Pengakuan segera adalah juga tepat ketika keuntungan masa datang sangat tidak pasti. Contoh : biaya riset dan pengembangan.
3. Laporan Laba Rugi
4. Defenisi Laporan Laba Rugi
Salah satu tujuan pokok dari setiap perusahaan adalah untuk mendulang laba. Angka laba atau rudi suatu perusahaan merupakan informasi penting yang
dicantumkan dalam laporan laba-rugi. Menurut Sofyan Syafri 2001 : 223 laporan laba-rugi adalah penjelasan lengkap dan lebih rinci tentang penghitungan
laba-rugi. Laporan laba-rugi melaporkan seluruh hasil dan biaya untuk mendapatkan hasil, dan laba rugi perusahaan selama suatu periode tertentu.
Laba seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja perusahaan atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan investasi return on investment atau
penghasilan per saham earnings per share. Kieso 2001 : 50 mengemukakan bahwa “laporan laba rugi income statement, yang sering disebut dengan
statement of income atau statement of earnings, adalah laporan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan selama periode tertentu”.
Keberhasilan tersebut diukur dengan kemampuan mengahasilkan laba yaitu selisih antara semua pengahasilan dan semua biaya yang diperkirakan telah
mendatangkan pengahasilan tersebut Suwardjono, 2003 : 81. Laporan laba-rugi melaporkan profitabilitas organisasi bisnis selama periode tertentu dan
menujukkan perubahan-perubahan dalam ekuitas pemilik yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan perusahaan Henry, 2000 : 22.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Hongren 1997 : 22 laporan laba-rugi adalah “suatu ikhtisar pendapatan dan pengeluaranbeban dari suatu entitas pada suatu jangka waktu
tertentu”. Laporan laba rugi melaporkan pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu berdasarkan konsep perbandingan matching concept. Konsep ini
diterapkan dengan “menandingkan” beban dengan pendapatan yang dihasilkan selama periode terjadinya beban tersebut Niswonger, 1999 : 18.
5. Tujuan Laporan Laba Rugi
Akuntansi lahir dengan maksud tertentu yaitu untuk memberikan jasa kepada penggunanya berupa informasi keuangan yang dibutuhkan untuk proses
pengambilan keputusan Sofyan Syafri, 2001 : 123. Informasi keuangan tersebut didapatkan dari laporan keuangan. Menurut IAI 2002 : 1.2 tujuan laporan
keuangan dijelaskan “untuk menyediuakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi”. Kinerja perusahaan dapat ditentukan melalui laporan laba-rugi
perusahaan yang merupakan salah satu komponen laporan laba-rugi keuangan tersebut.
Tujuan laporan laba-rugi mencakup pemaparan informasi yang berfaedah yang berkaitan dengan imbalan investasi, resiko, fleksibilitas keuangan dan
kapabilitas operasi Henry S., 2000 : 23. Menurut Tuanakotta 1999 : 110, tujuan utama pelaporan income, adalah “untuk memberikan informasi kepada
mereka yang menaruh minat terhadap laporan keuangan”. Eldon Hendrikson mengemukakan 2000 : 150
Universitas Sumatera Utara
Salah satu tujuan dasar yang dianggap penting untuk semua pemakai laporan keuangan adalah kebutuhan guna membedakan, antara modal yang
diinvestasikan dan laba sebagai bagian dari proses akuntansi deskriptif. Tujuan yang lebih khusus meliputi penggunaan pengukuran atas efesiensi
manajeman, penggunaan angka laba historis untuk membantu meramal usaha dan distribusi di masa yang akan datang, dan penggunaan laba
sebagai pengukuran keberhasilan dan sebagai pedoman pengambilan keputusan manajerial di masa yang akan datang.
Dengan informasi yang dihasilkan para pemakai laporan akan menggunakannya untuk meramalkan, membandingkan dan manilai dampak
keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis yang diambilnya Sofyan Syafri, 2001 : 132. Dalam definisi yang diberikan Henry Simamora, dipaparkan empat
informasi yang terdapat dalam tujuan laporan laba rugi, yakni : 1.
Imbalan investasi return on investement, adalah ukuran dari keseluruhan kinerja perusahaan.
2. Resiko risk, adalah ketidakpastian hasil-hasil dimasa mendatang
dari perusahaan. 3.
