rata-rata untuk besi adalah 0,0599 mgL, untuk kadmium 0,00079 mgL dan untuk kalsium adalah 7,0276 mgL. Dan untuk sampel air minum kemasan galon yang berasal dari agen resmi diperoleh konsentrasi rata-rata untuk besi adalah 0,0591 mgL, untuk kadmium adalah 0,00185 mgL dan untuk kalsium adalah 5,5147 mgL. Dari hasil pembahasan diatas dapat diketahui bahwa air minum kemasan galon dari agen resmi dan air minum kemasan galon isi ulang yang airnya berasal dari pegunungan dan dari sumur bor, masih memenuhi persyaratan kualitas air minum menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 907 tahun 2002. Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan