29
menghubungkan produksi teks itu dengan praktik sosiokultural di mana suatu media tersebut berada Eriyanto, 2001:326-327.
a. Analisis Teks
Analsis teks merupakan tahap pertama dalam analisis data pada metode analisis wacana kritis dengan model Fairclough ini. Analisis teks
berupa analisis dialog percakapan objek penelitian secara deskriptif dan terperinci sesuai dengan unsur analisis teks yaitu representasi, relasi,
identitas dan intertekstualitas. Unsur-unsur analisis teks tersebut digunakan untuk menemukan makna teks sebenarnya dan mengungkap
kaitannya dengan setiap unsur. Karena sebuah teks bukan hanya menampilkan bagaimana suatu objek digambarkan tetapi juga
bagaimana hubungan antarobjek didefinisikan. Eriyanto 2001: 289 menjelaskan analisis teks dengan tabel sebagai berikut:
Tabel 1.1 Unsur-Unsur untuk Menguraikan Teks
Unsur Yang Ingin Dilihat
Representasi Dalam anak kalimat
Dalam kombinasi anak kalimat
Dalam rangkaian antar kalimat
Bagaimana peristiwa, orang, kelompok, situasi, keadaan, atau
apa pun
ditampilkan dan
digambarkan dalam teks. Relasi
Bagaimana hubungan antara wartawan,
khalayak, dan
partisipan berita ditampilkan dan digambarkan dalam teks.
Identitas Bagaimana identitas wartawan,
khalayak media, dan partisipan publik
ditampilkan dan
digambarkan dalam teks. Intertekstualitas
Setiap ungkapan dihubungkan dengan
rantai komunikasi.
Semua pernyataan ungkapan
30
didasarkan oleh ungkapan yang lain, baik eksplisit maupun
implisit. Semua
pernyataan dalam hal ini teks didasarkan
dan mendasari teks lain Sumber: Eriyanto, 2001:289
Eriyanto pun menjelaskan 2001:292-300 unsur representasi dibagi lagi menjadi 3 jenis yaitu dalam anak kalimat, dalam kombinasi
kalimat, dan dalam rangkaian anak kalimat. Dalam anak kalimat representasi dibagi menjadi bentuk tindakan yaitu kalimat yang
mempunyai struktur transitif subjek+verb+objek. Bentuk kedua yaitu bentuk peristiwa memasukkan hanya satu partisipan saja dalam kalimat,
baik subjeknya saja maupun objeknya saja. Bentuk keadaan, menunjuk pada sesuatu yang telah terjadi. Bentuk yang lain adalah proses mental,
menampilkan sesuatu sebagai fenomena, gejala umum, yang membentuk kesadaran khalayak, tanpa menunjuk subjek pelaku, dan korban secara
spesifik. Dalam kombinasi anak kalimat analisis teks dibedakan dengan proposisi penjelas, perpanjangan kontras dan penyebab. Untuk
repesentasi dalam rangkaian kalimat dilihat bagaimana dua kalimat disusun dan dirangkai.
Penjelasan tambahan yang diberikan Eriyanto untuk unsur intertekstualitas, secara umum, dapat dibagi kedalam dua bagian besar
yaitu manifest
intertectuality dan
interdiscursivity. Manifest
intertectuality adalah bentuk intertekstualitas di mana teks yang lain atau suara yang lain itu muncul secara eksplisit dalam teks. Ada beberapa
31
jenis dari intertekstualitas yang manifest, yaitu sebagai berikut Eriyanto, 2010:310-313:
1. Repserentasi wacana, digunakan untuk menunjukkan pada suatu istilah bagaimana peristiwa tersebut dilaporkan.
2. Pengandaian adalah proposisi yang diterima oleh pembuat teks yang siap ditempatkan sebagai sesuatu yang dipandang benar dan
ditempatkan dalam organisasi teks secara keseluruhan. 3. Negasi, kalimat negasi sering kali digunakan untuk tujuan polemic.
4. Ironi, adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan bahwa apa
yang dikatakan
sebetulnya bukan
apa yang
ingin diungkapkannya. Itu hanya dimaksudkan untuk menyindir, atau
untuk tujuan humor, dan sebagainya. 5. Metadiscourse adalah bentuk dari manifest intertectuality di mana
pembuat teks memberikan tingkat yang berbeda ke dalam teks yang dia miliki dan membuat jarak dirinya dengan tingkat teks yang lain.
Menurut Fairclough, dalam Eriyanto, 2001:313 ada beberapa elemen dari interdiskursif ini: genre, tipe aktivitas activity style, style,
dan wacana. Elemen-elemen tersebut dapat dirangking karena satu elemen menjelaskan atau menjabarkan elemen yang lain.
Untuk analisis teks dalam penelitian ini menggunakan dialog percakapan
dari Najwa
dan para
narasumber yang
sudah didokumentasikan kedalam bentuk transkrip terttulis. Sehingga
32
memudahkan peneliti dalam menganalisis kalimat-kalimat yang digunakan sepanjang acara berlangsung.
b. Discourse Practice