dengan kegiatan perkreditan dan jangka waktu tertentu diakui pasa saat terjadinya transaksi.
Aktiva produktif PT. Bank Sumut terdiri atas giro pada bank lain, penempatan pada bank lain, surat-surat berharga, kredit yang diberikan,
penyertaan, serta komitmen dan kontinjensi yang mempunyai resiko pinjaman. Setiap aktiva produktif diatas terdapat resiko tidak tertagih. Perusahaan
melakukan penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva produktif yang tidak tertagih. Penyisihan umum dan khusus atas kerugian aktiva produktif
ini dibentuk berdasarkan penelaahan manajemen terhadap kualitas aktiva produktif dan mempertimbangkan kondisi ekonomi secara umum. Pembentukan
penyisihan kerugian aktiva produktif minimum merujuk pada ketentuan Bank Indonesia tentang Pembentukan Penyisihan Aktiva Produktif.
Perusahaan menghapus-bukukan saldo aktiva produktif pada saat manajemen berpendapat bahwa aktiva tersebut sulit untuk tertagih kembali dan
diperkirakan penyelesaiannya membutuhkan waktu yang relatif lama. Penerimaan kredit yang telah dihapusbukukan dicatat sebagai penambahan penyisihan
penghapusan aktiva produktif selama tahun berjalan. Beban administrasi umum pada Bank Sumut disajikan dalam pos
tersendiri dan merupakan bagian dari beban operasional. Beban ini telah dirinci berdasarkan jenis bebannya.
4. Penyajian Laporan Laba Rugi
Penyajian laporan laba-rugi PT. Bank Sumut Medan dilakukan secara komparatif yaitu pada tahun 2002 dan 2003. Dengan penyajian laporan laba-rugi
secara komparatif tersebut diharapkan akan dapat memperbandingkan laporan
Universitas Sumatera Utara
laba-rugi dalam dua tahun berturut-turut untuk dapat menilaimengidentifikasikan kondisi dan kinerja bank.
Konsep yang digunakan PT. Bank Sumut dalam penyajian laporan laba rugi ini adalah metode current operating income yaitu metode yang menyatakan
bahwa dalam laporan laba-rugi hanya mencerminkan perubahan-perubahan yang dapat dikembalikan manajemen dan yang berasal dari kegiatan normal
perusahaan, sedangkan pos yang berasal dari kegiatan yang tidak biasa dicantumkan dalam laporan laba ditahan.
Bentuk penyajian laporan laba-rugi perusahaan adalah bentuk jamak multiple step yang memisahkan transaksi operasional dengan transaksi non-
operasional. Penyusunan laporan laba-rugi perusahaan dilakukan dalam bentuk staffel yaitu diurutkan ke bawah.
Untuk lebih jelasnya laporan laba-rugi PT. Bank Sumut dapat dilihat pada lampiran hal 66 sampai hal 69.
B. Analisis Hasil Penelitian
Berdasarkan uraian teoritis yang telah dibahas pada bab II tentang laporan laba-rugi PT. Bank Sumut Medan, maka pada bab ini penulis mencoba untuk
menganalsis PT. Bank Sumut dengan berpedoman pada Standart Akuntansi Keuangan No. 31 tentang akuntansi perbankan.
1. Pengakuan Pendapatan
Pendapatan Utama PT. Bank Sumut adalah pendapatan bunga dari dana yang telah disalurkan. Pendapatan ini telah diakui secara akrual, terkecuali terhadap
pendapatan bunga dari aktiva produktif yang non-performing. Pendapatan bunga
Universitas Sumatera Utara
dari aktiva produktif yang no-performing ini diakui pada saat pendapatan tersebut telah diterima cash basis. Pendapatan bunga ini dicatat sebagai peristiwa
kontinjensi oleh perusahaan. Apabila telah menerima kredit diragukan dan macet, maka terlebih dahulu dibukukan untuk menutupi pokok kredit dan kelebihannya
diperhitungkan untuk menutup tunggakan bunga. Pengakuan pendapatan bunga seperti ini telah sesuai dengan SAK No. 31 yang telah ditetapkan oleh ikatan
Akuntansi Indonesia. PSAK No. 31 menyatakan bahwa setiap pendapatan selain bunga yang
berhubungan dengan waktu diakui selama jangka waktu tersebut ditangguhkan dan pendapatan yang tidak berhubungan dengan waktu diakui pada saat terjadinya
transaksi tersebut. Perusahaan telah mengakui provisi dan komisi yang tidak berhubungan dengan waktu dengan tidak ditangguhkan. Tetapi provisi dan komisi
yang berhubungan dengan waktu terdapat perlakuan akuntansi yang berbeda antara yang material diatas Rp. 25.000.000 dan yang tidak material dibawah
Rp. 25.000.000. Provisi dan komisi berhubungan dengan waktu yang material diakui dengan ditangguhkan dan diamortisasi secara sistematis selama jangka
waktu tersebut, sedangkan terhadap komisi dan provisi yang tidak material diperlakukan dengan tidak ditangguhkan. Dalam hal ini perusahaan mengikuti
standar yang telah ditetapkan pada Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia yangn menyatakan bahwa pelaksanaan penangguhan amortisasi terhadap komisi
dan provisi yang berhubungan dengan waktu dilakukan berdasarkan asas materialitas yang telah ditetapkan oleh masing-masing bank.
Pendapatan perusahaan dari jasa-jasa lainnya yang berhubungan dengan waktu antara lain adalah pendapatan komisi dan provosi dari jasa bank garansi,
Universitas Sumatera Utara
penyewaan kantor dan sebagainya. Safe deposit box juga termasuk kegiatan yang berhubungan dengan waktu namun karena nilai transaksi berada dibawah Rp.
25.000.000, maka diakui pada saat terjadinya. Dengan demikian secara umum perusahaan telah mengakui pendapatan bank
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan No. 31 terkecuali terhadap pendapatan provisi dan komisi yang berkaitan dengan waktu dalam tramsaksi
material.
2. Pengakuan Beban