Fleksibilitas keuangan financial flexibility, adalah kapabilitas sebuah perusahaan untuk menyesuaikan diri terhadap kebutuhan-
kebutuhan dan peluang-peluang tak terduga. 4.
Kapabilitas operasi operation capability, adalah kemampuan perusahaan untuk mempertahankan tingkat fisik operasi yang ada.
6. Komponen Laporan Laba Rugi
Ikatan Akuntan Indonesia IAI di dalam Standar Akuntansi Keuangan 2002 : 1.14, menyatakan “laporan laba-rugi perusahaan disajikan sedemikian
rupa yang menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi
Universitas Sumatera Utara
penyajian secara wajar”. Laporan labar rugi yang baik minimal harus mencakup pos-pos berikut :
a. Pendapatan
b. Laba rugi perusahaan
c. Beban pinjaman
d. Bagian dari laba atau rugi perusahaan efiliasi dan asosiasi yang
diperlukan menggunakan metode ekuitas. e.
Beban pajak f.
Laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan g.
Pos luar biasa h.
Hak minoritas, dan i.
Laba atau rugi bersih untuk periode berjalan. Pos, judul dan sub-jumlah lainnya disajikan dalam laporan laba-rugi
apabila diwajibkan oleh Pertanyaan Standar Akuntansi Keuangan atau apabila penyajian tersebut di perlukan untuk menyajikan kinerja keuangan perusahaan
secara wajar. Menurut Harnanto 2002 : 97, elemen-elemen di dalam laporan laba-rugi
disajikan dalam dua komponen, yaitu : 1 komponen laba-rugi operasional berlanjut continuing component atau operating componen dan 2 komponen
laba rugi nonoperasional nonoperating component. Komponen operasi berlanjut meliputi semua pendapatan dan beban serta untung dan rugi yang berasal dari
ongoing operatins atau transaksi-transaksi terkait dengan usaha pokok dan di luar
Universitas Sumatera Utara
usaha pokok perusahaan. Sedangkan komponen laba-rugi, non-operating timbul atau berasal dari transaksi yang tidak biasa terjadi atau luar biasa.
Elemen-elemen yang termasuk dalam komponen laba-rugi operasional berlanjut adalah :
1. Penjualan Neto
Retur dan pengurangan harta dan diskon penjualan harus dikurangi dari penjualan kotor agar pendapatan neto dari penjualan dapat
diketahui. Di dalam total ini tidak boleh dimasukkan penambahan rekeningfaktor tagihan untuk pajak penjualan atau PPN dan pajak
cukai yang akan dipungut perusahaan atas nama pemerintah Smith, 1989 : 123. Tagihan kepada pelanggan berupa pajak penjualan dan
pajak cukai diakui sebagai kewajiban dan utang lancar. 2.
Harga Pokok Penjualan Elemen ini merupakan biaya yang paling signifikan di dalam laporan
laba-rugi. Harga pokk penjualan terdiri dari total perseduaan awal ditambah dengan pembelian bersih dan semua pembelian lain,
pengangkutan, dan biaya simpan yang berhubungan dengan akuisisi barang dikurang dengan persediaan akhir dari biaya barang yang
tersedia Skousen, 2001 : 217. 3.
Beban Usaha Beban usaha beban operasi menurut Henry adalah “beban-beban
berkala lazim dikeluarkan perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan”. Beban ini umumnya diklasifikasikan berdasarkan
Universitas Sumatera Utara
kategori fungsional, yaitu beban penjualan selling expense dan beban umum dan administrasi general and administrative. Yang termasuk
kategori beban penjualan antara lain adalah gaji dan komisi penjualan, promosi, penyusutan peralatan untuk kegiatan penjualan, biaya angkut,
dan sebagainya. Sedangkan yang teramsuk kategori beban umum dan administrasi, antara lain : gaji eksekutif dan karyawan administrasi dan
umum, supplies kantor, pemeliharaan bangunan dan peralatan kantor, biaya pos dan pengiriman, biaya utilitas, lisensi dan sebagainya.
