5. Dekok Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama
≥30°C dan temperatur sampai titik didih air. Depkes, 2000
2.4. Kromatografi
Kromatografi didefenisikan sebagai pemisahan campuran dua atau lebih senyawa yang berbeda dengan distribusi antara dua fase, yaitu fase diam dan fase
gerak Pavia,et al, 1988. Fase gerak dapat berupa zat cair atau gas dan ada 4 macam sistem kromatografi Sastrohamidjojo, 1991, yaitu:
1. Fase garak zat cair-fase diam padat kromatografi serapan - Kromatografi Lapis Tipis
2. Fase gerak gas-fase diam padat - Kromatografi gas padat
3. Fase cair-fase diam cair kromatografi partisi - Kromatografi Kertas
4. Fase gerak gas-fase diam cair - Kromatografi gas cair
2.4.1. Kromatografi Lapis Tipis
Kromatografi Lapis Tipis adalah pemisahan memakai fase gerak cair yang bergerak karena gaya kapiler melalui fase diam padat yang disaputkan pada
permukaan penyangga datar dengan ketebalan seragam. Gritter, 1991 Kromatografi Lapis tipis sangat berharga untuk menentukan secara kuantitatif dari
kemurnian dalam jumlah kecil, teknik ini mudah dilakukan, efektif gan peralatannya tidak mahal, sehingga sering digunakan untuk menguji tanaman
obat. Spesifikasi berikut harus merupakan ketetapan;
Universitas Sumatera Utara
a. tipe penjerap dan metode pengaktivan; jika tidak dinyatakan lain, dipanaskan pada suhu 110 ºC selama 30 menit
b. metode persiapan dan konsentrasi dari sampel dan petunjuk pelarut c. volume larutan ditempatkan diatas plat
d. fase gerak, temperatur dan waktu pengembwngan; jarak dari perpindahan fase gerak.
e. Metode pengeringan dan temperatur yang digunakan dan cara mendeteksi WHO Geneva, 1979
Kromatografi lapis tipis merupakan kromatografi serapan dimana fase diam berupa zat padat yang disebut adsorbent penyerap berupa lapisan tipis dan
fase gerak berupa zat cair yang disebut larutan pengembang. KLT dapat dipakai untuk dua tujuan, yaitu Gritter,1991:
1 sebagai metode untuk mendapatkan hasil kualitatif, kuantitatif dan preparatif.
2 Dipakai untuk mengetahui sistem pelarut yang akan dipakai dalam kromatografi kolom.
Fase diam penyerap dapat dibagi dua, jenis polar dan non polar. Penyerap polar meliputi berbagai oksida organik seperti silika, alumina, magnesia,
magnesia silikat. Penyerap non polar yang biasa digunakan adalah arang. Fasa cocok fasa gerak, pemisahan terjadi selama pengembangan. Selanjutnya
senyawayang tidak berwarna harus ditempatkan dideteksi Gritter, 1991 Pada KLT yang penting diperhatikan dari penyerapannya adalah ukuran
partikel dan homogenitasnya. Ukuran partikel yang biasa digunakan adalah 1-25 mikron. Partikel yang butirannya sangat kasar tidak akan memberikan hasil yang
Universitas Sumatera Utara
memuaskan dan salah satu alasan untuk menaikkan hasil pemisahan adalah menggunakan penyerap yang butirannya halus. Beberapa contoh penyerap yang
biasa digunakan untuk pemisahan dalam KLT adalah silika gel, alumina, selulosa, dan pati Sastrohamidjo, 1990.
Pada umumnya dipakai larutan 0,1-1 . Pelarut yang terbaik untuk melarutkan campuran adalah pelarut yang bertitik didih antara 50-100°C karena
pelarut yang demikian mudah menguap dari lapisan Gritter, 1991. Dalam mengidentifikasi noda-noda dalam kromatografi digunakan harga
Rf yang didefenisikan sebagai berikut Sastrohamidjojo,1990: Rf = jarak yang ditempuh oleh senyawa dari titik penotolan
Jarak yang ditempuh oleh pelarut dari titik penotolan Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga Rf Sastrohamidjojo, 1990:
1. Struktur kimia 2. sifat dari penyerap
3. tebal dan kerataan dari lapisan penyerap 4. pelarut dan derajat kemurniannya
5. derajat kejenuhan bejana pengembang 6. teknik percobaan
7. jumlah cuplikan yang digunakan 8. suhu
9. kesetimbangan
2.5. Spektrofotometri Ultraviolet UV