❏ Roswita Silalahi
Metafora dalam Bahasa Batak Toba
LOGAT
JURNAL ILMIAH BAHASA DAN SASTRA Volume I No. 2 Oktober Tahun 2005
METAFORA DALAM BAHASA BATAK TOBA
Roswita Silalahi
Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara
Abstract
Metaphor is widely used in everyday life: in conversations, newspapers, magazines, songs, pamphlets advertisements, so that some people say that language are metaphoric. In
semantic cognitive approach, the meaning of language is associated with mental issue, metaphor considered to be an important matter in categorizing world and human thinking
process, as a tool to conceptualize abstract experience domain to concrete one. In Batak Toba language, found various metaphors with X is Y, or X as Y structurepattern;
conceptual metaphor covers orientation, ontological, metaphor, and inference. Key words: metaphor, cognitive approach, inference
1. PENDAHULUAN
Secara klasik, metafora hanya dilihat sebagai persoalan bahasa semata-mata, yang berfungsi
untuk memperindah atau memperhalus bahasa sehari-hari, sebagai alat retorika untuk
memperoleh pengaruh yang diinginkan yang merupakan bagian dari bahasa figuratif. Pembicara
akan menggunakan suatu ekspresi figuratif ketika dirasakannya tidak ada bahasa literal yang mampu
menghasilkan efek yang sama atau tidak ada bahasa literal yang sepadan dengan bahasa
figuratif untuk menyampaikan makna yang diinginkannya sehingga memperoleh respons yang
sama; dalam hal ini pembicara akan menggunakan metafora. Konsep ini dianut dan dilanjutkan oleh
teori semantik literal yang memandang metafora dan metonimi sebagai suatu pelarian dari
penggunaan bahasa literal, sebagai bentuk yang anomali, yang akhirnya membedakan jenis makna
ke dalam makna bahasa dan makna penutur.
Pada tulisan ini, metafora dipandang berbeda dengan paradigma klasik. Pendekatan
yang dianut adalah pendekatan semantik kognitif, yang menganggap bahwa makna bahasa
merupakan bagian dari persoalan mental. Metafora dianggap unsur penting dalam pengkategorisasian
duniawi dan proses berpikir manusia, yaitu sebagai gejala yang merembesi bahasa dan pikiran.
Metafora dianggap sebagai jenis konseptualisasi pengalaman manusia, yang tidak pernah luput dari
setiap penggunaan bahasa alamiah. Metafora tidak dipahami sebagai pelanggaran penutur terhadap
kaidah kompetensi bahasa, Sebaliknya, paradigma kognitif melihat metafora sebagai alat untuk
mengkonseptualisasikan ranah-ranah pengalaman yang abstrak dan tidak teraba ke dalam ranah yang
kongkret dan akrab. Selain itu metafora merupakan jenis konseptualisasi pengalamanan manusia, yang
tidak pernah luput dari setiap penggunaan bahasa alamiah Taylor 1989 dalam Siregar 2004:164.
Menentukan hubungan makna harfiah dan tak-harfiah menjadi pokok bahasan utama dalam
pengkajian metafora. Kajian tentang metafora yang telah dilakukan secara intensif belum banyak
dilakukan dalam bahasa daerah. Kajian yang telah dilakukan tentang bahasa daerah biasanya masih
terbatas pada aspek-aspek yang lebih umum seperti tipe-tipe makna, sinonim, antonim, ketaksaan
makna, dan lain-lain, sedangkan elaborasi tentang satu aspek tertentu masih langka. Itulah sebabnya
penelitian tentang hubungan makna literal dan makna konteks perlu terus dilakukan dan pada
kesempatan ini tulisan terfokus pada bahasa Batak Toba.
Pembinaan dan pengembangan bahasa- bahasa daerah sangat penting karena di samping
sebagai pemerkaya kebudayaan nasional, nilai- nilai kebudayaan tradisional juga diungkapkan di
dalam bahasa-bahasa daerah. Konsep kebudayaan tradisional hanya dapat dimengerti melalui
ungkapan bahasa daerah masyarakatnya Sibarani 2003:1. Karenanya, bahasa daerah harus tetap
dipelihara, dibina agar tetap dapat berkembang. Tambahan pula, Pasal 36 Bab XV, Undang-
Undang Dasar 1945 jelas mengatakan bahwa bahasa-bahasa daerah itu akan tetap dihormati dan
dipelihara. Salah satu upaya melestarikan eksistensi bahasa-bahasa daerah itu adalah dengan
cara melakukan kajian tentang bahasa-bahasa tersebut. Kajian yang simultan tentang bahasa-
bahasa daerah itu dapat menyebarluaskan informasi tentang bahasa-bahasa daerah tersebut
ke berbagai komunitas di dunia. Dengan berkembangnya bahasa-bahasa daerah, maka
budaya etnis penutur tersebut akan dikenal dan kemungkinan pengkajian serta pengembangan
❏ Roswita Silalahi
Metafora dalam Bahasa Batak Toba
LOGAT
JURNAL ILMIAH BAHASA DAN SASTRA Volume I No. 2 Oktober Tahun 2005
budaya masyarakat penutur bahasa tersebut akan lebih cepat dilakukan.
Bahasa Batak Toba selanjutnya disingkat BBT dalam tulisan ini adalah bahasa yang
digunakan masyarakat terutama yang tinggal di Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Toba
Samosir, Provinsi Sumatera Utara dan sesama suku Batak Toba yang tinggal di daerah lain. Tidak
dapat disangkal bahwa sering terjadi kendala- kendala makna di dalam penggunaan bahasa ini
sebagai alat komunikasi, terutama ketika bahasa tersebut digunakan oleh generasi muda. Oleh
karena itu, perlu terus diadakan penelitian semantik dan pragmatik BBT, terutama masalah
metafora. Penelitian ini dilakukan berdasarkan teori dari para pakar semantik, yaitu Lakoff,
Johnson, Eynon, Croft, Beardsley, dan Siregar.
2. METAFORA KONSEPTUAL