4. Pendapatan dan Keuntungan di Luar Usaha
Bagian ini biasanya mencakup pos-pos yang diidentifikasikan dengan aktivitas periferal kegiatan sampingan perusahaan. Contoh-
contohnya adalah pendapatan dari aktivitas keuangan, seperti sewa, bunga, deviden, dan keuntungan dari penjualan aktiva seperti peralatan
dan investasi. Smith, 1989 : 133. 5.
Beban dan Kerugian di Luar Usaha Bagian ini paralel dengan pendapatan dan keuntungan di luar usaha,
tapi hasilnya justru mengurangi laba operasi, bukan menambah. Contohnya adalah beban bunga, amortisasi, diskon obligasi, dan
kerugian penjualan aktiva Smith, 1989 : 133. 6.
Pajak Penghasilan Pajak penghasilan merupakan total beban pajak penghasilan selama
periode terentu. Apabila dalam periode tersebut tidak ada dilaporkan pos luar biasa Extraordinary item. Sedang apabila dalam periode
Universitas Sumatera Utara
yang dilaporkan ada pos luar biasa maka total pajak harus dialokasikan diantara berbagai macam komponen pengahasilan Skousen dkk, 2001
: 221. Komponen laba-rugi non-operasional seperti telah dikemukakan di atas
dapat dibedakan ke dalam tuga sub-kategori, yaitu : 1.
Laba-Rugi Penutupan Operasi yang dihentikan Berhubungan dengan sesuatuhal, sebuah perusahaan bisa jadi terpaksa
tidak lagi dapat mengelak harus menghentikan operasi dari salah satu segmen bisnisnya. Menurut APB Opinion No. 30 mendefinisikan
istilah major segmen sebagai lini bisnis atau kelompok pelanggan yang penting. Apabila perusahaan menghentikan operasi suatu segmen
usahanya, semua elemen yang bersangkutan dengan operasi yang dihentikan harus diidentifikasikan dan dipisahkan dari operasi
berlanjut agar di masa depan tetap dapat diperbandingkan. Operasi dihentikan apabila,
i. Segala tidak menguntung lagi
ii. Segmen terletak pada daerah terisolasi
iii. Tidak sesuai untuk perencanaan jangka panjang perusahaan
iv. Memerlukan dana untuk mengurangi hutang jangka panjang
v. Manajemen khawatir dengan pengambil-alihan perusahaan oleh
investor baru yang ingin mengendalikan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
2. Pos-Pos Luar Biasa
APB statemen mendefinisikan pos-pos luar biasa sebagai kejadian atau transaksi yang mempengaruhi secara materil yang tidak diperkirakan
terjadi berulang kali dan tidak dianggap merupakan hal yang berulang dalam proses operasi yang biasa dari suatu perusahaan Sofyan S, 2001
: 231. Menurut Opinion APB No. 30, suatu pos luar biasa harus memiliki tingkat admoralitas yang tinggi dan jelas tidak berkaitan
dengan, atau hanya berkaitan secara insidental dengan, aktivitas yang umum dan biasa dari entitas bersangkutan dan menurut perkiraan yang
wajar tidak akan berulang di masa dekat Smith, 1989 : 137. Pos luar biasa disajikan di dalam laporan laba-rugi secara terpisah dari
komponen laba-rugi operasi berlanjut, dalam jumlah neto setelah dikurangi beban pajak pengahasilan yang terkait Hananto, 2002 :
104. 3.
Perubahan Prinsip Akuntansi Konsistensi merupakan suatu hal yang penting dalam penerapan
prinsip-prinsip akuntansi, namun ada beberapa kondisi yang dapat membenarkan perubahan dari prinsip yang satu kepada prinsip yang
lain. Misalnya jika bada perumus standar mengeluarkan
pengumuman baru yang mengharuskan perubahan prinsip. Apabila perumusan ini diputuskan untuk diterapkan pada operasi masa lalu,
maka diperlukan ayat jurnal dalam tahun berjalan guna menyesuaikan laporan tersebut. APB telah mengakui dua cara untuk menyesuaikan
Universitas Sumatera Utara
laporan berjalan : 1 sebagai penyesuaian terhadap laba bersih untuk periode terjadinya perubahan, atau 2 sebagai penyesuaian terhadap
saldo awal laba yang ditahan. Masing-masing itu harus bersih dari pengaruh pajak penghasilan Harnanto, 2002 : 104.
7. Penyajian Laporan Laba Rugi
Penyajian laporan laba-rugi diharapkan menyampaikan informasi sebagaimana mestinya sehingga dapat bermanfaat dalam pengambilan keputusan
pihak eksternal. Dalam menyajikan laporan laba rugi dikenal dua istilah, yaitu : current operating income dan all inclusive income Sofyan Safri, 2001 : 229.
Perbedaan ini timbul akibat perbedaan pendapat mengenai apakah suatu pos disajikan dalam laporan laba-rugi atau dalam laporan laba ditahan.
1. Currnet Operating Income
Menurut Tuankotta 2000 : 133 konsep ini memberi penekanan pada istilah current dan opeating Income hanya akan mencerminkan perubahan-
perubahan nilai dan peristiwa-peristiwa yang dapat dikendalikan oleh manajemen; hal-hal ini merupakan hasil dari keputusan dalam current periode. Segi yang
kedua dari konsep ini adalah perubahan-perubahan yang dianggap relevan hanyalah perubahan yang berasal dari kegiatan normal perusahaan normal
operating, sedangkan pos yang berasal dari kegiatan yang tidak biasa dicantumkan saja dalam laba ditahan. Sehingga laba di bottom line adalah laba
normal. Hasil ini dianggap dapat menujukkan efesiensi daripada manajemen. Seperti yang terlihat pada contoh berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Laporan Laba Rugi PT. XYZ
31 Desember 2003 Pendapatan dan Beban Operasional
Pendapatan Operasional Pendapatan Jasa
Beban Operasional Beban gaji
Beban Iklan Beban Penyusutan
Beban Asuransi Beban Lain – Lain
Rp. 2.250.000 1.100.000
900.000 300.000
Rp. 7.500.000
200.000 Total Beban Operasional
Rp. 5.000.000
Laba Operasional Rp. 2.500.000
Pendapatan dan Beban Operasional Lainnya
Pendapatan Operasional Lainnya Pendapatan Sewa
Pendapatan Bunga
Total Pendapatan Operasional Lainnya
Beban Operasional Lainnya Kerugian Penjualan Aktiva
Beban Bunga Total Beban Operasional Lainnya
Laba Sebelum Pajak Pajak Penghasilan
Rp. 650.000 150.000
Rp. 350.000 Rp. 800.000
Rp. 450.000
Rp. 2.850.000
Rp. 70.00 100.000
Laba Bersih Rp. 2.780.000
Sumber, Penulis 2009
2. All Incluesive Income
Menurut Tuankotta 2000 : 134 konsep ini mencakup perubahan dalam kepemilikan kecuali mengenai deviden dan capital transaction. Semua komponen
berasal dari kegiatan normal maupun tidak normal atau non-operasional harus disajikan dalam laporan laba rugi perusahaan. Konsep inilah yang dilakukan AAA
American Accounting Assocation dalam penyataannya “Laporan laba-rugi untuk periode tertentu harus menggambarkan semua pengahasilan yang diakui dan
seluruh biaya yang dikeluarkan dan dibebankan tanpa melihat apakah berasal dari
Universitas Sumatera Utara
kegiatan operasi atau tidak”. Sofyan Syafri, 2001 : 230. Tetapi seandainya ada koreksi kesalahan periode masal yang sudah berlalu maka hal ini dilaporkan ke
dalam laporan laba ditahan bukan dilaporan laba-rugi. Seperti yang terlihat pada contoh berikut ini :
Tabel 2.2 Laporan Laba Rugi PT. XYZ
31 Desember 2003 Pendapatan dan Beban Operasional
Pendapatan Operasional Pendapatan Jasa
Beban Operasional Beban gaji
Beban Iklan Beban Penyusutan
Beban Asuransi Beban Lain – Lain
Rp. 2.250.000 1.100.000
900.000 300.000
200.000 Rp. 7.500.000
Total Beban Operasional Rp. 5.000.000
Laba Operasional Rp. 2.500.000
Pendapatan dan Beban Operasional Lainnya
Pendapatan Operasional Lainnya Pendapatan Sewa
Pendapatan Bunga Total Pendapatan Operasional Lainnya
Beban Operasional Lainnya Kerugian Penjualan Aktiva
Beban Bunga Total Beban Operasional Lainnya
Laba dari Operasi Berlanjut Sebelum Pajak Pajak Penghasilan
Rp. 650.000 150.000
Rp. 350.000 Rp. 800.000
100.000 Rp. 450.000
Rp. 2.850.000
Rp. 70.00
Laba dari Operasi Berlanjut Rp. 2.780.000
Laba dari Pos Luar Biasa Pengaruh kumulatif perubahan
Prinsip akuntansi Penurunan Nilai Surat Berharga
Total Laba Dari Pos Luar Biasa Laba Bersih
Rp. 200.000 Rp. 80.000
Rp. 120.000
Rp. 2.900.000
Sumber, Penulis 2009
Universitas Sumatera Utara
Secara tradisional, menurut Skousen dkk 2001 : 51 penghasilan dari kegiatan operasi yang berkesinambungan telah ditampilkan baik dalam bentuk
langkah tunggal single step atau bentuk langkah jamak multiple step form. 1.
Bentuk Langkah Tunggal single step form Dalam laporan rugi bentuk tunggal adalah dimana seluruh pendapatan dan
keuntungan lainnya dilaporkan terlebih dahulu dalam laporan laba rugi yang diikuti oleh semua biaya dan kerugian Skousen, 2001 : 211. Total
pendapatan dan keuntungan ini dikurangkan dengan total beban dan kerugian untuk menghitung laba bersih atau rugi bersih. Menurut Kieso,
2001 : 155 Keunggulan utama format langsung terletak pada kesederhanaan penyajian dan tidak adanya implikasi bahwa suatu jenis
pos pendapatan atau beban lebih diprioritaskan. Seperti yang terlihat pada contoh berikut ini :
Tabel 2.3 Laporan Laba Rugi PT. XYZ
31 Desember 2003
Pendapatan
Pendapatan Jasa Pendapatan Sewa
Pendapatan Bunga Total Pendapatan
Beban
Beban Gaji Beben Perlengkapan
Beban Iklan Beban Penyusutan
Beban Asuransi Beban Lain – Lain
Beban Penjualan Aktiva Beban Bunga
Pajak Penghasilan Total Beban
Laba Bersih
Rp. 7.500.000 650.000
150.000 Rp. 2.250.000
1.100.000 900.000
300.000 250.000
200.000 350.000
100.000 Rp. 8.300.000
70.000 Rp. 5.520.000
Rp. 2.780.000
Sumber, Penulis 2009
Universitas Sumatera Utara
2. Bentuk langkah jamak multiple step form
Beberapa pihak berpendapatan bahwa pencatuman data pendapatan dan beban penting lainnya membuat laporan laba rugi menjadi lebih informatif
dan lebih bermanfaat. Laporan ini memisahkan transaksi operasi dari transaksi nonoperasi, serta membandingkan biaya dan beban dengan
pendapatan yang berhubungan. Format bertahap menampilkan berbagai komponen laba yang digunakan untuk menghitung rasio yang akan
dipakai dalam menilai kinerja perusahaan Keiso, 2001 : 158. Seperti yang terlihat pada contoh berikut ini :
Tabel 2.4 Laporan Laba Rugi PT. XYZ
31 Desember 2003 Pendapatan dan Beban Operasional
Pendapatan Operasional Pendapatan Jasa
Beban Operasional Beban Gaji
Beban Iklan Beban Penyusutan
Beban Asuransi Beban Lain – Lain
Total Beban Operasional
Laba Operasional Pendapatan dan Beban Operasional lainnya
Pendapatan Operasional Lainnya Pendapatan Sewa
Pendapatan Bunga Total Pendapatan Operasional Lainnya
Beban Operasional Lainnya Kerugian Penjualan Aktiva
Beban Bunga Total Beban Operasi Lainnya
Laba Sebelum Pajak Pajak Penghasilan
Laba Bersih
Rp. 2.250.000 1.100.000
900.000 300.000
200.000
Rp. 650.000 150.000
Rp. 350.000 100.000
Rp. 7.500.000
Rp. 5.000.000
Rp.2.500.000
Rp. 800.000
Rp. 450.000
Rp. 2.850.000
Rp. 70.000
Rp. 2.780.000
Sumber, Penulis 2009
Universitas Sumatera Utara
4. Akuntansi Perbankan PSAK No. 31